MODUL PRAKTIKUM
PNEUMATIK I
KATA PENGANTAR
PNEUMATIK/HIDROLIK
KALIBRASI SEKAT
UKUR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
PETA KEDUDUKAN MODUL...............................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................vii
GLOSARIUM............................................................................................................ix
1. SISTEM PNEUMATIK.........................................................................................1
1.1 Pneumatik Sebagai Media Kerja....................................................................1
1.2 Karakteristik dan Aplikasi Sistem Pneumatik..............................................2
1.3 Jenis-Jenis Tekanan pada Sistem Pneumatik...............................................5
2. PENYEDIAAN UDARA BERTEKANAN...........................................................6
2.1 Kompresor........................................................................................................6
2.2 Tangki.............................................................................................................11
2.3Unit Pemeliharaan Udara Bertekanan..........................................................12
3.KATUP DAN SILINDER PNEUMATIK...........................................................16
3.1 Katup Kontrol Arah......................................................................................16
3.3 Katup Kontrol Aliran....................................................................................23
3.4 Silinder............................................................................................................23
3.5Simbol dan Standar dalam Pneumatik..........................................................25
3.6 Urutan Desain Sistem Kontrol Pneumatik..................................................26
3.7 Penomoran Komponen Pneumatik sesuai Standar ISO 1219...................27
4.SISTEM KONTROL LANGSUNG.....................................................................28
4.1 Permasalahan Sistem Kontrol langsung......................................................28
4.2 Pemecahan Masalah Sistem Kontrol Langsung..........................................28
4.3 Daftar Alat dan Bahan Sistem Kontrol Langsung......................................28
4.4 Gambar Kerja Sistem Kontrol Langsung...................................................29
4.5 Langkah Kerja Sistem Kontrol Langsung...................................................29
5.SISTEM KONTROL TAK LANGSUNG...........................................................30
5.1 Permasalahan Sistem Kontrol Tak Langsung.............................................30
DAFTAR GAMBAR
GLOSARIUM
Katup satu arah : Katup yang fungsinya melewatkan udara ke satu arah
saja, arah sebaliknya terblokir.
Udara buangan menimbulkan suara yang sangat bising. Tetapi masalah ini
dapat diatasi secara baik dengan adanya material peredam suara.
Investasi awal yang tinggi dari pemakaian udara bertekanan memerlukan
biaya yang relatif mahal. Biaya persiapan yang mahal dikompensasi oleh harga
komponen kerja yang murah dan prestasi kerja yang tinggi.
Kabut oli yang dicampur dengan udara untuk tujuan melumasi peralatan,
keluar dengan pembuangan ke atmosfir.
Selain pneumatik, ada beberapa media lain yang digunakan juga sebagai media kerja,
yaitu :
o Hidrolika
o Listrik
o Elektrohidrolik
o Elektropneumatik
Media-media tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing.
Cobalah anda bandingkan antara media tersebut dengan pneumatik !
Secara umum pneumatik sering digunakan dalam penanganan material, diantaranya :
Pencekaman benda kerja
Penggeseran benda kerja
Pengaturan posisi benda kerja
Pengaturan arah benda kerja
Disamping itu juga sistem pneumatik, juga diaplikasikan untuk beberapa pekerjaan
berikut ini :
Pengemasan
Pemakanan
Pengukuran
Pengaturan buka dan tutup
Pemindahan material
Pemutaran dan pembalikan material
Pemilahan material
Penyusunan benda kerja
Pengerjaan stempel dan embosing pada benda kerja
Kontrol kualitas
2.1 Kompresor
Dalam penyediaan udara bertekanan, diperlukan kompresor untuk mengkompresi
(mengempa) udara sampai tekanan kerja yang diinginkan. Udara dimampatkan kira-
kira menjadi 1/7 dari volume udara bebas oleh kompresor.Sewaktu mengempa udara
dalam kompresor, akan menimbulkan panas. Panas ini harus dihilangkan dengan
sistem pendinginan. Sistem pendinginan pada kompresor-kompresor yang kecil
memakai sirip-sirip pendingin. Sedangkan, pada kompresor-kompresor yang besar
memakai sebuah kipas tambahan. Apabila kompresor menggunakan tenaga
penggerak lebih dari 3 kW harus memakai sistem pendinginan air, karena sistem
pendinginan udara tidak memadai.
