Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN AKHIR

KULIAH KERJA NYATA


STAI SYEKH MANSHUR PANDEGLANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

“MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SDN LANGENSARI 2


DI MASA PANDEMI COVID-19”

(Perkuat Semangat Belajar Siswa SDN Langensari 2)

Oleh :

NAMA: Indrianingsih

NIM : 1911104155

PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

STAI SYEKH MANSHUR PANDEGLANG

AGUSTUS – SEPTEMBER 2021


LEMBAR PENGESAHAN

“MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SDN LANGENSARI 2


DI MASA PANDEMI COVID-19”

(Perkuat Semangat Belajar Siswa SDN Langensari 2)

Oleh :

NAMA : Indrianingsih
NIM : 1911104155

Menyetujui, Langensari, 24 September 2021


Dosen Pembimbing Ketua PPPM
Lapangan/ Supervisor

Ahmad Hidayat, M. M. Pd Aat Royhatudin, M. Pd. I


NIDN. 2103037201 NIDN. 2112078102

Mengetahui :

Ketua STAI
Syekh Manshur Pandeglang

Dr. H. Kosasih, M.Pd


NIDN. 8846980018

KATA PENGANTAR

i
Segala puji hanya milik ALLAH semata, kepada-nya kita memohon
pertolongan serta ampunan dan kepada-nya kita berlindung dari Kesehatan diri
kita dan keburukan perbuatan kita. Dan berkat rahmat ALLAH SWT itulah
penulis Kuliah Kerja Nyata (K2N) STAI Syekh Manshur Pandeglang dapat
menyelesaikan laporan akhir K2N yang sejak tanggal 23 Agustus 2021 sampai 23
September 2021.
Penyusunan laporan akhir K2N ini dimaksudkan untuk melengkapi tugas-tugas
yang telah diberikan kepada penulis sesuai dengan buku panduan yang telah
ditetapkan oleh Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (K2N) yang telah di
laksanakan di lapangan.
Selama kegiatan program K2N di Desa Langensari banyak bantuan dan saran
dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas K2N dan
membuat penyusunan akhir dengan sebaik-baiknya.
Pada kesempatan ini penulis peserta K2N ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan K2N.
Ucapan terima kasih khususnya penulis haturkan kepada :
1. Bapak Dr. H. Kosasih M.Pd selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Syekh Manshur (STAISMAN) Pandeglang.
2. Bapak Aat Royhatudin, M.Pd.I selaku Ketua Panitia Pelaksana K2N
STAI Syekh Manshur Pandeglang Tahun Akademik 2020/2021.
3. Bapak Ahmad Hidayat M.M.Pd selaku Supervisor kelompok 3 K2N Desa
Langensari yang telah memberikan bimbingan dan arahannya.
4. Bapak Agus Adi Suratan selaku PLH kepala Desa Langensari beserta
aparatur desa, tokoh masyarakat, serta seluruh warga masyarakat Desa
Langensari yang telah memberi kesempatan dan dukungan kepada penulis
khususnya waktu melaksanakan K2N dan membantu di lapangan dalam
berbagai kegiatan sehingga dapat berjalan dengan baik.
5. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
berpartisipasi dalam keberhasilan penyusunan laporan akhir individu K2N
ini baik secara moril maupun secara material.

ii
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kepada semua pihak dengan sangat
terbuka penulis mengharapkan saran, masukan, maupun kritik untuk
penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil kegiatan K2N dalam bentuk laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama dalam memenuhi tuntutan
Tridharma Perguruan Tinggi STAI Syekh Manshur Pandeglang.

Pandeglang, 24 September 2021

Indrianingsih

DAFTAR ISI

iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................2
E. Metode Penelitian .....................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORETIK
A. Bentuk Strategi Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa..................7
B. Hambatan Dalam Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Anak.....9
C. Manfaat Penerapan Publikasi Hasil Kerja Tugas dalam Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Anak.......................................................12

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Desa Langensari.........................................................14


B. Hasil Penelitian.....................................................................................16
C. Hasil Pembahasan.................................................................................19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................21
B. Saran.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat guru berdiri dalam kelas dan memulai bercerita kepada murid-
murid tentang mata pelajaran, tentunya guru berharap murid antusias dengan
pelajaran yang diterangkannya. Guru menatap mata siswa satu persatu dan
memperkirakan kemampuan mereka dalam menangkap bahan pelajaran yang
diberikan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu pemberian motivasi kepada
siswanya.
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar.
Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa
atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan
hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai,
maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak
dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu
menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar
sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa. Selanjutnya dapat
membentuk kebiasaan siswa senang belajar, sehingga prestasi belajarnya pun
dapat meningkat.
Pada hakekatnya inti dari pendidikan di sekolah adalah proses belajar
mengajar. Semua pihak yang tersangkut di dalamnya, baik kepala sekolah,
guru, konselor, siswa, petugas lainnya maupun orang tua siswa sangat
mengharpkan terjadinya proses belajar mengajar yang optimal. Terjadinya
proses belajar yang optimal, diharapkan siswa akan mampu meraih prestasi
yang tinggi. Untuk itu, selain senantiasa menyempurnakan sistem
pengajarannya, disekolah juga mengupayakan terjadinya motivasi belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Bentuk Strategi Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa?

