Anda di halaman 1dari 8

Bab 2

Manajemen Pengantar

Making Decision

Manajer di semua tingkatan dan di semua bidang organisasi membuat keputusan.

Artinya, mereka membuat pilihan di antara alternatif.

- Misalnya, manajer tingkat atas membuat keputusan tentang tujuan organisasi mereka, di mana
menemukan fasilitas manufaktur, pasar baru apa yang akan dimasuki, atau apakah akan
membatalkan acara TV populer.
- Manajer tingkat menengah dan bawah membuat keputusan tentang jadwal produksi, masalah
kualitas produk, kenaikan gaji, dan disiplin karyawan.

Fokus kami dalam bab ini adalah bagaimana manajer membuat keputusan. Tetapi membuat
keputusan bukanlah sesuatu yang hanya dilakukan oleh manajer. Semua anggota organisasi membuat
keputusan yang memengaruhi pekerjaan mereka dan organisasi tempat mereka bekerja. Pengambilan
ekputusan ini berpengaruh dalam organisasi sebagai suatu alat untuk bisa mencapai Visi dan Misi
Organisasi. Untuk melakukan visi dan misi tersebut tidak dilakukan oleh manajer saja tetapi ada
bawahan juga yang ikut serta melakukannya.

Pengambilan keputusan paling baik dipahami sebagai proses daripada hanya pilihan.

Artinya disini ada proses didalam stepnya sehingga akan melalui beberapa tahap, masalah itu ada
beberapa solusi alternatif lalu kita memilih kriteria yang cocok yang sudah kita targetkan seperti apa.

Proses Pembuatan Keputusan

1. Langkah 1: Identifikasi Masalah


- Setiap keputusan dimulai dengan masalah, ketidaksesuaian antara kondisi yang ada dan yang
diinginkan
- Titik permasalahan seperti apa dalam organisasi/apa yang sedang kita alami
- Manajer harus berhati-hati untuk tidak mengacaukan masalah dengan gejala masalah.
2. Langkah 2: Identifikasi Kriteria Keputusan
- Setelah manajer mengidentifikasi masalah, dia harus mengidentifikasi kriteria keputusan yang
penting atau relevan untuk menyelesaikan masalah.
- Baik dinyatakan secara eksplisit atau tidak, setiap pengambil keputusan memiliki kriteria yang
memandu keputusannya.
3. Langkah 3: Alokasikan Bobot ke Kriteria
- Seberapa banyak kriteria yang kita butuhkan
- Jadi, pembuat keputusan perlu memberi bobot pada item untuk memberi mereka prioritas yang
benar dalam keputusan. Kuncinya adalah menilai kepentingan relatif dari kriteria tersebut.
4. Langkah 4: Kembangkan Alternatif
- Langkah keempat dalam proses pengambilan keputusan mengharuskan pembuat keputusan
untuk membuat daftar alternatif yang dapat menyelesaikan masalah.
- Dalam langkah ini, pengambil keputusan harus kreatif, dan alternatifnya hanya dicantumkan —
belum dievaluasi.
5. Langkah 5: Analisis Alternatif
- Setelah alternatif diidentifikasi, pembuat keputusan harus mengevaluasi masing-masing yaitu
mengevaluasi keunggulan dan kelemahannya.
- Terkadang pembuat keputusan mungkin bisa melewati langkah ini. Jika satu alternatif mendapat
jika bobot semuanya sama, Anda dapat mengevaluasi alternatif hanya dengan menjumlahkan
nilai yang dinilai untuk masing-masing.
6. Langkah 6: Pilih Alternatif
Langkah keenam dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih alternatif terbaik atau
yang menghasilkan total tertinggi di langkah 5 serta menentukan alternatif mana yang kita pilih
dari masalah yang kita hadapi.
7. Langkah 7: Menerapkan Alternatif
- Keputusan diimplementasikan dengan menyampaikannya kepada mereka yang terkena dampak
dan mendapatkan komitmen mereka untuk itu. B
- Melaksanakan untuk mengambil keputusan ketika itu memang sudah cocok dan udah selesai,
namun jika kurang cocok harus melakukan evaluasi lagi dan balik pada step pertama semula.

