PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
hasil riset kesehatan dasar (Rikesdas) tahun 2018 yang dirilis dijakarta.
Dari data tersebut , persentase ibu hamil yang mengalami anemia tersebut
meningkat dibandingkan hasil riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 37,1 %.
Dari tahun 2018 jumlah ibu hamil mengalami anemia paling banyak pada
usia 15-24 tahun sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun sebesar 33,7%, usia 35-
44 tahun sebesar 24 %. Ibu hamil adalah orang yang paling rentan
kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk
memnuhi kebutuhan ibu dan janin selama kehamilan.Pada saat kehamilan,
penyebab anemia adalah kebutuhan oksigen meningkat.Akibatnya, sel
darah merah (eritrosit) meningkat sebanyak20-30%. Namun peningkatan
ini tidak sebandingdengan penambahan volume plasma yang progresif
yaitu sebesar 40-45%, sehingga terjadi proses hemodolusi (pengenceran
darah) yang menyebabkan penurunan konsentrasi Hb. Oleh sebab itu
akibat anemia meningkat selama kehamilan, sehingga ibu hamil
membutuhkan zat besi dua kali lipat guna memenuhi kebutuhan ibu dan
pertumbuhan janin. Makin patuh ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe yang
diberikan petugas kesehatan, maka peluang terjadinya anemia semakin
kecil(Shanker, et al 2016).
Sustainable Developments Goals (SDGs) merupakan upaya
pembangunan berkelanjutan yang menjadi acuan dalam kerangka 3
pembangunan global Millenium Development Goals (MDGs) yang telah
berakhir ditahun 2015. SDGs memiliki beberapa tujuan, diantaranya
menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua
semua orang disegala usia, dengan salah satu outputnya mengurangi
Angka Kematian Ibu (AKI) hingga 70 per 100.000 kelahiran hidup (KH)
pada tahun 2030. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 88 tahun 2014
menjelaskan program suplementasi tablet Fe untuk mengatasi kekurangan
konsumsi zat besi, yaitu pemerintah membuat program suplemen tambah
darah kepada setiap ibu hamil selama kehamilan.Pencegahan dapat
dilakukan dengan mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Didukung penelitian Ramawati (2012) Pemberian suplemen berupa tablet
Fe yang dibagikan secara gratis melalui Puskesmas dan Posyandu, pada
2
semua wanita hamil sekitar 60 mg/hari sebanyak 90 tablet. Namun
efektifitas program ini dihambat oleh kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi
tablet Fe. Karena tablet Fe tidak hanya memberikan efek positif terhadap
peningkatan kadar Hb, tetapi juga menimbulkan efek samping seperti
mual, muntah dan juga obstipasi . Luaran dari program antenatal tersebut
dievaluasi melalui jumlah cakupan kunjungan pertama ibu hamil (K1) dan
kunjungan terakhir ibu hamil (K4) minimal 4 kali. Berdasarkan Data dari
Pusdatin (2017) yang tercantum dalam Profil Kesehtan Indonesia, cakupan
kunjungan K4 adalah 76%. Cakupan K1dan K4 di Sumatera Barat tahun
2017 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015.Pada tahun 2015,
Cakupan K1 di Sumatera Barat sebesar 99% dan cakupan K4 sebesar 89%.
Sedangkan di tahun 2017 capaian 4 K1 sebesar 90,7% dan capaian K4
sebesar 79,9% (Profil kesehatan Sumatera Barat tahun 2017).
Hasil Rekapitulasidari Dinas Kesehatan Kota padang tahun 2017,
terdata di Puskesmas Seberang Padang dari 120.868 orang ibu hamil, yang
mendapat Fe1 sebanyak 105.625 orang ibu hamil (87,4%) dan Fe3
sebanyak 95,83 (79,3 %). Capaian ini meningkat dari tahun 2015 yaitu Fe1
sebanyak (85.5%) dan Fe 3 (79.6%).Distribusi tablet besi dikota padang
pada umumnya sudah baik. Begitu pula dipuskesmas Seberang padang.
