Anda di halaman 1dari 6

JKK, Volume 4, No 2, April 2017: 83-88

p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411

Vitamin A dan perannya dalam siklus sel


Rizal Sanif, Raissa Nurwany

Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ RSUP Dr. M. Hoesin Palembang
Raissa2017@gmail.com

Abstrak

Mekanisme normal pengatur proliferasi sel melalui siklus sel, dimana sebagai pengontrolnya adalah pada chech point
yaitu fase G1 dan S. Tumor supresor gen sangat berperan dalam mengatur mekanisme sel untuk istirahat atau
memperbaikinya apabila terjadi abnormal, dimana bila tidak bisa diperbaiki akan terjadi proses kematian atau apoptosis.
Vitamin A merupakan sebagai salah satu substrat yang ikut berperan didalam pengatur mekanisme siklus sel, utamanya
pada fase G1 dan S istirahat.
Vitamin A didapatkan dari konsumsi makan yang berasal dari hewan atau provitamin A dari tumbuh-tumbuhan.
Vitamin A diabsorbsi dari usus masuk ke aliran linfe atau darah dan dengan mekanismenya akan masuk kedalam inti
sel yang berikatan dengan reseptornya untuk memberikan sinyal sinyal didalam proses pengaturan siklus sel.

Kata kunci : Vitamin A, Asam retinoik, siklus sel

Abstract

Vitamin A and its role in the cell cycle. Normal mechanisms regulating cell proliferation is through the cell cycle,
where as the controller is in check point of G1 and Sphase. Tumor suppressor genes regulate cell mechanism when in
rest phase or repair the abnormality, which the process cell death or apoptosis will occurred if failed. Vitamin A is one
of the substrate that had role in regulating the cell cycle mechanisms, primarily in the G1 and S resting phase.
Vitamin A is obtained from the consumption of food derived from animals or provitamin A from plants. Vitamin A is
absorbed from the intestines through lymph or blood flow and will enter the cell nucleus that binds to its receptor to
signal the process of cell cycle regulation.

Keywords : Vitamin A, Retinoic acid, cell cycle

1. Pendahuluan denngan baik dan perbaikan sel sel abnormal


terjadi berarti sistem kontrol berjalan sesuai
Proliferasi sel diatur oleh gen yang berperan mekanismenya dan sebaliknya bila tidak
sebagai pengontrol siklus sel. Fungsi siklus sel terjadi maka sel-sel ini akan masuk kedalam
terjadi pada " check point" fase G1 dan S. proses apoptosis atau menjadi pertumbuhan sel
Penghentian siklus sel pada " check yang tidak normal. Mekanisme apoptosis
point"dikenal sebagai fase G1 istirahat and mengambil alih fungsi kontrol siklus sel,
fase S istirahat. Tumor suppressor genes khususnya oleh p53.1,2,3
(TSG) adalah gen aktif yang berkontribusi Vitamin A atau retinol, dengan
pada siklus sel istirahat seperti p53, p21, p27, asamretinoiksebagai bahan aktif metabolitnya
dan gen lainnya. Jika fungsi TSG terganggu, berperan dalam pengaturan didalam berbagai
mekanisme kontrol akan juga terganggu, sel. Pengaturan oleh retinol atau
siklus sel akan berjalan tanpa kontrol. retinoiktermasuk mengontrol proliferasi sel
Mekanisme apoptosis adalah mekanisme melalui aktifitas yang merangsang fase G1
proteksi tubuh melalui program bunuh diri sel. Istirahat dan fase S istirahat.Mekanisme ini
Jika fungsi kontrol pada "check point" bekerja terjadi karena retinol atau retinoikmempunyai
83
84 Rizal Sanif : Vitamin A dan perannya dalam siklus sel

peran didalam penguatan ekspresi p53, dengan 1 μg retinol, 6 μg β-carotene dan 12


