Anda di halaman 1dari 4

Nama : Annisa Rahmi Wijaya

No. BP : 2010112119
1. PENGERTIAN KRIMINALISASI
Kriminalisasi disebut juga criminalisation atau criminalization. Kamus hukum terkenal Black's
Law Dictionary mengartikan kriminalisasi sebagai The act or an instance of making a previously
lawful act criminal, usually by passing a statute (Bryan Garner, 2004:402). Kamus hukum
lainnya Webster's New World Law Dictionary mendefinisikan kriminalisasi sebagai To make a
particular conduct or mission a crime and to establish penal sanctions for it (Susan Ellis Wild,
2006 114).
Berpedoman pada dua kamus hukum tersebut maka, yang dimaksud kriminalisasi
adalah proses ditetapkannya suatu perbuatan baik itu berwujud perbuatan positif
(berbuat sesuatu) maupun perbuatan negatif (tidak berbuat sesuatu) sebagai perbuatan
yang dapat dikenakan sanksi pidana (tindak pidana) berdasarkan undang-
undang. Kriminalisasi menjadikan suatu perbuatan yang
sebelumnya bukan tindak pidana menjadi tindak pidana.

Syarat mutlak suatu kriminalisasi adalah bahwa itu harus dilakukan dengan undang-undang.
Tanpa undang-undang tidak ada kriminaliasi Undang-undang adalah condition sine quanon
dilakukannya kriminalisasi. Mengapa demikian? Ini adalah konsekuensi berlakunya asas
legalitas dalam hukum pidana yang salah satu implikasinya adalah tidak ada tindak pidana jika
suatu perbuatan tidak disebut sebagai tindak pidana dalam undang-undang. Proses
kriminalisasi itu sendiri dimulai pada saat ditetapkannya suatu perbuatan sebagai tindak pidana
dalam suatu rancangan undang-undang. Kriminalisasi benar-benar terjadi setelah rancangan
undang-undang itu disahkan menjadi undang-undang dan kemudian diundangkan. Dengan
diundangkannya suatu undang-undang maka secara resmi suatu perbuatan yang awalnya
bukan tindak pidana menjadi tindak pidana. Di Indonesia, seiring kecenderungan hampir tiap
undang-undang selalu memuat tentang ketentuan pidana maka di situ pulalah terjadi
kriminalisasi-kriminalisasi baru.
Satu permasalahan penting dalam perdebatan tentang kriminalisasi adalah bagaimana
mengakses relatifitas dari keseriusan dari kerugian (harm). Hal ini cukup serius untuk
membenarkan kriminalisasi. Bagian lain yang dipersamakan adalah bentuk dari pengawasan
sosial apakah sesuai dan apakah lebih efektif. Diskusi mengenai hal ini dalam hukum Inggris
dan Wales tumpul dengan absennya berbagai alternatif pembangunan bentuk dari regulasi dari
perbuatan yang tidak diinginkan. Tidak adanya kategori umum mengenai infractions, violation,
civil offences atau administrative offences menjadi ketidakseragaman dalam penegakan atau
pengadilan terhadap kategori kesalahan (wrongs). Dalam teori hukum pidana seharusnya dibagi
menjadi sanksi perdata dan peraturan administrative dengan berdasarkan referensi untuk
mensensor fungsi dan dengan prinsip dimana lingkup hukum pidana seharusnya dibuat
minimalis. Argumen mengenai kriminalisasi dan dekriminalisasi seharusmnya diuji tidak hanya
dengan empiris tetapi juga dengan pembenaran dalam menerapkan sanksi dari pada bentuk
regulasi.
 