1
2

2. Apa Saja Hambatan Dalam Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Belajar


Anak?
3. Apa Manfaat Penerapan Publikasi Hasil Kerja Tugas dalam Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Anak?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Bentuk Strategi Guru Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa!
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Hambatan Dalam Upaya Guru Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak!
3. Untuk Mengetahui Apa Manfaat Penerapan Publikasi Hasil Kerja Tugas
dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Anak!

D. Manfaat
Manfaat dari Kegiatan Kuliah Kerja Nyata meliputi :
1. Bagi Mahasiswa
a) Memperdalam Pengertian, penghayatan, dan pengalaman mahasiswa
tentang:
 Kemampuan meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa
pada sesama
 Nilai luhur berbagi pada sesama melalui infaq dan sedekah
 Kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam pembangunan serta
keseluruhan konteks masalah pembangunan pengembangan daerah
b) Mendewasakan alam pikiran mahasiswa dalam setiap penelaahan dan
pemecahan masalah kesadaran bersedekah yang ada di masyarakat
c) Membentuk sikap dan rasa cinta, kepedulian sosial, dan tanggung jawab
mahasiswa terhadap kemajuan masyarakat
d) Memberikan ketrampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan
program-program pengembangan dan pembangunan.
3

2. Bagi Masyarakat
a) Memperoleh bantuan fikiran dan tenaga untuk merencanakan serta
melaksanakan program pengelolaan infaq dan sedekah
b) Meningkatkan kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak agar sesuai
dengan tujuan yang terarah pada pencapaian target tertentu
c) Memperoleh pembaharuan-pembaharuan yang diperlukan dalam
pembangunan di daerah
d) Membentuk kader-kader pembangunan di masyarakat sehingga terjamin
kesinambungan pembangunan
3. Bagi Perguruan Tinggi
a) Perguruan tinggi lebih terarah dalam mengembangkan ilmu dan
pengetahuan kepada mahasiswa, dengan adanya umpan baliksebagai
hasil integrasi mahasiswa dengan masyarakat. Dengan demikian,
kurikulum perguruan tinggi akan dapat disesuaikan dengan tuntutan
pembangunan. Tenaga pengajar memperoleh berbagai kasus yang dapat
digunakan sebagai contoh dalam proses pendidikan
b) Perguruan tinggi dapat menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah
atau departemen lainnya dalam melaksanakan pembangunan dan
pengembangan IMTAQ dan IPTEKS
c) Perguruan tinggi dapat mengembangkan IMTAQ dan IPTEKS yang
lebih bermanfaat dalam pengelolaan dan penyelesaian berbagai masalah
pembangunan.

E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dengan
pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang memandang objek sebagai
sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala
yang diamati, serta utuh (holistic), karena setiap aspek dari objek itu mempunyai
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dan peneliti bertujuan untuk
mendapatkan pengetahuan baru serta strategi apa yang digunakan guru kelas
4

untuk menghidupkan motivasi belajar para peserta didik yang harus menghadapi
bencana wabah COVID-19 yang menyerang Indonesia.
2. Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada saat melakukan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) di SDN Langensari 2 yang beralamat di Kp. Margasari, Ds. Langensari
Kec. Saketi, Kab. Pandeglang-Banten.
3. Target/Subjek Penelitian
Target/Subjek dalam penelitian ini adalah guru serta siswa. Sedangkan peneliti
bertindak sebagai penganalisa dan pengamat data yang kemudian juga sekaligus
melaporkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memeperoleh data yang diperlukan peneliti menggunakan beberapa
tehnik pengumpulan data yaitu :
a. Observasi : Observasi yang digunakan adalah observasi partisipatif
(participant observation), yaitu peneliti terlibat langsung dengan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Dengan adanya observasi ini, maka data yang
diperoleh lebih lengkap dan tajam. Seperti jumlah guru, siswa, dan
mengetahui kondisinya dimasa pandemic covid-19 ini.
b. Wawancara : Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data
mengenai peranan guru/ wali kelas dalam memberikan motivasi siswa
dalam belajar? dan apa saja bentuk strategi yang di siapkan untuk
membangkitkan semangat belajar siswa? dan terakhir dokumentasi,
sebagai pembuktian bahwa penelitian ini benar dilakukan.
BAB II

KAJIAN TEORITIK

Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM
(Sumber Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada
peningkatan perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan
mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan
mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru,
sehingga akan membentuk program pemerintah dalam mengentaskan
pengangguran dan kemiskinan.

Adanya kebijakan Study From Home (SFH) akibat bencana wabah COVID-
19 yang menyerang Indonesia menyebabkan berubahnya sistem pembelajaran
yang diterapkan pada setiap Lembaga penddikan. Sistem pembelajaran yang
biasanya dilaksanakan dengan tatap muka secara langsung di sekolah, namun
sekarang harus dilaksanakan dengan sistem jarak jauh. Dari segi metode hingga
sarana pembelajaran tentu mengalami perubahan demi menyesuaikan kondisi SFH
dengan segala keterbatasan yang ada, yang berjalan tidak seperti proses
pembelajaran biasanya. Perubahan tersebut terjadi mulai dari jenjang pendidikan
anak usia dini, dasar, menengah, hingga tinggi.

