ACARA I KARBOHIDRAT
rizkia mift ahat ul Hasanah
BIOKIMIA
DISUSUN OLEH
G1A018069
UNIVERSITAS MATARAM
2020
ACARA 1
KARBOHIDRAT
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Tujuan Praktikum
Melakukan idenifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan polisakarida)
berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya.
b. Waktu Praktikum
Kamis, 9 Juli 2020
c. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Karbohidrat sederhama (simple carbohydrate), manosa, atau monosakarida
adalah karbohidrat yang molekulnya lebih kecil dari susunannya lebih sederhana
dibandingkan dengan molekul karbohidrat yang lain. Molekul karbohidrat ini dappat
dioerkecil lagi dengan cara hidrolisis. Monosakarida adalah suatu persenyawaan yang
netral, mudah larut dalam air, kelarutannya dalam alkohol kecil, dan tidak larut dalam
dietileter (Sumadjo, 2009).
Tes molisch adalah tes umum yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan
karbohidrat. Jika hasil tes diperoleh negatif, keberadaan gula dalam sampel dihilangkan.
Ini adalah tes yang berguna untuk mengidentifikasi senyawa apa saja yang didehidrasi
menjadi furfural atau hydroxymrthylfurfural dihadapan H2SO4. Tes benedict adalah tes
umum untuk aldehida dan alfa hidroksil keton. Dapat digunakan untuk mendeteksi
keberadaan mengurangi gula dalam sampel yang diberikan (Elzagheid, 2018).
Perubahan kimia bahan pangan akan mengakibatkan perubahan fisik pada bahan
makanan. Pati sebagai komponen utama karbohidrat pada suhu tinggi dapat mengalami
hidrolisis. Meningkatnya suhu aan meningkatkan kecepatan hidrolisis pati. Hidrolisis pati
dapat juga dipengaruhi oleh pH, konfigurasi anomerik, dan ukuran cincing glukosil.
Karbohidrat cenderung tidak stabil pada suasana asam, khususnya pada suhu tinggi
(Lestari dan Lavenia, 2017).
C. HASIL PENGAMATAN
a. Reaksi Uji Molisch
Langkah Kerja Hasil Pengamatan
Glukosa 1%
2 mL glukosa 1% dimasukkan ke Warna awal glukosa 1% bening
dalam tabung reaksi
Tambahkan 2 tetes larutan reagen Warna awal larutan reagen molisch
molisch adalah cokelat pekat. Setelah
ditambahkan ke dalam larutan glukosa
1% warnanya tetap bening. Dan
terdapat sisa reagen molisch yang
menempel pada dinding tabung reaksi
Tambahkan 2 mL H2SO4 pekat Warna awal H2SO4 pekat adalah
dialirkan melalui dinding tabung bening. Setelah larutan H2SO4
hingga membentuk lapisan ditambah ke tabung reaksi terbentuk 2
dibawah campuran. warna. Pada bagian atas berwarna
cokelat muda agak keruh pada bagian
bawah cokelat gelap dan terdapat
endapan dibawahnya. Sisa reagen
molisch yang tidak larut menggumpal
diatas larutan, tabung reaksi menjadi
panas.
Fruktosa 1%
2 mL fruktosa 1% dimasukkan ke Warna awal fruktosa 1% adalah kuning
dalam tabung reaksi bening
Ditambahkan 2 tetes larutan reagen Warna awal reagen molisch adalah
molisch cokelat pekat. Setelah ditambahkan
warnanya tetap bening, tetapi reagen
molisch menempel pada bagian atas
dinding tabung reaksi.
Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat Warna awal H2SO4 pekat adalah
adalah being. Setelah ditambahkaan ke
dalam tabung reaksi warnanya berubah
menjadi ungu pekat. dan terdapat
banyak endapan. Dan tabung reaksi
menjadi panas.
