Materi Brevet A PPH Op PDF Free
Materi Brevet A PPH Op PDF Free
PAJAK PENGHASILAN
ORANG PRIBADI
• PERATURAN PEMERINTAH
• PERATURAN MENKEU
• PERATURAN DIRJEN PAJAK
2
PAJAK PENGHASILAN (PPh)
Pasal 1
ADALAH
- ORANG PRIBADI
BADAN
SUBJEK PAJAK
ORANG PRIBADI :
- BERTEMPAT TINGGAL / BERADA DI INDONESIA LEBIH
DARI 183 HARI DLM 12 BULAN; ATAU
- DALAM SUATU TAHUN PAJAK BERADA DI INDONESIA
DAN MEMPUNYAI NIAT BERTEMPAT TINGGAL DI
INDONESIA
BADAN
YANG DIDIRIKAN ATAU BERTEMPAT KEDUDUKAN DI
INDONESIA
PENGHASILAN
OBYEK
PAJAK
DIBAYAR Tahun Berjalan =
SENDIRI Kredit Pajak.
Pada akhir tahun
PPh Dihit. kembali
Tidak FINAL
atas seluruh
(Pasal 4 ayat 1) pengghasilan
PEMOTONGAN
setahun.
DIBAYAR
SENDIRI
Th Berjalan =
FINAL Pelunasan Pajak
(Pasal 4 ayat 2)
PEMOTONGAN
2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha
milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan
yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen)
dari jumlah modal yang disetor;
g. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja
maupun pegawai;
Bukan Obyek Pajak
h. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu
yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;
i. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit
penyertaan kontrak investasi kolektif;
j. bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana
selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau
pemberian ijin usaha (th 2009 dihapus)
Bukan Obyek Pajak
k. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura
berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan
pasangan usaha tersebut:
1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan
2. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;
l. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
Beasiswa yang merupakan bukan
obyek PPh
Penghasilan berupa beasiswa yang diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari
Wajib Pajak pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formal dan/atau
pendididikan nonformal yang dilaksanakan di dalam negeri dan/atau di luar negeri
dikecualikan dari objek Pajak Penghasilan.
Pendidikan formal yang dimaksud adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal yang dimaksud adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Ketentuan tsb tidak berlaku apabila penerima beasiswa mempunyai hubungan istimewa
dengan : 1) Pemilik; 2) Komisaris; 3) Direksi; atau 4) Pengurus, dari Wajib Pajak
pemberi beasiswa.
Komponen beasiswa tsb terdiri dari biaya pendidikan yang dibayarkan ke sekolah (tuition
fee), biaya ujian, biaya penelitian yang berkaitan dengan bidang studi yang diambil, biaya
untuk pembelian buku, dan/atau biaya hidup yang wajar sesuai dengan daerah lokasi
tempat belajar.
Bukan Obyek Pajak
m. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan
pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya,
yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu
paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan; dan
n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
PTKP
Kepada orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri diberikan
pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak
Besarnya PTKP per tahun adalah sebagai berikut :
Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah)
untuk diri Wajib Pajak orang pribadi;
Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan
untuk Wajib Pajak yang kawin;
Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah)
tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) UU PPh
Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan
untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
Penentuan PTKP
Tidak Termasuk
Adik/Kakak Wajib Pajak
Ipar dari Wajib Pajak
Penghasilan Keluarga
Sistem pengenaan pajak berdasarkan UU PPh
menempatkan keluarga sebagai satu kesatuan ekonomis,
artinya penghasilan atau kerugian dari seluruh anggota
keluarga digabungkan sebagai satu kesatuan yang dikenai
pajak dan pemenuhan kewajiban pajaknya dilakukan oleh
kepala keluarga.
KECUALI
1. PENGHASILAN TSB SEMATA-MATA DITERIMA ATAU DIPEROLEH DARI
SATU PEMBERI KERJA YG TELAH DIPOTONG PPh PASAL 21,
DAN
2. PEKERJAAN TSB TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN USAHA ATAU
PEKERJAAN BEBAS SUAMI ATAU ANGGOTA KELUARGA LAINNYA
Pemisahan Penghasilan
Penghasilan suami-isteri dikenai pajak secara terpisah
apabila :
suami-isteri telah hidup berpisah berdasarkan putusan
hakim;
dikehendaki secara tertulis oleh suami-isteri berdasarkan
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; atau
dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk menjalankan
hak dan kewajiban perpajakannya sendiri.
Penghasilan Anak
Penghasilan anak yang belum dewasa dari mana pun sumber
penghasilannya dan apa pun sifat pekerjaannya digabung dengan
penghasilan orang tuanya dalam tahun pajak yang sama.
Yang dimaksud dengan “anak yang belum dewasa” adalah anak yang
belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah.
Apabila seorang anak belum dewasa, yang orang tuanya telah
berpisah, menerima atau memperoleh penghasilan, pengenaan
pajaknya digabungkan dengan penghasilan ayah atau ibunya
berdasarkan keadaan sebenarnya.
Tarif PPh WP Orang Pribadi
No Lapisan Penghasilan Kena Pajak (Rp) Tarif
SETELAH DILAKUKAN
PEMERIKSAAN.
SETELAH DIPERHITUNG
KAN DG UTANG PAJAK KELEBIHAN PEMBA
BERIKUT SANKSINYA YARAN PAJAK
DIKEMBALIKAN
PASAL 28 A
APABILA PAJAK YANG
TERUTANG UNTUK
SUATU TAHUN PAJAK
TERNYATA
LEBIH BESAR KREDIT
DARI PADA
PAJAK
SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 28 AYAT (1)
1770 SS BAGI ORANG PRIBADI YANG SUMBER PENGHASILANNYA DARI SATU PEMBERI
KERJA (SEBAGAI KARYAWAN) DAN JUMLAH PENGHASILAN BRUTONYA TIDAK
MELEBIHI RP60.000.000 SETAHUN SERTA TIDAK TERDAPAT PENGHASILAN
LAINNYA KECUALI PENGHASILAN DARI BUNGA BANK DAN BUNGA KOPERASI
Formulir SPT Tahunan bagi Suami Istri yang memiliki NPWP Terpisah
(melaksanakan hak dan kewajibannya sendiri-sendiri & penghasilan di
atas 60 juta setahun)
FORMULIR FORMULIR
SUAMI ISTRI KETERANGAN
SPT SUAMI SPT ISTRI
daerah lainnya.
Norma Penghitungan Penghasilan
Neto
Daftar Persentase Penghasilan Neto adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I KEP-
536/PJ./2000
Penghitungan penghasilan neto WPOP yang mempunyai
lebih dari satu jenis usaha atau pekerjaan bebas,
dilakukan terhadap masing-masing jenis usaha dengan
memperhatikan pengelompokan wilayah
Penghasilan neto WP yang mempunyai lebih dari satu
jenis usaha adalah penjumlahan penghasilan neto dari
masing-masing jenis usaha atau pekerjaan bebas
Norma Penghitungan Penghasilan
Neto
Penghasilan neto bagi tiap jenis usaha dihitung
dengan cara mengalikan angka persentase Norma
Penghitungan Penghasilan Neto dengan peredaran
bruto atau penghasilan bruto dari kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas dalam 1 (satu) tahun.
Dalam menghitung besarnya Pajak Penghasilan
yang terutang oleh WPOP, sebelum dilakukan
penerapan tarif umum terlebih dahulu dihitung
Penghasilan Kena Pajak dengan mengurangkan
PTKP.
Contoh
Wajib Pajak A kawin dan mempunyai 3 (tiga) orang anak. Ia seorang
dokter bertempat tinggal di Jakarta yang juga memiliki industri rotan di
Cirebon.
Peredaran Usaha dari Industri Rotan (setahun) di Cirebon Rp.
400.000.000,00
Penerimaan bruto sebagai dokter (setahun) di Jakarta Rp.
720.000.000,00
Penghasilan neto dihitung sebagai berikut :
Dari industri rotan :
12,5% X Rp. 400.000.000,00 = Rp. 50.000.000,00
Sebagai dokter :
45% X Rp. 720.000.000,00 = Rp. 324.000.000,00
jumlah penghasilan Neto Rp. 374.000.000,00
Contoh
Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Neto dikurangi Penghasilan
Tidak Kena Pajak Rp. 374.000.000,00 - Rp. 21.120.00000 = Rp.
352.880.000,00
Pajak penghasilan yang terutang :
5% X Rp. 50.000.000,00 Rp. 2.500.000,00
15% x Rp 200.000.000,00 Rp 30.000.000,00
25% x Rp 102.880.000 Rp 25.720.000,00
Jml PPh Terutang Rp 58.220.000,00
Catatan :
a. Angka 12,5% untuk industri rotan, lihat kode 33100
b. Angka 45% sebagai dokter, lihat kode 93213
c. Istri tidak punya penghasilan.
WP OP yang wajib
menyelenggarakan pembukuan
WAJIB PAJAK OP
Pembukuan
Laporan R/L
Laba Komersial
Penghasilan Biaya
Bukan Objek Pajak Objek Pajak Final Objek Pajak Tidak Deductible Non Deductible
Final
KOREKSI FISKAL
LABA FISKAL
POSITIF NEGATIF
Berakibat Berakibat Dasar Perhitungan
menambah Laba mengurangi Laba Pajak Penghasilan
Fiskal Fiskal Di SPT Tahunan
72
Penghitungan penghasilan neto
Contoh:
DIKURANGI
DIBAGI
12 (DUA BELAS) ATAU BANYAKNYA BULAN DALAM BAGIAN TAHUN PAJAK
CONTOH PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh 25
BESARNYA ANGSURAN YG HRS DIBAYAR SENDIRI SETIAP BULAN UTK THN 2010
SEBESAR 1/12 X Rp 15.000.000,00 YAITU Rp 1.250.000,00
108
ANGSURAN BULANAN UNTUK BULAN SEBELUM
BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh
Pasal 25 ayat (2)
CONTOH :