7
a.Landasan hukum: PBI no. 18/40/PBI/2016 tentang
penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran
b.Berdasarkan PBI tersebut, pemerintah menjamin legalitas dan
perlindungan dalam penyelenggaraan sistem pembayaran dan
perlindungan konsumen
2. Komponen Kebijakan
a. Dikeluarkan oleh BI sebagai bank sentral di Indonesia
b. Empat prinsip kebijakan BI:
Komponen • Keamanan
• Efisiensi
Penunjang Sistem
• Kesetaraan akses
• Perlindungan konsumen
Risiko Kredit
a. Muncul bila ada pihak yang tidak mampu memenuhi kewajiban/utang
saat jatuh tempo dan pada masa akan datang
b. Counterparty: mereka yang terkena risiko kredit
Risiko Likuiditas
a. Likuiditas = Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban/utang
jangka pendek
b. Risiko Likuiditas: risiko di mana counterparty tidak mampu membayar
utang karena tidak punya dana saat ini maupun akan datang
Risiko Sistemik
a. Disebabkan karena lembaga keuangan tidak memenuhi kewajibannya
b. Dapat terjadi karena gangguan pada sistem dan berdampak pada
ketidakmampuan seluruh lembaga keuangan dalam membayar
utang/kewajibannya
c. Berakibat pada hilangnya kepercayaan masyarakat stabilitas sistem
dan pasar keuangan terganggu ketidakpastian dalam sistem
keuangan berimbas negatif pada perekonomian
Risiko Hukum
a. Terjadi jika tidak ada kepastian hukum akan timbul resiko kredit
dan resiko likuiditas
Risiko Operasional
a. Terjadi bila ada kegagalan manajemen operasi terkait sistem
pembayaran atau bisa juga terjadi jika kegiatan operasional
mengalami kekeliruan
Peran BI Dalam
Sistem
Pembayaran
Nasional (SPN)
1. Regulator
UU no 23 tahun 1999 jo UU no 3 a. Membuat peraturan sehingga sistem pembayaran berjalan
tahun 2004 jo UU no 6 tahun lancar, aman dan efisien
b. Contoh: BI menerbitkan PBI no. 18/40/PBI/2016 tentang
2009 tentang Bank Indonesia
penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran
2. Perizinan
a. Memberi izin pada pihak yang terlibat dalam pelaksanaan sistem
pembayaran
b. Contoh: BI menerbitkan izin pada lembaga yang melakukan
transfer dana, APMK (Alat Pembayaran Menggunakan kartu) dan
uang elektronik (e-money, breeze, flash)
3. Pengawasan
a. Mengawasi proses pembayaran dan aktivitas para pelaku yang terlibat dalam sistem pembayaran
i. secara langsung
ii. tidak langsung
b. Memberi sanksi pada bank sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku
c. Memberi izin dan mencabut izin usaha bank
d. Memberi dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan tertentu dari bank
e. Memberi izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank
4. Operator
BI menyelenggarakan layanan sistem pembayaran yang dapat dilakukan antar bank berbeda:
a. BI-SSSS (Bank Indonesia Scriptless Securities Settlement System)
i. Layanan sarana penatausahaan dan settlement surat berharga
ii. Menghubungkan peserta penyelenggara dan BI-RTGS
5
b) BIRTGS (Bank • Transaksi Antar Bank
•
Indonesia Real Time •
Secara Elektronik Fasilitator
Nominal diatas 100 juta
Gross Settlement) • Sifatnya urgent a) memfasilitasi
• Meliputi 90% dari SPI
pengembangan sistem
• Biaya Transfer lebih mahal
pembayaran oleh industri
c) SKNBI (Sistem • Transfer dana berjadwal yang bergerak dalam bidang
• Memiliki 5 waktu pada jam kerja jasa keuangan
Kliring Nasional • Tidak ada maksimal dan minimal
b) Alat pembayaran
Bank Indonesia nominal
• Biaya lebih murah dari RTGS menggunakan uang tunai,
kartu dan uang elektronik,
d) Bi-ETP • Transaksi elektronik pusat giral (cek dan giro)
(Elektronik perdagangan pasar uang antar
Trading bank (secara elektronik)
• Target 15-20% dari PDB
Platform
Visi Blueprint SPI 2025
Target: 91,3 juta penduduk unbanked dan
62,9 juta UMKM
2. Digitalisasi perbankan
4 Inisiatif Blueprint Pengembangan Retail Payment Secara Real Time 24/7 Dengan
Keamanan dan Efisiensi Tinggi
SPI 2025
pengembangan wholesale payment dan financial market
infrastructure