Kompresor bisa digerakkan baik oleh motor listrik ataupun motor bakar (bensin atau
diesel). Bila penempatannya tetap (dalam pabrik-pabrik) biasanya menggunakan
kompresor yang digerakkan oleh motor listrik. Sedangkan bila penempatannya tidak
tetap (dalam pekerjaan konstruksi) biasanya menggunakan kompresor yang
digerakkan oleh motor bakar. Berikut ini disajikan gambar penggerak kompresor.
Pemilihan jenis-jenis kompresor tergantung dari jumlah udara yang dibutuhkan dan
tekanan yang diinginkan. Jumlah udara dan tekanan tergantung dari prinsip kerja
masing-masing kompresor. Berikut ini ditunjukkan beberapa jenis kompresor.
Types of Compressors
Reciprocating Flow
Rotary Piston
Piston Compressor
Compressor
Compressor
Sedangkan untuk mendapatkan tekanan yang lebih tinggi digunakan kompresor torak
resiprok bertingkat. Berikut ini diperlihatkan beberapa jenis kompresor torak
resiprok baik satu tingkat maupun dua tingkat.
Torak mengisap udara melalui katup isap pada langkah pertama, kemudian torak
memampatkan udara pada langkah kedua. Batas tekanan optimal untuk kompresor
torak resiprok satu tingkat adalah 400 kPa (4 bar).
Kompresor Diafragma
Kompresor diafragma (membran) mempunyai prinsip kerja yang sama seperti torak
resiprok. Perbedaannya hanya terletak pada bentuk konstruksinya. Pada kompresor
diafragma, torak dipisahkan dari ruang isap dan kempa oleh sebuah diafragma,
sehingga udara yang masuk dan keluar dapat bersentuhan dengan bagian-bagian
yang bergerak bolak-balik (resiprok). Dengan demikian, udara selalu dijamin bebas
dari oli. Untuk alasan ini, pemakainnya lebih disukai pada industri bahan makan,
minuman, farmasi, kimia, kayu dan tekstil.
2.2 Tangki
Tangki dipergunakan untuk menstabilkan suplai udara bertekanan, tanpa
memperhatikan pemakaian yang berubah-ubah.
Selain itu, tangki juga sebagai penyedia udara darurat di sistem bila tiba-tiba terjadi
kegagalan pada sumber. Simbol dan bentuk tangki ditunjukkan pada gambar di
bawah ini.
Gambar 16 Tangki
Inlet Outlet
Water Trap
Drain
Inlet Outlet
Pressure operation
Vent
Spring and
Adjusting screw
Program Studi D-III Teknik Mesin 13
Gambar 19 Pengatur tekanan udara
Tekanan masukan harus lebih tinggi daripada tekanan keluaran. Tekanan diatur oleh
membran. Tekanan keluaran mengaktifkan satu sisi membran, dan pegas
mengaktifkan sisi yang lain. Gaya pegas dapat diatur oleh sekrup pengatur. Jika
tekanan keluaran bertambah, membran bergerak melawan gaya pegas sehingga
lubang keluaran pada dudukan katup akan mengecil atau menutup. Oleh karena itu,
tekanan dapat diatur melalui volume udara yang lewat.
Jika kebutuhan udara meningkat, tekanan kerja turun, dan gaya pegas membuka
katup. Jadi, pengaturan tekanan yang diinginkan adalah membuka dan menutupnya
dudukan katup secara terus menerus. Untuk menjaga getaran, pegas pencekikan
dipasang di atas piringan katup. Tekanan kerja ditunjukkan oleh manometer.
Bila tekanan pada sisi silinder naik tinggi sekali, misalnya selama perubahan bahan
silinder, maka membran ditekan melawan gaya pegas. Bagian tengah membran
membuka dan udara bertekanan dapat mengalir keluar ke atmosfir melalui lubang-
lubang pada rumahnya. Ini akan membebaskan tekanan udara pada sisi sekunder
yang berlebihan.
