Kebanksentralan dan
KebijakanMoneter
ESPA4421
Inisiasi 5
Sebagai elemen penting dalam infrastruktur keuangan suatu perekonomian untuk mendukung
stabilitas keuangan. Gangguan yang terjadi pada sistem pembayaran dapat mengganggu
kewajiban pembayaran, yang akan menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap
likuiditas dan stabilitas sistem keuangan dan perbankan.
Sebagai saluran penting pengendalian ekonomi yang efektif, khususnya melalui kebijakan
moneter. Dengan lancarnya sistem pembayaran, kebijakan moneter dapat lebih cepat
mempengaruhi likuiditas perekonomian, sehingga proses transmisi kebijakan moneter dari
sistem perbankan ke sektor riil dapat berjalan lancar.
Sebagai alat untuk mendorong efisiensi ekonomi. Dengan lancarnya sistem pembayaran,
penyelesaian berbagai transaksi ekonomi dapat terlaksana lebih cepat dan aman, yang akan
mempercepat perputaran uang, mempermudah perencanaan keuangan, dan meningkatkan
produktivitas perekonomian.
2. Risiko
likuiditas
1.
5. Risiko 3. Risiko
Risiko
sistemik hukum
kredit
4. Risiko
operasional
Karakteristik Alat Pembayaran
• Bentuk fisik, dapat berupa uang kertas, uang logam, warkat (seperti
cek, bilyet giro, nota debet, nota kredit), kartu, (seperti kartu
kredit, kartu debet, kartu ATM, smart cards), tanpa fisik (seperti
internet dan telepon).
• Sistem pengaman. Pada uang tunai berbentuk tanda air, benang
pengaman, cetak intaglio, cetak tersembunyi, dan rectoverso.
• Basis pembayaran ada 2, yaitu berbasis kredit, di mana
penyelesaian tagihan pada periode tertentu setelah transaksi
dilaksanakan, dan berbasis debet, di mana pembebanan rekening
dilakukan seketika atau pada hari yang sama.
Proses Penyelesaian Pembayaran
• Tertunda (batch)
• seketika (real time),
• bilateral atau multilateral
• dengan sistem net atau gross.
• Penyelesaian akhir (setelmen) dilakukan melalui kliring menggunakan
netting untuk transaksi bernilai kecil
• Jaringan RTGS merupakan poros setelmen akhir berbagai sistem setelmen
antarbank, seperti Automated Clearing House (ACH), Delivery versus
Payment (DvP), Automated Teller Machines (ATM), Interbank Giro (IBG),
dan Payment versus Payment (PvP).
• Peran bank sentral dalam sistem pembayaran ada 4 yaitu; sebagai
pemakai, anggota, penyedia sistem dan pelindung kepentingan umum.
• Tanggung jawab bank sentral 3 (tiga) (Summers, 1994), yaitu tanggung
jawab pengawasan, tanggung jawab operasional, dan tanggung jawab
kebijakan.
Sistem Pembayaran di Indonesia