Anda di halaman 1dari 11

TUGAS EKONOMI

KELAS: X 3
KELOMPOK:4
ANGGOTA
BRACHA
ALFAREL
ADNAN
IZMA
ALYA
IRMA
A.SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran merupakan sistem yang


mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan
mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan
pemindahan dana dalam kegiatan ekonomi.Pada
dasarnya sistem pembayaranmemiliki tiga tahapan
yaitu otorisasi, kliring, dan penyelesaian akhir.
1. PERAN SISTEM PEMBAYARAN
DALAM PEREKONOMIAN

A.Elemen penting dalam infrastruktur keuangan untuk


mendukung terciptanya stabilitas keuangan.
B. Sebagai jaringan utama transmisi kebijakan moneter
untuk mendukung pengendalian moneter yang lebih
efektif dan efisien.
C.Pendorong efisiensi perekonomian nasional dalam
hal percepatan transaksi pembayaran.
2.KOMPONEN SISTEM PEMBAYARAN

A.Kebijakan Sistem Pembayaran


Kebijakan sistem pembayaran antara satu negara dengan
negara lainnya dapat berbeda-beda. Hal ini disebabkan
karena perbedaan sejarah, karakteristik, dan kebutuhan
akan sistem pembayaran yang berbeda-beda antara negara
satu dengan negara lainnya. Biasanya kebijakan sistem
pembayaran ditentukan oleh bank sentral negara karena
sistem pembayaran selalu berhubungan erat dengan sistem
moneter dan sistem perbankan.
B.Kelembagaan Sistem Pembayaran
Kelembagaan yang dimaksud yakni lembaga yang secara
langsung maupun tidak langsung berperan dalam sistem
pembayaran. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistem
pembayaran yaitu bank sentral, bank umum, lembaga
kliring, pasar modal, penyedia jasa jaringan komunikasi,
penerbit kartu kredit,dan lain-lain. Bank sentral dalam
sistem pembayaran berperan sebagai opera dan lain-lain
Bank sentre stem pembayaran. Namun ada juga bank
sentral yg hanya berfungsi sebagai regulator dan supervisor.
C.ALAT PEMBAYARAN
Pembayaran yang digunakan dalam sistem pembayaran adalah ala pembalat pembantunai yang bentuknya
beragam. Pertama berupa paper based Reperti cek dan bilyet giro. Kedua, berupa card based, misalnya kartu
debit dan kartukredit Ketiga, berupa electronic based seperti dompet digital dan uang elektronik.

D. Mekanisme Operasional Sistem Pembayaran


Dalam sistem pembayaran nontunai diperlukan
mekanisme operasional untuk memindahkan dana
dari satu pihak ke pihak lainnya. Mekanisme
operasional ini harus menjamin kelancaran dan
keamanan perpindahan dana, serta memastikan dana
diterima oleh pihak yang dituju. Mekanisme
operasional sistem pembayaran yang ada saat ini
antara lain adalah kliring (SKNBI), transfer dana
melalui RTGS (BI-RTGS), Gerbang Pembayaran
Nasional (GPN), dan lain-lain
e. Infrastruktur Teknis
Infrastruktur teknis yang dimaksud yaitu komponen teknis
yang diperlukan untuk memproses oses dan melakukan
pemindahan dana, seperti message format sistem jaringan
komputer, komunikasi, perangkat keras, dan lunak, sistem
buckup disaster recovery plan, dan lain-lain. Keberadaan
infrastruktur teknis ini sangat menunjang kelancaran
penyelenggaraan sistem pembayaran.

f. Perangkat Hukum
Perangkat hukum dalam sistem pembayaran meliputi undang-
undang dan peraturan-peraturan yang terkait dengan sistem
pembayaran. Adanya perangkat hukum sebagai penjamin
legalitas penyelenggaraan sistem pembayaran. Sistem
pembayaran di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHP), Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD), UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, serta berbagai peraturan Bank Indonesia mengenai
sistem pembayaran.
3. RISIKO DALAM SISTEM
PEMBAYARAN

Sebagai sebuah sistem yang dibuat manusia, sistem pembayaran


tidak terlepas dari adanya risiko yang menyertainya. Risiko dalam
sistem pembayaran perlu diminimalisir agar tidak menimbulkan
kerugian bagi masyarakat pengguna. Berikut ini beberapa risiko
dalam sistem pembayaran.
RESIKO RESIKO DALAM SISTEM
PEMBAYARAN

A.Risiko kredit
Risiko kredit merupakan risiko yang timbul dari ketidakmampuan salah satu pihak
dalam membayar sejumlah dana pada saat jatuh tempo pembayaran. Jika hal ini terjadi
maka salah satu pihak akan dirugikan.
B. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang timbul dari ketidakmampuan salah satu pihak
dalam membayar sejumlah dana dalam jangka waktu yang telah di tentukan, meskipun
sebenarnya mampu membayar dalam jangka waktu yang lebih lama.
C.Risiko Hukum
Risiko hukum merupakan risiko lemahnya aturan hukum dalam sistem pembayaran
yang dapat mengakibatkan ketidakpastian dalam pembayaran. Lemahnya aturan hukum
dapat memperburuk risiko kredit dan risiko likuiditas yang telah ada sebelumnya.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional merupakan risiko yang terjadi
akibat adanya masalah dalam operasional sistem
pembayaran. Seperti rusaknya infrastruktur
pendukung sistem pembayaran, gangguan peretasan
jaringan, dan sebagainya.

e. Resiko sistemik
Risiko sistemik yaitu,risiko akibat terjadinya
masalah pada sebagian besar transaksipembayaran
dengan indikator yang sama. Jika tidak segera
dikendalikan maka masalah akan terus menyebar
yang dapat menggangu sistem pembayaran secara
keseluruhan.
4. PERAN BANK INDONESIA DALAM
SISTEM PEMBAYARAN

Bank Indonesia memiliki wewenang menetapkan


kebijakan, mengawasi, memberikan perizinan, dan
fasilitator dalam sistem pembayaran di Indonesia.
Bank Indonesia akan terus berupaya untuk
menciptakan sistem pembayaran yang mudah,
murah, dan aman.
a. Sebagai Regulator
Peran pokok Bank Indonesia dalam sistem
pembayaran di Indonesia, yakni sebagai regulator
sistem pembayaran. Bank Indonesia akan berusaha
untuk mewujudkan sistem pembayaran yang aman,
cepat, dan mudah digunakan oleh masyarakat.
Untuk itu Bank Indonesia akan terus mengeluarkan
kebijakan untuk menciptakan efisiensi sistem
pembayaran.

Anda mungkin juga menyukai