Pendidikan merupakan satu hal yang penting dalam kehidupan manusia,


karena pendidikan merupakan alat/pengantar seseorang menuju kesuksesan.
Dengan Pendidikan manusia selamat dan terarah. Terdapat 3 jenis Pendidikan,
yaitu : formal, informal, dan non formal. Berbicara tentang Pendidikan adalah
berbicara tentang menuntut ilmu, dijelaskan dalam sebuah hadits :

‫طلب العلم فريضة على كل مسلم والمسلمة‬

Artinya : “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim laki-
laki, dan muslim perempuan”. (H.R Bukhori dan Muslim).

Firman ALLAH SWT. dalam Q.S Al-Mujadalah ayat 11 :

5
6

ٍ ‫يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬
‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر‬

Artinya : "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di


antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Pendidikan juga tercatat dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,, bangsa, dan
negara.

Pendidikan berfungsi sebagai mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha
esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Definisi Pendidikan dari beberapa ahli :

1. Langeveld
Pendidikan adalah membantu anak agar cukup cakap, kreatif, melakukan
tugas hidupnya.
2. Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan, pimpinan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.
3. Ki Hajar Dewantara
 Ing ngarso sung tulodo : memberikan contoh teladan yang baik.
 Ing madya mangun karso : dapat mempengaruhi, memotivasi,
memberikan semangat.
 Tut wuri handayani : memberikan dorongan.
7

A. Bentuk Strategi Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


Motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga
tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang


(pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan (Frederick J.Mc.Donald dalam H Nashar, 2004:39). Tetapi menurut
Clayton Aldelfer dalam H.Nashar (20004:42) motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh
hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik mungkin.

Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan


kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik,
berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42) motivasi
belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan
seseorang atau individu untuk bertindak atau mencapai tujuan, sehingga
perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.

Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa


untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk
cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi
kegiatan-kegiatannya.

Berdasarkan keterangan dari guru kelas, biasanya para peserta didik SDN
Langensari 2 mengikuti kegiatan pembelajaran disekolah bersama guru kelas
seminggu sebanyak 6 hari, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat,
dan Sabtu dengan waktu mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00.
Setelah adanya kebijakan SFH sistem kegiatan pembelajaran diubah menjadi
seminggu empat kali, yaitu Senin, Selasa, Rabu dan Kamis dengan waktu
mulai pukul 08.00 sampai dengan 09.00 sekaligus pemberian tugas yang tetap
disesuikan dengan jadwal belajar seperti seminggu empat kali.
8

Tugas yang diberikan pada awal pekan biasanya wali murid yang tidak
berhalangan datang kesekolah untuk mengambil bahan tugas yang disediakan
oleh guru kelas disekolah, juga untuk mendapatkan penjelasan langsung dari
guru kelasnya berkenan langsung dengan cara mengerjakan tugas yang
diberikan untuk meminimalisir kesalahpahaman pengerjaan tugas. Bentuk
penugasan yang diberikan guru diolah dengan variasi yang beragam dalam
setiap minggunya agar anak tidak merasa jenuh.
Tugas dapat berupa pengerjaan buku tematik, majalah, membuat karya,
membuat video yang menampilkan anak belajar atau bentuk tugas lainnya.
Seperti kelas 5 khusus diberikan buku pelajaran AKM sebagai persiapan
menghadapi Asesment Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Dengan begitu
anak menjadi lebih merasa bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Sehingga orang tua juga merasa termotivasi untuk bersemangat mendampingi
anaknya belajar dirumah. Selain itu, tak lupa guru juga menyampaikan
harapannya sebagai bentuk doa agar lekas membaik, sehingga anak-anak
dapat belajar dan bermain bersama disekolah.
Guru kelas SDN Langensari 2 menjelaskan bahwa cara penerapan tersebut
menunjukan dampak positif dimana anak semakin bersemangat dalam
mengerjakan tugasnya. Anak berlomba-lomba untuk segera mengerjakan dan
mengirimkan tugas kepada guru kelas. Terkadang mungkin dalam suatu
kondisi dimana orang tua masih sibuk atau lupa mengajak anak untuk
mengerjakan tugas, sehingga anak belum mengerjakan tugasnya.
Upaya yang harus dilakukan orang tua untuk memotivasi anak sangatlah
penting dalam suatu proses pembelajaran. Sebab hasil belajar anak akan
terpengaruh oleh hal tersebut. Hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan
dengan salah satu cara yaitu meningkatkan motivasi serta minat anak yang
dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas guru dalam hal karakter pribadi
maupun cara mengajarnya.
9

