Anda di halaman 1dari 18

1. Mengapa belajar antropologi?

Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi
budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa
Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki
arti cerita atau kata.

Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan
prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam
bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu
sendiri.

Secara harfiah antropologi adalah ilmu (logos) tentang manusia (antropos). Definisi demikian
tentu kurang jelas, karena dengan definisi seperti itu antropologi mencakup banyak disiplin ilmu
seperti sosiologi, psikologi, ilmu polotik, ilmu ekonomi, ilmu sejarah, biologi manusia dan bahkan
humaniora, filsafat dan sastra yang semuanya mempelajari atau berkenaan dengan manusia. Sudah
tentu hal ini tidak benar, palagi disiplin-disiplin ilmu lain tersebut justru sudah berkembang jauh
lebih tua dari pada antropologi.

Oleh karena itu pasti ada sesuatu yang khusus tentang manusia yang menjadi pusat
perhatian antropologi.Sayang bidang permasalahan yang khusus dipelajari oleh antropologi tidak
jelas batasnya, karena terlalu cepatnya pemisahan ilmu-ilmu cabang antropologi yang sangat
berlainan bidang permasalahan yang dipelajari. Akibatnya tidak ada satupun definisi umum yang
dapat disepakati oleh semua ilmuwan antropologi.

Salah satu karakteristik yang paling banyak mendapat perhatian dalam antropologi adalah
hubungan antara kebudayaan dan ciri-ciri biologis manusia. Masa ketergantungan manusia pada
pengangkutan jalan kaki, ukuran otak yang besar, dan kemampuan menggunakan simbol-simbol
adalah contoh beberapa ciri biologis yang memungkinkan mereka menciptakan dan mendapatkan
kebudayaan.

Untuk membantu mahasiswa dalam pelajaran awal, dapat dipergunakan rangkuman sebagai
berikut: antropologi adalah ilmu yang mempelajari karakteristik hidup manusia dengan
naberorientasi pada kebudayaan yang dihubungkan dengan ciri-ciri sosio-psikologi atau ciri-ciri
biologis, melalui pendekatan yang holistik yaitu pendekatan dengan cara melihat atau memandang
sesuatu sebagai suatu kebulatan yang utuh atau holistik.

2. Ruang Lingkup Antropologi?

1. ANTRPOLOGI FISIK

Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak


perkembanhan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai
jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis yang mendalam terhadap fosil-fosil dan pengamatan pada
primate-primata yang pernah hidup, para ahli antrpologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis
manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi makhluk seperti sekaran
ini (Haviland, 1999: 13)

2. ANTROPOLOGI BUDAYA
Antropologi budaya memfokuskan perhatianya kepada kebudayaan manusia ataupun cara
hidupnya dalam masyarakat. menurut Haviland (1999:12) cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi
lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi linguistic, dan etnologi.

Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik social, bentuk-bentuk


ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diujui sebelum digunakan oleh
masyarakat manusia ?(Burke,2000:193).

Biasanya, istilah antropologi budaya dikaitkan dengan tradisi riset dan penulisan antropologi
di Amerika. pada awal abad ke-20, Franz Boas (1940) mengajukan tinjauan kirtisnya terhadap
asumsi-asumsi antropologi evolusioner serta inflikasi yang cendrung bersifat rasial. Dalam hal itu,
boas menyoroti keberpihakan pada komparasi dan generalisasi antropollgi tradisional ytang
dinilainnya kurang tepat, selanjutnya ia mengembangkan alitan baru yang sering disebut antropologi
boas. dalam hal ini, boas merumuskan konsep kebudayaan yang bersifat relative. plural dan holistic

saat ini, kajian antropologi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang tersusun.

a.     Pertimbangan politik, di mana antropologi budaya sering terjebak oleh kepentingan-


kepentingan politik     dan membiarkan dalam penulisannya masih terpaku oleh metode-metode
lama yang sudah terbukti kurang layak untuk menyusun sebuah karya ilmiah, seperti yang
dikeluhkan said dalam orientalisme (1970).

b.     Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. jika pada awalnya bertumpuk pada
asumsasumsi kepatuhan dan penguasaan masing-masing terhadap kebudayaanya  sedangkan pada
masa kini dengan munculnya karya Bourdieu (1977) dan Foucault (1977,1978) kian menekankan
pengunaan taktis diskursus budaya yang melayani kalangan tertentu di masyarakat.

c.     Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya,  dimana terjadi pergeseran makna kebudayaan
dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan peran bahasa sebagai sistem formal abstraksi-
abstraksi kategori  budaya.

d.     Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi antara hubungan antara jati diri dan emosi,
sebab antara kepribadiyaan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang erat.

cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi menjadi tiga bagian yakni arkeologi, antropologi linguistic
dan etnologi.

a. Arkeologi

Arkeologi adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda peninggalan lama
dengan maksud untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku manusia karena dalam
peninggalan-peninggalannya lam itulah terpantul eksfresi kebudayaannya.
b. Antropologi linguistic

Ernest Cassirer (1951 : 32) mengatakan bahwa manusia mahluk yan g paling mahir dalam
menggunakan simbol-simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum karena itulah manusia
dapat berbahasa berbicara dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan oleh
makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia. tidak hanya mengenai cara orang
berkomunikasi, tetapi juga tentang bagaimana memahami dunia luar.