Pelumas Udara Bertekanan
Kegunaan pelumas udara bertekanan adalah untuk menyalurkan oli berupa kabut
dalam jumlah yang dapat diatur, lalu melalui sistem distribusi dialirkan ke komponen
lain yang membutuhkannya.
Latihan Soal :
1. Sebutkan dan jelaskan karakteristik positif dan negatif dari sistem kontrol
pneumatik !
2. Gambarkan simbol Air Service Unit dan jelaskan prinsip kerjanya !
Garis anak panah di dalam segi empat menunjukkan arah aliran. Garis blok di
dalam segi empat menunjukkan posisi tertutup.
Tombol (atau rol, pneumatik, dst.) di sisi kiri kotak menunjukkkan cara
pengaktifan katup. Pegas (atau pneumatik, dst.) di sisi kanan kotak
menunjukkan cara pengembalian posisi kerja katup.
P R
Gambar 21 Pembentukan simbol katup kontrol arah
1 3
Gambar 22 Katup 3/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas
Prinsip kerja :
Apabila tombol ditekan melawan gaya pegas, posisi katup berubah, sehingga
menutup hubungan A ke R dan membuka hubungan P ke A. Udara suplai masuk ke
katup dari saluran P lalu keluar melalui saluran A.
Apabila tombol dilepas, pegas mengembalikan posisi katup, sehingga menutup
hubungan P ke A dan membuka hubungan A ke R. Udara sisa masuk ke katup dari
saluran A lalu keluar melalui saluran R selanjutnya dibuang ke atmosfir.
Katup 3/2 Posisi Normal Tertutup Operasi Rol dan Pegas
1 3
Gambar 23 Katup 3/2 posisi normal tertutup operasi rol dan pegas
Prinsip kerja :
Apabila rol tertekan sehingga melawan gaya pegas. Posisi katup berubah, sehingga
menutup hubungan A ke R dan membuka hubungan P ke A. Udara suplai masuk ke
katup dari saluran P lalu keluar melalui saluran A.
Apabila rol terlepas, pegas mengembalikan posisi katup, sehingga menutup
hubungan P ke A dan membuka hubungan A ke R. Udara sisa masuk ke katup dari
saluran A lalu keluar melalui saluran R selanjutnya dibuang ke atmosfir.
Katup 3/2 Posisi Normal Tertutup Operasi Pneumatik dan Pegas
Katup ini mempunyai tiga saluran (P, R, dan A), serta dua posisi pergeseran. Katup
diaktifkan oleh operasi langsung pneumatik, sedangkan posisi kerja katup
dikembalikan oleh pegas.
2
12
1 3
Prinsip kerja :
Apabila udara masuk melalui saluran operasi pneumatik Z, katup diaktifkan,
sehingga melawan gaya pegas pengembali. Posisi katup berubah, sehingga menutup
hubungan A ke R dan membuka hubungan P ke A. Udara suplai masuk ke katup dari
saluran P lalu keluar melalui saluran A.
Apabila tidak ada udara yang masuk melalui lubang operasi pneumatik Z, katup tidak
aktif. Pegas mengembalikan katup ke posisi semula, sehingga membuka hubungan A
ke R dan menutup hubungan P ke A. Udara sisa masuk ke katup dari saluran A lalu
keluar melalui saluran R selanjutnya dibuang ke atmosfir.
Katup 5/2 Posisi Normal Tertutup Operasi Tombol dan Pegas
Katup ini mempunyai lima saluran (R, P, S, A, dan B), serta dua posisi pergeseran.
Katup diaktifkan oleh tombol, sedangkan posisi kerja katup dikembalikan oleh
pegas.
4 2
5 3
1
Gambar 25 Katup 5/2 posisi normal tertutup operasi tombol dan pegas
Prinsip kerja :
Apabila tombol ditekan melawan gaya pegas, posisi katup berubah. Sehingga,
menutup hubungan A ke R, membuka hubungan P ke A dan hubungan A ke R,
membuka hubungan P ke A dan hubungan B ke S. Udara suplai masuk dari saluran P
melalui katup keluar melalui saluran A. Sedangkan, udara sisa keluar dari saluran B
melalui katup keluar melalui saluran S selanjutnya dibuang ke atmosfir.
Sedangkan, udara sisa masuk ke katup dari saluran A lalu keluar melalui saluran R
selanjutnya dibuang ke atmosfir.
Katup 5/2 Posisi Normal Tertutup Operasi Pneumatik dan Pegas
Katup ini mempunyai lima saluran (R, P, S, A dan B), serta dua posisi pergeseran.
Katup diaktifkan oleh operasi langsung pneumatik, sedangkan posisi kerja katup
dikembalikan oleh pegas.
4 2
14
5 3
1
Gambar 26 Katup 5/2 posisi normal tertutup operasi pneumatik dan pegas
Prinsip kerja :
Apabila ada udara yang masuk melalui saluran operasi pneumatik Z, maka katup
diaktifkan, sehingga melawan gaya pegas pengembali. Posisi katup berubah,
sehingga menutup hubungan A ke R dan membuka hubungan P ke A dan B ke S.
Udara suplai masuk ke katup dari saluran P lalu keluar melalui saluran A. Udara sisa
masuk ke katup dari saluran B lalu keluar melalui saluran S selanjutnya dibuang ke
atmosfir.
Apabila tidak ada udara yang masuk melalui lubang operasi pneumatik Z,
menjadikan katup tidak aktif. Pegas mengembalikan katup ke posisi semula,
sehingga membuka hubungan A ke R dan P ke B, serta menutup menutup hubungan
P ke A. Udara suplai masuk ke katup dari saluran P lalu keluar melalui saluran B.
4 2
14 12
5 3
1
Prinsip kerja :
Jika ada udara yang masuk ke saluran operasi pneumatik Z, maka katup akan
berpindah posisi. Hubungan A ke R tertutup dan hubungan P ke A dan B ke S
terbuka. Udara suplai masuk ke katup dari saluran P lalu keluar melalui saluran A.
Udara sisa masuk ke katup dari saluran B lalu keluar melalui saluran S selanjutnya
dibuang ke atmosfir.
Jika udara yang masuk ke saluran operasi pneumatik Y, maka katup akan berpindah
posisi. Hubungan A ke R dan P ke B terbuka, serta hubungan P ke A tertutup. Udara
suplai masuk ke katup dari saluran P lalu keluar melalui saluran B. Udara sisa masuk
ke katup dari saluran A lalu keluar melalui saluran R selanjutnya dibuang ke
atmosfir.
Katup AND
Katup AND disebut juga katup dua tekanan. Katup ini mempunyai dua saluran X dan
Y, dan sebuah saluran keluaran A. Katup dua tekanan terutama dipakai untuk kontrol
pengunci, kontrol pengaman, uji fungsi, dan operasi logika.
2
1 1
Prinsip kerja :
Jika udara bertekanan diberikan pada saluran masukan pertama, maka kedudukan
seal katup menutup saluran masukan yang kedua sehingga sinyal dilewatkan ke
saluran keluaran. Ketika arah aliran udara dibalik, silinder atau katup terhubung ke
pembuangan. Kedudukan seal tetap dalam posisi sebelumnya disebabkan dari
kondisi tekanan.
3.4 Silinder
Silinder adalah komponen kerja pneumatik. Tenaga pneumatik diubah menjadi
gerakan resiprok oleh silinder. Silinder terdiri atas silinder kerja tunggal dan silinder
kerja ganda.