aktifitas p21, danaktifitas supresi siklin. μg provitamin A karotenoids. Kebutuhan
4,5
Asam Retionik(AR), adalah metabolit aktif Vitamin A dapat digabungkan dari gabungan
dari vitamin A, merupakan suatu molekul preformed vitamin A dan provitamin A
pemberi sinyal penting yang terlibat didalam karotenoids yang tersedia sebagai jumlah
differentiation, proliferation dan apoptosis equivalent vitamin A equivalent yang
pada hampir semua tipe sel.6Pada tulisan ini dirujukan dengan nilai European Food Safety
akan dibahas tentang peranan vitamin A dalam Authority μg RE/day.10
siklus sel yang normal dalam kaitannya
dengan pencegahan penyakit keganasan. 2.1 Metabolisme Vitamin A
Dalam sumber makanan vitamin A terdapat
2. Pembahasan dalam bentuk karoten, alkohol vitamin A dan
ester vitamin A. Vitamin A diabsorbsi
Vitamin A atau retinol adalah suatu senyawa sempurna melalui saluran cerna dan kadarnya
poliisoprenoid yang mengandung cincin dalam plasma mencapai puncak setelah 4 jam.
sikloheksinil.Vitamin A termasuk vitamin Setelah seseorang makan, vitamin A yang
yang larut dalam lemak (fat soluble) dan agak sudah terbentuk dan karotenoid dilepaskan
stabil terhadap suhu yang tinggi. Di dalamnya oleh kerja pepsin dalam lambung dan oleh
termasuk retinol (ester retinil alkoholvitamin berbagai enzim proteolitik dalam saluran usus
A, ester vitamin A), retinal (aldehid vitamin bagian atas.Dalam dinding usus sebagian ß
A) dan asam retinoat (asam vitamin karoten diabsorbsi melalui pembuluh limfe
A).7.Vitamin A hanya terdapat pada jaringan intestinal dan sebagian lagi terpecah menjadi 2
hewan dan produknya dan tidak terdapat pada molekul retinol. Kemudian dalam sel mukosa
tumbuh-tumbuhan. Namun banyak tumbuh- ini, retinol akan mengalami proses esterisasi
tumbuhan mengandung pigmen yang disebut dengan asam palmitat menjadi retinil palmitat
karoten dan dapat diubah menjadi vitamin A di yang akan disimpan di hati sebagai cadangan
dalam tubuh. Karena karoten dapat diubah vitamin A. Diperkirakan 90-95% persediaan
menjadi vitamin A, maka karoten disebut pro- vitamin A dalam tubuh terdapat dalam bentuk
vitamin A.7,8,9Bahan makanan yang banyak retinil ester dalam hati ( 95% dalam sel
mengandung vitamin A adalah hati, lemak parenkim, dan sisanya di sel kuffer), dan
hewan, telur, susu, mentega, keju. Sedangkan dalam jumlah kecil ditemukan di ginjal,
makanan yang banyak mengandung pro- adrenal, paru, lemak intra peritoneal dan
vitamin A adalah sayuran yang berupa daun retina. 7,10,11
seperti bayam, kangkung, wortel, pepaya, dan
lain-lain.7,8,9. Terminologi vitamin A meliputi 2.2 Fungsi Vitamin A
all-trans-retinol (disebut juga retinol) dan Vitamin A diperlukan oleh tubuh untuk
keluarga alamiahnya yang terjadi dari menyokong pertumbuhan dan kesehatan,
molekul-molekul yang dihubungkan dengan terutama diperlukan untuk penglihatan, sekresi
aktifitas biologi retinol (seperti retinal, asam mukus, pemeliharaan jaringan epitel dan
retinoik , retinil esters). Nilai substansi biologi reproduksi. Vitamin A dipergunakan untuk
dari aktifitas vitamin A dinyatakan sebagai regenerasi pigmen retina mata dalam proses
retinol equivalent (RE). Spesifik rasio adaptasi gelap. Selain itu vitamin A juga
equivalentkarotenoids/retinol didefinisikan berperan dalam sistim kekebalan tubuh.
untuk provitamin A karotenoid, yang dihitung 7,8Retinol (vitamin A) memegang peranan
dari kekurangan efisiensi absorsi karotenoids penting pada kesempurnaan fungsi dan
dan biokonversi ke retinol. Berlandaskam struktur sel epitel, karena retinol berperan
bukti yang ada, Panel EFSA (European Food dalam diferensiasi sel dan proliferasi epitel.
Safety Authority)memutuskan, 1 μg RE sama Dengan adanya retinol sel epitel basalis
JKK, Volume 4, No 2, April 2017: 83-88 85
p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411