c. Etnologi

Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya kepada kebudayaan-


kebudayaan zaman sekaranng, etnologi ini mirip dengan arkeologi, bedanya dalam etnologi tentang
keyakinan yang dialami dalam kehidupan sekarangsedangkan arkeologi tentang kalampauan yang
sangat klasik. benar ungkapan Kluckhohn (1965) yang mengatakan bahwa ahli atnografi adalah ahli
arkeologi yang mengamati arkeologinya hidup-hidup. antopologi pada hakikatnya
mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.

perhatian utamanya adalah pada masyarakat-masyarakat eksotis, mas prasejarah, bahasa tak
tertulis, dan adat kebiasaan yang aneh. mereka yang masih berpradaban rendah (savage) bukankah
para bangsawan alam dan keberadaan hidup mereka tidak juga firdausi (kapplan dan Manners,
1999:xiii).

selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi, antropologi medis, antropologi
medis,antropologi psikolog, dan antropologi social.

1. Antropologi Ekonomi

bidang ini merupakan cara manusia dalam memerintahkan dan mengekpresikan didri melalui
penggunaan barang dan jasa material (Gudeman, 2000: 295). khususnya aliran mikro dan neoklasik .
melalui pengkajian pendekatan neoklasik, walaupun cakupnya begitu besar (makro) bahkan yang
lebih unik lagi adalah aliran marxisme.

2. Antropologi Medis

Antropologi medis merupakan subdidiplin yang sekarang paling populis di Amerika serikat, terutama
yang berjasa dalam perkembangan disiplin ini adalah foster dan Anderson yang menulis karyanya
medical Anthropology  [1978 (1986)], disusun oleh McElroy dan Towsend dalam bukunya medical
Antropology in Ecological Perspective (19850.

3. Antropologi psikolog

Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubunganya antara individu
dengan makna dan nilai dengan kebiasaan social dari system budaya yang ada (White,2000:856).
secara historis bidang antropologi psikologi tersebut lebih dekat pada psikoanalisis daripada
psikologi eksperimental.
4. Antropologi sosial

Bidang ini mulai dikembangkan oleh James George Frazer di Amerika Serikat pada awal abad ke-20.
penekanan pada antropologi social inggris bergerak menjadi suatu studi komperatif masyarakat
kontenporer(kuper, 2000:971). mereka bereksperimen dengan suatu kisaran yang luas dari strategi
penelitian yang bersifat komparatif, historis dan etnografis.

B. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, ILMU BANTU, DAN JENIS PENENTUAN ANTROPOLOGI.

Pendekatan yang digunakan dalam antropologi menggunakan pendekatan kuantatif (positivisic) dan
kualitatif (naturalistic).adanya relativitaas yang ekstrem, berangkat dari anggapan-anggapan bahwa
tidak ada dua budayapun yang sama, pola, tatanam, dan makn a akan dipaksakan jika elemen-
elemen di abstrakan demi perbandingan. oleh karena itu, perbandingan bagian-bagian yang telah
diabstrasikan dari suatu keutuhan, tidaklah dapat d pertahankan secara analistis

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN ANTROPOLOGI

Antropologi memang merupakan studi tentang mat manusia. antropologi melaluai pendekatan dan
metode ilmiah berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia dan
perilakunya.

1. Hubungan antropologi dengan sosiologi

sepintas lalu lebih banyak ke arah kesamaannya antara antropologi dan sosiologi.

dalam antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia and konteks social
budaya.

2. Hubungan antropologi dengan psikologi

de ngan demikian, psikolog membahas factor-factor penyebab perilaku manusia secara internal
seperti motivasi , minat, sikap, konsep diri, dan lain-lain.

3. Hubungan antropologi dengan ilmu sejarah

Lebih menyurupai hubungan antara ilmu arkeologi dengan antropologi. sebab sejarah itu diperlukan,
terutama untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi karena masyarakat yang diselidikinya
mengalami pengaruh dari suatu kebudayaan dari luar.

4. Hubungan antropologi dengan ilmu geografi

Di antara berbagai macam bentuk hidup di bunmi yang b erpa flora dan fauna itu,

5. Hubungan antropologi dengan ilmu ekonomi


kekuatan, prosese dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku  alam aktivitas kehidupan ekonominya
sangat dipengaruhi system kemasyarakatan, carabeerfikit, pandang dan sikap hidupdarei warga
masyarakat pedesaan tersebut.

6. Hubungan antara antropologi dengan ilmu politik.

sampai masalah yang menyangkut latar belakang social budaya dari kekuatan-kekuatan politik
tersebut

E. OBJEKTIFITAS DALAM ANTROPOLOGI

Menurut kapplan dan manners (1999: 32) semua ilmu social dan bukan hanua antropologi
mengalami bias.

F.SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI

Disiplin antropologi, sebagaimana yang telah kita kenal merupakan produk peradaban berarti yang
relative baru. Dalam sejarah lahirnya antropologi, perkembangan ilmu tersebut melalui suatu
tahapan yang panjang.

1. Menurut pemikiran evolusionitis orang-orang yang di anggap primitive itu secara kesejarahan
dapat memberikan pemahaman tentang cara hidup nenek moyang manusia.

2. Melihat gambaran ilmu-ilmu sosial (khususnya setelah 1920), banyak ahli antropologi
berpendirian bahwa penelitian dan perbandingan etnografikan memudahkan pengembangan ilmu
sosial yang benar-benar universal, menyentuh umat manusia, dan tidak membatasi diri pada studi-
studi tentang masyarakat modern barat.