Silinder Kerja Tunggal
Prinsip kerja :
Pada silinder kerja tunggal, udara bertekana bekerja hanya pada satu sisi. Silinder ini
dapat menghasilkan kerja hanya dalam satu arah. Oleh sebab itu, udara diperlukan
hanya untuk satu arah gerakan. Pegas terpasang tetap atau gaya luar menggerakkan
batang silinder dalam arah berlawanan. Gaya pegas dari pegas terpasang tetap
direncanakan untuk mengembalikan batang silinder ke posisi awal dengan kecepatan
cukup tinggi. Pada silinder kerja tunggal dengan pegas terpasang tetap langkahnya
dibatasi oleh panjang pegas sebenarnya (panjang pegas tekan pada saat merapat
penuh). Oleh karenanya silinder kerja tunggal dibuat dengan panjang langkah sampai
lebih kurang 100 mm.
Silinder Kerja Ganda
Silinder kerja ganda mempunyai dua saluran, yaitu saluran masukan dan saluran
keluaran. Silinder kerja ganda digunakan terutama bila silinder diperlukan untuk
melakukan suatu fungsi kerja tidak hanya pada gerakan maju tetapi juga gerakan
mundur.
Prinsip kerja :
Gaya yang didorongkan oleh udara bertekanan menggerakkan batang silinder kerja
ganda dalam dua arah, gaya tertentu bekerja pada kedua gerakan maju dan mundur.
Pada prinsipnya panjang langkah silinder tidak terbatas, walaupun demikian tekukan
dan bengkokan perpanjangan (gerak luar) batang silinder harus diperhitungkan.
Seperti dengan silinder kerja tunggal, pada silinder kerja ganda, piston dipasang
dengan seal jenis cincin O atau membran (diafragma) untuk menahan kebocoran.
AKTUATOR
(silinder, motor pneumatik,
rotary)
ELEMEN PROSES
(AND, OR, Timer, PSV)
SINYAL INPUT
(push button, LS, sensor)
SUMBER
(kompresor)
Gambar 2.13 Urutan desain sistem kontrol pneumatik
Latihan Soal
1. Jelaskan pembentukan simbol katup arah pneumatik !
2. Gambarkan simbol untuk komponen-komponen berikut ini :
a. Silinder kerja tunggal
b. Silinder kerja ganda
c. Katup arah 3/2 operasi tombol dan pegas
d. Katup arah 3/2 operasi rol dan pegas
e. Katup arah 5/2 operasi pneumatik (udara) dan pegas
f. Katup arah 5/2 operasi pneumatik (udara) ganda
g. Katup logika AND
6.2.3 Daftar alat dan bahan sistem kontrol fungsi logika AND
Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol dengan katup
kontrol tekanan ganda arah aliran antara lain :
7.3 Daftar Alat dan Bahan Sistem Kontrol Dengan Silinder Kerja Ganda
Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol langsung dengan
katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup antara lain :
1. Silinder kerja ganda 1 buah
2. Katup arah 3/2 dgn tombol & pegas 1 buah
3. Katup arah 5/2 operasi pneumatik 1 buah
4. Selang penghubung secukupnya
5. Unit pemeliharaan udara bertekanan 1 buah
6. Distribusi tekanan udara 1 buah
7. Papan rangkaian/ meja kerja 1 buah
8.3 Daftar Alat dan Bahan Sistem Kontrol Balik Fungsi Arah Aliran
Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol langsung dengan
katup kontrol arah aliran 3/2 posisi normal tertutup antara lain :
1. Silinder kerja ganda 1 buah
2. Katup arah 3/2 dgn tombol & pegas 2 buah
3. Katup arah 5/2 operasi pneumatik 1 buah
4. Katup arah 3/2 dgn rol & pegas (posisi normal tertutup) 2 buah
5. Katup kontrol balik fungsi arah aliran (OR) 1 buah
6. Selang penghubung secukupnya
7. Unit pemeliharaan udara bertekanan 1 buah
Pemindahan gerakan
1
Silinder A
Silinder B
0
1 2 3 4 5 Langkah Kerja
Notasi singkat
Langkah kerja mekanisme dalam satu siklus dapat disederhanakan dengan notasi
singkat : A+, B+, A-, B-
9.2 Sistem Kontrol Dengan Metode Intuitif Pada Proses Penyambungan Pelat
Pemindahan gerakan
Silinder A
1
Silinder B
0
1 2 3 4 5 Langkah Kerja
Langkah kerja mekanisme dalam satu siklus dapat disederhanakan dengan notasi
singkat : A+, B+, B-, A-
Diagram kontrol
Diagram kontrol dari langkah kerja proses penyambungan pelat dalam satu siklus
sebagai berikut :
Katup kontrol arah aliran untuk start tidak digambarkan dalam diagram kontrol.
