Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL ILMIAH “PARTNERSHIP DAN NETWORKING”

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan 1


Dosen Pengampu: Agus Santoso, S.Kp., M.Kep.

Disusun Oleh:
Elvira Dian Nirmala (22020119120003)
An Nisaa Putri (22020119130052)
Satria Dwi Kasih (22020119130055)
Irma Woro Afdillahzahra (22020119130079)
Nur Sella Fajrul Falaq (22020119130085)

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
1. Pengertian

Partnership dan networking, dua kata yang selalu ada di dalam aktivitas kita. Misalnya
kerja kelompok, diskusi, mengajak kolaborasi dalam suatu event dan masih banyak
lagi. Tentu dari beberapa contoh tersebut mungkin kalian sudah dapat mengira-ngira
pengertian sederhana dari partnership dan networking. Partnership atau dalam KBBI
yang di sebut kemitraan memiliki arti hubungan kerjasama yang saling
menguntungkan dari semua pihak, hubungan saling menguntungkan ini dapat terjalin
karena adanya kepedulian, kesetaraan, dan kebersamaan yang sinergi antarpihak.1
Kemitraan dari Promkes Depkes RI mempunyai pengertian sendiri. Terdapat dua
pengertian secara umum menurut Promkes Depkes RI meliputi;2

● Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sector, kelompok


masyarakat, lembaga pemerintah/non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai
visi Bersama yang didasari atas kesepakatan, prinsip, dan peran dari masing-
masing pihak
● Kemitraan adalah proses perwujudan berbagai macam bentuk kebersamaan yang
saling menguntungkan dan saling mengajarkan antar pihak untuk keberhasilan
Bersama

Keberjalanan dari partnership tidak akan berjalan tanpa adanya keberadaan dari
networking, itu tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap makhluk di dunia (tanpa
terkecuali manusia) ini saling membutuhkan satu sama lain untuk dapat berinteraksi.
Menjalin hubungan sosial dengan siapa saja menjadi bagian penting dalam segala
aktivitas kehidupan, itu dapat terjadi dimana saja misalnya tempat kerja rumah,
kampus, dan lain-lain. Networking sendiri memiliki pengertian membangun hubungan
dengan orang lain (personal atau kelompok) yang dapat berpengaruh terhadap
kesuksesan professional maupun personal.3 Contoh hubungan antara partnership dan
networking sudah terlihat dalam bidang Kesehatan pada salah satu episode film yang
cukup populer, Grey Anatomi, menggambarkan salah satu tokoh, Dr Bailey sibuk
meng-update lini masa Twitternya saat operasi CABG (operasi jantung). Bailey
membela diri dengan menunjukan bagaimana tweeting akan memungkinkan
mahasiswa Kesehatan di luar untuk mengikuti jalannya operasi yang jarang di
saksikan. Beberapa saat kemudian, proses operasi ternyata berubah menjadi kritis,
terjadi perdarahan spontan pada pasien. Operasi itu akhirnya berhasil, dan Dr Webber
mengoreksi kebenciannya kepada Twitter, dan bahkan turut menggunakannya selama
operasi. Meskipun alur cerita ini seluruhnya adalah murni fiksi, namun kondisi
dimana suatu Rumah Sakit mulai beralih ke Twitter adalah sebuah kenyataan, dan
jejaring sosial dirasakan mampu menjembatani kesenjangan antara staf rumah sakit-
pasien.4

2. Manfaat/Urgensi

Manfaat dari kemitraan adalah terbentuknya sebuah kolaborasi yang aktif antar
profesi keperawatan dengan profesi lain di dalam bidang kesehatan. Sebuah
kolaborasi dapat memudahkan dalam membuat catatan klien secara terintegrasi dan
merupakan sebuah alat yang menunjang komunikasi antar profesi.5 Kemitraan juga
dapat menunjang dalam peningkatan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan.
Kemitraan ini sangatlah penting dalam promosi kesehatan dikarenakan nilai lapangan
pada kerja partisipatif dan kemitraan dipangan penting untuk menghubungkan sumber
daya dalam berbagai sektor demi diterapkannya kesehatan masyarakat yang
maksimal.6
Membangun sebuah jaringan kemitraan dalam sebuah kehidupan menjadi salah satu
hal yang sangat penting baik bagi seorang individu maupun sebuah organisasi.
Kemitraan digalang dengan maksud dapat menjadi jembatan yang mampu membuka
sarana dan akses bagi masyarakat kepada sumber informasi, teknologi dan sumber
daya lainnya yang dibutuhkan. Dalam hal ini di dunia profesi keperawatan, adanya
jaringan kemitraan juga dapat menjadi jembatan antara profesi keperawatan dengan
masyarakat guna memberikan informasi mengenai kesehatan yang lebih akurat.7

3. Tujuan

Tujuan dari adanya kemitraan dan jejaring diantaranya adalah :


● Memastikan kesinambungan suatu organisasi/usaha pada umumnya dan
manajemen keperawatan khususnya.
● Meningkatkan kualitas sumber daya suatu organisasi/usaha pada umumnya
dan manajemen keperawatan khususnya.
● Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan suatu organisasi/usaha pada
umumnya dan manajemen keperawatan khususnya.
● Memperlancar dan mengoptimalkan segenap potensi yang ada dalam rangka
penyelenggaraan dalam manajemen keperawatan, sehingga tujuan program
tercapai sesuai dengan rencana awal.
● Memformulasikan model yang efektif yang berhubungan dengan manajemen
keperawatan.8
● Meningkatkan partisipasi dari masyarakat umumnya dan keperawatan
khususnya.
● Meningkatkan mutu dan relevansi dari manajemen keperawatan.9