3. Sejumlah ahli antropologi yang dipengaruhi oleh etnologi dan kemudian sosiobiologi, menyakini
bahwasannya etnografi komparatif akan mengangkat unsur-unsur kemanusiaan yang universal.

4. Para humanis yang acap kali skeptik terhadap generalisasi-generalisasi mengenai prilaku manusia.
kajiannya sering bersifat jangka panjang dan historis.

G. KONSEP-KONSEP ANTROPOLOGI

Sebagai ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep antropologi adalah penting karena
pengembangan konsep yang teridentifikasi dengan baik merupakan tujuan dari setiap di siplin ilmu.
Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi di antaranya:

1. Kebudayaan

2. Evolusi

3. Culture area (daerah budaya)

4. Enkulturasi

5. Difusi

6. Akulturasi

7. Etnosentrisme

8. Tradisi

9. Ras dan Etnik

10. Stereotip

11. Kekerabatan

12. Magis

13. Tabu, dan

14. Perkawinan

H. TEORI-TEORI ANTROPOLOGI

1. Teori orientasi nilai budaya dan kluckhohn

2. Teori evolusi sosiokultural pararel-konvegen-devergen sahlins dan harris

3. Teori evolusi kebudayaan lewis H,morgan.

4. Teori evolusi animisme dan magic dari tailer da frazer

5. Teori evolusi keluarga j.j bachoven

6. Teori upacara sejaji smitch

3. pentingnya Antropologi? 

Antropologi dikatakan sebagai salah satu akar atau landasan lahirnya ilmu komunikasi. Seiring
dengan perkembangan antropolgi tersebutlah akhirnya para ahli budaya melihat jika dalam budaya
juga sangat tergantung pada komunikasi. Hal inilah yang kemudian dikaji mengenai proses dari
komunikasi tersebut sehingga lahirlah ilmu komunikasi dari antroplogi. Namun untuk lebih jelasnya
mengenai keterkaitan tersebut sebaiknya kita terlebih dahulu melihat menganai antopologi dan
komunikasi itu sendiri.

Kebudayaan adalah komunikasi simbolis, simbolisme itu adalah keterampilan kelompok,


pengetahuan, sikap, nilai, dan motif. Makna dari simbol-simbol itu dipelajari dan disebarluaskan
dalam masyarakat melalui institusi. Menurut Levo-Henriksson (1994), kebudayaan itu meliputi
semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup – apapun bentuknya – baik itu
mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat. Ross (1986,hlm 155) melihat kebudayaan sebagai
sistem gaya hidup dan ia merupakan faktor utama (common domitor) bagi pembentukan gaya hidup

Peradaban Romawi dan Yunani menjadi dasar bagi antropologi terutama yang berkaitan dengan
maslah estetika, etika, metafisika, logam dan sejarah. Mempelajari antropologi dapat dilihat dari segi
sejarah harus didasarkan pada orientasi humanistic, sejarah dan ilmu alam, karena perbedaan
kondisi iklim dan keadaan permukaan tanah akan membawa peradaban keaadaan fisik, karakteristik
dan konstitusi suatu masyarakat yang berbeda (Hipocrates 1962: 135). Memformulasikan tradisi
filosofis dan tradisi keilmuan akan memberikan proposisi-proposisi sebagai berikut;

1. Segala sesuatu itu mempunyai sebuah bentuk yang menentukan maksud dari bentuk tersebut2.
Semua hal yang ada dalam suatu Negara akan mengalami perubahan secara terus menerus;
perubahan tersebut akan berkisar antara integrasi dan disintegrasi

3. Setiap bentuk merupakan sebuah struktur yang setiap bagiannya tersusun secara berbeda-beda
tergantung dari kepentingannya

4. Desain setiap bagian memberikan sumbangan pada keseluruhan sistem sosial melalui aktualisasi

5. Dalam setiap sistem terjadi penyaringan untuk membuat keseimbangan dalam setiap bagian
sistem.

6. Perubahan yang terjadi pada salah satu bagian system akan menganggu aktivitas dan akan
mengakibatkan ketidak harmonisan dalam sistem tersebut.

7. Perubahan secara besar-besaran merupakan hasil modifikasi internal dari suatu bagian yang
sedang diperluas dan kemudian dikontrol dengan membangun kembali harmosisasi dalam sistem.

Budaya sebagai konsep sentral. Linton (1945:32) memberikan definisi budaya secara spesifik, yaitu,
budaya merupakan konfigurasi dari prilaku manusia dari elemen-elemen yang ditransformasikan
oleh anggota masyarakat. Budaya secara umum telah dianggap sebagai milik manusia, dan
digunakan sebagai alat komunikasi sosial di mana didalamnya terdapat proses peniruan. Selanjutnya
konsep budaya telah menuntun para pakar etnologi Amerika dan Jerman kedalam suatu bentuk
teoritik. Setelah Radcliffe-Brown (1965:5) para ilmuan antropologi sosial Prancis dan Inggris
cenderung untuk membedakan konsep budaya dan sosial dan cenderung membatasi kedua konsep
tersebut pada cara belajar berfikir, merasa, dan bertindak, yang merupakan dari proses sosial.
C. Kluchohn menghimpun dan menerbitkan kembali 164 definisi kebudayaan yang dikelompokkan
menjadi enam: deskriptif, historical, normatif, psikologis, struktural dan genetic (Saifuddin, 2005:
83), Klukhohn melalui Universal Categories od Culture (1953) merumuskan 7 unsur kebudayaan yang
unierasl (Koentjaraningrat, 1979: 218) yaitu:

a. Sistem teknologi, yaitu peralatan dan perlengkapan hidup menusia (pakaian, perumahan, alat-alat
rumah tangga, senjata, alat-alat produksi transport dan sebagainya.

b. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekomoni (pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi dan lainnya).

c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hokum dan sistem
perkawinan).

d. Bahasa (lisan dan tulisan).

e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya).

f. Sistem pengetahuan.

g. Religi (sistem kepercayaan)

Setiap praktik komunikasi pada dasarnya adalah suatu representasi budaya, atau tepatnya suatu
peta atas suatu relitas (budaya) yang sangat rumit. Komunikasi dan budaya adalah dua entitas tak
terpisahkan, sebagaimana dikatakan Edward T. Hall, “budaya adalah komunikasi dan komunikasi
adalah budaya. Begitu kita mulai berbicara tentang komunikasi, tak terhindarkan, kita pun berbicara
tentang budaya

Budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan dinamis. Inti budaya adalah komunikasi. Karena
budaya muncul melalui komunikasi. Akan tetapi pada gilirannya budaya yang tercipta pun
mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya yang bersangkutan. Hubungan antara budaya
dan komunikasi adalah timbale balik. Budaya takkan eksis tanpa komunikasi dn komunikasi pun
takkan eksis tanpa budaya. Entitas yang satu takkan berubah tanpa perubahan entitas lainnya.
Menurut Alfred G. Smith, budaya adalah kode yang kita pelajari bersama dan untuk itu dibutuhkan
komunikasi. Komunikasi membutuhkan perkodean dan simbol-simbol yang harus dipelajari. Godwin
C. Chu mengatakan bhawa setiap pola budaya dan tindakan melibatkan komunikasi. Untuk
dipahami, keduanya harus dipelajari bersama-sama. Budaya takkan dapat dipahami tanpa
mempelajari komunikasi, dan komunikasi hanya dapat dipahami dengan memahami budaya yang
mendukungnya

Beberapa bidang konsep antropologi budaya yang dikaji yang sangat relavan dengan komunikasi
yaitu;

1. objek simbol, umpamanya bendara melambangkan bangsa dan uang menggambarkan pekerjaan
dan barang-barang dagangan (komoditi)
2. Karakteristik objek dalam kultur manusia. contoh warna unggu dipahami untuk “kerajaan”, hitam
untuk “duka cita” warna kuning untuk “kekecutan hati”, putih untuk untuk “kesucian”, merah untuk
“keberanian” dan sebagainya

3. Ketiga adalah gesture dimana tindakan yang memiliki makna simbolis, senyuman dan kedipan,
lambaian tangan, kerutan kening, masing-masing memiliki makna tersendiri dan semuanya memiliki
makna dalam konteks cultural.

4. Simbol adalah jarak yang luas dari pembicaraan dan kata-kata yang tertulis dalam meyusun bahsa.
Bahasa adalah kumpulan simbol paling penting dalam kultur.

Gatewood menjawab bahwa kebudayaan yang meliputi seluruh kemanusian itu sangat banyak, dan
hal tersebut meliputi seluruh periode waktu dan tempat. Artinya kalau komunikasi itu merupakan
bentuk, metode, teknik, proses sosial dari kehidupan manusia yang membudaya, maka komunikasi
adalah sarana bagi transmisi kebudayan, oleh karena itu kebudayaan itu sendiri merupakan
komunikasi. Berdasarkan pendapat Gatewood itu kita akan berhadapan dengan pernyataan klasik
tentang hubungan antara komunikasi dengan kebudayaa, apakah komunikasi dalam kebudayaan
atau kebudayaan ada dalam komunikasi? ada satu jawaban netral yang disampaikan oleh Smith
(1976) bahwa; “komunikasi dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan”. Dalam tema atau bagian
uraian tentang kebudayaan dan komunikasi, sekurangnya-kurangnya ada dua jawaban: pertama,
dalam kebudayaan ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara pertukaran simbol-simbol
komunikasi, dan kedua, hanya dengan komunikasi maka pertukaran simbol-simbol dapat dilakukan
dan kebuadayaan hanya akan eksis jika ada komunikasi (Alo Leliweri, 2004, 21).

Budaya adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari komunikasi. Masyarakat terbentuk dari nilai
norma yang mengatur mereka. Manusia merupakan homostatis di mana komunikasi membentuk
kebudayaan dan juga bagian dari kebuadayaan itu sendiri. Dalam kehidupan budaya masyarakat dan
intekasi menyebabkan maka terjadinya proses komunikasi yang menjadi alat bantu atau guna
membantu mereka dalam berinteraksi dengan baik. Bahasa yang merupakan alat komunikasi juga
sangat dipengaruhi oleh proses budaya. Dengan adanya kesamaan mengenai memaknai sesuatu
tersebutlah sehingga membentuk suatu kebudayaan yang lebih baik dalam interkasi. Pengaruh
komunikasi yang disebabkan oleh budaya ini pulalah yang menjadikan perbedaan pemaknaan dari
setiap budaya masyarakat dalam berkomunikasi. Jadi, antropologi merupakan ilmu yang lebih
dahulu ada dalam memahami perkembangan interaksi manusia, kemudian antropologi ini terus
berkembang sehingga mulai melihat dan mengkaji pada prose komunikasi yang tercipta. Inilah yang
kemudian menjadikan antropologi menjadi salah satu landasan sehingga lahirnya ilmu komunikasi.