Pendekatan pengambilan keputusan

1. Rasionalitas
- Artinya, manajer akan membuat pilihan yang logis, objektif, dan konsisten untuk
memaksimalkan nilai.
- Pengambil keputusan yang rasional akan sepenuhnya objektif dan logis. Masalah yang dihadapi
akan menjadi jelas dan tidak ambigu, dan pembuat keputusan akan memiliki tujuan yang jelas
dan spesifik serta mengetahui semua kemungkinan alternatif dan konsekuensi. Akhirnya,
membuat keputusan secara rasional akan secara konsisten mengarah pada pemilihan alternatif
yang memaksimalkan kemungkinan pencapaian tujuan itu.
- Asumsi ini berlaku untuk setiap keputusan pribadi atau manajerial.
- Asumsi rasionalitas ini tidak terlalu realistis sehingga sulit untuk dilakukan. Manajer tidak selalu
bertindak rasional, tetapi konsep selanjutnya dapat membantu menjelaskan bagaimana
sebagian besar keputusan dibuat dalam organisasi.
2. Rasionalitas Terikat / Bounded Rationality
- Artinya, pengambilan keputusan dengan rasional. Namun, pendekatan yang lebih realistis untuk
menggambarkan bagaimana manajer membuat keputusan adalah konsep rasionalitas terbatas,
yang mengatakan bahwa manajer membuat keputusan secara rasional tetapi dibatasi (dibatasi)
oleh kemampuan mereka untuk memproses informasi.
- Karena meanajer tidak mungkin menganalisis semua informasi tentang semua alternatif,
manajer memuaskan daripada memaksimalkan.
- Artinya, manajer menerima solusi yang memuaskan dan cukup atau "cukup baik".
- Manajer bersikap rasional dalam batasan (batasan) kemampuan mereka untuk memproses
informasi.
3. Intuisi
- Artinya, membuat keputusan berdasarkan pengalaman, perasaan, dan penilaian yang
terkumpul.
- Pengambilan keputusan yang intuitif dapat melengkapi pengambilan keputusan yang rasional
dan terbatas.
- Dapat bertindak cepat dengan informasi yang tampaknya terbatas karena pengalaman masa lalu
itu.
- Individu yang mengalami perasaan dan emosi yang intens ketika membuat keputusan benar-
benar mencapai kinerja pengambilan keputusan yang lebih tinggi, terutama ketika mereka
memahami perasaan mereka saat mengambil keputusan.
- Keyakinan lama bahwa manajer harus mengabaikan emosi saat membuat keputusan mungkin
bukan nasihat terbaik.
4. Mengambil keptusan Berbasis Bukti yang ada .
- Pengambilan keputusan dapat ditingkatkan melalui penggunaan bukti yang relevan dan andal
- Elemen penting pengambilan keputusan berdasar basis bukti yang ada yaitu
a) keahlian dan penilaian pembuat keputusan
b) bukti eksternal yang telah dievaluasi oleh pengambil keputusan
c) opini, preferensi, dan nilai dari mereka yang memiliki kepentingan dalam keputusan
d) faktor organisasi (internal) yang relevan seperti konteks, keadaan, dan anggota organisasi.
- Solusi yang ada diambil paling bisa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah guna
pengambilan keputusan
5. Crowdsourcing
- Artinya, pengambilan keputusan dengan mengumpulkan/mengandalkan jaringan orang-orang di
luar kumpulan pembuat keputusan tradisional organisasi untuk mengumpulkan ide melalui
internet.
- Menemukan solusi inovatif untuk masalah adalah salah satu dari beberapa penggunaan
crowdsourcing dalam organisasi.
- Crowdsourcing dapat membantu manajer mengumpulkan wawasan dari pelanggan, pemasok,
atau kelompok lain untuk membantu membuat keputusan seperti produk apa yang akan
dikembangkan, di mana mereka harus berinvestasi, atau bahkan siapa yang harus dipromosikan.
Contohnya ;
- Gojek web. Para pendiri/manager gojek mempunyai ide namun idenya dari perusahaan gojek
mendapat komisi
- Sufferstock. Menjual foto foto kiya, perusahaan memberi wadah, kemudian yang melaksanakan
dari pada penggunanya.
- Freelancer.co.id. Bisa memilih bidang yang kita kuasai untuk mendapat pemasukan, biasanya
yang cocok pada bidang ini adalah para designer, akuntansi, pemasaram, IT dan jasa hukum