HAL - HAL YANG PERLU DIKRIMINALISASI :
LGBT
Karena LGBT merupakan penyakit yang dampkanya sangat merugikan orang banyak.
Pasalnya setelah di lakukannya survei seiring dengan bertambahnya jumlah LGBT
maka bertambah pula penderita HIV-AIDS, tidak hanya itu masih banyak kerugian-
kerugian yang terjadi nantinya akibat LGBT ini dan pastinya akan berdampak pada
negara juga. Maka dari itu sangat perlu di adakan kriminalisasi untuk LGBT agar tidak
berdampak lebih buruk bagi warga dan negara.
Ramalan
Menurut saya, ramalan bisa di kriminalisasi jika ia memberi pengaruh buruk atau
menimbulkan kekacauan di masyarakat. Karena ramalan itu dapat mempengaruhi pola
pikir manusia sehingga membuat seseorang melakukan hal - hal yang di ramalkan.
Waria yang berkeliaran
Menurut saya, hal ini bisa di kriminalisasi pasalnya hal ini sudah sangat jelas melanggar
norma-norma yang ada apalagi norma kesopanan dan dapat merusak moral bangsa.
Maka dari itu, untuk mengantisipasi hal ini perlu dikriminalisasi.
Bullying (Lisan ataupun fisik)
Menurut saya, kasus bullying mungkin bisa di pidana karena sangat merugikan dan
dapat mengakibatkan kematian seseorang akibat efek ini. Mungkin banyak kasus
kekerasan yang terjadi akan tetapi melakukan pembullying secara lisan (dengan
sengaja dan berulang) yang dapat memengaruhi si korban mungkin bisa di
kriminalisasi.Maka, perlu adanya sanksi tegas terkat hal ini agar tidak terulang lagi.
Prostitusi Online
Melakukan hal ini sangat merusak norma-norma yang ada di Indonesia dan bisa
memungkin terjadinya aksi-aksi yang kejahatan. Menurut saya, hal ini merupakan
pekerjaan ilegal yang dapat merugikan.
 
2. PENGERTIAN DEKRIMINALISASI
Dekriminalisasi atau decriminalization adalah kebalikan dari kriminalisasi. Jika
kriminalisasi menjadikan suatu perbuatan yang awalnya bukan tindak pidana menjadi tindak
pidana maka dengan dekriminalisasi yang mulanya tindak pidana menjadi bukan tindak pidana.
Untuk mendapatkan kejelasan tentang apa itu dekriminalisasi maka lagi-lagi saya mengutip dari
kamus hukum Black's Law Dictionary dan Webster's New World Law Dictionary. Yang pertama
mengartikan dekriminalisasi sebagai The legislative act or process of legalizing an illegal act
(Bryan Garner, 2004:442) sementara yang kedua mengartikannya sebagai The legislature's act
of amending laws to permit a previously illegal act (Susan Ellis Wild, 2004:119).

Dari kedua kamus itu dapat dilihat bahwa dengan kriminalisasi menjadikan tindakan yang
semula illegal menjadi legal. Dari yang awalnya tindakan terlarang menjadi tindakan tidak
terlarang. Dari tindak pidana menjadi bukan tindak pidana.
Dekriminalisasi dapat terjadi dengan beberapa cara.
Pertama, ketentuan pidana dalam suatu undang-undang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
oleh undang-undang yang baru atau oleh peraturan yang lebih tinggi.
Kedua, ketentuan pidana dalam suatu undang-undang dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi
melalui pengujian undang.undang.
Ketiga, hakim tidak lagi menerapkan ketentuan pidana dalam suatu undang-undang karena
dirasa tidak lagi mencerminkan rasa keadilan atau telah ketinggalan zaman (contra legem).
Dekriminalisasi yang dilakukan di banyak negara misalnya adalah dekriminalisasi terhadap
euthanasia. Belanda adalah negara pertama yang melegalkan euthanasia berlaku mulai 1 April
2002 berdasarkan undang-undang yang diterbitkan pada 10 April 2001. Negara selanjutnya
adalah negara bagian Oregon di Amerika Serikat dan Belgia. Di Indonesia, euthanasia adalah
tindak pidana menurut Pasal 344 KUHP dan pelakunya diancam pidana penjara selama-
lamanya 12 tahun.
Hal-hal yang perlu untuk di dekriminalisasi :
Cek kosong
Menurut saya, jika sekali ada cek kosong maka tidak tepat rasanya untuk di beri suatu
tindak pidana. Sebagaimana yang menjadi penyebab terbesar terjadi nya cek kosong ini
adalah mismatch, jadi lebih ke unsur ketidaksengajaan dikarenakan saldo tidak
mencukupidan hal ini sangat lumrah terjadi dalam dunia bisnis.
Penggunaan jimat
Jimmat adalah benda yang di percaya oleh beberapa orang sebagai bentuk dari
melindungi diri bagi si pemakai. Hal ini berarti, penggunaan jimat ini hanya untuk diri
sendiri untuk terhindar dari segala hal yang tidak di inginkan bukan sebagai alat untuk
berbuat kejahatan.
Legalisasi Ganja
Ganja bisa saja dilegalkan karena menurut penilitian, ganja bisa di jadikan obat dan
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satu contohnya adalah akar
ganja dapat berfungsi sebagai obat diabetes. Yang menjadi penyebab ilegal adalah
penyalahgunaan dari ganja tersebut.
Nikah siri
Sanksi pidana atau kurungan pada orang yang melakukan nikah siri dirasa kurang
tepat, karena hal ini bisa jadi menimbulkan kontroversi. Dan masalah pernikahan itu
merupakan privasi dan keputusan antar pihak-pihak yang terkait .
Membuka rahasia
Untuk hal ini, di zaman globalisasi kemampuan teknologi untuk mengetahui  rahasia
bukanlah hal yang asing lagi. Pasalnya seseorang bisa saja memberikan tuduhan yang
tidak benar adanya. Maka dari itu, memberikan sanksi pidana kepada yang membuka
rahasia di rasa kurang tepat.
 