Pada tahun 2017, pada cakupan tablet Fe sudah mencapai 92 %. Namun
hal ini tidak selaras dengan laporan cakupan ibu hamil dengan anemia
diPuskesmas Seberang Padang menempati posisi kedua dengan persentase
20,3 %.Berdasarkan hasil penelitian Amalia, dkk tahun (2015), Provinsi
Banten yang memiliki cakupan Fe (90%), namun tingginya angka cakupan
di Kota Tanggerang tidak sejalan dengan angka anemia ibu hamil yang
masih tinggi seperti di Puskesmas Batuceper sebesar 5 47,9% (Dinkes kota
Tanggerang, 2014).Dari hasil laporan dinas kesehatan Bukittinggi tahun
2018 kejadian anemia adalah 19,7%, tahun 2009 sebanyak 12,5% dan
tahun 2010 sebanyak 9,2%. Induvidu yang mengalami di wilayah kerja
UPTDK 3 Puskesmas tahun 2008 sebanyak 28,5% sebanyak 24,3% dan
tahun 2010 sebanyak 21,1%.
3
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Mampu melakukan Asuhan Keperawatan pada klien Ny.U hamil
dengan anemia di Ruang Rawat Inap Kebidanan RSI Ibnu Sina
Bukittinggi Tahun 2019.
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan proses keperawatan diharapkan :
i. Mampu melakukan pengkajian pada Klien Ny.U hamil dengan
anemia diRuang Rawat inap rawat kebidanan RSI Ibnu Sina
Bukittinggi Tahun 2019.
ii. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien Ny.U hamil
dengan anemia di Ruang Rawat Inap RSI Ibnu Sina Bukittinggi
Tahun 2019.
iii. Mampu menyusun rencana Asuhan tindakan keperawatan pada
klien Ny.U hamil dengan anemia di Ruang Rawat Inap RSI Ibnu sina
Bukittinggi Tahun 2019.
iv. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien Ny.U hamil
dengan anemia di ruang rawat inap RSI Ibnu Sina Bukittinggi
v. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada klien
Ny.U hamil dengan anemia di ruang rawat inap RSI Ibnu Sina
Bukittinggi
vi. Mampu melakukan dokumentasi keperawatan pada klien Ny.U
hamil dengan anemia di ruang rawat inap RSI Ibnu Sina Bukittinggi.
C. Metode penulisan
4
c. Teknik pengumpulan data
a) Wawancara
Penulis dalam hal ini melakukan wawancara atau tanya
jawab secara langsung dengan klien, keluarga dan tim
kesehatan lain yang terlibat dalam perawatan klien
b) Teknik observasi
Dengan teknik ini akan di dapat data tentang keadaan klien
dan prilaku klien
c) Studi sdokumenter
Merupakan teknik pengumpulan data yang di dapat dari
dokumenter. Data dari studi dokumenter ini bertujuan untuk
mendukung data dari hasil pemeriksaan fisik serta untuk
mengetahui data yang tidak diperoleh dari wawancara
d) Pemeriksaan fisik
Data yang di dapat dari pemeriksaan fisik melalui inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi
1 .Sumber dan jenis data
a. Sumber data
1) Data primer
Merupakan data yang langsung diperoleh dari klien sendiri
baik dalam bentuk subjektif maupun objektif
2) Data sekunder
Data yang didapat dari observasi hasil pengukuran dan
pemeriksaan
2 Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan dari hasil wawancara dari hasil
observasi, langkah selanjutnya adalah data diolah secara manual
dengan jalan di klasifikasikan, di intervensikan, di
dokumentasikan, dan selanjutnya di sajikan secara struktural.
5
C. Sistematika penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
sistematika penulisan
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
klien
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Anemia
1. Pengertian
2. Penyebab anemia
7
b. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena
perdarahan berlebihan , pembedahan atau masalah
dengan pembekuan darah ,
Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada
remaja atau perempuan juga dapat menyebabkan
anemia, faktor fator tersebut akan meningkatkan
kebutuhan tubuh akan zat besi , karena zat besi
dibutuhkan untukn membuat sel darah merah baru .
c. Produk sel darah merah yang tidak optimal
Ini terjadi saat saat sum-sum tulang tidak dapat
membentuk sel darah merah dengan cukup .
Anemia dalam kehamilan sama seperti yang terjadi
pada wanita yang tidak hamil . semua anemia yang
terdapat pada wanita usia reproduktif dapat menjadi
penyulit dalam kehamilan , penyebabnya antara lain
yaitu :
a. Makanan yang kurang bergizi
b. Gangguan pencernaan dan malabsorpsi
c. Kurangnya zat besi dalam makanan
d. Kebutuhan zat besi yang meningkat
e. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang
lalu haid
f. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru,
cacing usus, malaria (proverawati ,A, 2009).