Komunikasi, sosial, budaya, dan perkembangan peradaban sekarang ini adalah tidak hanya sekedar
unsur-unsur dan kata-kata saja tetapi merupakan konsep yang yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Sehingga studi komunikasi sangat dipengaruhi oleh kajian antropologi begitu juga perkembangan
antropologi yang didasarkan pada kekuatan manusia dalam menciptakan peradabannya sangat
terkait oleh komunikasi.

a.     Pertimbangan politik, di mana antropologi budaya sering terjebak oleh kepentingan-


kepentingan politik     dan membiarkan dalam penulisannya masih terpaku oleh metode-
metode lama yang sudah terbukti kurang layak untuk menyusun sebuah karya ilmiah, seperti
yang dikeluhkan said dalam orientalisme (1970).

b.     Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. jika pada awalnya bertumpuk


pada asumsasumsi kepatuhan dan penguasaan masing-masing terhadap kebudayaanya
sedangkan pada masa kini dengan munculnya karya Bourdieu (1977) dan Foucault
(1977,1978) kian menekankan pengunaan taktis diskursus budaya yang melayani kalangan
tertentu di masyarakat.

c.     Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya,  dimana terjadi pergeseran makna


kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan peran bahasa sebagai
sistem formal abstraksi-abstraksi kategori  budaya.

d.     Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi antara hubungan antara jati diri dan
emosi, sebab antara kepribadiyaan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang erat.

cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi menjadi tiga bagian yakni arkeologi, antropologi
linguistic dan etnologi.

a. Arkeologi
Arkeologi adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda
peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku
manusia karena dalam peninggalan-peninggalannya lam itulah terpantul eksfresi
kebudayaannya.

b. Antropologi linguistic
Ernest Cassirer (1951 : 32) mengatakan bahwa manusia mahluk yan g paling mahir dalam
menggunakan simbol-simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum karena itulah
manusia dapat berbahasa berbicara dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga
banyak dilakukan oleh makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia. tidak hanya
mengenai cara orang berkomunikasi, tetapi juga tentang bagaimana memahami dunia luar.

c. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya kepada kebudayaan-
kebudayaan zaman sekaranng, etnologi ini mirip dengan arkeologi, bedanya dalam etnologi
tentang keyakinan yang dialami dalam kehidupan sekarangsedangkan arkeologi tentang
kalampauan yang sangat klasik. benar ungkapan Kluckhohn (1965) yang mengatakan bahwa
ahli atnografi adalah ahli arkeologi yang mengamati arkeologinya hidup-hidup. antopologi
pada hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.
perhatian utamanya adalah pada masyarakat-masyarakat eksotis, mas prasejarah, bahasa tak
tertulis, dan adat kebiasaan yang aneh. mereka yang masih berpradaban rendah (savage)
bukankah para bangsawan alam dan keberadaan hidup mereka tidak juga firdausi (kapplan
dan Manners, 1999:xiii).
selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi, antropologi medis,
antropologi medis,antropologi psikolog, dan antropologi social.
1. Antropologi Ekonomi
bidang ini merupakan cara manusia dalam memerintahkan dan mengekpresikan didri melalui
penggunaan barang dan jasa material (Gudeman, 2000: 295). khususnya aliran mikro dan
neoklasik . melalui pengkajian pendekatan neoklasik, walaupun cakupnya begitu besar
(makro) bahkan yang lebih unik lagi adalah aliran marxisme.

2. Antropologi Medis
Antropologi medis merupakan subdidiplin yang sekarang paling populis di Amerika serikat,
terutama yang berjasa dalam perkembangan disiplin ini adalah foster dan Anderson yang
menulis karyanya medical Anthropology  [1978 (1986)], disusun oleh McElroy dan Towsend
dalam bukunya medical Antropology in Ecological Perspective (19850.
3. Antropologi psikolog
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubunganya antara
individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan social dari system budaya yang ada
(White,2000:856). secara historis bidang antropologi psikologi tersebut lebih dekat pada
psikoanalisis daripada psikologi eksperimental.

4. Antropologi sosial
Bidang ini mulai dikembangkan oleh James George Frazer di Amerika Serikat pada awal
abad ke-20. penekanan pada antropologi social inggris bergerak menjadi suatu studi
komperatif masyarakat kontenporer(kuper, 2000:971). mereka bereksperimen dengan suatu
kisaran yang luas dari strategi penelitian yang bersifat komparatif, historis dan etnografis.

B. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, ILMU BANTU, DAN JENIS PENENTUAN


ANTROPOLOGI.

Pendekatan yang digunakan dalam antropologi menggunakan pendekatan kuantatif


(positivisic) dan kualitatif (naturalistic).adanya relativitaas yang ekstrem, berangkat dari
anggapan-anggapan bahwa tidak ada dua budayapun yang sama, pola, tatanam, dan makn a
akan dipaksakan jika elemen-elemen di abstrakan demi perbandingan. oleh karena itu,
perbandingan bagian-bagian yang telah diabstrasikan dari suatu keutuhan, tidaklah dapat d
pertahankan secara analistis

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN ANTROPOLOGI

Antropologi memang merupakan studi tentang mat manusia. antropologi melaluai pendekatan
dan metode ilmiah berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia
dan perilakunya.