distimulasi untuk memproduksi mukus. oleh enzim retinal dehidrogenase diubah


Kelebihan retinol akan menyebabkan menjadi Retinal. Retinal oleh enzim retinal
pembentukan mukus yang berlebihan dan dehude dehidrogenase (ALDH 1 As) diubah
menghambat keratinisasi. Bila tidak ada menjadi Asam retinik (RA).RA akam masuk
retinol, sel goblet mukosa hilang dan terjadi kedalam inti sel (nukleus) dengan perantaraan
atrofi sel epitel yang diikuti oleh proliferasi sel CRABP2. Didalam inti sel RA berikatan
basal yang berlebihan. Sel-sel baru yang dengan reseptor ( RAR dan RXR) yang
terbentuk ini merupakan epitel berkeratin dan terletak di RARE (chromosom). Interaksi ini
menggantikan epitel semula. Penekanan memulai suatu sinyal transduksi melalui
sekresi mukus menyebabkan mudah terjadi regulasi transkripsi pada banyak gen.
iritasi dan infeksi terjadi, hambatan dalam Katabolisme RA nya terjadi melalui enzim
sekresi RBP ("Retinol binding protein") CYP. Predominan isomer fisiologi RA adalah
sedangkan pada defisiensi protein terdapat all-trans RA (atRA) mengaktifkan reseptor-
gangguan sintesis RBP.11 reseptor hormon nukleus (NHRs), reseptor
Dalam sistim kekebalan tubuh, retinol asam retinik ((RARα, RARβ dan RARγ).
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan Bentuk heterodimer RARs retinoid-X reseptor
deferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan (RXRα, RXRβ dan RXRγ). RARs dapat
dalam proses kekebalan humoral). Disamping diaktifkan oleh all-trans, 9-cis, dan 13-cis.
itu, kekurangan vitamin A menurunkan respon NHRs mengenali hormone response elements
antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit (HREs) di DNA; terdapat ulangan secara
yang berperan pada kekebalan selular). Bila langsung variasi pada hexameric
vitamin A kurang, maka fungsi kekebalan DNAsequence, AGGTCA, dipisahkan oleh
tubuh menjadi menurun, sehingga mudah satu sampai lima spacer nucleotides(DR1-
terserang infeksi. Lapisan sel yang menutupi DR5). Heterodimer RAR/RXR berikatan
trakea dan paru-paru juga akan mengalami dengan "specific retinoic-acidresponse
keratinisasi, berkurangnya sel goblet, sel silia elements" (RAREs) pada regio promoter
dan produksi mukus sehingga mudah dimasuki gene. Koaktifator berikatan dengann NHRs
mikroorganisme penyebab infeksi saluran untuk memperkuat aktifitas transkripsi pada
pernapasan. Bila terjadi pada permukaan usus ikatan ligand .Koaktifator yang berkaitan
halus dapat terjadi diare.9 dengan RAR/RXR- termasuk adalah p160
subfamily yaitu"steroid receptor coactivators"
2.3 Transportasi Retinol dan sinyal siklus sel (SRC)-1, SRC-2,dan SRC-3, juga CBP/p300.
Retinol merupakan asam yang sangat Kompleks SRC berisikan acetyltransferases
labil.Retinol didistribusikan ke seluruh tubuh dan methyltransferases, sebagai histone
dalam bentuk holo-retinol binding protein acetyltransferase aktif dari SRC-1 dan 3
(hRBP).Didalam plasma juga terdapat retinis fungsi untuk membuka kromatin dan
ester, asam retinoat walaupun dalam jumlah mengizinkan terjadinya transkripsi. Fosforilasi
yang kecil. Didalam plasma asam retinoat RARα menrekruitmen RARα ke target
terikat oleh albumin sehingga mudah diserap promoter dan memperkuat rekruitmen mesin
oleh sel.12Vitamin A dalam bentuk retinil ester transkripsi. Kompleks RA-reseptor akan
oleh enzim retinil ester hidrolosis diubah menghasilkan sinyal-sinyal. Sinyal-sinyal yang
menjadi Retinal. Retinal akan masuk kedalam dihasilkan, seperti sinyal ke siklus sel istirahat
sitoplasma sel melalui dua cara yaitu (1) pada fase G1 dan S, dan sinyal apoptosis.4,5,13
difusi langsung dan (2) reseptor mediasi RA menyebabkan terjadinya fase istirahat
endositosis melalui ikatan dengan RBP4 G1, penghentian siklus sel yang terjadi oleh
masuk kedalam sitoplasma melalui reseptor karena penurunan protein siklin G1, E cyclin,
STRA6 di dinding permukaan sel. Retinol dan juga mencegah fosporilasi pRb. Secara
didalam sitoplasma berikatan dengan CRBP1 umum asam retionik akan menyebabkan G1
86 Rizal Sanif : Vitamin A dan perannya dalam siklus sel

istirahat. Istirahat pada fase G1 oleh RA (PML) dan " retinoic acid receptor alpha
terjadi melalui berbagai mekanisme tadi, dan (RARa) yang mengatur difrensiasi myeloid.
salah satunya mengaktifasi p53.Peningkatan PML-RARa menyebabkan suatu maturasi
p53 aktif menyebabkan terjadinya istirahat yang istirahat (arrest maturation) pada sel
pada G1. mekanisme ini dikenal sebagai myeloid pada stadium promyelocytic, yang
mekanisme langsung.4,5,13Peningkatan p53 berkontribsi ke ekspsi sel promyelosit.
non-mutan akan menyebabkan aktifasi Pengobatan dengan ATRA menyebabkan
mekanisme kontrol siklus sel. Gen p53 promyelocites ke difrensiasi dan menghasilkan
menyebabkan terjadinya G1 istirahat, remisi lebih dari 70 %.16Penelitian yang
penghentian siklus sel di fase G1 akan dilakukan Andriono pada sel tropobalas yang
memungkinkan untuk sel melakukan diberikan ATRA terjadi peningkatan
perbaikan.14,15 Sel istirahat pada fase S terjadi persentase jumlah sel yang apoptosis dan
karena adanya penghambatan fosforilasi E2F, penurunan sel tropoblas yang hidup.19
ekspresi siklin A dapat di supresi dan Retinoid alami dan sintetik telah
kompleks siklin-cdk2 tidak dapat dibentuk. digunakan sebagai bahan yang potensial untuk
olehkarena itu , sel istirahat pada fase S dapat khemoterapeutik dan khemoprevensi karena
terjadi melalui dua mekanisme yaitu melalui efeknya terhadap difrensiasi, anti-
p21 dan penghambatan fosporilasi E2F.5,13 proloferatif,proapoptotik, dan antioksi dan.
Mekanisme apoptosis oleh RA melalui Pemberian Vitamin A pada kasus pasca
peningkatan ekspresi TNF (tumor Necrosing molahidatidosa dapat menurunkan kejadian
faktor), penghambatan Bcl2 dan menginduksi menjadi keganasan yaitu pada yang diberikan
ekspresi p53. Kompleks RA-reseptor terjadi 6,3% sedangkan yang tidak diberikan
menghasilkan sinyal yang secara langsung terjadi 28,6%. 19
menstimulasi caspase 9, dan secara tidak Retinoid mempengaruhi pertumbuhan dan
langsung menstimulasi caspase 7.16,17Asam difrensiasi sel kanker dengan merangsang
retinoik bekerja sebagai antagonis dari faktor aktifasi gen transkripsi melalui reseptor asam
transkripsi, activator protein-1 (AP-1) yang retinoik (RAR) nukleus dan reseptor retinoik
berperan dalam pengaturan pertumbuhan sel X (RXR). Pada penelitian menganalisis efek
dan difrensiasi sel.17 dari 38 RAR-selective and RXR-selective
retinoids pada 10 proliferasi sel line
2.4 Peran klinik vitamin A karsinoma skuamosa kepala dan leher.Hampir
Berlandaskan peran vitamin A didalam siklus semuanya mengekspresikan subtife receptor
sel dan terjadi sel kanker oleh karena sel kecuali RAR, yang terdeteksi hanya dua.
kanker terfiksasi keadaan sel imatur atau Kebanyakan RAR-selective retinoids
difrensisiasi jelek sehingga berkontribusi menghambat pertumbuhan sel-sel HNSCC
untuk akselerasi replikasi dan menghindari ,sementara the RXR-selective retinoids
apoptosis. Pengobatan sel yang berdifrensiasi menunjukan efek menghambat yang sangat
bertujuan untuk membawa sel kanker kembali lemah. Tiga RAR antagonistsmengsupresi
kedalam keadaan yang lebih berdifrensiasi dan penghambatan pertumbuhan oleh RAR-
membawa ke proses maturasi sehingga selective agonists, sebaik oleh RAR/RXR
mencegah pertumbuhan dan mensensitisasi panagonists seperti 9-cis- retinoic acid.
menjadi apoptosis. Obat yang pertama berhasil kombinasi RXR-selective dan RAR- selective
adalah ATRA (all-trans-retinoic acid) yang retinoidmenunjukan penambahan efek
digunakan pada pengobatan "acute penambahan penghambatan pertumbuhan.
promyelocytic leukemia (APL)". APL adalah Hasilnya bahwa: (a) reseptor retinoid terlibat
akibat translokasi antara kromosom 15 dan 17 didalam efek pertumbuhan-penghambatan
yang berakibat terbentuknya protein chimeric, retinoid; (b) RXR-RAR heterodimers lebih
terdiridari promyelolocytic leukemia protein besar dari RXR-RXR homodimer merupakan
JKK, Volume 4, No 2, April 2017: 83-88 87
p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411

mediator utama dalam pertumbuhan 3. Kesimpulan


penghambatan oleh retinoid pada sel HNSCC.
Kesimpulan dari penelitian mereka didapatkan Vitamin A merupakan bahan aktif yang
retinoid sintetik lebih efektif daripada asam dibutuhkan oleh tubuh didalam menjaga
retinoid alamiah dan dapat sebagai kandidat kesehatan tubuh melalui mekanisme siklus sel
untuk kemoprevensi dan terapi kanker kepala dalam mengatur proliferasi dan difrensiasi sel.
dan leher.11,20 Berperan juga didalam mekanisme sistem
imunitas sehingga proses pertahanan tubuh
2.5 Imunitas Tumor dan Asam retinoik (RA) bila terjadi abonormalitas akan membantu
Defisiensi Vitamin A dihubungkan dengan proses tersebut. dari hal ini vitaminA dapat
kelainan didalam fungsi imunitas; digunakan sebagai substasi untuk pencegahan
suplementasi terlihat sebagai fungsi dan pengobatan penyakit.
cadangan.hal ini menjadi alasan bahwa
kelainan regulasi sinyal RA pada kanker dapat Daftar Pustaka
juga dihubungkan dengan malfungsi imunitas.
Untuk satu kanker berkembang dan progresif, 1. Tsao AS, Kim ES, Hong Wk.
mereka secara berkelanjutan menghindari Chemoprevention of Cancer. CA Cancer J
immunosurveillance dan berlari dari sasaran Clin 2004; 54: 150-80
dan destruksi oleh sistem imun host.Kanker 2. Dragnev KH, Rigas JR, Dmitrovsky E.
mempunyai beberapa mekanisme menghindari The Retinoids and Cancer Prevention
imunitas, sebagai contoh sel sel tumor Mechanisms. The Oncologist 2000; 5:
menurunkan keberadaan antigen oleh down- 361-8
regulation dari mesin antigen-processing 3. Greenwald P. Cancer chemoprevention. B
seperti transporterassociated dengan antigen Med J 2002; 324: 714-8
processing 1 (TAP1) dan TAP2, sebaik 4. Whitworth JM, MD Straughn, JM,
"lowmolecular mass protein 2 (LMP2)" dan Atigadda VR, et.al. The Use of Retinoids
LMP7 yang dihubungkan dengan " major in Ovarian Cancer. Int J Gynecol Cancer
histocompatibility complexes (MHCs)". 2012;22: 191-198
Mekanisme lin termasuk induksi 5. Budhu AS, Noy N. Direct Chanelling of
immunosuppression melaluikehilangan T- Retinoic Acid be- tween Cellular retinoic
cell,generation of regulatory T-cells, atau Acid-Binding Protein II and Reti- noic
sekresi sitokin-sitokin Acid receptor Sensitizes Mammary
immunosuppressivecytokines seperti Carcinoma Cells to Retinoic Acid-Induced
interleukin-10 (IL-10) dan TGF-β. RA Growth Arrest. Mol and Cell Bio- logy
berperan sebagai suatu kritikal aturan didalam 2002; 22: 2632-41
proses imun ini dengan baik anti tumor dan 6. Osanai M, Lee GH. Increased expression
promosi kanker yang berkelanjutan. of the retinoic acid-metabolizing enzyme
Pada suatu penelitian mengungkapkan, CYP26A1 during the progression of
perbaikan status gizi memegang peran dalam cervical squamous neoplasia and head and
pencegahan dan perbaikan displasia serviks. neck cancer. BMC Research Notes 2014,
Perbaikan displasia servik ringan dan sedang 7:697
telah diperlihatkn pada pasien yang 7. Rosmiati H, Wardhini BP. Vitamin A.
mendapatkan suplemen vitamin A dalam Dalam Farmakologi dan terapi. Edisi 3.
beberapa bulan. Olehkarena itu , sejumlah FK. Universitas Indonesia.1987;657-660
penelitian klinis telah menunjukan bahwa 8. Bethesda. Vitamin A and
aplikasi vitamin A topikal pada serviks secara carotenoirs.Facts about dietary
lengkap terjadi perbaikan displasia servik supplements. NIH clinical centre 2002;1-
sebantak 50 % kasus.6 11
88 Rizal Sanif : Vitamin A dan perannya dalam siklus sel

9. Semba RD. Vitamin A and immunity to Assay, Electron Microscopy, and Flow
viral, bacterial and protozoan infections. Cytometry for Detection of Apoptosis. J
Proceedings of the Nutrition Histochem Cytochem.2003 ; 51: 873-85
Society.1999;58: 719-27 16. Farias EF et.al. Cellular Retinol-Binding
10. EFSA (European Food Safety Authority). Protein I, a Regu- lator of Breast
Scientific Opinion on Dietary Reference Epithelial Retinoic Acid Receptor
Values for vitamin A1 EFSA Panel on Activity, Cell Differentiation, and
Dietetic Products, Nutrition, and Allergies Tumorigenicity. 2005
(NDA). Parma, Italy. EFSA Journal ; 13 17. Donato LJ, Noy N. Suppression of
(3): 4028. 2015. Available online: mammary Carcinoma Growth by Retinoic
www.efsa.europa.eu/efsajournal Acid: Proapoptotic Genes Are Targets for
11. Bushue N, Wan YJ. Retinoid pathway and Retinoic Acid Receptor and Cellular
cancer therapeutics. Adv drug Deliv Rev Retinoic Acid- Binding Protein II
2010 : 1-30 Signaling. Cancer Res 2005; 65: 8193-9
12. Lemke SL et.al.,2003. Absorption and 18. Pelengaris S and Khan M. The Molecular
retinol equivalence of β karoten in human Biology of Cancer. Second Edition.
is influenced by dietary vitamin A intake. Wiley-Blackwell. West Sussex. 157. 2015
J of Lip Res;44:1591-1600. 19. Andriono, Heffen WL. Study of
13. Zhang Y, Rishi AK, Dawson MI, Tschang Apoptosis Induction of Hydatidiform
R, Farhana L. S-phase Arrest and Mole Trophoblastic Cell by the
Apoptosis Induced in Normal Mammary Administration of Retinoic Acid.Indones J
Epithelial Cells by a Novel Retinoid. Obstet Gynecol 2008; 32-2: 99-104
Cancer Res 2000; 60: 2025-32 20. Sun SY, et al. Identification of Receptor-
14. Kravtsov VD et.al. Comparative Analysis selective Retinoids That Are Potent

 of Different Methodological Inhibitors of the Growth of Human Head
Approaches to the in Vitro Study of Drug- and Neck Squamous Cell Carcinoma
Induced Apoptosis. Am J Pathol.1999 ; Cells. Clinical Cancer Research 2000 ; 6 :
155: 1327-39 1563–1573
15. Yasuhara S et.al. Comparison of Comet

Anda mungkin juga menyukai