Anda di halaman 1dari 3

Kewirausahaan

Nama : Jessica Constantia

NPM : F0G01001

Dosen Pengampuh :

Dr. Ir. Hendri Bustamam,Ms

D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM\

UNIVERSITAS BENGKULU

2021/2022
Pertanyaan

1. Download 1 artikel penelitian tentang pengendalian hama dengan entomopatogen bakteri :


baca, buat kesimpulan metode perbanyakan bakteri entomopatogen.

2. Pergi ke pertanaman di lapangan (jagung, tanaman sayuran, kelapa sawit, atau tanaman
lainnya) temukan hama mati bergejala bakteri atau jamur. Buat foto dan deskripsi hama
terinfeksi yang ditemui.

Jawaban :

http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2018-2-3-46201-432415021-bab1-02082019075454.pdf

1. Entomopatogen merupakan jenis agen hayati yang menginfeksi serangga serta dapat merusak
sistem metabolisme yang berdampak pada perubahan struktur tubuh serangga. Serangga yang
terinfeksi entomopatogen akan mengalami perubahan struktur tubuh secara morfologi dan
anatomi akibat terganggunya sistem metabolisme.

Bakteri entomopatogen merupakan bakteri yang mampu menginfeksi serangga melalui sistem
pencernaan serta kulit. Bakteri entomopatogen saat ini sudah banyak dijadikan sebagai agen
hayati yang dapat menanggulangi serangan hama pada tanaman pertanian.

Perbanyakan jamur entomopatogen menggunakan media GYA. terdapat pot tanaman caisin.
Setiap 12 jam selama fase larva dicatat jumlah larva yang mati, sedangkan jumlah larva yang
tersisa yang membentuk pupa juga dicatat setiap hari hingga semua larva menjadi imago.
2.

Hama Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver) merupakan kumbang perusak
daun berukuran -/+ 1 cm dengan sayap berwarna kuning polos. Banyak petani yang menyebut
Oteng-oteng dengan sebutan kunang-kunang. Padahal hama Oteng-oteng sama sekali tidak mirip
dengan kunang-kunang.

Oteng-oteng atau kutu kuya menyerang daun dengan memakan daun-daun muda hingga batang
muda. Serangan parah dapat menyebabkan tanaman meranggas dengan menyisakan tulang daun
hingga akhirnya mati. Oteng – oteng dewasa memakan daging daun dan menyebabkan daun
berlubang. Pada serangan berat, tanaman menjadi mati karena oteng-oteng memakan habis daun
dan hanya tersisa tulang daunnya saja.

Teknis Pencegahan Serangan Hama Oteng-oteng :

1. Pergiliran tanaman dengan tanaman lain yang bukan sejenis.

2. Tidak menanam pada lahan bekas tanaman terong, timun, cepokak, melon, gambas, labu dan
semangka.

3. Tidak menanam pada lahan yang dekat dengan tanaman terong, timun, cepokak, melon,
gambas, labu dan semangka.

4. Pengolahan lahan secara tepat.

5. Pembalikan tanah dan penjemuran selama -/+ 2 minggu sebelum tanam agar telur dan larva
oteng-oteng mati.

Anda mungkin juga menyukai