3 . Patofisiologi
Darah bertambah banyak dalam kehamilan . akan
tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan
dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah . perbandingan pertambhan tersebut :
plasma 30% , sel darah 18% ,hemoglobin 19% .
8
Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri
secara fisiologis dalam kehamilan danbermanfaat bagi
wanita . heamodilusi berguna untuk membantu
meringankan beban kerja jantung . haemodilusi terjadi
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada
kehamilan 32-36 minggu . bila hemoglobin ibu sebelum
hamil 11gr% maka dengan terjadinya haemadilusi akan
mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan
menjadi 9,5-10 gr%.
Pada awal kehamilan ferritin serum mengalami kenaikan
ringan . hal ini memungkinkan karna turunya aktifitas
eritropoetik sehingga besi dialihkan kecadanga tetapi
setelah itu konsentrai ferritin serum turun sampai 50%
pada pertengahan kehamilan . hal ini mencerminkan
adanya heamoedelusi dan mobilisasi dari tempat cadangan
untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat akibat
kehamilan . ibu hamil dan bayi yang sedang tumbuh
termasuk yang paling rentan menderita defesiensi besi
serta harus menyerap zat besi lebih banyak dari pada yang
hilang dari tubuh .
9
4 Phatway
Kekurangan zat besi gizi (zat besi ,vit 12,asam polat) perdarahan
HB
B12
Intoler
ansi aktivitas
P.sirkulasi
R.infeksin
10
5 .Klasifikasi
Menurut proverawati , A (2009) , secara umum anemia
dalam kehamilan diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Anemia defisiensi besi sebanyak 62,3 %
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi
akibat kekurangan zat besi dalam darah .
pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil
dan dalam laktasi yang dianju
b. Anemia Megaloblastik sebanyak 29%
Anemia ini disebabkan karena difisiensi asam folat
dan defisiensi vitamin B12 walaupun kejadiannya
jarang .
c. Anemia hipoplastik dan aplastik sebanyak 8%
Anemia ini disebabkan karena sum sum tulang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru
d. Anemia hemolitik sebanyak 0,7 %
Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel
darah merah berlangsung lebih cepat dari pada
pembuatannya .
11
7 .Akibat anemia pada kehamilan
Akibat yang akan terjadi pada ibu hamil yang mengalami
anemia verawati (2009) yaitu :
a. Hamil muda (trimester pertama ): abortus , missed
abortus, dan kelainan kongenital
b. Trimester kedua : perdarahan anterpartum,
persalinan premature , gangguan pertumbuhan janin
dalam rahim ,asphiksia intra utrin sampai kematian,
berat badan lahir rendah, mudah terkena infeksi.
c. Saat inpartu : gangguan his primer dan sekunder ,
janin lahir dengan anemia, persalinan dengan
tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gangguan
perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.
d. Pasca partus : perlukaan sukar sembuh, mudah
terjadi febris peurperalis, gangguan involusi uteri,
kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi
peurperalis).
8 . pemeriksaan penunjang
1) .pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah seri
anemia, hitung leukosit, trombosit, laju endap darah
(LED), dan hitung retikulosit.
2) Pemeriksaan kadar hemoglobin, indeks eritrosit ,
(MCV dan MCHC), apusan darah tepi.
9 .Pencegahan anemia
Untuk mencegah terjadinya anemia, ibu hamil disarankan
untuk menambah jumlah darah melalui pasokan makanan
yang mengandung zat besi, asam folat , vitamin B12 . oleh
karena itu ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan
yang dapat membentuk sel-sel darah merah seperti hati,
ikan teri, daging merah, kacang-kacangan , sayuran
bewarna hijau, kuning telur ( Soebroto , 2009). Pencegahan
anemia menurut waryana ,2010 sebagai berikut :
12
a. Istirahat yang cukup
b. Makan makanan yang bergizi dan banyak
mengandung Fe, misalnya daun pepaya, kangkung,
daging sapi, hati ayam dan susu
c. Pada ibu hamil, dengan rutin memeriksakan
kehamilannya minimal 4kali selama hamil untuk
mendapatkan tablet besi (Fe) dengan dosis 60mg/hari
yang dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1gr% /
bulan dan vitamin yang lainnya pada petugas
kesehatan, serta makan makanan yang bergizi 3 x 1
hari, dengan porsi 2kali lipat lebih banyak yaitu yang
biasanya sepiring nasi dengan ukuran sedang
sekarang ditambahkan menjadi sepiring nasi dengan
ukuran banyak atau lebih (2x ukuran sedang ) atau
bisa juga makan dengan ukuran sedikit tetapi lebih di
seringkan agar gizi yang seharusnya dibutuhkan oleh
ibu hamil terpenuhi dan dapat meningkatkan berat
badan ibu hamil sesuai dengan normalnya agar tidak
terjadi kemungkinan kemungkinan yang nantinya
akan membahayakan ibu dan janin.
