Anda di halaman 1dari 3

HAND OUT

Nama : Salsabila Agustin


NIM : A1D521012
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

A. Konsep Pendidikan Al-Gazali

Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan dalam perspektif al-Gazali ada dua, yaitu pertama,tercapainya
insān kāmil (kesempurnaan insani) yang berorientasi pada taqarrub kepada Allah Swt.
Kedua, tercapainya insān kāmil (kesempurnaan isani) yang berorientasi kepada
kebahagian dunia dan akhirat.

B. Konsep Ilmu
Ilmu sebagai proses
1.Ilmu hissiah
2.Ilmu aqliyah
3.Ilmu ladunni
Ilmu sebagai objek
1. ilmu yang tercelah secara
mutlak seperti sihir
2. ilmu pengetahuan yang terpuji, baik sedikit maupun
banyak
3. ilmu yang dalam
kadar tertentu terpuji, tetapi mendalminya tercela

Jenis ilmu
Menurut Al-Gazali, ilmu terdiri dari dua jenis, yaitu ilmu kasbi (khusûli) dan
ilmu ladunni (kudûri). ilmu kasbi diperoleh melalui cara berpikir sistematik dan
metodik yang dilakukan secara secara
konsisten melalui proses pengamatan, penelitian, percobaan dan penemuan. Ilmu ini
bisa diperoleh oleh manusia pada umumnya.

Metode Belajar
1. Ta’lim insani
-Proses eksternal melalui belajar
-Proses internal melalui proses tafakkur

2. Ta’lim rabani

C. Konsep Pendidikan Ibnu Sina


Konsep pendidikan menurut Ibnu Sina bertujuan untuk mengembangkan Seluruh
potensi yang dimiliki seseorang ke arah yang sempurna, yaitu Perkembangan fisik,
intelektual dan budi pekerti. Selain itu, tujuan Pendidikan harus diarahkan pada upaya
mempersiapkan seseorang agar dapat Hidup di masyarakat secara bersama-sama
dengan melakukan pekerjaan Atau keahlian yang dipilihnya sesuai dengan bakat,
kesiapan, kecenderungan Dan potensi yang dimilikinya. Pendidikan adalah sesuatu
yang esensial bagi manusia. Dengan Pendidikan, manusia bisa menghadapi alam
semesta demi mempertahankan Hidupnya. Karena pentingnya pendidikan, Islam
menempatkan pendidikan Pada kedudukannya yang penting dan tinggi dalam
doktrinnya. Klasifikasi perkembangan pendidikan Islam menurut Harun Nasution
terbagi ke dalam tiga periode, yaitu zaman klasik berlangsung Sejak awal kemajuan
Islam (650-1000 M), hingga masa disintegrasi (1000 M-1250 M), yaitu dari zaman
Nabi Muhammad Saw, sampai runtuhnya Bani Abbasiyyah. Zaman pertengahan
berlangsung dari zaman kemunduran (1250-1500 M), masa ketiga kerajaan Monggol
Utsman dan Safawi (1500-1700 M), dan masa kemunduran II (1799-1800 M) yang
sejak runtuhnya bani Abbasiyyah sampai antara abad 17 dan 18 Hijriyah. Pada
Abad pertengahan Ini yang banyak berperan dalam bidang pendidikan adalah Sultan
Mahmud II, ia terkenal dengan pelopor pembaruan pendidikan.Zaman modern atau
zaman pembaruan, berlangsung dari tahun 1800 hingga sekarang, yang ditandai
dengan pergolakan dan kebangkitan Umat Islam di seluruh dunia.

D. Konsep Pendidikan Pembebasan Dalam Pemikiran Paulo Freire


Paulo Freire lahir pada 19 September 1921 di Recife, sebuah kota pelabuhan bagian
selatan Brasil.Ada beberapa tema sentral dalam konsep pendidikan pembebasan
dalam pemikiran Paulo Freire, yaitu Humanisasi, pendidikan hadap masalah
(problem-posing education), konsientisasi, dialog. Masalah sentral bagi manusia
adalah humanisasi. Humanisasi merupakan sesuatu hal yang wajib diperjuangkan,
karena sejarah menunjukkan humanisasi dehumansisi merupakan alternative yang
real. Akan tetapi, hanya humanisasi saja yang merupak. dan panggilan manusia sejati.
Dehumanisasi tidak hanya mewarnai mereka yang kemanusiaannya dirampas, tetapi
juga mereka yang merampasnya. Dalam perjuangan humanisasi itu manusia tertindas
tidak boleh berbalik menjadi penindas.

E. Ulasan Terhadap Konsep Pendidikan Pembebasan Paulo Freire


Bagi Freire pendidikan merupakan sentral dalam membebaskan manusia dari
keterbelakangan. Karena pendidikan yang ada telah menjadi sarana pembodohan itu.
Paulo Freire mengajak kita untuk bersikap kritis, jeli, dan waspada terhadap kebijakan
pendidikan yang hampir selalu diwacanakan seakan-akan objektif.

F. Konsep Pendidikan Plato


Cita-cita pendidikan plato adalah: (a) Tugas individu mengutamakan kepentingan
Negara di atas kepentingan pribadi. Pendidikan harus diselenggarakan untuk dan oleh
Negara. Jenis pedagogiknya adalah pedagogik Negara yang diarahkan kepada Negara
yang susila; (b) Plato membedakan tiga fungsi pada manusia: pikiran, keinginan, dan
kemauan. Di mana ketiga fungsi itu disejajarkan dengan tiga golongan dalam
masyarakat, yaitu : (1) golongan yang mengutamakan pikiran yaitu golongan
pengajar, (2) golongan yang mengutamakan keinginan yaitu golongan pegusaha, (3)
golongan yang mengutamakan kemauan yang membawa mereka pada keberanian
yaitu golongan militer. Melalui pendidikan, Plato bermaksud mendapatkan (a) orang-
orang yang baik, (b) orang-orang yang baik itu untuk menduduki tempatnya (the right
men in the right place) dalam golongannya masing-masing.

Menurut Plato, dalam pendidikan bisa membuka pengertian kebijakan. Pengertian


yang baik membawa akibat perbuatan yang baik pula. Perbuatan yang tidak baik
adalah akibat dari pengertian yang salah. Plato menempatkan kebijakan intelektual di
tempat tertinggi. Dalam rencana-rencana pendidikannya kemukakan, ditekankan pula
kebijakan moral dan latihan kemauan. Juga pendidikan-pendidikan fisik dan jasmani
seperti gimnastik, menari dan permainan-permainan sebab mereka berpendapat bahwa
kekuatan jasmani membantu kekuatan moral dan intelektual. Karena, semuanya
berhubungan dengan kebaikan, disiplin dan keselarasan dalam fikiran dan tabiat
dengan keutamaan yang sama dalam tubuh manusia.Di antara kebijakan-kebijakan
intelektualnya, Plato masukkan juga kepandaian (kesanggupan
untuk membuat barang) dan kebijakan praktis (kesanggupan menimbang secara tepat
terutama dalam mencapai tujuan-tujuan yang baik dalam kehidupan seharihari).

Sumber referensi

Wahyuddin. (2018). Konsep Pendidikan Al-Gazali dan Al-Zarnuji. Jurnal Ekspose


volume17
Nomor 1, Januari-Juni 2018
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Gra ndo Persada, 2004),
h. 26
.Syamsul Kurniawan & Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam
(Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011), h. 77.

Anda mungkin juga menyukai