4. Tantangan dalam partnership dan networking

Hambatan dalam menjalin kemitraan dan jejaring sering dijumpai pada tingkat
profesional dan institusional. Sumber utama yang menghambat kemitraan ialah
perbedaan status dan kekuasaan antar tenaga kesehatan. 10 Hal inilah yang memicu
terbentuknya ketidaksesuaian hubungan. Hambatan dalam menjalin kemitraan dan
jejaring disebabkan oleh adanya kendala psikologis keilmuan dan individual, faktor
sosial, serta budaya yang dapat menjadi aspek negatif yang dapat mempengaruhi suatu
proses yang akan mempengaruhi selanjutnya pada proses pelayanan kesehatan yang
didapatkan oleh pasien. Hambatan yang sering terjadi dapat berpengaruh pada mutu
yang akan diberikan serta berpengaruh pula pada tingkat kepuasan pasien.11

5. Cara Pengembangan partnership dan networking

Partnership dan networking memiliki hubungan yang sangat erat. Kemampuan


partnership dan networking merupakan bagian penting yang harus dimiliki individu.
Ada beberapa cara atau langkah dalam membangun partnership dan networking 12,
antara lain:

● Memulai dengan membangun kepercayaan


Kepercayaan merupakan hal penting yang harus dimiliki dan dibangun seseorang.
Seseorang yang sudah memiliki keterikatan kepercayaan akan mudah untuk
menjalin jejaring dan kerjasama. Kepercayaan dapat dibangun sengan rasa
percaya diri yang kuat saat menjalin partnership dan networking.
● Menetapkan tujuan
Tujuan merupakan hal utama yang harus diperhatikan sebelum membangun
partnership dan networking. Seorang individu harus memahami dan menetapkan
apa tujuan dia membangun partnership dan networking. Dengan memiliki tujuan,
hal itu akan memudahkan suatu individu untuk memulai partnership dan
networking.

● Alokasi waktu waktu untuk membangun jejaring


Waktu merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan saat membangun
partnership dan networking. Oleh karena itu, memiliki manajemen waktu yang
baik sangat berpengaruh dalam hal ini. Alokasi waktu perlu untuk dilakukan
individu supaya ia dapat mengembangkan partnership dan networking dalam
kondisi dan waktu yang tepat. Seringkali, keadaan kondisi dan waktu yang tidak
memungkinkan membuat individu gagal dalam mengembangkan hal ini.

● Mulai membangun partnership dan networking sejak dini.


Kemampuan partnership dan networking perlu diasah sejak dini, terutama bagi
perawat. Kemampuan partnership dan networking dapat dilatih sejak menjadi
seorang mahasiswa keperawatan. Hal ini dapat diwujudkan salah satunya dengan
mengikuti kegiatan non-akademik, seperti organisasi, kepanitiaan, atau mengikuti
lomba-lomba. Dengan begitu, saat di lingkungan kerja nanti sudah terbiasa dan
mahir dalam membangun partnership dan networking.
Daftar Pustaka

1. KBBI. Kemitraan. Diakses pada 19 november 2020 dari


https://www.kamusbesar.com/kemitraan
2. Promkes Depkes RI. 2019. Final buku kemitraan 2019. Diakses pada 19 november
2020 dari http://promkes.kemkes.go.id/download/eobq/files68278Final%20BUKU
%20KEMITRAAN%202019.pdf
3. Terra. 2018. Networking dan lobbying. Diakses pada 19 november 2020 dari
https://www.researchgate.net/t/apa-yang-dimaksud-dengan-kemitraan/121549/2
4. Maryani, Y K. xxxx. Era perawat 2.0: Penggunaan jejaring sosial (Twitter( sebagai
optimalisasi pelayanan keperawatan di rumah sakit. diakes pada 19 november 2020
dari http://pkko.fik.ui.ac.id/files/ERA%20PERAWAT%202.0.pdf
5. BAB II [Internet]. Digilib.unimus.ac.id. 2020 [cited 19 November 2020]. Available
from: http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4444
6. Sulaeman E. Kemitraan dalam Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan [Internet].
Digilib.uns.ac.id. 2017 [cited 19 November 2020]. Available from:
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/264573/MjY0NTcz
7. Dinas Pertanian Jawa Barat. Membangun Jaringan Kemitraan.2015.
8. Kamil, M. Strategi kemitraan dalam membangun PNF dalam pemberdayaan
masyarakat. Jurnal Model, Keunggulan dan Kelemahan [Internet]. 2006 [diakses pada
19 November 2020]; 01. Tersedia di http://www.departemenpendidikan.com
9. Sutrisno. Membangun jejaring kerja sebagai bagian peningkatan diklat. Forum
Manajemen [Internet]. 2020 [diakses pada 19 November 2020]; 7(1). Tersedia di:
http://ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/download/162/
43/
10. Basuki & Endang. Komunikasi antar petugas kesehatan. Majalah Kedokteran
Indonesia.2008; 58 (9).
11. Pramesti I. Tanggung jawab dalam hubungan dokter dan perawat. 2018. Universitas
Udayana.
12. Sutrisno. Membangun jejaring kerja sebagai peningkatan diklat. Forum Manajemen.
2017; 7(1); 1-15

Anda mungkin juga menyukai