6100 13533 1 PB
6100 13533 1 PB
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ RSUP Dr. M. Hoesin Palembang
Raissa2017@gmail.com
Abstrak
Mekanisme normal pengatur proliferasi sel melalui siklus sel, dimana sebagai pengontrolnya adalah pada chech point
yaitu fase G1 dan S. Tumor supresor gen sangat berperan dalam mengatur mekanisme sel untuk istirahat atau
memperbaikinya apabila terjadi abnormal, dimana bila tidak bisa diperbaiki akan terjadi proses kematian atau apoptosis.
Vitamin A merupakan sebagai salah satu substrat yang ikut berperan didalam pengatur mekanisme siklus sel, utamanya
pada fase G1 dan S istirahat.
Vitamin A didapatkan dari konsumsi makan yang berasal dari hewan atau provitamin A dari tumbuh-tumbuhan.
Vitamin A diabsorbsi dari usus masuk ke aliran linfe atau darah dan dengan mekanismenya akan masuk kedalam inti
sel yang berikatan dengan reseptornya untuk memberikan sinyal sinyal didalam proses pengaturan siklus sel.
Abstract
Vitamin A and its role in the cell cycle. Normal mechanisms regulating cell proliferation is through the cell cycle,
where as the controller is in check point of G1 and Sphase. Tumor suppressor genes regulate cell mechanism when in
rest phase or repair the abnormality, which the process cell death or apoptosis will occurred if failed. Vitamin A is one
of the substrate that had role in regulating the cell cycle mechanisms, primarily in the G1 and S resting phase.
Vitamin A is obtained from the consumption of food derived from animals or provitamin A from plants. Vitamin A is
absorbed from the intestines through lymph or blood flow and will enter the cell nucleus that binds to its receptor to
signal the process of cell cycle regulation.
istirahat. Istirahat pada fase G1 oleh RA (PML) dan " retinoic acid receptor alpha
terjadi melalui berbagai mekanisme tadi, dan (RARa) yang mengatur difrensiasi myeloid.
salah satunya mengaktifasi p53.Peningkatan PML-RARa menyebabkan suatu maturasi
p53 aktif menyebabkan terjadinya istirahat yang istirahat (arrest maturation) pada sel
pada G1. mekanisme ini dikenal sebagai myeloid pada stadium promyelocytic, yang
mekanisme langsung.4,5,13Peningkatan p53 berkontribsi ke ekspsi sel promyelosit.
non-mutan akan menyebabkan aktifasi Pengobatan dengan ATRA menyebabkan
mekanisme kontrol siklus sel. Gen p53 promyelocites ke difrensiasi dan menghasilkan
menyebabkan terjadinya G1 istirahat, remisi lebih dari 70 %.16Penelitian yang
penghentian siklus sel di fase G1 akan dilakukan Andriono pada sel tropobalas yang
memungkinkan untuk sel melakukan diberikan ATRA terjadi peningkatan
perbaikan.14,15 Sel istirahat pada fase S terjadi persentase jumlah sel yang apoptosis dan
karena adanya penghambatan fosforilasi E2F, penurunan sel tropoblas yang hidup.19
ekspresi siklin A dapat di supresi dan Retinoid alami dan sintetik telah
kompleks siklin-cdk2 tidak dapat dibentuk. digunakan sebagai bahan yang potensial untuk
olehkarena itu , sel istirahat pada fase S dapat khemoterapeutik dan khemoprevensi karena
terjadi melalui dua mekanisme yaitu melalui efeknya terhadap difrensiasi, anti-
p21 dan penghambatan fosporilasi E2F.5,13 proloferatif,proapoptotik, dan antioksi dan.
Mekanisme apoptosis oleh RA melalui Pemberian Vitamin A pada kasus pasca
peningkatan ekspresi TNF (tumor Necrosing molahidatidosa dapat menurunkan kejadian
faktor), penghambatan Bcl2 dan menginduksi menjadi keganasan yaitu pada yang diberikan
ekspresi p53. Kompleks RA-reseptor terjadi 6,3% sedangkan yang tidak diberikan
menghasilkan sinyal yang secara langsung terjadi 28,6%. 19
menstimulasi caspase 9, dan secara tidak Retinoid mempengaruhi pertumbuhan dan
langsung menstimulasi caspase 7.16,17Asam difrensiasi sel kanker dengan merangsang
retinoik bekerja sebagai antagonis dari faktor aktifasi gen transkripsi melalui reseptor asam
transkripsi, activator protein-1 (AP-1) yang retinoik (RAR) nukleus dan reseptor retinoik
berperan dalam pengaturan pertumbuhan sel X (RXR). Pada penelitian menganalisis efek
dan difrensiasi sel.17 dari 38 RAR-selective and RXR-selective
retinoids pada 10 proliferasi sel line
2.4 Peran klinik vitamin A karsinoma skuamosa kepala dan leher.Hampir
Berlandaskan peran vitamin A didalam siklus semuanya mengekspresikan subtife receptor
sel dan terjadi sel kanker oleh karena sel kecuali RAR, yang terdeteksi hanya dua.
kanker terfiksasi keadaan sel imatur atau Kebanyakan RAR-selective retinoids
difrensisiasi jelek sehingga berkontribusi menghambat pertumbuhan sel-sel HNSCC
untuk akselerasi replikasi dan menghindari ,sementara the RXR-selective retinoids
apoptosis. Pengobatan sel yang berdifrensiasi menunjukan efek menghambat yang sangat
bertujuan untuk membawa sel kanker kembali lemah. Tiga RAR antagonistsmengsupresi
kedalam keadaan yang lebih berdifrensiasi dan penghambatan pertumbuhan oleh RAR-
membawa ke proses maturasi sehingga selective agonists, sebaik oleh RAR/RXR
mencegah pertumbuhan dan mensensitisasi panagonists seperti 9-cis- retinoic acid.
menjadi apoptosis. Obat yang pertama berhasil kombinasi RXR-selective dan RAR- selective
adalah ATRA (all-trans-retinoic acid) yang retinoidmenunjukan penambahan efek
digunakan pada pengobatan "acute penambahan penghambatan pertumbuhan.
promyelocytic leukemia (APL)". APL adalah Hasilnya bahwa: (a) reseptor retinoid terlibat
akibat translokasi antara kromosom 15 dan 17 didalam efek pertumbuhan-penghambatan
yang berakibat terbentuknya protein chimeric, retinoid; (b) RXR-RAR heterodimers lebih
terdiridari promyelolocytic leukemia protein besar dari RXR-RXR homodimer merupakan
JKK, Volume 4, No 2, April 2017: 83-88 87
p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411
9. Semba RD. Vitamin A and immunity to Assay, Electron Microscopy, and Flow
viral, bacterial and protozoan infections. Cytometry for Detection of Apoptosis. J
Proceedings of the Nutrition Histochem Cytochem.2003 ; 51: 873-85
Society.1999;58: 719-27 16. Farias EF et.al. Cellular Retinol-Binding
10. EFSA (European Food Safety Authority). Protein I, a Regu- lator of Breast
Scientific Opinion on Dietary Reference Epithelial Retinoic Acid Receptor
Values for vitamin A1 EFSA Panel on Activity, Cell Differentiation, and
Dietetic Products, Nutrition, and Allergies Tumorigenicity. 2005
(NDA). Parma, Italy. EFSA Journal ; 13 17. Donato LJ, Noy N. Suppression of
(3): 4028. 2015. Available online: mammary Carcinoma Growth by Retinoic
www.efsa.europa.eu/efsajournal Acid: Proapoptotic Genes Are Targets for
11. Bushue N, Wan YJ. Retinoid pathway and Retinoic Acid Receptor and Cellular
cancer therapeutics. Adv drug Deliv Rev Retinoic Acid- Binding Protein II
2010 : 1-30 Signaling. Cancer Res 2005; 65: 8193-9
12. Lemke SL et.al.,2003. Absorption and 18. Pelengaris S and Khan M. The Molecular
retinol equivalence of β karoten in human Biology of Cancer. Second Edition.
is influenced by dietary vitamin A intake. Wiley-Blackwell. West Sussex. 157. 2015
J of Lip Res;44:1591-1600. 19. Andriono, Heffen WL. Study of
13. Zhang Y, Rishi AK, Dawson MI, Tschang Apoptosis Induction of Hydatidiform
R, Farhana L. S-phase Arrest and Mole Trophoblastic Cell by the
Apoptosis Induced in Normal Mammary Administration of Retinoic Acid.Indones J
Epithelial Cells by a Novel Retinoid. Obstet Gynecol 2008; 32-2: 99-104
Cancer Res 2000; 60: 2025-32 20. Sun SY, et al. Identification of Receptor-
14. Kravtsov VD et.al. Comparative Analysis selective Retinoids That Are Potent
of Different Methodological Inhibitors of the Growth of Human Head
Approaches to the in Vitro Study of Drug- and Neck Squamous Cell Carcinoma
Induced Apoptosis. Am J Pathol.1999 ; Cells. Clinical Cancer Research 2000 ; 6 :
155: 1327-39 1563–1573
15. Yasuhara S et.al. Comparison of Comet