Tjin Willy /
https://www.alodokter.com/operasi-tulang-belakang-ini-yang-harus-
anda-ketahui / 15 agustus 2018)
Tulang belakang terdiri dari 33 ruas tulang, dengan 24 ruas tulang teratasnya
terpisah satu-satu, yang menyusun rangkaian tulang belakang dari atas ke bawah.
Antara masing-masing ruas tulang belakang, terdapat bantalan tulang rawan yang
disebut cakram tulang belakang. Di bagian tengah masing-masing ruas tulang belakang
memiliki lubang, sehingga antara lubang yang satu dengan yang lain membentuk
saluran yang diisi saraf tulang belakang di sepanjang tulang belakang.
Operasi tulang belakang merupakan tindakan medis yang biasanya dilakukan setelah
pengobatan lain tidak berhasil menghilangkan nyeri tulang belakang. Selain
menghilangkan nyeri, operasi tulang belakang juga bisa mengatasi keluhan yang terjadi
pada salah satu atau kedua lengan atau tungkai, yang disebabkan oleh gangguan saraf
tulang belakang. Metode pengobatan yang dapat dianjurkan untuk dijalani oleh
penderita penyakit tulang belakang sebelum operasi antara lain adalah:
Istirahat
Pemberian obat
Fisioterapi
Penggunaan brace atau penyangga
Jika metode pengobatan tersebut tidak efektif menghilangkan nyeri tulang belakang,
maka pasien baru dianjurkan untuk menjalani operasi tulang belakang. Jenis operasi
tulang belakang yang dilakukan akan bergantung kepada jenis penyakit yang diderita
oleh pasien.
Nyeri yang tidak mereda atau bertambah buruk setelah dua minggu.
Kaku atau kesemutan pada lengan atau tungkai.
Terdapat kelemahan dan kehilangan fungsi gerak lengan atau tungkai.
Demam.
Gejala-gejala tersebut dapat menjadi pertanda adanya penyakit yang membutuhkan
operasi tulang belakang, seperti:
Stenosis spinal.
Mielopati atau kelainan pada saraf tulang belakang.
Kerusakan atau bergesernya tulang belakang.
Tumor pada tulang atau saraf tulang belakang.
Infeksi tulang belakang atau saraf tulang belakang.
Bergeser atau menipisnya bantalan tulang belakang.
Mengalami kyphosis.
Masih anak-anak.
Belum menjalani terapi non bedah dengan maksimal.
Osteoporosis.
Cedera berat pada lapisan pelindung saraf tulang belakang (epidural).
Tumor ganas, terutama pada tulang belakang.
Patah tulang belakang.
Infeksi.
Infeksi.
Perdarahan.
Penggumpalan darah.
Nyeri pada daerah tulang yang diambil untuk cangkok tulang.
Kerusakan pembuluh darah atau saraf dekat lokasi operasi.
Luka operasi yang sulit sembuh.
Munculnya kembali nyeri pada tulang belakang setelah menjalani operasi.
Terjadinya robekan selaput pelindung saraf tulang belakang yang menyebabkan
kebocoran cairan otak dan saraf tulang belakang.
Wajah terasa kaku dan gangguan penglihatan.
Kelumpuhan.
Tulang punggung
(https://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_punggung ( 3 juli 2019))
Struktur umum
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari badan
tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae. Arcus
vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh penonjolan
atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus spinosus. Procesus
tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung disusun,
foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla
spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen intervertebrale.
Tulang punggung cervical
Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau procesus spinosus (bagian
seperti sayap pada belakang tulang) yang pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7 yang procesus
spinosusnya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutannya dari C1-C7 (C dari cervical), namun
beberapa memiliki sebutan khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau aksis.
Setiap mamalia memiliki 7 tulang punggung leher, seberapapun panjang lehernya.
Tulang punggung thorax
Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa gerakan memutar dapat
terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai 'tulang punggung dorsal' dalam konteks manusia. Bagian ini
diberi nomor T1 hingga T12.
)
Apa itu Fraktur Serviks?
Fraktur serviks adalah istilah yang merujuk pada fraktur atau patah pada leher. Ini merupakan
kondisi ortopedis yang muncul ketika vertebra pada bagian serviks tulang belakang patah atau
bergeser karena trauma parah seperti kecelakaan motor atau cedera olahraga berdampak
tinggi. Kondisi ini sering terjadi karena serviks adalah bagian kolom tulang belakang yang
paling banyak bergerak dan rentan terhadap cedera.