D. PEMBAHASAN
Pada percobaan uji molisch glukosa 1% didapatkan hasil dari pencampuran antara
2 mL glukosa dan 2 tetes reagen molisch menghasilkan larutan tetap bening, tetapi
larutan reagen tidak membentuk cincin pada tabung reaksi. Reagen molisch hanya
menempel dan tidak menyatu. Seharusnya campuran larutan membentuk cincin berwarna
ungu dipermukaannya Hal ini dikarenakan larutan reagen molisch sudah lama dan
terkontaminasi dengan medianya. Kemudian ditambah 2 mL H2SO4 pekat yang berfungsi
untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furifural. Hasil reaksinya
terbentuk 2 layer, pada bagian atas cokelat muda dan pada bagian bawah cokelat gelap
dan lama-kelamaan ada endapan berwarna ungu tetapi tetap tidak membentuk cincin.
Jika saja reagen moloch tidak lama, maka bisa terbentuk reaksi positif dengan munculnya
cincin ungu tersebut. Sama halnya dengan uji molisch dengan fruktosa tidak terlihat
adanya cincin ungu, tetapi setelah ditambahkan H2SO4 pekat warnanya berubah menjadi
ungu pekat dan terdapat banyak endapan. Perbedaan jumlah endapan dan warna larutan
menunjukkan bahwa fruktosa lebih banyak mengandung karbohidrat dibandingkan
glukosa. Namun dalam prakikum ini, pengujian dengan reagen molisch ini sangat
spesifik untuk menunjukkan adanya golongan monosakarida pada larutan karbohidrat.
Pada percobaan uji benedict glukosa 1% dan cmpuran reagen benedict
menghasilkan warna biru. Setelah dipanaskan warnanya berubah mejadi merah bata
pekat. Memiliki endapan yang kasar dan jumlahnya lebih sedikit dengan waktu 2 menit 4
detik adalah waktu yang digunakan glukosa untuk berubah warna. Begitu pula pada uji
benedict dengan fructosa perlakuannya sama namun setelah dipanaskan menghasilkan
warna dan endapan merah bata dalam waktu 1 menit 5 detik. Waktu menunjukkan
lamanya reaksi perubahan warna setelah dicampukan. Perbedaan waktu yang digunakan
menunjukkan bahwa fruktosa lebih cepat bereaksi dengan panas. Hasil endapan fruktosa
adalah halus dan jumlahnya lebih banyak daripada glukosa. Terjadinya perubahan warna
ini menunjukkan reaksi posirif benedict kareana tergolong monosakarida dan memiliki
ikatan sederhana yang dapat direduksi oleh reagen benedict. Karena tujuan dari reaksi
benedict ini untuk menunjukkan adanya gula pereduksi pada suatu ikatan. Terbentuknya
endapan merah bata ini sebagai hasil ion reduksi dari Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu
gugus aldehid (keton bebas) yang tergandung dalam gula reduksi yang berlangsung
dalam suasana alkalis.
Reaksi iodine yang menggunakan amilum dan HCl encer kemudian menhgasilkan
warna bening, setelah ditambahkan larutan iodine berubah menjadi orange kecoklatan.
Hal ini menunjukkan reaksi positif yang ditandai dengan warna orange kecoklatan.
Terbentuknya warna cokelat disebabkan karena amilum dapat bereaksi dengan iodine
dalam suasana asam kemudian iodine membentuk kompleks polisakarida karena dalam
suasana asam amilum tersebut dapat terhidrolisis sehingga memudahkannya untuk
bereaksi dengan iodine membentuk kompleks berwarna cokelat keruh. Dengan demikian
pada percobaan tes iodine terbukti bahwa amilum adalah polisakarida. Karena hanya
polisakarida yang bisa cepat bereaksi dengan iodine dengan memberikan perubahan
warna yang kompleks.
E. KESIMPULAN
Lestari, I., dan Eka, S., L. (2017). Penentuan Karbohidrat pada Pisang Kepok Kuning atau
Putih Sebelum dan Sesudah Direbus untuk Dikonsumsi Penderita Diabetes Mellitus.
Jurnal Sains. 7(13): 41-47.
Sumardjo, D. (2009). Pengatur Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Studi Strata 1. Jakarta : Fakultas Bioksata Buku Kedokteran EGC.
LAMPIRAN