B. Hambatan Dalam Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Anak


Menurut keterangan guru kelas SDN Langensari 2 di kampung Margasari,
dalam pelaksanaan upaya menumbuhkan motivasi belajar anak melalui
metode publikasi hasil kerja tersebut ditemukan beberapa hambatan yang
berkenaan dengan faktor orang tua peserta didik yang kurang kontributif
dalam mendukung SFH ini. Kemudian sarana pembelajaran juga menjadi
hambatan berupa kebutuhan keterpenuhan sarana berupa gadget, serta
pendukungnya untuk kebanyakan siswa. Selain itu, kreativitas guru juga
menjadi hambatan karena kurang dapat berkembang sebab kondisi yang
menyulitkan serta memberikan tekanan. Meski ditemukan beberapa hambatan,
namun guru kelas mengungkapkan bahwa secara umum pembelajaran dapat
berjalan dengan baik. Berikut pembahasan lebih lengkapnya mengenai
beberapa hambatan yang dihadapai oleh guru kelas tersebut.
Faktor penghambat pertama, berhubungan dengan orang tua peserta didik.
Orang tua merupakan salah satu faktor dari luar diri anak yang dapat
mempengaruhi minat belajar, dimana dukungan dari orang tua dapat berupa
dukungan emosional( kepedulian, perhatian, motivasi), dukungan
penghargaan (dorongan positif atau pemberian reward), dukungan
instrumental (biaya dan fasilitas belajar), serta dukungan informasi (petunjuk,
saran, nasehat). Selain itu, perhatian yang diberikan oleh orang tua kepada
anak dapat meningkatkan motivasi belajar anak dalam mengerjakan tugas-
tugas sekolah. Apalagi bila dalam kebijakan SFH ini pembelajaran diganti
dengan penugasan dirumah.
Orang tua pada wabah COVID-19 ini memiliki pengaruh dominan
terhadap anak dalam menjalankan peran yang selama ini dilaksanakan
disatuan pendidikan, sebab distorsi dalam hal penjadwalan waktu
pembelajaran peserta didik, entah secara struktur, pembagin tugas, maupun
internalisasi beberapa norma. Pemaparan tersebut menunjukan bagaimana
urgensi peran orang tua dalam pelaksanakan SFH ditengah adanya wabah
COVID-19 ini yang mengharuskan setiap orang untuk melakukan semua
10

kegitannya dirumah saja, termasuk kewajban belajar bagi para peserta didik
yang sedang menempuh pendidikan.
Sayangnya, di SDN Langensari 2 ini kebanyakan peran orang tua yang
sangat urgen ini menjadi salah satu penghambat dalam pelaksanaan upaya
peningkatan motivasi belajar peserta didik melalui publikasi. Guru kelas
menjelaskan dalam hal penugasan, meski tidak semua orang tua, namun ada
beberapa yang tidak dapat memahami perintah pengerjaan tugas dengan tepat,
sehingga menimbulkan kesalahpahaman dalam pengerjaan tugas anak.
Selain itu, permasalahan ini juga berkatan dengan karakteristik orang tua
yang kurang dapat bekerja sama dalam mensukseskan kegian belajar dirumah.
Misalnya, orang tua yang tidak bersemangat dan tidak telaten dalam
membimbing anaknya untuk megerjakan tugas serta melakukan pengerjaan
tugas. Padahal, anak sekolah dasar masih sangat membutuhkan bimbingan
dari orang tua. Terkadang ada anak yang memiliki semangat tinggi, namun
orangtua nya yang malas, begitupun sebaliknya. Sehingga untuk meneruskan
SFH ini perlu keseimbangan semangat yang tinggi antara orang tua dan anak.
Namun, jika anak dalam keadaan malas, namun orangtua nya tetap
bersemangat untuk berusaha memotivasi anak, maka pelan-pelan anak pun
akan tumbuh motivasi belajarnya. Jadi, disini peran orangtua sanagatlah
berpengaruh terhadap semangat belajar anak.
Faktor berikutnya yang dapat menghambat upaya guru dalam
mengidupakan motivasi belajar anak, berkenaan dengan sarana pembelajaraan.
Dalam pelaksanaan SFH ini tentu sarana yang peling dibutuhkan adalah
ketersediaan gadget sebagai penghubung dalam proses pembelajaran jarak
jauh anatara guru dan peserta didik. Sarana pembelajaran yang dibutuhkan
berupa gadget merupakan salah satu hambatan yang ditemukan dalam
pelaksanaan SFH ini, diamana pada kenyataan nya tidak semua peserta didik
memiliki gadget, serta tidak semua pendidik ataupun peserta didik dan
orangtua dapat menggunakan gadget dengan baik. Padahal, tepenuhinya
sarana pembelajaran merupakan suatu kemutlakan yang harus tersedia. Jika
tidak, maka tentu saja akan menghambat jalannya pembelajaran. Sarana dan
11