4. Pasang katup arah 3/2 (b1) posisi operasi rol menekan kepala silinder kerja
ganda B pada saat langkah maju.
5. Pasang katup arah 3/2 (a1) pada posisi silinder kerja ganda A maju, tetapi rol
idle tidak menekan kepala silinder.
6. Pasang katup arah 3/2 (bo) pada posisi silinder kerja ganda B mundur, tetapi
rol idle tidak menekan kepala silinder.
7. Sambung selang penghubung dari komponen satu ke komponen lainnya.
8. Hidupkan kompresor
9. Atur tekanan udara yang akan digunakan (pada unit pemelihara udara)
10. Salurkan udara bertekanan dengan menggerakkan pengatur on-off pada
distribusi tekanan.
10.1 Sistem Kontrol Dengan Metode Cascade Pada Alat Penekuk Pelat
10.1.1 Permasalahan sistem kontrol pada alat penekuk pelat
Alat penekuk pelat dipakai untuk menekuk sebuah besi pelat. Pemasukan besi pelat
secara manual. Setelah menekan tombol start, piston menekuk salah satu ujung pelat
dan kembali ke posisi semula. Silinder lain menyelesaikan proses penekukan yang
kedua dan kembali ke posisi semula seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut.
1
Silinder A
0
1
Silinder B
0
1 2 3 4 5=1
Notasi singkat
A+ A- B+ B-
10.1.3 Daftar alat dan bahan sistem kontrol pada alat penekuk pelat
1. Silinder kerja ganda A dan B 2 buah
2. Katup arah 3/2 operasi rol dan pegas (ao, a1, bo, b1) 4 buah
3. Katup arah 3/2 operasi tombol dan pegas (c) 1 buah
4. Katup arah 5/2 operasi pneumatik (1), (2), (3) dan (4) 4 buah
5. Selang penghubung secukupnya
6. Sambungan T secukupnya
7. Meja kerja 1 buah
8. Unit pemelihara udara 1 buah
9. Distribusi tekanan udara 1 buah
ao a1 bo b1
A B
2
1
ao
S1
S2
S3
bo a1
c b1
10.2 Sistem Kontrol Dengan Metode Cascade Pada Perkakas bantu khusus
10.2.1 Permasalahan sistem kontrol pada perkakas bantu khusus
Proses penandaan benda kerja dengan huruf menggunakan perkakas bantu khusus
direncanakan menggunakan sistem kontrol pneumatik, dengan kontrol sebagai
berikut:
Benda kerja diletakkan pada alat pencekam secara manual. Ketika tombol start, alat
penekan yang dilengkapi dengan alat penandaan huruf bergerak turun melakukan
proses penandaan, kemudian alat penekan bergerak kembali ke posisi awal (naik).
Setelah selesai proses penandaan alat pendorong mendorong benda kerja dari
pencekam ke tempat keranjang, kemudian alat pendorong bergerak ke posisi awal.
Benda kerja hasil penandaan selanjutnya didorong ke keranjang oleh piston melewati
bidang luncur seperti tampak pada gambar.
Silinder A
Silinder B
0
1
Silinder C
0
1 2 3 4 5 6 7=1
Notasi singkat
A+ A- B+ B- C+ C-
co a1 ao b1 bo c1 co
Program Studi D-III Teknik Mesin 50
I II III IV
start
10.2.3 Daftar alat dan bahan sistem kontrol pada perkakas bantu khusus
Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai sistem kontrol pneumatik pada
perkakas bantu khusus proses penandaan, diantaranya :
ao a1 bo b1 co c1
A B C
1 2 3
ao
bo
S1
S2
S3
S4
a1
co
c1
b1
c
DAFTAR PUSTAKA