Skor
No Tugas Tutorial Sumber Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan apa yang dimaksud sistem Modul 5 BMP Manajemen SDM
rekrutmen internal dan eksternal? 20 (EKMA4214) Jakarta: Universitas
Jelaskan pula keunggulan kedua Terbuka.
sistem tersebut.
2 Gambar dan jelaskan tiga area Modul 5 BMP Manajemen SDM
perekrutan calon karyawan. 50 (EKMA4214) Jakarta: Universitas
Terbuka.
3 Jelaskan tiga teori motivasi yang Modul 6 BMP Manajemen SDM
berkaitan dengan kompensasi. 30 (EKMA4214) Jakarta: Universitas
Terbuka.
Jawaban
1. Jelaskan apa yang dimaksud sistem rekrutmen internal dan eksternal? Jelaskan pula
keunggulan kedua sistem tersebut.
Sumber perekrutan internal adalah karyawan yang saat ini sedang memegang
jabatan lain didalam organisasi. Perusahaan dapat merekrut karyawan yang ada
pada saat ini melalui job posting (Noe, et al., 2007), yaitu proses
mengkomunikasikan informasi tentang lowongan jabatan pada papan buletin
perusahaan, publikasi karyawan, intranet korporat, atau tempat lain di mana
organisasi biasa berkomunikasi dengan karyawan. Para manajer juga dapat
mengidentifikasi para calon untuk direkomendasikan mengisi lowongan. Kebijakan
yang menekankan pada promosi dan bahkan perpindahan secara lateral untuk
memperoleh pengalaman karier yang lebih luas dapat memberikan kepada pelamar
suatu impresi yang bagus bagi jabatan-jabatan di perusahaan.
Ada beberapa keuntungan bagi perusahaan menggantungkan diri pada sumber
internal. Pertama, menghasilkan pelamar yang telah dikenal baik oleh perusahaan.
Sebaliknya, para pelamar juga relatif tahu tentang lowongan-lowongan di
perusahaan sehingga meminimalkan harapan-harapan yang tidak realistik tentang
jabatan. Akhirnya, mengisi lowongan dari dalam dapat menghemat biaya dan waktu.
a. Kebijakan-kebijakan personalia
Kebijakan-kebjjakan personalia organisasi merupakan keputusan-keputusan dari organisasi
yang bersangkutan tentang bagaimana dia akan menjalankan manajemen SDM-nya
termasuk bagaimana dia akan mengisi lowongan pekerjaannya. Kebijakan-kebijakan
tersebut mempengaruhi sifat dari posisi yang lowong. Beberapa kebijakan personalia
khususnya yang relevan dengan perekrutan adalah (Noe, et al., 2007):
Merekrut karyawan yang sudah ada untuk mengisi lowongan atau mengangkat dari
luar organisasi;
Memenuhi atau melampaui tingkat pasaran upah karyawan;
Menekankan pada keamanan pekerjaan atau melakukan pemberhentian karyawan
secara benar,
Imej organisasi yang dibawa dalam advertensinya.
b. Sumber perekrutan
Aspek kritis lain dari strategi perekrutan organisasi adalah keputusan tentang di mana
tempat mendapatkan pelamar. Metode yang dipilih organisasi untuk mengkomunikasikan
kebutuhan tenaga kerjanya dan memilih audien sasarannya akan menentukan ukuran dan
sifat pasar tenaga kerja, tempat dimana organisasi akan mengisi lowongan pekerjaannya.
Contoh, orang yang merespons iklan pekerjaan melalui internet mungkin akan berbeda
dengan orang yang merespons pengumuman yang tergantung di luar pabrik. Sumber
utama tempat organisasi melakukan perekrutan meliputi sumber internal dan eksternal.
3. Pada dasarnya sistem kompensasi tidak dapat ditetapkan secara absolute, oleh karenanya
sistem kompensasi untuk masing-masing individu harus dibuat “relatif” terhadap
kompensasi yang diterima oleh orang lain. Hal ini, agar mudah dalam mengendalikan dan
juga karena karyawan seringkali membandingkan kompensasi yang diterimanya dengan
kompensasi yang diterima karyawan lain (Noe, et al., 2000). Mereka pada umumnya ingin
diperlakukan secara adil dalam pemberian kompensasi. Ada beberapa teori motivasi
berkaitan dengan kompensasi. Yaitu :
a. Teori keadilan (equity theory)
Keadilan adalah keseimbangan antara masukan (inputs) yang diberikan seorang kedalam
pekerjaannya dengan keluaran (outcomes) yang diterima oleh karyawan tersebut dari
hasil melaksanakan pekerjaannya (fisher, et al., 1990). Faktor-faktor yang termasuk
dalam masukan adalah pengalaman, Pendidikan, keahlian khusus, usaha, dan waktu
yang digunakan dalam bekerja. Sedangkan keluaran meliputi upah, tunjangan,
keberhasilan, pengakuan/penghargaan, dan berbagai bentuk penghargaan lain.
keadilan dibedakan dalam tiga jenis: keadilan internal, eksternal, dan
individual (Fisher et al., 1990).
Keadilan internal mengacu pada hubungan antar jabatan/pekerjaan dalam suatu
organisasi. Contoh, pada umumnya karyawan memiliki persepsi bahwa direktur
perusahaan mendapat penghasilan lebih besar daripada wakil direktur. Wakil direktur
memperoleh gaji lebih besar dibanding manajer pabrik, dan seterusnya.
Keadilan eksternal mengacu pada pembandingan antar jabatan/pekerjaan yang
serupa/mirip pada organisasi yang berbeda. Fokusnya pada apakah karyawan pada
organisasi lain tersebut diberi kompensasi yang sama untuk melakukan pekerjaan yang
umumnya relatif sama. Hasil dari pembandingan ini akan mempengaruhi keputusan
pelamar untuk menerima pekerjaan yang ditawarkan organisasi, atau akan
mempengaruhi sikap dan keputusan karyawan tentang apakah akan tetap bekerja dalam
organisasi yang bersangkutan atau pindah ke tempat lain.
Keadilan individu mengacu pada pembandingan di antara individu dalam
jabatan/pekerjaan yang sama pada organisasi yang sama. Contoh, gaji untuk jabatan
sekretaris pada satu perusahaan. Pada umumnya, yang menjadi masalah pada keadilan
internal adalah menentukan tingkat upah masing-masing sekretaris. Apakah didasarkan
pada senioritas atau pada kinerja. Kalau didasarkan pada senioritas, nilai apa saja yang
menjadi dasar pertimbangan pada setiap penambahan tahun pengabdian. Sebaliknya,
kalau didasarkan pada kinerja bagaimana mengukur kinerja sekretaris tersebut.
Bagaimana menerjemahkan perbedaan kinerja ke dalam perbedaan kompensasi.
Dengan demikian, persepsi keadilan karyawan merupakan pertimbangan penting baik
dalam merancang maupun mengadministrasikan sistem penghargaan.
b. Teori pengharapan (expectancy theory)
Teori ini menyatakan bahwa perilaku karyawan merupakan fungsi dari outcome yang
diterima dari pelaksanaan pekerjaan tertentu dan nilai dari outcome tersebut bagi
individu yang bersangkutan. Secara prinsip teori pengharapan ini memiliki tiga konsep
kunci, yaitu: (1) pengharapan outcome-kinerja, (2) nilai/attractiveness, dan (3)
pengharapan kinerja-usaha. sPertama, pengharapan outcome-kinerja secara sederhana
berarti seseorang percaya bahwa setiap perilaku dikaitkan dengan outcome dan level
perilaku yang berbeda-beda dikaitkan dengan level outcome yang berbeda-beda juga.
Kedua, nilai outcome adalah berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Untuk
outcome tertentu mungkin dinilai sebagai penghargaan yang sangat tinggi oleh sesorang
tetapi dipandang rendah oleh orang lain, bahkan dipandang sebagai hukuman. Terakhir,
pengharapan kinerja-usaha adalah seseorang bertanya mampukah dia berkinerja
dengan baik sesuai dengan level yang ditentukan sehingga dapat mecapai penghargaan
yang dijanjikan. Kalau dia merasa mampu, maka akan memilih berperilaku yang memiliki
kemungkinan tertinggi untuk berhasil agar mendapatkan pengharagaan yang bernilai
baginya tersebut.
c. Teori penguatan (reinforcement theory)
Teori ini menjelaskan perilaku individu sebagai respon terhadap stimulus di suatu
lingkungan. Prinsipnya teori ini menyatakan bahwa perilaku yang diberi penguatan
positif (diberi penghargaan) cenderung untuk diulang pada situasi yang sama dan
perilaku yang diberi hukuman cenderung tidak akan diulang dalam situasi yang serupa.
Penghargaan merupakan penguat positif yang memperkuat hubungan antara situasi
dengan perilaku. Penghargaan tersebut dapat mulai dari yang halus, sehalus tepukan di
punggung bawahan atau seulas senyuman atasan hingga yang nyata kelihatan seperti
bonus atas mobil pejabat.