prasarana pembelajaran memiliki pengaruh besar terhadap motivasi belajar


peserta didik, diamana bila pemenuhan sarana prasarana meningkat, maka
akan diikuti pula meningkatanya motivasi belajar siswa.
Fakta yang ada di SDN Langensari 2 juga menunjukan bahwa hambatan
yang brhubungan dengan sarana pembelajaran berupa gadget tersebut juga
ditemukan. Menurut keterangan dari guru kelas, ada peserta didik yang
keluarganya di rumah yang memiliki gadget hanya ayahnya. Sehingga untuk
mengumpulkan tugas, harus menunggu ayahnya pulang dari bekerja,
sementara sang ayah bekerja dari pagi hingga sore. Jadi anak baru dapat
nengerjakan atau mengumpulkan tugas saat malam hari. Berhubungan dengan
sarana pembelajaran berupa gadget ini, tentu tidak lepas dari kebutuhan kuota
internet pula. Harga kuota internet yang mungkin bagi sebagian orang tidak
murah, tentu menjadi beban dan hambatan tersendiri. Apalagi didorong
dengan keadaan ditengah wabah saat ini yang memberikan dampak bagi
ekonomi masyarakat. Hal tersebut tentu akan menjadi hambatan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
Hambatan lain dalam upaya menghidupkan motivasi belajar peserta didik
ini berhubungan dengan kreativitas guru. Kreativitas yang dimiliki guru
berhubungan atau memiliki pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
Kreativitas guru merupakan salah satu yang dapat mendorong motivasi belajar
siswa, sebab guru yang kreatif dapat untuk mengembangkan kemampuannya,
menciptakan ide-ide baru dalam menjalankan perannya sebagai pengajar. Jadi,
kreativitas guru tidak hanya berpengaruh terhadap motivasi belajar anak,
namun secara langsung dapat berpengaruh terhadap hasil belajar anak.
Kreativitas yang yang dimiliki guru tentu harus ditumbuhkan serta
dikembangkan dengan tidak hanya membutuhkan usaha pribadi guru.
Kreativitas tersebut dapat berupa pembinaan, pelatihan, supervisi maupun
dorongan dari luar berupa pemberian penghargaan dari atasan.
Pemaparan diatas menunjukan bahwa krativitas memang sangat penting
dimiliki oleh seorang guru. Dalam penerapan SFH di SDN Langensari 2,
dalam kegiatan wawancara guru kelas menjelaskan bahwa beliau memiliki
12

hambatan dalam hal kreativitas. Dalam kondisi yang serba terbatas, serta
belum pernah kondisi seperti ini dialami sebelumnya, menuntut guru berpikir
keras untuk tetap menjalankan pembelajaran dengan baik. Dalam sistem
pembelajaran di rumah berupa pemberian tugas, guru dituntut harus banyak
menemukan ide-ide bentuk tugas yang sesuai dengan kondisi orang tua
maupun peserta didik dirumah. Selain itu juga harus sesuai dengan segala
keterbatasan kondisi yang ada. Guru juga harus memikirkan tugas-tugas yang
bervariasi agar peserta didik tidak merasa bosan karena mengerjakan jenis
tugas yang sejenis secara berulang kali, sehingga rawan krisis ide yang dapat
menimpa guru. Selai itu, kondisi pembelajaran yang dilakukan dirumah tentu
akan berbeda dengan dilaksanakan disekolah. Selain itu, kondisi pembelajaran
yang dilakukan dirumah tentu akan berbeda dengan dilaksanakan disekolah.
Di sekolah guru akan lebih berkembang kreativitasnya sebab segala
perlengkapan pembelajaran disekolah tersedia sehingga guru tidak akan sulit
memunculkan ide-ide tugas yang bervariasi. Namun, kondisi terbatas seperti
yang terjadi saat adanya wabah COVID-9 ini yang menuntut harus dirumah
saja, tentu menekan kreativitas guru sehingga sulit untuk berkembang.

C. Manfaat Penerapan Publikasi Hasil Kerja Tugas dalam Upaya


Meningkatkan Motivasi Belajar Anak
Sebaimana dipaparkan sebelumnya diatas bahwa bentuk usaha guru kelas
di kampung Margasari dalam menghidupkan motivasi belajar anak adalah
dengan publikasi hasil kerja tugas anak dirumah. Tindakan tersebut ternyata
memberikan hasil berupa manfaat tidak hanya bagi peserta didik, namun juga
orang tua. Menurut keterangan guru kelas, dengan penerapan publikasi hasil
kerja tugas yang dilakukan oleh guru kelas SDN Langensari 2, motivasi para
peserta didik hidup. Meski sistem pembelajaran berubah, dimana anak-anak
tidak belajar dengan guru dan teman-teman kelasnya, namun anak tetap
memiliki semangat untuk belajar dirumah meski sesekali mengeluh rindu
untuk bertemu guru dan teman-temannya.
13

Manfaat selanjutnya adalah strategi ini dapat membantu dalam melatih


kedisiplinan peserta didik. Dari penerapan publikasi hasil kerja tugas yang
dilakukan oleh guru kelas SDN Langensari 2, beliau menjelaskan bahwa anak
menjadi disiplin dalam mengumpulkan tugas sesuai jadwal hari yang telah
ditentukan oleh guru. Kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting.
Kedisiplinan merupakan hal yang harus dikerjakan diusia dini yang
merupakan kewajiban guru untuk membimbing anak didiknya, agar anak
dapat menerapkannya ke jenjang lebih lanjut.
Selanjutnya, manfaat lain dari penerapan metode ini adalah dapat
membantu meningkatkan kedekatan antar orang tua dan anak. Sebaiamana
dipaparkan diatas sebelumnya, bahwa bentuk SFH di SDN Langensari 2
berupa penugas yang dikerjakan anak dirumah. Dengan pengerjaan tugas ini
tentu anak tidak mengerjakan sendiri, melainkan perlu pendampingan serta
bimbingan dari orang tua. Ketika orang tua menemani serta membimbing anak
dalam menyelesaikan tugasnya, tentu banyak terjadi interaksi antara
keduanya. Orang tua menjadi semakin memiliki banyak waktu bersama anak
dan secara tidak langsung dapat lebih memahami anaknya. Disinilah momen
kedekatan antara orang tua dan anak tercipta dan terpupuk.
BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Desa Langensari


1. Kondisi Objektif Desa Langensari
Desa langensari merupakan desa yang berada di kawasan kecamatan saketi
dengan total Luas wilayah Desa Langensari 343 Ha/M² terbagi berdasarkan
penggunaannya dengan rincian sebagai berikut :

Luas Fasilitas Umum ( jalan, permukiman, TPU, 105 Ha/M2


sekolah dan sarana peribadatan ).
Luas pertanian, sawah/ladang, pertenakan dan hutan. 238 Ha/M2
Total Luas 343 Ha/M2

Desa langensari memiliki struktur organisasi desa yaitu sebagai berikut:


PJS Ds. Langensari : Subhari
Sekretaris :-
Kaur Perencanaan : Nana Jumhana
Kaur Keuangan : Agus Karyana
Kaur Tata Usaha : Deden
Kasi Pemerintahan : Euni Siti Anggraeni
Kasi Kesejahteraan : Ahmad Zaeni
Kasi Pelayana : Nunung
Kadus I : Sarif
Staf : Sunardi
Kadus II : Zakaria
Staf : Wafil

Secara administratif wilayah Desa Langensari dibagi dalam 4


wilayah Kadusunan (Dusun) yang kemudian dibagi lagi menjadi 4 (empat)
wilayah RW yang terdiri kampung langensari, margasari, waringinsari,

14
15

neglasari, mulyasari. Didalam wilayah ke RW-an ini kemudian dibagi lagi


menjadi RT (Rukun Tetangga), Desa Langensari sendiri terdiri dari 14
(empat belas) RT yang tersebar dan memimpin para Kepala Keluarga
(KK).
Wilayah Desa Langensari secara administratif dibatasi oleh
wilayah-wilayah Desa tetangga yaitu di sebelah utara berbatasan dengan
Desa Rawasari kecamatan Cisata, di sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Sukalangu kecamatan saketi, di sebelah barat berbatasan dengan
Desa Medalsari kecamatan Saketi sedangkan di sisi timur berbatasan
dengan Desa Cibarani kecamatan cisata
2. Demografi, Potensi dan Masalah
Wilayah Desa Langensari sampai sekarang mempunyai jumlah peduduk
sebanyak 2.739 jiwa, dengan spekulasi :

Jumlah Laki-Laki 1.385 Orang

Jumlah Perempuan 1.354 Orang

Jumlah Total 2.739 Orang

Jumlah Kepala Keluarga 743 KK


Kk Prasejahtera 204 KK
Usia Produktif 18-56 Tahun - 716 laki-laki

- 867 perempuan
Usia Anak Dan Lansia 1.156 Orang

Dalam keseharian Penduduk Desa Langensari memiliki aktifitas


yang beragam diantaranya Petani,berkebun, Buruh, PNS, Pengusaha, Anak
Sekolah, Karyawan dan lain-lain.
Desa Langensari memiliki potensi yang cukup baik dalam hal
pertanian dan perkebunan, karena lahan pertanian dan perkebunan yang
cukup luas dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dalam
16

jangka panjang. Akan tetapi ada permasalahan mengenai akses jalan untuk
menuju ke lahan pertanian dan perkebunan tersebut karena masih kurang
memadai sehingga masyarakat harus mengeluarkan biaya yang cukup
besar untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan tersebut. Jika
dibandingkan dengan daerah lain yang cukup maju, masyarakat desa
langensari dalam hal pengolahan pertanian masih bersifat tradisional
sehingga hasil pertanianpun tergantung pada musim saja.
Desa Langensari memiliki potensi juga dalam hal sumber daya
manusianya, pendidikan di langensari tergolong baik, masyarakat
mengenyam pendidikan rata-rata lulusan SLTA/Sederajat. Pola pikir
masyarakat tentang pentingnya pendidikan maju terbukti dari banyak
jumlah siswa yang melanjutkan ke jenjang Menengah Pertama ataupun
Menengah Atas Serta ke jenjang perkuliahan. Di Desa langensari
Jenjang pendidikan yang ada di kawasan langensari seperti RA, PAUD,
MDTA, MI, SD dan MTs seperti tabel di bawah ini

NO NAMA SEKOLAH
1. RA MUSMA Langensari
2. PAUD
B. 3. SDN Langensari 1 Hasil
4. SDN Langensari 2
5. MDTA
6. MTs Langensari
7. SMPN 3 Saketi
Penelitian
Desa Langensari Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang merupakan
tempat dari pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), sekaligus objek
penelitian Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Manshur (STAISMAN)
Pandeglang. Banyak pelajaran dan hikmah yang bisa peneliti ambil, salah
satunya bisa berkesempatan melakukan penelitian di Kp. Margasari, Ds.
Langensari, Kec. Saketi khususnya di SDN Langensari 2, mengenai
Meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Belajar. Sebelum ke pembahasan
17

peneliti memperkenalkan SDN Langensari 2 terlebih dahulu berdasarkan data


yang diperoleh dari pihak sekolah.
SDN Langensari 2 di dirikan pada tanggal 02 Februari 1981, berlokasi di
Kp. Margasari, RT 11/RW 003, Ds. Langensari, Kec. Saketi, Kab.
Pandeglang-Banten. Dengan luas tanah 3.000 m2. Memiliki 13 ruangan,
diantaranya : 1 ruang kepala sekolah. 2 ruang guru, 7 ruang kelas, 1 ruang
perpustakaan, 1 kamar mandi guru, dan 1 kamar mandi siswa.
Guru/tenaga pendidik berjumlah 10 orang termasuk kepala sekolah dan
staf. Diantaranya :

No Nama Jabatan
1. Mamin Muhaemin Kepala Sekolah
2. Ade Yunengsih Guru Kelas
3. Huzaemah Guru Mapel
4. Hamdiyah Guru Kelas
5. Yusniawati Guru Kelas
6. Apipah Guru Mapel
7. Edi Mashudi Guru Mapel
8. Oman Fathurrohman Guru Mapel
9. Hepi Sopiati Guru Mapel
10. Misra Staf

Peserta didik/siswa berjumlah 137 orang, terdiri dari :

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah


1 21 12 33
2 5 8 13
3 8 8 16
4 18 5 23
5 16 10 26
6 19 7 26

Setelah sebelumnya melalui tahap observasi di SDN Langensari 2, penulis


berhasil merumuskan rumusan masalah beserta judul sesuai kondisi dan
situasi yang ada di lingkungan Desa Langensari. Melalui beberapa kegiatan
yang dilaksanakan oleh peneliti, dari situlah peneliti mampu mengumpulkan
informasi sesuai kebutuhan penelitian.
18

Saat sebelumnya Study From Home (SFH) lalu setelah diperbolehkannya


pembelajaran tatap muka hususnya anak anak sekolah dilihat dari antusiasme
mereka dan dilihat dari kehadiran yang kami lihat dari data absen dan melihat
langsung ke lapangan sangat positif, di lain sisi ada beberapa dampak buruk
dari pembelajaran daring/online yaitu ketergantungan anak anak pada gadget
diluar sekolah yang susah dihilangkan sehingga menimbulkan hal-hal yang
tidak kita inginkan seperti merosotnya edukasi sosial antar siswa.
Lebih jauh beberapa dampak negatif dari berkurangnya interaksi langsung
antara guru dan siswa sehingga secara tidak langsung pendidikan yang paling
penting yaitu pendidikan etika, sehingga dampaknya kode etik siswa sedikit
banyaknya mengalami kemunduruan, dimana hal ini sangat memperihatinkan
dan menjadi tugas rumah bagi tenaga pengajar dan orangtua.
Pada bagian ini peneliti akan membahas beberapa temuan hasil penelitian
yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai metode penelitian
kualitatif deskriptif yaitu, sebagai berikut :
1) Anak-anak cenderung cepat bosan dan malas dengan pembelajaran
yang dilaksanakan di dalam kelas;
2) Kurangnya kepercayaan diri pada anak;
3) Anak tidak sigap serta responship terhadap guru;
4) Daya tangkap dan daya jelajah anak kurang sehingga mengakibatkan
anak tidak aktif, kreatif, dalam memecahkan permasalahan dalam
pembelajaran.
C. Pembahasan Penelitian
Kuliah Kerja Nyata (K2N) dilaksanakan mulai Tanggal 23 Agustus
sampai 23 September 2021. Sebelum di terjunkan dilapangan para peserta
diberikan pembekalan, arahan, dan petunjuk dari pemerintah daerah setempat.
Dan juga bimbingan dari pihak kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh
Manshur (STAISMAN) pandeglang secara intensif. Hal ini bertujuan agar
pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (K2N) tahun 2021 berjalan dengan sesuai
tujuan.
19

Berdasarkan hasil Pendidikan dan Latihan yang diperoleh dibangku kuliah


dan saran dari aparat desa, maka peneliti melakukan pendekatan dengan cara
silaturrahmi kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, dan ketua pemuda
pemudi yang ada di desa langensari. Disamping melalui pendekatan
silaturrahmi peneliti juga melakukan pendekatan langsung pada masyarakat
sebagai sasaran utama kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini terdiri
dari dua tahapan yaitu tahapan persiapan dan tahapan pelaksanaan penelitian.
1. Tahap Persiapan
Penyusun melakukan silaturrahmi dengan aparat desa, tokoh masyarakat
desa setempat, masyarakat, dan sarana Pendidikan di desa langensari. Pada
kesempatan ini digunakan untuk menginventarisir masalah guna kelancaran
penelitian mahasiswa K2N.
2. Tahap Pelaksanaan
Penyusun mulai menjalankan program kegiatan serta penelitian yang telah
di rencanakan dan waktu yang telah di tentukan berdasarakan arahan dari DPL
beserta pihak-pihak yang terkait di desa langensari.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan sebagai bentuk upaya pengabdian
mahasiswa terhadap mahasiswa khususnya di bidang Pendidikan dengan tema
“meningkatkan motivasi belajar siswa SDN Langensari 2”.
3. Refleksi
Implementasi Motivasi Belajar Melalui Metode Penerapan Publikasi Hasil
Kerja Tugas. Motivasi belajar di SDN Langensari 2 perlu secara sadar
dirancang dan dikelola sedemikian rupa, sehingga dalam proses
pembelajarannya terjadi pula proses pembentukan sikap dan perilaku yang
baik.
Motivasi didefinisikan sebagai dorongan. Dorongan merupakan suatu
gerak jiwa dan prilaku seseorang untuk berbuat. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), arti kata motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu Tindakan
dengan tujuan tertentu. Motivasi dimaknai sebagai bentuk semangat seseorang
untuk bergerak.
20

Metode tersebut digunakan oleh peneliti dengan perizinan dari pihak SDN
Langensari 2, serta disambut baik oleh pihak SDN Langensari 2. Tentunya hal
tersebut dijadikan sebagai motivasi penambah semangat penyusun dalam
meneliti pelaksanaan kegiatan.

