Anda di halaman 1dari 4

Optimalisasi Pengelolaan Zakat pada BAZNAS di Kota Surakarta

Disusun Oleh:
Jatmiko, A.Md.
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Marilah kita panjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan inayah-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa kita ucapkan untuk Nabi
Muhammad SAW. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Optimalisasi
Pengelolaan Zakat pada BAZNAS di Kota Surakarta” dengan baik. Diharapkan dengan
makalah ini, mampu memberikan pengetahuan mengenai permasalahan dan solusi tentang
zakat di Kota Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Sehingga, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca yang sifatnya
membangun untuk melengkapi segala kekurangan dan terciptanya makalah yang lebih baik
lagi. Akhirnya penulis berharap semoga segala upaya pembuatan makalah ini mendapat ridha
dari Allah SWT Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta,18 Oktober 2021

Jatmiko, A.Md.
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat merupakan salah satu pokok agama yang sangat penting dan strategis
dalam Islam, karena zakat adalah rukun Islam ketiga. Dengan zakat, Allah SWT
menghendaki kebaikan kehidupan manusia dengan ajaran-Nya supaya hidup tolong
menolong, gotong royong, dan selalu menjalin persaudaraan. Adanya perbedaan harta
dan status sosial antara orang kaya dan orang miskin adalah sunnatullah yang tidak
dapat dihilangkan. Dengan adanya perbedaan itulah, manusia akan saling
membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.
Zakat secara bahasa (lughat) yang berarti tumbuh, berkembang, dan berkah.
Atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan. Sebagaimana firman Allah
SWT dalam Q.S At-Taubah ayat 103:

َ ‫ُخ ْذ ِمنْ اَمْ َوال ِِه ْم‬


َ ‫صدَ َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّكي ِْه ْم ِب َها َو‬
‫ص ِّل َع َلي ِْه ۗ ْم‬
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu, kamu
membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sedangkan, secara istilah (syara’) zakat berarti ibadah wajib yang
dilaksanakan dengan memberikan sejumlah kadar tertentu dari harta milik sendiri
kepada orang yang berhak menerima yang ditentukan syariat Islam. Makna “kadar”
yang terkandung dari pengertian di atas adalah terpenuhinya nisab harta tersebut
selama satu tahun. Golongan yang berhak mendapatkan zakat ada 8 asnaf, yaitu: fakir,
miskin, amil zakat, muallaf, gharim, riqab, ibnu sabil, dan fi sabilillah. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW yang berbunyi “Ambilah zakat dari orang-orang kaya dan
berikanlah kepada orang-orang fakir di antara mereka” (HR Bukhari).
Sementara menurut Qardhawi (2007) zakat secara fikih berarti sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak.
Allah telah menetapkan hukum wajib atas zakat sebagaimana dijelaskan di dalam Al-
Qur’an, Sunnah Rasul, dan ijma’ ulama kaum muslimin.
Pengelolaan zakat di Indonesia dalam implementasinya diatur oleh Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan
ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Zakat. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun
2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat.
BAZNAS Kota Surakarta dibentuk melalui Peraturan Walikota Surakarta
Nomor 7-A Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengelolaan Zakar dan telah dikukuhkan
oleh Walikota pada tanggal 6 Desember 2016 berdasarkan Surat Keputusan Walikota
Surakarta No. 45.7/91/1/2016 tentang Pengangkatan Pimpinan BAZNAS Kota
Surakarta periode 2016-2021, dengan tugas untuk merencanakan, melaksanakan,
meningkatkan, dan melaporkan pengelolaan ZIS di Surakarta. Dalam menjalankan
pengelolaan zakat ini, BAZNAS Surakarta berlandaskan aturan hukum yang
dikeluarkan melalui Surat Edaran Walikota Surakarta Nomor: 451.12/843 Tentang
Pungutan Zakat, Infaq, dan Sedekah yang dikeluarkan pada 23 Maret 2017. Kemudian
diperbaharui, pada tanggal 13 Januari 2021 dengan Surat Edaran Walikota Surakarta
Nomor: 451.12/072 Tentang Optimalisasi Pungutan Zakat, Infaq, dan Sedekah yang
ditujukan kepada semua Pimpinan Instansi/Perangkat Daerah, TNI/POLRI,
BUMN/BUMD, Bank-Bank Pemerintah dan Swasta serta Instansi Vertikal wilayah
kerja Kota Surakarta. Berdasarkan Surat Edaran Walikota Surakarta yang terbaru, ada
beberapa permasalahan yang dihadapi BAZNAS Surakarta, yaitu:
1) Kurangnya sosialisasi kepada Instansi terkait.
2) Peran serta pimpinan lembaga terkait yang belum maksimal.
3) Rendahnya kesadaran muzaki dalam menunaikan zakat secara benar sesuai
syariat
4) Keterbatasan SDM.
5) Di masa Pandemi saat ini, jumlah mustahik mengalami peningkatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pengumpulan dan pendistribuusian zakat di BAZNAS
Surakarta?
2. Bagaimana cara menjalin kemitraan dan model sosialisasi untuk meningkatkan
zakat pada BAZNAS Surakarta?
3. Bagaimana sistem administrasi kelembagaan dan pelayanan BAZNAS Surakarta?
4. Bagaimana bentuk evaluasi dan perumusan kelembagaan BAZNAS Surakarta?
C. Tujuan dan Manfaat

Anda mungkin juga menyukai