1. Hubungan antropologi dengan sosiologi


sepintas lalu lebih banyak ke arah kesamaannya antara antropologi dan sosiologi.

dalam antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia and konteks
social budaya.

2. Hubungan antropologi dengan psikologi

de ngan demikian, psikolog membahas factor-factor penyebab perilaku manusia secara


internal seperti motivasi , minat, sikap, konsep diri, dan lain-lain.

3. Hubungan antropologi dengan ilmu sejarah

Lebih menyurupai hubungan antara ilmu arkeologi dengan antropologi. sebab sejarah itu diperlukan,
terutama untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi karena masyarakat yang diselidikinya
mengalami pengaruh dari suatu kebudayaan dari luar.

4. Hubungan antropologi dengan ilmu geografi

Di antara berbagai macam bentuk hidup di bunmi yang b erpa flora dan fauna itu,

5. Hubungan antropologi dengan ilmu ekonomi

kekuatan, prosese dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku  alam aktivitas kehidupan ekonominya
sangat dipengaruhi system kemasyarakatan, carabeerfikit, pandang dan sikap hidupdarei warga
masyarakat pedesaan tersebut.

6. Hubungan antara antropologi dengan ilmu politik.

sampai masalah yang menyangkut latar belakang social budaya dari kekuatan-kekuatan politik
tersebut

E. OBJEKTIFITAS DALAM ANTROPOLOGI

Menurut kapplan dan manners (1999: 32) semua ilmu social dan bukan hanua antropologi
mengalami bias.

F.SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI


Disiplin antropologi, sebagaimana yang telah kita kenal merupakan produk peradaban berarti yang
relative baru. Dalam sejarah lahirnya antropologi, perkembangan ilmu tersebut melalui suatu
tahapan yang panjang.

1. Menurut pemikiran evolusionitis orang-orang yang di anggap primitive itu secara kesejarahan
dapat memberikan pemahaman tentang cara hidup nenek moyang manusia.

2. Melihat gambaran ilmu-ilmu sosial (khususnya setelah 1920), banyak ahli antropologi
berpendirian bahwa penelitian dan perbandingan etnografikan memudahkan pengembangan ilmu
sosial yang benar-benar universal, menyentuh umat manusia, dan tidak membatasi diri pada studi-
studi tentang masyarakat modern barat.

3. Sejumlah ahli antropologi yang dipengaruhi oleh etnologi dan kemudian sosiobiologi, menyakini
bahwasannya etnografi komparatif akan mengangkat unsur-unsur kemanusiaan yang universal.

4. Para humanis yang acap kali skeptik terhadap generalisasi-generalisasi mengenai prilaku manusia.
kajiannya sering bersifat jangka panjang dan historis.

G. KONSEP-KONSEP ANTROPOLOGI

Sebagai ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep antropologi adalah penting karena
pengembangan konsep yang teridentifikasi dengan baik merupakan tujuan dari setiap di siplin ilmu.

Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi di antaranya:

1. Kebudayaan

2. Evolusi

3. Culture area (daerah budaya)

4. Enkulturasi

5. Difusi

6. Akulturasi

7. Etnosentrisme

8. Tradisi

9. Ras dan Etnik

10. Stereotip

11. Kekerabatan

12. Magis
13. Tabu, dan

14. Perkawinan

H. TEORI-TEORI ANTROPOLOGI

1. Teori orientasi nilai budaya dan kluckhohn

2. Teori evolusi sosiokultural pararel-konvegen-devergen sahlins dan harris

3. Teori evolusi kebudayaan lewis H,morgan.

4. Teori evolusi animisme dan magic dari tailer da frazer

5. Teori evolusi keluarga j.j bachoven

6. Teori upacara sejaji smitch

3. pentingnya Antropologi? 

Antropologi dikatakan sebagai salah satu akar atau landasan lahirnya ilmu komunikasi. Seiring
dengan perkembangan antropolgi tersebutlah akhirnya para ahli budaya melihat jika dalam budaya
juga sangat tergantung pada komunikasi. Hal inilah yang kemudian dikaji mengenai proses dari
komunikasi tersebut sehingga lahirlah ilmu komunikasi dari antroplogi. Namun untuk lebih jelasnya
mengenai keterkaitan tersebut sebaiknya kita terlebih dahulu melihat menganai antopologi dan
komunikasi itu sendiri.