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengenalan lingkungan sekolah dan


lingkungan sekitar desa khususnya di kampung margasari, banyak sekali hal-
hal yang bisa di manfaatkan untuk membantu pembelajaran dengan lancar.
Seperti menjelaskan tempat/sarana umum, tumbuhan, dan satwa yang ada di
sekitar lingkungan, dan bisa memanfaatkan fasilitas olahraga yang ada di
sekolah, seperti bermain voly, bola, badminton, dll. Guna menjaga kesehatan
diri.

Dengan di tingkatkannya motivasi belajar siswa, respon dari anak-anak


pun sangat baik, terlihat dan juga digambarkan dengan beberapa hal berikut :

a. Anak-anak lebih bersemangat dalam belajar;


b. Menambah rasa ingin tahu anak dengan merasakan langsung objeknya;
c. Kepercayaan diri anak meningkat dalam belajar di depan guru dan
teman sejawat;
d. Daya tangkap dan eksplorasi terhadap pembelajaran meningkat;
e. Lebih sigap dalam materi, pengerjaan tugas, dan penyelesaian masalah.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk strategi
guru untuk menghidupkan motivasi belajar siswa dalam kebijakan SFH
ditengah wabah COVID-19 dengan publikasi hasil kerja tugas siswa terbukti
dapat memotivasi siswa untuk melaksanakan SFH. Beberapa hambatan yang
ditemui guru dalam pelaksanaan metode publikasi tersebut berhubungan
dengan aspek orang tua peserta didik, sarana pembelajaran, dan kreativitas
guru.
Adanya penerapan publikasi hasil kerja tugas siswa tersebut memberikan
manfaat berupa tumbuhnya motivasi belajar anak, melatih kedisiplinan anak,
serta membantu meningkatkan antar orang tua dan anak. Meski cara ini
terbilang sederhana, namun hasil penelitian ini menunjukan bahwa cara ini
cukup efektif dalam menumbuhkan motivasi belajar anak. Dalam
penerapannya pun dibutuhkan kekonsistenan guru dalam melaksanakannya,
agar hasil yang diperoleh dapat maksimal. Selain itu, kerja sama dari orang tua
juga dibutuhkan agar pelaksanaan SFH dapat berjalan secara optimal
sebagaimana yang diharapakan.
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar.
Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa
atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan
hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai,
maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak
dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu
menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar
sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa. Berdasarkan definisi-
definisi para ahli, maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan
untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.

21
22

Seorang Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari


proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga semua kualitas dari dalam
diri anak-anak didiknya, akan terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam
diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita memiliki jiwa di mana
terletak sumber dari segala potensi-potensinya. Karena ketidaktahuannyalah
maka kita sebagai seorang guru adalah pemandu spiritual untuk membantu
memberikan pengetahuan kepada jiwa anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa
seorang murid dalam suatu kegiatan belajar mengajar, akan memberikan
motivasi kuat kepada mereka. Anak-anak didik kita akan merasa dirinya
berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

B. Saran
1. Bagi Perguruan Tinggi
 Dalam pelaksanaannya perlu ditingkatkan kembali dari segi mentoring
dan informasi mengenai teknis lapangan pelaksanaan K2N , agar
mahasiswa cepat serta sigap dalam penyelesaian permasalahan yang
muncul pada saat kegiatan berlangsung. Selain itu tidak dapat
dipungkiri bahwa ada hal-hal yang masih belum dimengerti dengan
baik oleh mahasiswa mengenai penulisan laporan.
 Diharapkan bagi pihak panitia penyelenggara mampu menjalin
komunikasi baik dengan pihak kecamatan dan pihak desa, dan
menindak lanjuti mengenai desa binaan, agar terjaga sampai
seterusnya.
2. Bagi Mahasiswa
Lebih dipersiapkan diri lagi dari segi kesiapan mental, komunikasi, dan
pengetahuan supaya siap dan sigap dalam memecahkan persoalan di lokasi
K2N. Tetap jaga silaturrahmi dan selalu kompak.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Silaturrahmi sekaligus perkenalan peserta K2N kepada para tokoh


masyarakat Ds. Langensari

B. Silaturrahmi & perkenalan peserta K2N ke setiap Lembaga Pendidikan,


diantaranya : RA. Musma Langensari, SDN. Langensari 2, & MI.MA
Langensari
C. Perkenalan sekaligus mengisi KBM di SD & MI

D. Berpartisipasi dalam Simulasi ANBK

E. Upaya Peserta K2N Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Anda mungkin juga menyukai