10 . Penanganan medis
Penanganan dilakukan sesuai dengan jenis anemianya .
kebanyakan ibu hamil menderita anemia defesiensi besi.
Hal ini bisa diatasi dengan pemberian tablet besi yang
bisa dilakukan berbagai cara yaitu :
a. Terapi oral adalah dengan cara memberikan
preparat besi yitu fero sulfat, fero glukonat atau
Na-fero bisirat, pemberian preparat 60mg/hari dapat
menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan .
pemberian terapi zat besi oral tidak boleh
dihentikan setelah hemoglobin mencapai nilai
normal, tetapi harus dilanjutkan selama 2-3 bulan
13
lagi untuk memperbaiki cadangan besi. Efek
samping : konstipasi, berak hitam, mual dan muntah
. saat ini program nasional menganjurkan kombinasi
60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk
profilaksi anemia.
b. Terapi parental baru diperlukan apabila penderita
tidak tahan akan zat besi peroral , dan adanya
gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan.
Pemberian preparat parental dengan ferum dextran
sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10
ml/ IM pada gluteus , dapat meningkatkan Hb lebih
cepat yaitu 2 gr%
Dosis pemberian zat besi parental dapat dihitung
dengan mudah dengan memakai rumus : zat besi
yang dibutuhkan (mg) = (15-Hb) x BB X 3 . efek
samping : nyeri inflamasi , demam, hipotensi
(Soebroto, 2009).
14
B. Asuhan keperawatan
1.Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan
c. Pemeriksaan fisik
a) Kepala
b) Mata
15
c) Leher
d) Dada
e) Abdomen
f) Ekstermitas
g) Genetalia
2. Diagnosa keperawatan
16
4) Perubahan perfusi jaringan behubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman
oksigen/nutrient ke sel.
3 . Intervensi keperawatan
17
kusri roda
6. Bantu untuk
mengindentifikasi
aktivitas yang disukai
7. Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
8. Bantuan pasien /
keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
9. Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan
penguatan
spritual
18
pertahanan 2. Knowledge : infection infeksi )
sekunder control
1. Bersihkan lingkungan
3. Risk control setelah dipakai pasien
lain
Kriteria hasil :
2. Pertahankan teknik
1. Klien bebas dari tanda dan
isolasi
gejala infeksi
3. Batasi pengunjung bila
2. Mendeskripsikan proses
perlu
penularan penyakit , faktor
yang mempengaruhi 4. Instruksikan pada
penularan serta pengunjung untuk
penatalaksanaannya mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah
3. Menunjukan kemampuan
berkunjung
untuk mencegah timbulnya
meninggalkan cuci
infeksi
tangan
7. Pertahankan lingkungan
aseptik selama
pemasangan alat
19
petunjuk umum
20
20. Ajarkan cara mengindari
infeksi
21
11. Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition monitoring
1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitor adanya
penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
4. Monitor interaksi orang
tua dan anak selama
makan
5. Monit lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan ,
rambut kusam, dan
mudah patah
10. Monitor mual dan
muntah
11. Monitor kadar albumin ,
total protein ,hb dan
kadar ht
12. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
22
13. Monitor pucat ,
kemerahan , dan ke
kekeringan jaringan
kongjungtiva
14. Monitor kalori dan
intake nutrisi
15. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral
16. Catat jika lidah bewarna
magenta scarlet
Perubahan perfusi Noc Nic
jaringan perifer
1. Circulation status Peripheral sensation
behubungan
management (manajemen
dengan 2. Tissue perfusion : cerebral
sensasi perifer )
penurunan
komponen seluler Kriteria hasil :
1. Monitor adanya daerah
yang diperlukan tertentu yang hanya
Mendemostrasikan status sirkulasi
untuk pengiriman peka terhadap
yang ditandai dengan :
oksigen/nutrient panas/dingin/tajam/tum
ke sel 1. Tekanan systole dan pul
diastole dalam rentang yang
diharapkan 2. Monitor adanya
paratese
2. Tidak ada ortostatik
hipertensi 3. Instruksikan keluarga
untuk mengobservasi
3. Tidak ada tanda tanda kulit jika ada laserasi
peningkatan tekanan