Kebudayaan adalah komunikasi simbolis, simbolisme itu adalah keterampilan kelompok,


pengetahuan, sikap, nilai, dan motif. Makna dari simbol-simbol itu dipelajari dan disebarluaskan
dalam masyarakat melalui institusi. Menurut Levo-Henriksson (1994), kebudayaan itu meliputi
semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup – apapun bentuknya – baik itu
mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat. Ross (1986,hlm 155) melihat kebudayaan sebagai
sistem gaya hidup dan ia merupakan faktor utama (common domitor) bagi pembentukan gaya hidup

Peradaban Romawi dan Yunani menjadi dasar bagi antropologi terutama yang berkaitan dengan
maslah estetika, etika, metafisika, logam dan sejarah. Mempelajari antropologi dapat dilihat dari segi
sejarah harus didasarkan pada orientasi humanistic, sejarah dan ilmu alam, karena perbedaan
kondisi iklim dan keadaan permukaan tanah akan membawa peradaban keaadaan fisik, karakteristik
dan konstitusi suatu masyarakat yang berbeda (Hipocrates 1962: 135). Memformulasikan tradisi
filosofis dan tradisi keilmuan akan memberikan proposisi-proposisi sebagai berikut;
1. Segala sesuatu itu mempunyai sebuah bentuk yang menentukan maksud dari bentuk tersebut2.
Semua hal yang ada dalam suatu Negara akan mengalami perubahan secara terus menerus;
perubahan tersebut akan berkisar antara integrasi dan disintegrasi

3. Setiap bentuk merupakan sebuah struktur yang setiap bagiannya tersusun secara berbeda-beda
tergantung dari kepentingannya

4. Desain setiap bagian memberikan sumbangan pada keseluruhan sistem sosial melalui aktualisasi

5. Dalam setiap sistem terjadi penyaringan untuk membuat keseimbangan dalam setiap bagian
sistem.

6. Perubahan yang terjadi pada salah satu bagian system akan menganggu aktivitas dan akan
mengakibatkan ketidak harmonisan dalam sistem tersebut.

7. Perubahan secara besar-besaran merupakan hasil modifikasi internal dari suatu bagian yang
sedang diperluas dan kemudian dikontrol dengan membangun kembali harmosisasi dalam sistem.

Budaya sebagai konsep sentral. Linton (1945:32) memberikan definisi budaya secara spesifik, yaitu,
budaya merupakan konfigurasi dari prilaku manusia dari elemen-elemen yang ditransformasikan
oleh anggota masyarakat. Budaya secara umum telah dianggap sebagai milik manusia, dan
digunakan sebagai alat komunikasi sosial di mana didalamnya terdapat proses peniruan. Selanjutnya
konsep budaya telah menuntun para pakar etnologi Amerika dan Jerman kedalam suatu bentuk
teoritik. Setelah Radcliffe-Brown (1965:5) para ilmuan antropologi sosial Prancis dan Inggris
cenderung untuk membedakan konsep budaya dan sosial dan cenderung membatasi kedua konsep
tersebut pada cara belajar berfikir, merasa, dan bertindak, yang merupakan dari proses sosial.

C. Kluchohn menghimpun dan menerbitkan kembali 164 definisi kebudayaan yang dikelompokkan
menjadi enam: deskriptif, historical, normatif, psikologis, struktural dan genetic (Saifuddin, 2005:
83), Klukhohn melalui Universal Categories od Culture (1953) merumuskan 7 unsur kebudayaan yang
unierasl (Koentjaraningrat, 1979: 218) yaitu:

a. Sistem teknologi, yaitu peralatan dan perlengkapan hidup menusia (pakaian, perumahan, alat-alat
rumah tangga, senjata, alat-alat produksi transport dan sebagainya.

b. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekomoni (pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi dan lainnya).

c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hokum dan sistem
perkawinan).

d. Bahasa (lisan dan tulisan).

e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya).

f. Sistem pengetahuan.

g. Religi (sistem kepercayaan)


Setiap praktik komunikasi pada dasarnya adalah suatu representasi budaya, atau tepatnya suatu
peta atas suatu relitas (budaya) yang sangat rumit. Komunikasi dan budaya adalah dua entitas tak
terpisahkan, sebagaimana dikatakan Edward T. Hall, “budaya adalah komunikasi dan komunikasi
adalah budaya. Begitu kita mulai berbicara tentang komunikasi, tak terhindarkan, kita pun berbicara
tentang budaya

Budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan dinamis. Inti budaya adalah komunikasi. Karena
budaya muncul melalui komunikasi. Akan tetapi pada gilirannya budaya yang tercipta pun
mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya yang bersangkutan. Hubungan antara budaya
dan komunikasi adalah timbale balik. Budaya takkan eksis tanpa komunikasi dn komunikasi pun
takkan eksis tanpa budaya. Entitas yang satu takkan berubah tanpa perubahan entitas lainnya.
Menurut Alfred G. Smith, budaya adalah kode yang kita pelajari bersama dan untuk itu dibutuhkan
komunikasi. Komunikasi membutuhkan perkodean dan simbol-simbol yang harus dipelajari. Godwin
C. Chu mengatakan bhawa setiap pola budaya dan tindakan melibatkan komunikasi. Untuk
dipahami, keduanya harus dipelajari bersama-sama. Budaya takkan dapat dipahami tanpa
mempelajari komunikasi, dan komunikasi hanya dapat dipahami dengan memahami budaya yang
mendukungnya

Beberapa bidang konsep antropologi budaya yang dikaji yang sangat relavan dengan komunikasi
yaitu;

1. objek simbol, umpamanya bendara melambangkan bangsa dan uang menggambarkan pekerjaan
dan barang-barang dagangan (komoditi)

2. Karakteristik objek dalam kultur manusia. contoh warna unggu dipahami untuk “kerajaan”, hitam
untuk “duka cita” warna kuning untuk “kekecutan hati”, putih untuk untuk “kesucian”, merah untuk
“keberanian” dan sebagainya

3. Ketiga adalah gesture dimana tindakan yang memiliki makna simbolis, senyuman dan kedipan,
lambaian tangan, kerutan kening, masing-masing memiliki makna tersendiri dan semuanya memiliki
makna dalam konteks cultural.