Jenis Keputusan: Keputusan Terprogram vs Nonprogram

Karakteristik Terprogram Nonprogram


Jenis Masalah Terstruktur Tidak Terstruktur
Tujuan pembuat keputusan jelas, Karena tidak semua masalah yang
masalah sudah dikenal, dan informasi dihadapi manajer dapat
tentang masalah mudah didefinisikan diselesaikan dengan menggunakan
dan lengkap. keputusan terprogram.
Tingkat manajerial Level managerial untul lower levels Level Magerial untuk middle atau
yang paling penting untuk Upper
level
Frekuensi Masalahnya Berulang ulang dan rutin Masalahnya baru, tidak biasa/
tidak sehari harinya muncul
Informasi Informasi sudah Tersedia sehingga Informasi tidak lengkap serta
tidak membutuhkan manajer untuk ambigu sehingga Top Manager
Top Manager turun tangan harus mengatasinya
Tujuan Memiliki tujuan yang jelas dan spesifik Memiliki tujuan yang tidak jelas
dan samar
Kerangka waktu untuk solusi Kerangka waktu solusi untuk jangka Kerangka waktu solusi untuk
pendek jangka relatif panjang
Solusi bergantung Solusi bergantung dengan Solusi bergantung pada penilaian
1. Prosedur dan kreativitas
- Adalah serangkaian langkah
berurutan yang digunakan
manajer untuk menanggapi
masalah terstruktur.
- Satu-satunya kesulitan adalah
mengidentifikasi masalah.
Setelah jelas, prosedurnya juga.
2. Aturan
- Adalah memberi tahu manajer
apa yang bisa atau tidak bisa
dilakukan.
- Aturan sering kali digunakan
karena mudah diikuti dan
memastikan konsistensi.
3. Kebijakan
- menyatakan apa yang harus
atau tidak boleh dilakukan.
- Kebijakan biasanya
mengandung istilah ambigu
yang menyerahkan interpretasi
kepada pembuat keputusan.
Berikut beberapa contoh
pernyataan kebijakan:
a. Pelanggan selalu
diutamakan dan harus
selalu puas.
b. Kami berpromosi dari
dalam, jika memungkinkan.
c. Upah karyawan harus
kompetitif dalam standar
masyarakat.

Contoh pada keputusan program  Dirumah sakit ketika ada pasien pulang dari Rumah Sakit, maka
Lower manager akan sudah bisa menanganinya masalah itu dikarenakan SOP-nya sudah jelas
Contoh pada keputusan Nonprogram  Dirumah sakit jika ada pandemi seperti ini ada masalah
pengurangan bantuan untuk rumah sakit tersebut, maka yang bisa menangani masalah ini adalah Top
Manager yang dibantu oleh Middle Manager.

Membandingkan Jenis Keputusan

- Manajer tingkat bawah sebagian besar mengandalkan keputusan terprogram (prosedur, aturan,
dan kebijakan) karena mereka menghadapi masalah yang biasa dan berulang.
- Saat manajer naik ke atas hierarki organisasi, masalah yang mereka hadapi menjadi lebih tidak
terstruktur karena manajer tingkat bawah menangani keputusan rutin dan membiarkan manajer
tingkat atas menangani keputusan yang tidak biasa atau sulit. Juga, manajer tingkat atas
mendelegasikan keputusan rutin kepada bawahan mereka sehingga mereka dapat menangani
masalah yang lebih sulit.

