Karena hal ini, pasien dengan fistula kandung kemih dapat mengalami
peradangan dan pembengkakan di daerah panggul, biasanya terkait
dengan perut bagian bawah atau nyeri panggul. Disuria dan nyeri pinggang
sangat umum terjadi. Pasien juga dapat mengalami demam. Pasien
menjadi rentan terhadap iritasi kulit di daerah panggul dan infeksi saluran
kemih yang berulang. Hal ini dapat menyebabkan rasa malu dan
ketidaknyamanan kepada pasien. Kasus terburuk yang dapat terjadi adalah
infeksi bisa jadi tidak terkendali dan dapat menyebar ke aliran darah,
memproduksi sepsis yang mengancam jiwa.
Operasi awal bersifat meredakan, yang mana mengacu pada operasi yang
dilakukan untuk meringankan gejala. Jenis operasi biasanya melibatkan
pengalihan, yang mana mengarahkan kembali aliran produk sisa ke
saluran yang tepat. Penyaluran yang tepat adalah baik bagi infeksi, ketika
kondisi yang mendasar sedang ditangani.
Rujukan:
Minei JP,Champine JG. Abdominal abscesses and gastrointestinal
fistulas. In: Feldman M, Friedman LS, Brandt LJ, eds. Sleisenger and
Fordtran's Gastrointestinal and Liver Disease. 9th ed. Philadelphia, Pa:
Saunders Elsevier; 2010:chap 26.
Lentz GM. Anal incontinence. In: Lentz GM, Lobo RA, Gershenson
DM, Katz VL. eds. Comprehensive Gynecology. 6th ed. Philadelphia,
Pa: Mosby Elsevier; 2012:chap 22.