4. Simbol adalah jarak yang luas dari pembicaraan dan kata-kata yang tertulis dalam meyusun bahsa.
Bahasa adalah kumpulan simbol paling penting dalam kultur.

Gatewood menjawab bahwa kebudayaan yang meliputi seluruh kemanusian itu sangat banyak, dan
hal tersebut meliputi seluruh periode waktu dan tempat. Artinya kalau komunikasi itu merupakan
bentuk, metode, teknik, proses sosial dari kehidupan manusia yang membudaya, maka komunikasi
adalah sarana bagi transmisi kebudayan, oleh karena itu kebudayaan itu sendiri merupakan
komunikasi. Berdasarkan pendapat Gatewood itu kita akan berhadapan dengan pernyataan klasik
tentang hubungan antara komunikasi dengan kebudayaa, apakah komunikasi dalam kebudayaan
atau kebudayaan ada dalam komunikasi? ada satu jawaban netral yang disampaikan oleh Smith
(1976) bahwa; “komunikasi dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan”. Dalam tema atau bagian
uraian tentang kebudayaan dan komunikasi, sekurangnya-kurangnya ada dua jawaban: pertama,
dalam kebudayaan ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara pertukaran simbol-simbol
komunikasi, dan kedua, hanya dengan komunikasi maka pertukaran simbol-simbol dapat dilakukan
dan kebuadayaan hanya akan eksis jika ada komunikasi (Alo Leliweri, 2004, 21).
Budaya adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari komunikasi. Masyarakat terbentuk dari nilai
norma yang mengatur mereka. Manusia merupakan homostatis di mana komunikasi membentuk
kebudayaan dan juga bagian dari kebuadayaan itu sendiri. Dalam kehidupan budaya masyarakat dan
intekasi menyebabkan maka terjadinya proses komunikasi yang menjadi alat bantu atau guna
membantu mereka dalam berinteraksi dengan baik. Bahasa yang merupakan alat komunikasi juga
sangat dipengaruhi oleh proses budaya. Dengan adanya kesamaan mengenai memaknai sesuatu
tersebutlah sehingga membentuk suatu kebudayaan yang lebih baik dalam interkasi. Pengaruh
komunikasi yang disebabkan oleh budaya ini pulalah yang menjadikan perbedaan pemaknaan dari
setiap budaya masyarakat dalam berkomunikasi. Jadi, antropologi merupakan ilmu yang lebih
dahulu ada dalam memahami perkembangan interaksi manusia, kemudian antropologi ini terus
berkembang sehingga mulai melihat dan mengkaji pada prose komunikasi yang tercipta. Inilah yang
kemudian menjadikan antropologi menjadi salah satu landasan sehingga lahirnya ilmu komunikasi.

Komunikasi, sosial, budaya, dan perkembangan peradaban sekarang ini adalah tidak hanya sekedar
unsur-unsur dan kata-kata saja tetapi merupakan konsep yang yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Sehingga studi komunikasi sangat dipengaruhi oleh kajian antropologi begitu juga perkembangan
antropologi yang didasarkan pada kekuatan manusia dalam menciptakan peradabannya sangat
terkait oleh komunikasi.

Referensi;
Dadang Supardan, 2007, Pengantar Ilmu Sosial, Bandung: Bumi Aksara

Koentjaraningrat, 1987, Sejarah Teori Antropologi, Jilid 1, Jakarta: Universitas Indonesia


Press.

Kupper, Adam, 2000a, “Antropologi” dalam Adam Kuper dan Jessica Kupper
(ed), Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial, Diterjemahkan Oleh Haris Munandar dkk, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, Hlm. 29-33.

Kupper, Adam, 2000b, “Kekerabatan” dalam Adam Kuper dan Jessica Kupper
(ed) Ensiklopedia Ilmu-ilmu Sosial, Diterjemahkan Oleh Haris Munandar dkk, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, Hlm. 553-535.

Lechte, John, 2001, 50 Filsuf Kontemporer: dari Strukturalisme sampai Post Modernisme,
Diterjemahkan A. Gunawan Admiranto, Yogyakarta: Kanisius
.
Humm, Maggie, 2000, “Teori Feminisme” dalam Adam Kuper dan Jessica
Kupper, Ensiklopedia Ilmu-ilmu Sosial, Diterjemahkan oleh Haris Munandar, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Manfaat Mempelajari Antropologi

Keilmuan antropologi sangat bermanfaat untuk dipelajari baik bagi kebudayaan, individu maupun untuk

mengembangkan keilmuan itu sendiri. Manfaat mempelajari antropologi, antara lain:

1. Mengetahui pola perilaku masyarakat yang dapat digunakan untuk mengembangkan kebudayaan
2. Menjelaskan peran manusia dalam suatu masyarakat sehingga sesuai dengan harapan masyarakat
terhadap dirinya
3. Meningkatkan toleransi karena adanya karakteristik yang berbeda dari tiap budaya.
4. Memperluas pengetahuan mengenai karakteristik suku bangsa yang berbeda
5. Mengidentifikasi berbagai jenis permasalahan dalam masyarakat sehingga tercipta solusi untuk
menyelesaikannya.

Anda mungkin juga menyukai