Gaya Pengambilan Keputusan

- Direktif
Orang yang menggunakan gaya direktif memiliki toleransi yang rendah terhadap ambiguitas dan
mencari rasionalitas. Sehingga efisien dan logis, tetapi masalah efisiensi mereka menghasilkan
keputusan yang dibuat dengan informasi minimal dan dengan sedikit alternatif yang dinilai. Tipe
arahan membuat keputusan dengan cepat dan mereka fokus pada jangka pendek.
- Analytical
Tipe analitik memiliki toleransi yang jauh lebih besar untuk ambiguitas daripada pembuat
keputusan direktif namun juga memiliki toleransi yang rendah Ini berarti bahwa tipe analitik
lebih nyaman daripada arahan ketika ketidakpastian terlibat dalam keputusan. Manajer analitik
paling baik dicirikan sebagai pembuat keputusan yang cermat dengan kemampuan untuk
beradaptasi atau mengatasi situasi baru.
- Conceptual
Individu dengan gaya konseptual cenderung sangat luas dalam pandangan mereka dan
mempertimbangkan banyak alternatif. Dimana Intuisi yang tinggi dan toleransi terhadap
ambigu yang tinggi. Fokus mereka adalah jangka panjang dan mereka sangat pandai
menemukan solusi kreatif untuk masalah.
- Behaviorial
Intuisi yang tinggi dan toleransi yang rendah terhadap ambigu sehingga menjadi ciri pembuat
keputusan yang bekerja dengan baik dengan orang lain. Mereka prihatin dengan pencapaian
rekan kerja dan orang-orang yang bekerja untuk mereka serta menerima saran dari orang lain,
sangat mengandalkan pertemuan untuk berkomunikasi. Jenis manajer ini mencoba menghindari
konflik dan mencari penerimaan oleh orang lain.

Gaya pengambilan keputusan bisa dari karakter sekitarnya namun bisa berubah dari lingkungannya
misal lebih dominan behavioral, namun minornya adalah directive. Sehingga tidak selalu berkaitan
dengan karakteristik individu.

Manajer yang baik harus fleksibel terhadap lingkungan organisasinya, contoh dipandemi seperti ini hal
itu tidak dapat dipastikan kapan corona ini berakhir. Jika Manajer ini ingin organisasinya tetap bertahan
harus tepat dengan karakter dia, namun dia juga harus fleksibel dengan situasi uang ada

Bias dan Kesalahan Pengambilan Keputusan

Saat manajer membuat keputusan, mereka dapat menggunakan jalan pintas, atau heuristik, untuk
menyederhanakan atau mempercepat pengambilan keputusan mereka. Heuristik dapat berguna karena
membantu memahami informasi yang kompleks, tidak pasti, dan ambigu. Meskipun manajer dapat
menggunakan heuristik, bukan berarti pintasan tersebut dapat diandalkan. Mengapa? Karena mereka
dapat menyebabkan kesalahan dan bias dalam memproses dan mengevaluasi informasi.

Dua belas kesalahan keputusan umum manajer dan bias yang mungkin mereka miliki.