intrakranial (tidak lebih dari 4. Gunakan sarung tangan
23
kognitif yang ditandai dengan : kepala, leher dan
punggung
1. Berkomunikasi dengan jelas
dan sesuai dengan 6. Monitor kemampuan
kemampuan BAB
3 Implementasi keperawatan
4 .Evaluasi keperawatan
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.PENGKAJIAN
1 Identitas klien
Nama : Ny.U
Umur : 27 tahun
Agama : islam
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Jln.karim
Tgl masuk : 10 juni 2019
Tanggal pengkajian : 11 juni 2019
Diagnosa medis :G1P0A0H0
No. Rekam Medik : 101736
25
a) Riwayat kehamilan : pasien mengatakan kalau ini merupakan
kehamilan pertamanya
b) HPHT : 20 september 2019
c) Umur kehamilan : 37 minngu
d) BB sebelum hamil : 38 kg
e) BB sekarang : 50 kg
f) Riwayat kehamilan
- Riwayat kehamilan sekaranng : G1P0A0H0
4 Riwayat kesehatan sekarang
Saat dilakukan pengkajian tanggal 11 juni 2019 pada jam 09.00 WIB pada
Ny.U diruangan siti aisyah pasien mengatakan badan terasa letih, susah
tidur, nafsu makan berkurang, mual (+) muntah (-)
26
Palpas : tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan,
rambut halus
2) Mata
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterik
3) Wajah
Inspeksi : tidak terdapat chloasma gravidarum,
wajah tampak kurang cerah
4) Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada secret, tidak ada
sumbatan pada hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan di hidung
5) Telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada telinga, tidak
terdapat serunm
6) Mulut dan gigi
Inspeksi : tidak ada kelainan, mukosa bibir kering
dan pucat
7) Leher
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada pembesaran kelnjer tyroid
8) Thorax
Inspeksi : simetris, tidak ada masa, tidak ada jaringan
perut
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, fremitus kiri dan
kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi :
9) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
27
Palpasi : tidak teraba pembesaran jantung
Perkusi : redup
Auskultasi : bunyi jantung normal, bising (-)
10) Payudara
Inspeksi : simetris, areola hitam kecoklatan, papila
menonjol.
Palpasi : payudara keras , belum ada pengeluaran
ASI, tidak ada pembengkakan payudara
11) Abdomen
Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada ulu hati
Auskultasi : bising usus (normal)
12) Ekstermitas
Ekstermitas atas
Inspeksi : terpasang infus
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
benjolan
Ekstermitas bawah
Inspeksi : tidak tampak varises
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan
28
Defekasi : 1-2x sehari urine dengan
jumlah urine 800
cc, warna urine
kuning pekat
Defekasi : belum
ada
4 Personal hygiene Mandi 2x sehari Mandi 1x sehari
Gosok gigi 2x sehari Gosok gigi 1x
Keramas 3x seminggu sehari
Keramas belum
ada
5 Istirahat Siang 1-2 jam Siang 1 -2 jam
Malam 6-8 jam Malam 3-4 jam
Keluhan : sering terbangun Keluhan : susah
tidur tidak nyaman
dengan kontraksi
kelahiran
Pemeriksaan labor
Tanggal 10 juni 2019
29
Tanngal 12 juni 2019
Jenis darah : AB
Volume : 350 cc
Terapi obat
Domparizil
Methilprednisolone
Ceftriaxone
30
B. Analisa data
31
- Pasien tampak
pucat
- Pasien tampak
menghabiskan ¼
porsi makan yang
diberikan
- Mukosa bibir
kering
Diagnosa keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan
suplai oksigen dalam darah
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak nyamanan
selama hamil
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis
C. Intervensi keperawatan
32
15. Mampu berpindah : memilih aktivitas
dengan atau tanpa bantuan konsisten yang
alat sesuai dengan
16. Status kardiopulmunari kemampuan
adekuat fisikn, psikologi
17. Sirkulasi status baik dan social
18. Status respirasi : 15. Bantu untuk
pertukaran gas dan mengidentifikasi
ventilasi adekuat dan mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
16. Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kusri roda
17. Bantu untuk
mengindentifikas
i aktivitas yang
disukai
18. Bantu klien
untuk membuat
jadwal latihan