Serviks tulang belakang tediri dari tujuh segmen tulang vertebra yang dihubungkan oleh sendi
facet. Dua bagian paling atas disebut segmen C1 dan C2, keduanya bertanggung jawab untuk
pergerakan tengkorak kepala. Segmen C1 adalah penopang utama tengkorak kepala dan
memungkinkannya bergerak memutar. Sedangkan segmen C2 memungkinan kepala serta
leher berputar dan juga bergerak maju dan mundur. Namun, sekitar 50% fraktur serviks terjadi
pada segmen C6 dan C7, dan hanya 25% yang terjadi pada segmen C2. Kebanyakan fraktur
serviks bertaraf ringan hingga sedang. Akan tetapi, jika segmen C1 dan C2 yang patah atau
bergeser, maka dianggap serius dengan potensi fatal yang tinggi.
Cedera apapun pada serviks tulang belakang dapat membawa konsekuensi yang parah karena
saraf tulang belakang menghubungkan tubuh ke otak. Dalam kasus parah, kondisi ini dapat
menyebabkan kelumpuhan permanen dari leher ke bawah atau bahkan kematian.
Setiap trauma mendadak atau yang memelintir leher dapat mematahkan atau mengeser
vertebra pada bagian serviks. Ini mengakibatkan kerusakan parah dan tidak dapat disembuh,
tidak hanya pada saraf tulang belakang tapi juga struktur saraf lainnya.
Rontgen pada tulang belakang leher - Rontgen adalah tes pencitraan yang berguna
yang sering digunakan di bidang ortopedi untuk memeriksa struktur tulang termasuk tulang
belakang. Dengan menggunakan dosis radiasi pengion yang sangat kecil, rontgen dapat
menunjukkan fraktur serviks dan lokasinya dengan tepat. Tes ini aman untuk anak-anak dan
orang dewasa.
CT Scan (CT) - Dalam beberapa kasus, patah tulang tanpa pergeseran atau pergeseran
minimal displaced tidak terdeteksi oleh rontgen biasa. Jika hasil rontgen tidak menunjukkan
fraktur secara jelas, namun pasien menunjukkan beberapa gejala, dokter mungkin meminta
pasien menjalani CT scan. Tes ini menggabungkan teknologi komputer dan sinar X untuk
menghasilkan gambar tubuh yang lebih rinci.
Rontgen fleksibel atau ekstensi - Digunakan untuk mendeteksi ketidakstabilan
ligamen. Tidak seperti rontgen biasa yang menghasilkan gambar statis, rontgen
fleksibel/ekstensi diambil saat pasien menggerakan vertebra yang terkena. Prosedur ini
biasanya disarankan jika dokter mencurigai adanya fraktur serviks minor namun hasil rontgen
atau MRI normal.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) - Tes ini berguna untuk mengevaluasi tingkat
keparahan cedera tulang belakang atau kompresi saraf. MRI memberikan gambar beresolusi
tinggi dari jaringan lunak dan menentukan apakah ada kerusakan pada sumsum tulang
belakang.
Pemeriksaan neurologis - Digunakan untuk menilai fungsi saraf atau kerusakan.
Tes laboratorium - Terkadang, tes laboratorium disarankan untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya kondisi metabolik atau infeksi yang menyebabkan beberapa gejala
pasien.
Semua cedera leher dianggap parah atau mengancam jiwa sampai terbukti sebaliknya. Pada
sebagian besar kasus, perawatan awal diberikan oleh tim medis darurat atau perawat terlatih.
Mereka biasanya menjaga kestablikan leher dengan menggunakan kerah leher lembut, namun
kaku untuk mencegah dislokasi fraktur lebih lanjut. Imobilisasi harus tetap ada sampai
pergerakan leher dan kepala terbukti aman.
Pengobatan tergantung pada luas dan lokasi kerusakan dan mungkin melibatkan terapi non-
bedah atau prosedur bedah invasif.
Kawat dan orthotics - Fraktur leher yang stabil atau tidak serius biasanya diobati
dengan kawat dan orthotics, yang dirancang untuk menjaga kesejajaran tulang belakang.
Kedua alat ini dapat membuat tulang belakang tetap pada tempatnya untuk mengendalikan
rasa sakit dan memungkinkan tulang yang retak sembuh lebih cepat. Kebanyakan pasien harus
memakai kawat atau orthotics sampai dua belas minggu atau sampai tulang sembuh. Dokter
juga biasanya meresepkan obat untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
Fusi serviks - Fraktur yang tidak stabil diobati dengan operasi dengan tujuan untuk
menggabungkan dua tulang belakang yang retak menggunakan cangkok yang diambil dari
panggul atau tulang. Cangkok ini akan ditahan ditempatnya di oleh kait, batang, piring, atau
sekrup pedikel. Prosedur memakan waktu sekitar dua jam dan pasien perlu tinggal di rumah
sakit dua hari. Untuk melakukan operasi ini, dokter perlu membuat sayatan di bagian belakang
atau depan leher.
Sebelum operasi, pasien diberi tahu tentang risiko dan kemungkinan komplikasi prosedur, yang
meliputi:
Operasi untuk pengobatan fraktur serviks atau leher biasanya diikuti langsung dengan terapi
fisik .