- Saat para pembuat keputusan berpikir bahwa mereka tahu lebih banyak daripada yang mereka
lakukan atau memiliki pandangan positif yang tidak realistis tentang diri mereka sendiri dan
kinerja mereka, mereka menunjukkan bias terlalu percaya diri.
- Bias gratifikasi langsung menggambarkan para pembuat keputusan yang menginginkan imbalan
segera dan ingin menghindari biaya langsung. Bagi individu-individu ini, pilihan keputusan yang
memberikan hasil cepat lebih menarik daripada mereka yang mendapatkan hasil di masa depan.
- Efek penahan menggambarkan bagaimana pembuat keputusan memusatkan perhatian pada
informasi awal sebagai titik awal dan kemudian, setelah ditetapkan, gagal untuk menyesuaikan
informasi selanjutnya secara memadai. Kesan pertama, ide, harga, dan perkiraan memiliki bobot
yang tidak beralasan relatif terhadap informasi yang diterima kemudian.
- Ketika pengambil keputusan secara selektif mengatur dan menafsirkan peristiwa berdasarkan
persepsi bias mereka, mereka menggunakan bias persepsi selektif. Ini mempengaruhi informasi
yang mereka perhatikan, masalah yang mereka identifikasi, dan alternatif yang mereka
kembangkan.
- Pengambil keputusan yang mencari informasi yang menegaskan kembali pilihan masa lalu
mereka dan informasi diskon yang bertentangan dengan penilaian masa lalu menunjukkan bias
konfirmasi. Orang-orang ini cenderung menerima informasi nilai nominal yang menegaskan
pandangan mereka sebelumnya dan kritis serta skeptis terhadap informasi yang menantang
pandangan ini.
- Bias framing terjadi ketika pembuat keputusan memilih dan menyoroti aspek-aspek tertentu
dari suatu situasi sambil mengecualikan yang lain. Dengan menarik perhatian pada aspek-aspek
tertentu dari suatu situasi dan menyorotinya, sementara pada saat yang sama meremehkan
atau menghilangkan aspek-aspek lain, mereka mendistorsi apa yang mereka lihat dan
menciptakan poin referensi yang salah.
- Bias ketersediaan terjadi ketika pembuat keputusan cenderung mengingat peristiwa yang paling
baru dan jelas dalam ingatan mereka. Ini mendistorsi kemampuan mereka untuk mengingat
peristiwa secara obyektif dan menghasilkan penilaian miring dan perkiraan probabilitas.
- Saat pembuat keputusan menilai kemungkinan suatu peristiwa berdasarkan seberapa mirip
peristiwa tersebut dengan peristiwa atau rangkaian peristiwa lain, itulah bias representasi.
Manajer yang menunjukkan bias ini menggambar analogi dan melihat situasi yang identik jika
tidak ada.
- Bias keacakan menggambarkan tindakan pembuat keputusan yang mencoba menciptakan
makna dari peristiwa acak. Mereka melakukan ini karena sebagian besar pembuat keputusan
mengalami kesulitan menghadapi peluang meskipun peristiwa acak terjadi pada semua orang,
dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk memprediksi mereka.
- Kesalahan biaya hangus terjadi ketika pembuat keputusan lupa bahwa pilihan saat ini tidak
dapat memperbaiki masa lalu. Mereka salah terpaku pada pengeluaran waktu, uang, atau usaha
masa lalu dalam menilai pilihan daripada konsekuensi masa depan. Alih-alih mengabaikan biaya
hangus, mereka tidak bisa melupakannya.
- Pengambil keputusan yang cepat mengambil pujian atas kesuksesan mereka dan menyalahkan
kegagalan pada faktor luar menunjukkan bias melayani diri sendiri.
- Akhirnya, bias tinjau balik adalah kecenderungan pembuat keputusan untuk secara keliru
percaya bahwa mereka akan secara akurat memprediksi hasil dari suatu peristiwa begitu hasil
itu benar-benar diketahui.

Pendekatan Mutakhir untuk meningkatkan pengambilan keputusan

Design Thinking

- Menggunakan pola pikir rasional dan analitis dalam mengidentifikasi masalah, menemukan
alternatif, mengevaluasi alternatif, dan memilih salah satu alternatif itu mungkin bukan yang
terbaik, dan tentu saja bukan satu-satunya pilihan di lingkungan saat ini
- Disini konsumen merupakan pembuat masalah, sehingga dari masalah tersebut manajer bisa
mencari ide ide dalam menyelesaikan masalah kosumen ide apa saja yang terkumpul. Lalu
manajer membuat produk awal masalah dari konsumen lalu ide tersebut ditest terlebih dahulu
mana yang paling relefan

Big Data dan Artificial Intelligence

- Big data adalah adalah istilah yang mengacu pada kumpulan data yang besar dan kompleks.
Kumpulan data ini terdiri dari begitu banyak informasi sehingga perangkat lunak aplikasi
pemrosesan data tradisional tidak dapat menangani mereka.
- Artificial Intelligence adalah kecerdasan buatan manusia yang memanfaatkan big data
Contohnya yaitu pada film start up dimana nam do san mempunyai inisiatif membuat aplikasi
Contoh lainnya yaitu ketika kita beli barang dari e-commerce seperti tokopedia, shopee/yang
lainnya. Lalu ketika kita buka instagram maka ada agoritnya penawaran terkait dengan headset
tersebut yang bisa membantu kita jadikan untuk referensi

Anda mungkin juga menyukai