diwaktu luang
19. Bantuan pasien /
keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
20. Sediakan
33
penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
21. Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
22. Monitor respon
fisik , emosi
social, dan
spritual
2 Gangguan Noc Nic
pola tidur 1. Anxiety reduction Sleep enchancement
berhubunga 2. Comfort level 1. Determinasi efek
n dengan 3. Pain level – efek medikasi
ketidak 4. Rest : extend and pattern terhadap pola
nyamanan 5. Sleep : extend ang pattern tidur
selama Kriteria hasil : 2. Jelaskan
hamil 1. Jumlah jam tidur dalam pentingnya tidur
batas normal 6-8 jam/hari yang adekuat
2. Pola tidur, kualitas dalam 3. Fasilitas untuk
batas normal mempertahankan
3. Perasaan segar sesudah aktivitas sebelum
tidur atau istirahat tidur (membaca)
4. Mampu mengidentifikasi 4. Ciptakan
hal-hal yang meningkatkan lingkungan yang
tidur nyaman
5. Kolaborasi
pemberian obat
tidur
6. Diskusikan
dengan pasien
34
dan keluarga
tentang teknik
tidur pasien
7. Instruksikan
untuk memonitor
tidur pasien
8. Monitor waktu
makan dan
minum dengan
waktu tidur
9. Monitor / catat
kebutuhan tidur
pasien setiap hari
dan jam
3 Ketidak Noc Nic
seimbangan 6. Nutritional status : Nutrition management
nutrisi 7. Nutritional status : food 12. Kaji adanya
kurang dari dan fluid alergi makanan
kebutuhan 8. Intake 13. Kolaborasi
tubuh 9. Nutritional status : nutrient dengan ahli gizi
berhubunga intake untuk menetukan
n dengan 10. Weight control jumlah kalori dan
faktor Kriteria hasil : nutrisi yang
biologis 7. Adanya peningkatan berat dibutuhkan
badan sesuai dengan pasien
tinjauan 14. Anjurkan pasien
8. Berat bedan ideal sesuai untuk
dengan tinggi badan meningkatkan
9. Mampumengidentifikasi intake fe
kebutuhan nutrisi 15. Anjurkan pasien
10. Tidak ada tanda tanda meningkatkan
malnutrisi protein dan
11. Menunjukan peningkatan vitamin c
35
fungsi pengecapan dari 16. Berikan sustansi
menelan gula
12. Tidak terjadi penurunan 17. Yakinkan diet
berat badan yang berarti yang dimakan
mengandung
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
18. Berikan makanan
yang terpilih
( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi )
19. Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian
20. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
21. Berikan
informasi tentang
kebutuhan nutrisi
22. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition monitoring
17. BB pasien dalam
batas normal
18. Monitor adanya
36
penurunan berat
badan
19. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa
dilakukan
20. Monitor interaksi
sorang tua dan
anak selama
makan
21. Monit
lingkungan
selama makan
22. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
23. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
24. Monitor turgor
kulit
25. Monitor
kekeringan ,
rambut kusam,
dan mudah patah
26. Monitor mual
dan muntah
27. Monitor kadar
albumin , total
37
protein ,hb dan
kadar ht
28. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
29. Monitor pucat ,
kemerahan , dan
ke kekeringan
jaringan
kongjungtiva
30. Monitor kalori
dan intake nutrisi
31. Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral
32. Catat jika lidah
bewarna magenta
scarlet
38
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
39
mmHg
- HB : 6,9
A : Masalah belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
2 Selasa , 11 juni Gangguan pola tidur 1. menjelaskan pentingnya tidur yang S:
2019 berhubungan dengan ketidak adekuat - Pasien
Jam 10.00 wib nyamanan selama hamil 2. memfasilitasi untuk mempertahankan mengatakan susah
aktivitas sebelum tidur tidur dimalam
3. menciptakan lingkungan yang nyaman hari
4. mendiskusikan dengan pasien dan - Pasien
keluarga tentang teknik waktu tidur mengatakan
pasien mudah capek
5. memonitor waktu makan dan minum disiang hari
- Pasien
mengatakan tidak
nyaman tidur
selama kehamilan
O:
- Pasien tampak
40
pucat
- Mata pasien
tampak hitam
- TD : 100/60
mmHg
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
3 Selasa, 11 juni Ketidak seimbangan nutrisi 1. Mengkaji adanya alergi S:
2019 kurang dari kebutuhan tubuh makanan - Pasien
Jam 10.00 wib berhubungan dengan faktor 2. Menganjurkan pasien untuk mengatakan tidak
biologis meningkatkan inprotein dan selera makan
vitamin c - Pasien
3. Memberikan informasi tentang mengatakan mual
kebutuhan nutrisi saat ingin makan
4. Memonitor turgor kulit
O:
5. Memonitor mual dan muntah
- Pasien tampak
6. Memonitor kadar albumin , total
pucat
protein, hb,dan kadar ht
- Pasien tampak
menghabiskan ¼
41
porsi makan yang
diberikan
- Mukosa bibir
kering
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
42
5. Membantu pasien / keluarga untuk - pasien tampak
mengidentifikasi kekurangan dalam lemah
beraktivitas - Td : 111/70
- Hb : 8,9
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
2 Rabu , 12 juni Gangguan pola tidur 1. menjelaskan pentingnya tidur yang S:
2019 berhubungan dengan ketidak adekuat - pasien
Jam 17.00 wib nyamanan selama hamil 2. memfasilitasi untuk mempertahankan mengatakan
aktivitas sebelum tidur masih belum bisa
3. menciptakan lingkungan yang untuk tidur
nyaman dimalam hari
4. mendiskusikan dengan pasien dan - Pasien
keluarga tentang teknik waktu tidur mengatakan susah
pasien tidur karna
5. memonitor waktu makan dan minum kontraksi semakin
terasa
O:
- Mata pasien
43
tampak
menghitam
- Pasien tampak
pucat
- Td : 111/70
A:
- masalah belum
teratasi
P:
- intervensi
dilanjutkan
44
5. Memonitor mual dan muntah disediakan
6. Memonitor kadar albumin , A:
total protein, hb,dan kadar ht - Masalah belum
terastasi
P:
- Intervensi
dilanjutkan
45
5. Membantu pasien / keluarga p:
untuk mengidentifikasi - intervensi
kekurangan dalam beraktivitas dihentikan
2 Kamis 13 juni 2019 Gangguan pola tidur 1. menjelaskan pentingnya tidur S:
Jam 10.00 wib berhubungan dengan ketidak yang adekuat - pasien
nyamanan selama hamil 2. memfasilitasi untuk mengatakan
mempertahankan aktivitas sudah bisa tidur
sebelum tidur pasca kelahiran
3. menciptakan lingkungan yang anak pertamanya
nyaman O:
4. mendiskusikan dengan pasien - pasien tampak
dan keluarga tentang teknik sudah segar
waktu tidur pasien - td : 110/70
5. memonitor waktu makan dan mmHg
minum A:
- masalah teratasi
P:
- intervensi
dihentikan
3 Kamis 13 juni 2019 Ketidak seimbangan nutrisi 1. Mengkaji adanya alergi S:
Jam 10.00 wib kurang dari kebutuhan tubuh makanan - Pasien
46
berhubungan dengan faktor 2. Menganjurkan pasien mengatakan
biologis untuk meningkatkan sudah selera
inprotein dan vitamin c makan
3. Memberikan informasi O:
tentang kebutuhan nutrisi - Pasien tampak
4. Memonitor turgor kulit menghabiskan ½
5. Memonitor mual dan porsi makan yang
muntah diberikan
6. Memonitor kadar A:
albumin , total protein, - Masalah teratasi
hb,dan kadar ht P:
- Intervensi
dihentikan
47
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Selama melakukan pengkajian, penulis tidak menemukan kesulitan, karena
komunikasi yang baik antar klien dan keluarga serta bantuan dan kerja sama
dengan perawat ruangan, sehingga penulis dapat mengatasi masalah yang ada.
B. Diagnosa keperawatan
Setelah mengumpulkan data, maka 4 diagnosa yang ada pada teori tidak
sesuai dengan kenyataan yang ditemui penulis di lapangan, data-data yang
di dapatkan diklasifikasikan, diinterprestasikan, dan didokumentasikan
sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan seperti pada bab III yaitu
:
Diagnosa keperawatan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan
suplai oksigen dalam darah
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak nyamanan
selama hamil
6. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis
Dan 4 diagnosa yang ada pada teori, hanya 3 diagnosa yang ditemukan
pada pasien, karena pada saat melakukan pengkajian pasien hanya
ditemukan 3 diagnosa pada pasien, dan dari 3 diagnosa yang di tegakkan, 3
diagnosa itu teratasi yaitu intoleransi aktivitas , gangguan pola tidur , dan
ketidak seimbangan nurtisi klien telah diatasi tanggal 13 juni 2019.
48
Selanjutnya dihari itu juga klien dinyatakan pulang meninggalkan rumah
sakit atas instruksi dokter.
C. Intervensi
D. Implementasi
Tahap implementasi yang merupakan penerepan tindakan keperawatan
yang di delegasikan kepada keluarga dan klien sendiri. Dalam tahap
implementasi ini penulis hampir tidak menemui kesulitan. Adapun faktor
pendukung yang dapat dilaksanakan sesuai rencana ditetapkan adalah
sebagai berikut :
a) Adanya perencanaan yang baik, sehingga memudahkan penulis
melakukan tindakan keperawatan
b) Adanya sikap kooperatif, partisipasi klien dan keluarga untuk
membantu perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
c) Adanya bimbingan dari perawat ruangan serta memberikan kesempatan
pada penulis dalam melakukan tindakan keperawatan
d) Adanya pengetahuan dan kemampuan penulis tentang tindakan yang
akan dilakukan sesuai dengan ilmu yang didapatkan du bangku
perkuliahan
E. Evaluasi
Dari hasil pengkajian dilakukan, penulis mendapatkan 3 diagnosa yang ada
pada klien. Dan 3 diagnosa yang ditegakkan semua masalah pada klien
teratasi.
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penerapan proses keperawatan yang dilaksanakan terhadap
Ny.U HAMIL DENGAN ANEMIA Di Ruang Rawat Inap kebidanan RSI
Ibnu Sina Bukittinggi tahun 2019 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Dengan melakukan pengkajian di dukung oleh beberapa faktor antara
lain : sikap operatif dari keluarga klien sendiri terhadap penulisan dan tim
kesehatan yang terkait. Pada pengkajian yang dilakukan selama 3 hari ini,
tidak ditemukan kesulitan yang berarti. Data dikumpulkan sesuai dengan
kebutuhan sehingga dapat dianalisa.
2. Diagnosa keperawatan
Bedasarkan pada pengkajia yang penulis lakukan terdapat 3 diagnosa
fokus pada kasus sebagai berikut :
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan
suplai oksigen dalam darah
8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak nyamanan
selama hamil
9. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis
3. Intervensi
Dari pengkajian yang dilakukan ditemukan 3 diagnosa pada klien. Yaitu
masalah intoleransi aktivitas pasien mendapat kan tambahan darah . Pada
masalah kedua yaitu gangguan pola tidur menganjurkan pasien melakukan
kegiatan positif seperti membaca ayat pendek sebelum tidur . Dan masalah
50
ketiga ketidak seimbangan nutrisi menganjurkan pasien makan sedikit tapi
sering.
4. Implementasi
Pada intervensi yang telah disusun penulis, maka untuk mengatasi
masalah-masalah klien dilakukan tindakan keperawatan seperti yang telah
di rencanakan sebelumnya. Seperti pemberian tranfusi darah ,
menganjurkan pasien membaca ayat pendek sebelum tidur dan
menganjurkan makan sedikit tapi sering .
5. Evaluasi
Dari intervensi yang telah disusun dan implementasi yang telah
dilakukan sesuai dengan tujuan dan criteria hasil yang telah ditentukan
dalam perencanaan. Ditemukan 3 diagnosa yang sudah teratasi pada klien.
B. Saran
Bedasarkan hasil penerapan proses keperawatan yang telah dilakukan
maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Institusi pendidikan
Diharapkan institusi dapat menyediakan literature yang lebih lengkap dan
memberikan kemudahan pada mahasiswa untuk memanfaatkannya
2. Rumah sakit
Diharapkan rumah sakit agar meningkatkan mutu pelayanan dalam semua
bidang
3. Perawat
Diharapkan perawat lebih tanggap lagi terhadap asuhan keperawatan yang
akan dilakukan dan yang telah diberikan pada klien.
4. Mahasiswa/i
Diharapkan betul-betul memahami asuahan keperawatan yang dilakukan
dan tidak terpengaruh dengan kebiasaan yang telah ada dilapangan
5. Klien
Diharpakan klien mampu bekerja sama dnegan baik dengan seluruh
komponen rumah sakit dan institusi
51
DAFTAR PUSTAKA
NOC (2015).
Almatsier, S.(2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: gramedia pustaka utama.
Saifuddin, A.B. (2002). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
Wiknjosastro ,H. (2005). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono
prawirohardjo.
52