3. PENGERTIAN DEPENALISASI
Depenalisasi berarti suatu perbuatan yang awalnya adalah tindak pidana setelah
didepenalisasi berubah menjadi bukan tindak pidana tetapi apabila perbuatan itu
dilakukan pelakunya masih dapat dikenakan sanksi tetapi bukan sanksi pidana
melainkan sanksi perdata (ganti rugi) ataupun sanksi administrasi.
Untuk lebih meyakinkan baiklah saya kutip pendapat pakar hukum pidana Indonesia Sudarto
yang mengartikan depenalisasi sebagai suatu perbuatan yang semula diancam pidana,
ancaman pidana itu dihilangkan akan tetapi masih dimungkinkan adanya penuntutan dengan
cara lain ialah dengan melalui hukum perdata ataupun hukum administrasi (Sudarto, 1986:32).

Meskipun salah kaprah istilah kriminalisasi kini kian memasyarakat. Istilah kriminalisasi semakin
akrab di telinga masyarakat meskipun mungkin tidak semua tahu pengertian yang sebenarnya
dari kriminalisasi itu sendiri. Bahkan dari kasus "kriminalisasi” BW muncul sekelompok orang
yang menamakan dirinya sebagai Tim Advokasi Anti Kriminalisasi. Tentu saja Tim itu dalam
kontek "kriminalisasi” terhadap BW bukan kriminalisasi dalam pengertian yang sebenarnya
sebagai penetapan suatu perbuatan sebagai tindak pidana dalam undang-undang. Kriminalisasi
itu sendiri akan terus berjalan sesuai perkembangan masyarakat dan teknologi dan begitu pula
dengan dekriminalisasi dan depenalisasi.
 
Hal yang harus di depenalisasi
Sanksi Pidana Vaksin Covid dapat diganti dangan Sanksi Administrasi
Di dunia kesehatan persetujuan dari pasien merupakan hal yang paling utama maka
dari itu sanksi pidana yang di berikan pada orang yang menolak di beri vaksin tidaklah
tepat karena setiap orang berhak untuk menentukan pilihan.
Sanksi untuk orang yang melanggar UU ITE
Pada zaman yang penuh dengan kecanggihan teknologi ini, berita-berita hoax atau
pembulian di medsos dan fitnah-fitnah lainnya sudah sangat Mmp;erajalela dan sudah
banyak memakan korban. Menurut saya, memberi sanksi pidana tidaklah efektif untuk
si pelanggar dibandingkan apa yang di alami korban.
Hewan ternak yang masuk ke lahan orang
Menurut saya, untuk Sanksi yang diberikan kepada di pemilik hewan mungkin bisa
diberi hukuman perdata atau administrasi, pasalnya bisa jadi ada unsur
ketidaksengajaan dari si pemilik mengingat bahwasannya yang melakukan pelanggaran
adalah hewan.
Tidak memberikan pelayanan kepada orang miskin
Menurut saya, suatu pelayanan baik kesehatan,pendidikan,dll jika secara sengaja tidak
di berikan kepada orang miskin maka hal tersebut bisa di pidanakan. Karena banyak
nya masyarakat miskin yang tidak mendapat pelayanan yang layak. Untuk itu perlu
adanya tindakan yang tegas untuk mengatasi hal ini.
UU kesopanan
Bagi pelanggar UU kesopanan untuk di jatuhi sanksi pidana saya rasa agak sedikit
berlebihan, karena apabila ia di jatuhi sanksi pidana akan menimbulkan kerugian yang
amat berat dan berdampak pada dirinya nanti setelah menyelesaikan sanksi tersebut.
Karena hukuman yang ia terima bukan hanya dari ranah hukum saja tapi masyarakat
yang meng”cap” dirinya. Mungkin sanksi yang lain dapat menjadi penyelesaiannya
tanpa menjatukan martabatnya di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai