Anda di halaman 1dari 19

PEMBUATAN BAJA 

Di Susun Oleh :

Nama : Fitri Rosalia Gulo

NIM : 1905021051

Kelas : SI-3B

Dosen Pengampu :

POLITEKNIK NEGERI MEDAN  2020


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “PEMBUATAN BAJA” tepat pada
waktunya.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Material dan Bahan
Bangunan. Dalam pembahasannya menyangkut pengertian dan pemahaman tentang pokok
bahasan.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan dikarenakan
kurangnya pengetahuan yang saya miliki, maka dari itu kritik dan saran dari Bapak dan semua
pihak sangat diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membaca
khususnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terwujudnya makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, 01 November 2020


DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengenalan Baja
1. Sejarah struktur baja
a. Struktur baja
b. desain
2. Material baja
3. Sifat baja
B. Proses Pembuatan Baja
1. Metode pembuatan baja
C. Klasifikasi dan Industri baja
BAB III : PENUTUP
A. Saran
B. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Baja banyak digunakan untuk pembuatan elemen mesin separti poros, roda gigi, pasak,
dan elemen lainnya. Pemakaian baja ini tak lepas dari sifatnya yang keras, kuat, ulet, seperti
misalnya pada roda gigi khususnya pada roda gigi reducer. Pada dunia industri roda gigi
mempunyai peranan yang sangat penting. Terutama pada mesin produksi atau perkakas dimana
komponen roda gigi merupakan komponen yang tidak dapat digantikan dari dahulu hingga
sekarang. Agar mendapatkan kualitas yang diinginkan, maka diperlukannya bahan yang keras
dan tangguh.
Oleh karena itu untuk menghasilkan permukaan yang keras dan inti yang liat pada baja
karbon maka dapat diperkaya dengan pemanasan pada baja tersebut dengan temperatur tertentu
dalam media carburizing yang akan menghasilkan lapisan permukaan yang sangat keras dan inti
yang liat. Media carburizing dapat berupa fasa gas, cair atau padat ( bubuk pengeras, arang kayu
atau pasta ). Carburizing bermanfaat untuk mendapatkan inti yang liat dan permukaan yang keras
biasanya digunakan pada noken as, roda gigi beban berat dan komponen-komponen lain. Karena
pengerasan disesuaikan dengan kebutuhannya, maka kekerasan tidak selalu 2 dilakukan pada
semua titik pada bagian mesin tersebut. Misalnya pada roda gigi yang pengerasannya hanya
dilakukan pada bidang kontaknya. Jenis baja yang dapat dicarburizing adalah baja yang memiliki
kadar karbon maksimum 0,25 %, baja cor, tuang otomatis (killed free cutting steel) dan baja tarik
dalam (deep drawing steel sheet). (Deny Rianggoro, 2002). Berdasarkan latar belakang
pengarbonan serta penerapan komponen pada roda gigi reducer sehingga terdorong untuk
meneliti sifat fisis dan mekanis roda gigi reducer.
B. Rumusan Masalah
Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian, jangkauan data agar tidak melebar pada
permasalahan yang lebih luas, maka perlu adanya pembatasan masalah penelitian. Pembatasan
tersebut antara lain adalah:
1. Material yang digunakan adalah roda gigi pada reducer dengan merk TKB, CEA, CCM.
2. Proses pengarbonan dengan arang kayu selama 1 jam, 2 jam, 3 jam pada temperature 950
⁰C.
3. Pendinginan dilakukan di dalam ruangan.
4. Pengujian yang dilakukan meliputi :
a. Pengujian koposisi kimia
b. Pengujian struktur mikro
c. Pengujian kekerasan
d. Difusi karbon
C. Tujuan
Tujuan dilakukapya penelitian pada roda gigi reducer merk TKB, CEA, CCM ini adalah
untuk :
1. Mengetahui kandungan unsur kimia pada batang cacing yang diteliti.
2. Membandingkan struktur mikro yang ada pada batang cacing sebelum dan sesudah
dicarburizing.
3. Membandingkan harga kekerasan pada batang cacing sebelum dan sesudah dicarburizing.
4. Mengetahui difusi karbon pada batang cacing sesudah dicarburizing.

D. Manfaat
Penelitian tentang roda gigi reducer merk TKB, CEA, CCM ini sangat bermanfaat bagi :
1. Pengembangan Akademis Penyusun dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan dapat
berbagi informasi berupa hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan kepada pembaca atau
ahli permesinan dan komponen sebagai referensi dan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan tentang carburizing.
2. Pengembangan Industri Hasil penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi dalam
upaya memajukan teknologi industri logam, industri permesinan dan industri lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengenalan Baja

Baja merupakan salah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari besi.Baja
ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang menyebabkan tercampurnya besi
dengan bahan karbon pada proses pembakaran, sehingga membentuk baja yang
mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada besi.
Bila dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya, baja lebih banyak memiliki
keunggulan-keunggulan yang tidak terdapat pada bahan-bahan konstruksi
lain.Disamping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan kekuatan tekan tanpa
membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifat-sifat lain yang
menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu material yang umum dipakai.

Sifat-sifat baja antara lain :


a. Kekuatan tinggi
Kekuatan baja bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan leleh fy ataukekuatan tarik
fu. Mengingat baja mempunyai kekuatan volume lebih tinggidibanding dengan bahan
lain, hal ini memungkinkan perencanaan sebuahkonstruksi baja bisa mempunyai
beban mati yang lebih kecil untuk bentangyang lebih panjang, sehingga struktur lebih
ringan dan efektif.
b. Kemudahan pemasanganKomponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk
standar sertamudah diperoleh dimana saja, sehingga satu-satunya kegiatan yang
dilakukandilapangan adalah pemasangan bagian-bagian yang telah disiapkan.
c. Keseragaman.
Baja dibuat dalam kondisi yang sudah diatur (fabrikasi) sehinggamutunya
seragam.

Baja karbon adalah material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan unsurkedua
yang berpengaruh pada sifat‐sifatnya adalah karbon, sedangkan unsur yang lainberpengaruh
menurut prosesentasenya. Baja karbon merupakan salah satu jenis logampaduan besi karbon
terpenting dengan prosentase berat karbon hingga 2,11%. Bajakarbon memiliki kadar C hingga
1.2% dengan Mn 0.30%-0.95%. Elemen-elemenprosentase maksimum selain bajanya sebagai
berikut: 0.60% Silicon, 0.60% Copper.

1. Sejarah struktur baja

Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang untuk bentang
lengkungan (arch) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777 – 1779.
Dalam kurun waktu 1780 – 1820,. Dibangun lagi sejumlah jembatan dari besi tuang, kebanyakan
berbentuk lengkungan dengan balok – balok utama dari potongan – potongan besi tuang
indivudual yang membentuk batang – batang atau kerangka (truss) konstruksi. Besi tuang juga
digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi sampai sekitar tahun
1840.
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh pertamanya
yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales yang dibangun pada 1846 –
1850. Jembatan ini menggunakan gelagar –gelagar tubular yang membentang sepanjang 230 –
460 – 460 – 230 ft (70 – 140 – 140 – 70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.
Proses canai (rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat besi tuang dan
besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang – batang mulai dicanai pada skala industrial
sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai sekitar 1820 dan diperluas sampai pada bentuk – I
menjelang tahun 1870-an.
Perkembangan proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur dasar pada konverter
Bessemer (1870) serta tungku siemens-martin semakin memperluas penggunaan produk –
produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja telah mengganti kedudukan besi
tempa sebagai bahan bangunan logam yang terutama. Dewasa ini (1990-an), baja telah memiliki
tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100 000 pounds per square inch, psi (165 sampai 690
MPa), dan telah tersedia untuk berbagai keperluan struktural.

Berikut ini adalah awal mula ditemukannya Baja.


Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 Tahun 1100 SM, Bangsa
hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat,
pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga
mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.
Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M
pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.

a. Struktur Baja
Struktur dapat dibagi menjadi tiga kategori umum :
1) Struktur rangka (framed structure), dimana elemen – elemennya kemungkinan terdiri dari
batang – batang tarik, balok, dan batang – batang yang mendapatkan beban lentur
kombinasi dan beban aksial,
2) Struktur tipe cangkang (shell type structure), dimana tegangan aksial lebih dominan,
3) Struktur tipe suspensi (suspension type structure), dimana tarikan aksial lebih
mendominasi sistem pendukung utamanya.
a) Struktur Rangka
Kebanyakan konstruksi bangnan tipikal termasuk dalam kategori ini. Bangunan berlantai
banyak biasanya terdiri dari balok dan kolom, baik yang terhubungkan secara rigid atau hanya
terhubung sederhana dengan penopang diagonal untuk menjaga stabilitas. Meskipun suatu
bangunan berlantai banyak bersifat tiga dimensional, namun biasanya bangunan tersebut
didesain sedemikian rupa sehingga lebih kaku pada salah satu arah ketimbang arah lainnya.
Dengan demikian, bangunan tersebut dapat diperlakukan sebagai serangkaian rangka (frame)
bidang. Meskipun demikian, bila perangkaan sedemikian rupa sehingga perilaku batang –
batangnya pada salah satu bidang cukup mempengaruhi perilaku pada bidang lainnya, rangka
tersebut harus diperlakukan sebagai rangka ruang tiga dimensi.
Bangunan – bangunan industrial dan bangunan – bangunan sau lantai tertentu, seperti
gereja, sekolah, dan gelanggang, pada umumnya menggunakan struktur rangka baik secara
keseluruhan maupun hanya sebagian saja. Khususnya sistem atap yang mungkin terdiri dari
serangkaian kerangka datar, kerangka ruang, sebuah kubah atau mungkin pula bagian dari suatu
rangka datar atau rangka kaku satu lantai dengan pelana. Jembatan pun kebanyakan merupakan
struktur rangka, seperti balok dan gelagar pelat atau kerangka yang biasanya menerus.

b) Struktur Tipe Cangkang


Dalam tipe struktur ini, selain melayani fungi bangunan, kubah juga bertindak sebagai
penahan beban. Salah satu tipe yang umum dimana tegangan utamanya berupa tarikan adalah
bejana yang digunakan untuk menyimpan cairan (baik untuk temperatur tinggi maupun rendah),
diantaranya yang paling terkenal adalah tanki air. Bejana penyimpanan, tanki dan badan kapal
merupakan contoh – contoh lainnya. Pada banyak struktur dengan tipe cangkang, dapat
digunakan pula suatu struktur rangka yang dikombinasikan dengan cangkang.
Pada dinding – dinding dan atap datar, sementara berfungsi bersama dengan sebuah
kerangka kerja, elemen – elemen “kulit”nya dapat bersifat tekan. Conto pada badan pesawat
terbang. Struktur tipe cangkang biasanya didesain oleh seorang spesialis.

c) Struktur Tipe Suspensi


Pada struktur dengan tipe suspensi, kabel tarikmerupakan elemen – elemen utama.
Biasanya subsistem dari struktur ini terdiri dari struktur kerangka, seperti misalnya rangka
pengaku pada jembatan gantung. Karena elemen tarik ini terbukti paling efisien dalam menahan
beban, struktur dengan konsep ini semakin banyak dipergunakan.
Telah dibangun pula banyak struktur khusus dengan berbagai kombinasi dari tipe rangka,
cangkang, dan suspensi. Meskipun demikian, seorang desainer spesialis dalam tipe struktur
cangkang ini pun pada dasarnya harus juga memahami desain dan perilaku struktur rangka.

b. Desain
1) Desain Struktur
Desain struktur dapat didefinisikan sebagai suatu paduan dari sains dan seni, yang
mengkombinasikan perasaan intuitif seorang insinyur yang berpengalaman mengenai perilaku
struktur dengan pengetahuan yang mendalam mengenai prinsip – prinsip statika, dinamika,
mekanika bahan dan analisis struktur, untuk menciptakan suatu struktur yang aman dan
ekonomis sehingga dapat berfungsi seperti yang diharapkan.
2) Prinsip – prinsip Desain
Desain merupakan suatu proses untuk mendapatkan penyelesaian yang optimum. Dalam
desain apapun, harus ditentukan sejumlah kriteria untuk menilai apakah yang optimum tersebut
telah tercapai atau belum. Untuk sebuah struktur, kriteria – kriteria tersebut dpat berupa :
Biaya minimum,
Berat yang minimum,
Waktu konstruksi yang minimum,
Jumlah tenaga kerja minimum,
Biaya pembuatan produk – produk pemilik yang minimum,
Efisiensi pengoperasian yang maksimum bagi pemilik.
Biasanya dilibatkan beberapa kriteria yang masing – masing perlu diberi bobot nilai.
Dengan memperhatikan kriteria yang mungkin seperti diatas, tampaklah bahwa penentuan
kriteria – kriteria yang terukur dengan jelas pun (seperti berat dan biaya) untuk mencapai suatu
optimum kerap kali terbukti tidak mudah, bahkan mustahil dilakukan. Dalam kebanyakan situasi
praktis, penilaian hanya dapat dilakukan secara kualitatif.

Apabila suatu kriteria tertentu dapat diwujudkan secara matematis, untuk memperoleh
titik maksimum dan minimum dari fungsi objektif yang bersangkutan, dapat digunakan teknik –
teknik optimasi. namun hendaknya kita tidak melupakan kriteria subyektif lainnya, walaupun
pengintegrasian dai prinsip – prinsip perilaku dengan desain elemen – elemen baja struktur
hanya berdasarkan kriteria – kriteria objektif yang sderhana saja, misalnya berat dan biaya.
3) Prosedur Desain
Prosedur desain dapat dianggap terdiri dari dua bagian, desain fungsional dan deain
kerangka kerja struktural. Desain fungsional menjamin tercapainya hasil – hasil yang
dikehendaki seperti :
Area kerja yang lapang dan mencukupi,
Ventilasi atau pengkondisian udara yang tepat,
Fasilitas – fasilitas transfortasi yang memadai, seperti lift, tangga, dan derek atau alat –
alat untuk menangani bahan – bahan,
Pencahayaan yang cukup,
Estetika.
Desain kerangka kerja struktural berarti pemilihan susunan serta ukuran elemen – elemen
struktur yang tepat, sehingga beban – beban layanan bekerja dengan aman.
Secara gari besar, prosedur desain secara iteratif dapat digambarkan sebagai berikut :
Perencanaan. Penentuan fungsi – fungsi yang akan dilayani oleh struktur yang
bersangkutan. Tentukan kriteria – kriteria untuk mengukur apakah desain yang
dihasilkan telah mencapai optimum.
Konfigurasi struktur pendahuluan. Susunan dari elemen – elemen yang akan melayani
fungsi – fungsi pada langkah 1
Penentuan beban – beban yang harus dipikul.
Pemilihan batang pendahuluan. Pemilihan ukuran batang yang memenuhi kriteria
objektif, seperti berat atau biaya minimum dilakukan berdasarkan keputusan dari
langkah 1,2 dan 3.
Analisis. Analisis struktur dengan membuat model beban – beban dan kerangka kerja
struktural untuk mendapatkan gaya – gaya internal dan defleksi yang dikehendaki.
Evaluasi. Apakah semua persyaratan kekuatan dan kemampuan kerja telah terpenuhi dan
apakah hasilnya sudah optimum? Bandingkan dengan kriteria – kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya.
Redesain. Sebagai hasil dari evaluasi, diperlukan pengulangan bagian mana saja dai
urutan 1 sampai dengan 6. Langkah – langkah tersebut merupakan suatu proses iteratif.
Namun dengan mengingat bahwa konfigurasi struktur dan pembebanan luar telah
ditentukan sebelumnya.

2. Material baja
a. Jenis – jenis Baja
Dengan baja dimaksudkan suatu bahan dengan keserbasamaan yang besar, yang terutama
terdiri atas ferrum (Fe) dalam bentuk hablur dan 0,04 @ 1,6% zat arang (C); zat arang itu didapat
dengan jalan membersihkan bahan pada temperatur yang sangat tinggi, dengan menggunakan
proses – proses yang akan disebut sebagian besar dari besi kasar, yang dihasilkan oleh dapur –
dapur tinggi.
Semua jenis – jenis baja sedikit banyak dapat ditempa dan dapat disepuh, sedangkan
untuk baja lunak pada tegangan yang jauh dibawah kekuatan tarik atau batas patah TB, yaitu apa
yang dinamakan batas lumer atau tegangan lumer Tv, terjadi suatu keadaan yang aneh, dimana
perubahan bentuk berjalan terus beberapa waktu, dengan tidak memperbesar beban yang ada.
Sifat – sifat baja bergantung sekali kepada kadar zat arang, semakin bertambah kadar ini,
semakin naik tegangan patah dan regangan menurut prosen, yang terjadi pada sebuah batang
percobaan yang dibebani dengan tarikan, yaitu regangan patah menjadi lebih kecil.
Persentase yang sangat kecil dari unsur – unsur lainnya, dapat mempengaruhi sifat – sifat
baja dengan kuat sekali, secar baik atau jelek. Guna membedakannya, jenis – jenis baja diberi
nomor yang sesuai dengan tegangan patah yang dijamin dan yang terendah pada percobaan tarik
yang normal, tetapi untuk setiap jenis baja juga ditentukan suatu TBmaks.
Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :
Baja karbon (Carbon steel)
Baja paduan (Alloy steel)

1) Baja Karbon (carbon steel)


Baja karbon dapat terdiri atas :
a) Baja karbon rendah (low carbon steel)
Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C ) Sifatnya mudah ditempa dan
mudah di mesin.
kandungan karbonnya < 0,3%C
tidak responsif terhadap perlakuan panas yang bertujuan membentuk martensit
metode penguatannya dengan “Cold Working” ìstruktur mikronya terdiri ferit dan perlit
relatif lunak dan lemah ìulet dan tangguh
mampu mesin dan mampu lasnya baik
murah
aplikasi : bodi mobil,bentuk struktur (profil I, L, C, H), pipa saluran
Penggunaannya:
- 0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.
- 0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings

b) Baja karbon menengah (medium carbon steel )


kandungan karbonnya: 0,3 – 0,6%C
dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing, quenching, dan
tempering
banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya martensit
lebih kuat dari baja karbon rendah
aplikasi :poros, roda gigi, crankshaft
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
Penggunaan:
0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.
0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges

c) Baja karbon tinggi (high carbon steel)


Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 % C
Penggunaan :
screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives,
drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting
steel, wire drawing dies, fine cutters
kandungan karbonnya: 0,6 < % C ≤ 1,7
dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing, quenching, dan
tempering
banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya martensit
paling keras, paling kuat, paling getas di antara baja karbon lainnya
tahan aus
aplikasi :pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi, rel kereta api,perkakas potong, dies
2) Baja Paduan (Alloy steel)
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)
Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:
Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special alloy
steel) &high speed steel.
Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium,
manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke
dalam baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti
menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingka terhadap baja karbon (carbon steel).
High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti
drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena
alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat
dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali
daripada carbon steel

Jenis Lainnya :
Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
Baja tahan garam (acid-resisting steel)
Baja tahan panas (heat resistant steel)
Baja tanpa sisik (non scaling steel)
Electric steel
Magnetic steel
Non magnetic steel
Baja tahan pakai (wear resisting steel)
Baja tahan karat/korosi
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka
diperoleh lima kelompok baja yaitu:
Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)

3. Sifat Baja
Baja tahan garam (acid-resisting steel)
Baja tahan panas (heat resistant steel)
Baja tanpa sisik (non scaling steel)
Electric steel
Magnetic steel
Non magnetic steel
Baja tahan pakai (wear resisting steel)
Baja tahan karat/korosi

B. Proses Pembuatan Baja

aja adalah logam yang terbuat dari besi sebagai bahan dasar dan karbon sebagai bahan
campurannya. Karakteristik utama dari besi ialah mempunyai struktur yang kuat dan keras.
Penambahan karbon di sini berguna untuk memperkuat dan memperkeras besi. Teapi di sisi lain,
penambahan karbon secara berlebihan dapat mengakibatkan struktur baja menjadi rapuh.
Kandungan karbon di dalam baja biasanya berkisar antara 0,2-2,1 persen dari berat baja tersebut
tergantung kelasnya. Kini baja menjadi salah satu material yang paling populer digunakan untuk
membuat konstruksi bangunan.
Besi sudah dikenal dalam sejarah peradaban manusia di Mesir sejak 3000 SM. Metode
pengerasan besi menggunakan teknik heat treatment bahkan sudah menyebar luas di kalangan
masyarakat Yunani sejak pada 1000 SM. Sedangkan pembuatan besi tempa telah dilakukan
sedari abad 14 M, di mana proses ini secara tidak sengaja juga terkadang menghasilkan baja.
Kegiatan memproduksi baja secara kecil-kecilan baru dimulai pada tahun 1960. Dari sinilah,
baja terus mengalami perkembangan sampai sekarang. Anda bisa menyaksikannya sendiri
bagaimana baja kini menjadi salah satu material yang begitu penting.

1. Metode pembuatan baja


Pada prinsipnya, baja dibuat di dalam dapur yang didesain secara khusus untuk
pengolahan baja. Bahan dasar yang digunakan dalam proses ini meliputi besi kasar yang padat
atau cair, besi bekas atau sekrap, dan tambahan logam-logam tertentu. Sementara itu proses
pembuatan baja sendiri terdiri atas berbagai macam metode. Setidaknya terdapat 8 macam teknik
dasar yang dapat digunakan untuk membuat baja.
a. Metode Konvertor
Sesuai namanya, metode konvertor merupakan
teknik pembuatan baja yang menggunakan bantuan
alat konvertor. Wujud alat ini berupa tabung yang
berbentuk bulat memanjang dan menghadap ke
samping. Makanisme dalam proses pembuatannya
yaitu masukkan kokas ke dalam konvertor untuk
dipanaskan hingga suhunya mencapai 1.500 derajat
celcius. Lalu konvertor dimiringkan kembali untuk
memasukkan bijih besi dan bahan alloy sampai
volumenya 1/8 dari kapasitas konvertor. Kemudian
udara bertekanan sekitar 1,5- 2 atm dihembuskan
dari kompresor ke konvertor selama 20-30 menit.

b. Metode Bassemer

Proses bassemer memanfaatkan reaksi asam untuk


menciptakan struktur baja. Proses ini
menggunakan material tahan api yang
mengandung kuarsa asam atau aksid asam (SiO2).
Sedangkan bahan dasar yang dipakai berupa besi
kasar kelabu dengan wujud cair. Metode bassemer
sama sekali tidak menggunakan kalsium oksida
(CaO) supaya menghindari terbentuknya kalsium
silikat (CaSiO3), di mana percampuran SiO2
ditambah Cao menghasilkan CaSiO3.

c. Metode Thomas

Pada proses thomas, pembuatan baja


memanfaatkan reaksi kimia yang bersifat basa.
Lapisan baja paling dalam berupa material yang
tahan api seperti kalsium karbonat (CaCO3) serta
magnesium karbonat (Mg CO3). Wujud besi yang
digunakan sebagai bahan dasar adalah besi kasar
putih yang mengandung fosfor sekitar 1,7-2
persen, magnesium sekitar 1-2 persen, dan silikon
sekitar 0,6-0,8 persen. Jadi ketika unsur
magnesium dan silikon terbakar, fosfor pun lantas
akan bereaksi membentuk phospor oksida (P2O5).
Pengeluaran besi cair selanjutnya bisa dilakukan
dengan menambah zat kapur (CaO). Sehingga terjadilah reaksi kimia yaitu 3 (CaO) ditambah
P2O5 menghasilkan Ca3(PO4)2 dibaca terak cair.

d. Metode Siemens Martin

Kekhasan dari metode ini adalah


menggunakan sistem regenerator bersuhu
sekitar 3.000 derajat celcius untuk
memanaskan gas atau udara, meningkatkan
temperatur dapur, sebagai landasan dapur,
dan juga menghemat penggunaan tempat.
Metode siemens martin ini tidak terikat
dengan bahan dasar sehingga bisa
menggunakan besi kelabu maupun besi
putih. Agar menghasilkan baja dengan
kualitas yang sesuai standar, bahan baku
besi kelabu tadi harus dilapisi dengan batu
silika (SiO2) di dinding bagian dalamnya.
Begitu pula dengan besi putih wajib dilapisi
dengan batu dolomit berupa magnesium
karbonat (MgCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3) dengan perbandingan 60:40.

e. Metode Basic Oxygen Furnace

Proses pembuatan baja memakai prinsip


basic oxygen furnace dimulai dengan
memasukkan logam cair ke ruang bakar.
Setelah itu, oksigen bertekanan lebih dari
1.000 kN/m2 dihembuskan melalui Oxygen
Lance menuju ke ruang bakar dengan
kecepatan tinggi. Terakhir, tambahkan
bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan
kadar fosfor dan belerangnya. Kelebihan
dari metode ini yaitu prosesnya yang relatif
lebih singkat cuma berkisar 50 menit, tak
diperlukan lagi tuyer di bagian bawah,
hanya menggunakan oksigen murni, dan
biaya pembuatannya pun terbilang lebih
murah.

f. Metode Dapur Listrik

Metode dapur listrik ini memanfaatkan temperatur yang tinggi dengan memakai busur
cahaya electrode dan induksi listrik. Hal ini memungkinkan pencapaian suhu maksimal hanya
membutuhkan waktu yang singkat dan
temperaturnya pun dapat diatur dengan mudah
sehingga kerugian akibat proses penguapan di sini
bisa diminimalisir. Di samping itu, tingkat
efisiensi termis dapur pada teknik ini pun
terbilang lebih tinggi dengan perlindungan
maksimal terhadap cairan besi.

g. Metode Dapur Kopel


Pengolahan besi kasar kelabu serta besi bekas
menjadi baja umumnya juga dikerjakan dengan
metode dapur kopel. Metode ini dilakukan dengan
memanaskan bahan pembentuk baja terlebih dahulu
supaya terbebas dari uap air selama kurang lebih 15
jam lamanya. Perhatikan udara yang dihembuskan
dengan kecepatan rendah sampai kokas mencapai
700-800 mm dari dasar tungku. Setelah itu,
masukkanlah besi kasar dan baja bekas secara
bertahap dengan kapasitas 10-15 persen setiap jam.
Setelah terbentuk baja cair, pengeluaran baja cair
tersebut baru boleh dilaksanakan setelah 15 menit kemudian.

h. Metode Dapur Cawan


Dan untuk metode pembuatan baja yang terakhir
yaitu metode dapur cawan. Ini merupakan salah
satu metode yang paling banyak digunakan
sampai sekarang. Adapun mekanismenya adalah
sebagai berikut. Pertama-tama, masukkanlah
besi kasar dan baja bekas ke dalam dapur cawan,
lalu tutup dengan rapat. Kemudian masukkan
gas-gas panas yang mengelilingi cawan ini
sehingga membuat muatan cawan akan mencair.
Lantas cairan baja tersebut pun siap dituang
untuk diolah menjadi baja tulangan. Apabila
ingin membentuk baja dengan karakteristik tertentu, tambahkan bahan alloy sesuai sifat dan
karakteristik baja yang ingin dimunculkan.

C. Klasifikasi dan Industri Baja


 Klasifikasi Baja
Baja dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan komposisi
a) Baja karbon
b) Baja paduan rendah
c) Baja tahan kuat
2. Berdasarkan proses pembuatan
a) Tanur baja terbuka
b) Dapur listrik
c) Proses oksidasi dasar
2. Berdasarkan bentuk produk
a) Pelat batangan
b) Tabung
c) Lembaran
d) Pita
e) Bentuk struktural
2. Berdasarkan struktur mikro
a) Feritik
b) Perlitik
c) Martensitik
d) Austenitik
3. Berdasarkan kegunaan dalam konstruksi
a) Baja Struktural
b) Baja Non-Struktural

 Industry Baja
Tahun 1980, lebih dari 500.000 pekerja di industri baja. Pada tahun 2000, pekerja
di industri baja menurun hingga 224.000.
Sejak tahun 2000, beberapa perusahaan baja Cina dan India [10] telah menjadi
perusahaan besar di industri ini, seperti Tata Steel, Shanghai Baosteel Corporation dan
Grup Shagang. Produsen baja terbesar di dunia adalah ArcelorMittal.
Pada tahun 2005, British Geological Survey menyatakan bahwa Cina adalah
produsen baja terbesar di dunia, sekitar sepertiga produksi baja dunia berasal dari Cina,
disusul oleh Jepang, Russia dan Amerika Serikat.
Tahun 2008, baja menjadi komoditas perdagangan di London Metal Exchange.
Pada akhir 2008, industri baja sempat terjatuh sehingga banyak menyebabkan pemutusan
hubungan kerja.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur
paduan utamanya.Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Baja pada dasarnya adalah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai dengan
1,67 % (maksimal). Jenis-jenis baja dibagi menjadi beberapa macam, yaitu baja karbon, baja
paduan dan baja tahan karat (Stainless Steel). Proses pembuatan baja terbagi menjadi tiga, yaitu :
proses konvertor, proses terbuka (Open Hearth Furnace) dan proses dapur listrik (Electric Arc
Furnace).
B.     Saran
Dalam makalah kami tentunya banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan baik
dalam penulisan, maupun pemaparannya.Dan juga mungkin materi yang kami sampaikan
mungkin banyak kekuranganya.Maka dari itu kritik dan saran yang membangundari pembaca
sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembuatan_baja#:~:text=Dalam%20pembuatan%20baja%2C
%20kotoran%20seperti,menghasilkan%20berbagai%20nilai%20dari%20baja

http://fahmikurniawan95.blogspot.com/2016/01/makalah-proses-pembuatan-baja-bab-i-
dan.html?m=1
https://arafuru.com/sipil/ini-dia-8-metode-proses-pembuatan-baja.html
https://dokumen.tips/documents/makalah-proses-pembuatan-baja-56bbb295d9c66.html
https://duniaotomotifbersama.blogspot.com/2017/12/contoh-makalah-baja-dan-paduannya.html
http://eprints.ums.ac.id/20251/4/BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai