Makalah Pembuatan Baja - Fitri Rosalia Gulo - Si-3b (1905021051)
Makalah Pembuatan Baja - Fitri Rosalia Gulo - Si-3b (1905021051)
Di Susun Oleh :
NIM : 1905021051
Kelas : SI-3B
Dosen Pengampu :
Puji serta syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “PEMBUATAN BAJA” tepat pada
waktunya.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Material dan Bahan
Bangunan. Dalam pembahasannya menyangkut pengertian dan pemahaman tentang pokok
bahasan.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan dikarenakan
kurangnya pengetahuan yang saya miliki, maka dari itu kritik dan saran dari Bapak dan semua
pihak sangat diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membaca
khususnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terwujudnya makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Baja banyak digunakan untuk pembuatan elemen mesin separti poros, roda gigi, pasak,
dan elemen lainnya. Pemakaian baja ini tak lepas dari sifatnya yang keras, kuat, ulet, seperti
misalnya pada roda gigi khususnya pada roda gigi reducer. Pada dunia industri roda gigi
mempunyai peranan yang sangat penting. Terutama pada mesin produksi atau perkakas dimana
komponen roda gigi merupakan komponen yang tidak dapat digantikan dari dahulu hingga
sekarang. Agar mendapatkan kualitas yang diinginkan, maka diperlukannya bahan yang keras
dan tangguh.
Oleh karena itu untuk menghasilkan permukaan yang keras dan inti yang liat pada baja
karbon maka dapat diperkaya dengan pemanasan pada baja tersebut dengan temperatur tertentu
dalam media carburizing yang akan menghasilkan lapisan permukaan yang sangat keras dan inti
yang liat. Media carburizing dapat berupa fasa gas, cair atau padat ( bubuk pengeras, arang kayu
atau pasta ). Carburizing bermanfaat untuk mendapatkan inti yang liat dan permukaan yang keras
biasanya digunakan pada noken as, roda gigi beban berat dan komponen-komponen lain. Karena
pengerasan disesuaikan dengan kebutuhannya, maka kekerasan tidak selalu 2 dilakukan pada
semua titik pada bagian mesin tersebut. Misalnya pada roda gigi yang pengerasannya hanya
dilakukan pada bidang kontaknya. Jenis baja yang dapat dicarburizing adalah baja yang memiliki
kadar karbon maksimum 0,25 %, baja cor, tuang otomatis (killed free cutting steel) dan baja tarik
dalam (deep drawing steel sheet). (Deny Rianggoro, 2002). Berdasarkan latar belakang
pengarbonan serta penerapan komponen pada roda gigi reducer sehingga terdorong untuk
meneliti sifat fisis dan mekanis roda gigi reducer.
B. Rumusan Masalah
Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian, jangkauan data agar tidak melebar pada
permasalahan yang lebih luas, maka perlu adanya pembatasan masalah penelitian. Pembatasan
tersebut antara lain adalah:
1. Material yang digunakan adalah roda gigi pada reducer dengan merk TKB, CEA, CCM.
2. Proses pengarbonan dengan arang kayu selama 1 jam, 2 jam, 3 jam pada temperature 950
⁰C.
3. Pendinginan dilakukan di dalam ruangan.
4. Pengujian yang dilakukan meliputi :
a. Pengujian koposisi kimia
b. Pengujian struktur mikro
c. Pengujian kekerasan
d. Difusi karbon
C. Tujuan
Tujuan dilakukapya penelitian pada roda gigi reducer merk TKB, CEA, CCM ini adalah
untuk :
1. Mengetahui kandungan unsur kimia pada batang cacing yang diteliti.
2. Membandingkan struktur mikro yang ada pada batang cacing sebelum dan sesudah
dicarburizing.
3. Membandingkan harga kekerasan pada batang cacing sebelum dan sesudah dicarburizing.
4. Mengetahui difusi karbon pada batang cacing sesudah dicarburizing.
D. Manfaat
Penelitian tentang roda gigi reducer merk TKB, CEA, CCM ini sangat bermanfaat bagi :
1. Pengembangan Akademis Penyusun dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan dapat
berbagi informasi berupa hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan kepada pembaca atau
ahli permesinan dan komponen sebagai referensi dan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan tentang carburizing.
2. Pengembangan Industri Hasil penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi dalam
upaya memajukan teknologi industri logam, industri permesinan dan industri lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengenalan Baja
Baja merupakan salah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari besi.Baja
ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang menyebabkan tercampurnya besi
dengan bahan karbon pada proses pembakaran, sehingga membentuk baja yang
mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada besi.
Bila dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya, baja lebih banyak memiliki
keunggulan-keunggulan yang tidak terdapat pada bahan-bahan konstruksi
lain.Disamping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan kekuatan tekan tanpa
membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifat-sifat lain yang
menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu material yang umum dipakai.
Baja karbon adalah material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan unsurkedua
yang berpengaruh pada sifat‐sifatnya adalah karbon, sedangkan unsur yang lainberpengaruh
menurut prosesentasenya. Baja karbon merupakan salah satu jenis logampaduan besi karbon
terpenting dengan prosentase berat karbon hingga 2,11%. Bajakarbon memiliki kadar C hingga
1.2% dengan Mn 0.30%-0.95%. Elemen-elemenprosentase maksimum selain bajanya sebagai
berikut: 0.60% Silicon, 0.60% Copper.
Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang untuk bentang
lengkungan (arch) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777 – 1779.
Dalam kurun waktu 1780 – 1820,. Dibangun lagi sejumlah jembatan dari besi tuang, kebanyakan
berbentuk lengkungan dengan balok – balok utama dari potongan – potongan besi tuang
indivudual yang membentuk batang – batang atau kerangka (truss) konstruksi. Besi tuang juga
digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi sampai sekitar tahun
1840.
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh pertamanya
yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales yang dibangun pada 1846 –
1850. Jembatan ini menggunakan gelagar –gelagar tubular yang membentang sepanjang 230 –
460 – 460 – 230 ft (70 – 140 – 140 – 70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.
Proses canai (rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat besi tuang dan
besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang – batang mulai dicanai pada skala industrial
sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai sekitar 1820 dan diperluas sampai pada bentuk – I
menjelang tahun 1870-an.
Perkembangan proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur dasar pada konverter
Bessemer (1870) serta tungku siemens-martin semakin memperluas penggunaan produk –
produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja telah mengganti kedudukan besi
tempa sebagai bahan bangunan logam yang terutama. Dewasa ini (1990-an), baja telah memiliki
tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100 000 pounds per square inch, psi (165 sampai 690
MPa), dan telah tersedia untuk berbagai keperluan struktural.
a. Struktur Baja
Struktur dapat dibagi menjadi tiga kategori umum :
1) Struktur rangka (framed structure), dimana elemen – elemennya kemungkinan terdiri dari
batang – batang tarik, balok, dan batang – batang yang mendapatkan beban lentur
kombinasi dan beban aksial,
2) Struktur tipe cangkang (shell type structure), dimana tegangan aksial lebih dominan,
3) Struktur tipe suspensi (suspension type structure), dimana tarikan aksial lebih
mendominasi sistem pendukung utamanya.
a) Struktur Rangka
Kebanyakan konstruksi bangnan tipikal termasuk dalam kategori ini. Bangunan berlantai
banyak biasanya terdiri dari balok dan kolom, baik yang terhubungkan secara rigid atau hanya
terhubung sederhana dengan penopang diagonal untuk menjaga stabilitas. Meskipun suatu
bangunan berlantai banyak bersifat tiga dimensional, namun biasanya bangunan tersebut
didesain sedemikian rupa sehingga lebih kaku pada salah satu arah ketimbang arah lainnya.
Dengan demikian, bangunan tersebut dapat diperlakukan sebagai serangkaian rangka (frame)
bidang. Meskipun demikian, bila perangkaan sedemikian rupa sehingga perilaku batang –
batangnya pada salah satu bidang cukup mempengaruhi perilaku pada bidang lainnya, rangka
tersebut harus diperlakukan sebagai rangka ruang tiga dimensi.
Bangunan – bangunan industrial dan bangunan – bangunan sau lantai tertentu, seperti
gereja, sekolah, dan gelanggang, pada umumnya menggunakan struktur rangka baik secara
keseluruhan maupun hanya sebagian saja. Khususnya sistem atap yang mungkin terdiri dari
serangkaian kerangka datar, kerangka ruang, sebuah kubah atau mungkin pula bagian dari suatu
rangka datar atau rangka kaku satu lantai dengan pelana. Jembatan pun kebanyakan merupakan
struktur rangka, seperti balok dan gelagar pelat atau kerangka yang biasanya menerus.
b. Desain
1) Desain Struktur
Desain struktur dapat didefinisikan sebagai suatu paduan dari sains dan seni, yang
mengkombinasikan perasaan intuitif seorang insinyur yang berpengalaman mengenai perilaku
struktur dengan pengetahuan yang mendalam mengenai prinsip – prinsip statika, dinamika,
mekanika bahan dan analisis struktur, untuk menciptakan suatu struktur yang aman dan
ekonomis sehingga dapat berfungsi seperti yang diharapkan.
2) Prinsip – prinsip Desain
Desain merupakan suatu proses untuk mendapatkan penyelesaian yang optimum. Dalam
desain apapun, harus ditentukan sejumlah kriteria untuk menilai apakah yang optimum tersebut
telah tercapai atau belum. Untuk sebuah struktur, kriteria – kriteria tersebut dpat berupa :
Biaya minimum,
Berat yang minimum,
Waktu konstruksi yang minimum,
Jumlah tenaga kerja minimum,
Biaya pembuatan produk – produk pemilik yang minimum,
Efisiensi pengoperasian yang maksimum bagi pemilik.
Biasanya dilibatkan beberapa kriteria yang masing – masing perlu diberi bobot nilai.
Dengan memperhatikan kriteria yang mungkin seperti diatas, tampaklah bahwa penentuan
kriteria – kriteria yang terukur dengan jelas pun (seperti berat dan biaya) untuk mencapai suatu
optimum kerap kali terbukti tidak mudah, bahkan mustahil dilakukan. Dalam kebanyakan situasi
praktis, penilaian hanya dapat dilakukan secara kualitatif.
Apabila suatu kriteria tertentu dapat diwujudkan secara matematis, untuk memperoleh
titik maksimum dan minimum dari fungsi objektif yang bersangkutan, dapat digunakan teknik –
teknik optimasi. namun hendaknya kita tidak melupakan kriteria subyektif lainnya, walaupun
pengintegrasian dai prinsip – prinsip perilaku dengan desain elemen – elemen baja struktur
hanya berdasarkan kriteria – kriteria objektif yang sderhana saja, misalnya berat dan biaya.
3) Prosedur Desain
Prosedur desain dapat dianggap terdiri dari dua bagian, desain fungsional dan deain
kerangka kerja struktural. Desain fungsional menjamin tercapainya hasil – hasil yang
dikehendaki seperti :
Area kerja yang lapang dan mencukupi,
Ventilasi atau pengkondisian udara yang tepat,
Fasilitas – fasilitas transfortasi yang memadai, seperti lift, tangga, dan derek atau alat –
alat untuk menangani bahan – bahan,
Pencahayaan yang cukup,
Estetika.
Desain kerangka kerja struktural berarti pemilihan susunan serta ukuran elemen – elemen
struktur yang tepat, sehingga beban – beban layanan bekerja dengan aman.
Secara gari besar, prosedur desain secara iteratif dapat digambarkan sebagai berikut :
Perencanaan. Penentuan fungsi – fungsi yang akan dilayani oleh struktur yang
bersangkutan. Tentukan kriteria – kriteria untuk mengukur apakah desain yang
dihasilkan telah mencapai optimum.
Konfigurasi struktur pendahuluan. Susunan dari elemen – elemen yang akan melayani
fungsi – fungsi pada langkah 1
Penentuan beban – beban yang harus dipikul.
Pemilihan batang pendahuluan. Pemilihan ukuran batang yang memenuhi kriteria
objektif, seperti berat atau biaya minimum dilakukan berdasarkan keputusan dari
langkah 1,2 dan 3.
Analisis. Analisis struktur dengan membuat model beban – beban dan kerangka kerja
struktural untuk mendapatkan gaya – gaya internal dan defleksi yang dikehendaki.
Evaluasi. Apakah semua persyaratan kekuatan dan kemampuan kerja telah terpenuhi dan
apakah hasilnya sudah optimum? Bandingkan dengan kriteria – kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya.
Redesain. Sebagai hasil dari evaluasi, diperlukan pengulangan bagian mana saja dai
urutan 1 sampai dengan 6. Langkah – langkah tersebut merupakan suatu proses iteratif.
Namun dengan mengingat bahwa konfigurasi struktur dan pembebanan luar telah
ditentukan sebelumnya.
2. Material baja
a. Jenis – jenis Baja
Dengan baja dimaksudkan suatu bahan dengan keserbasamaan yang besar, yang terutama
terdiri atas ferrum (Fe) dalam bentuk hablur dan 0,04 @ 1,6% zat arang (C); zat arang itu didapat
dengan jalan membersihkan bahan pada temperatur yang sangat tinggi, dengan menggunakan
proses – proses yang akan disebut sebagian besar dari besi kasar, yang dihasilkan oleh dapur –
dapur tinggi.
Semua jenis – jenis baja sedikit banyak dapat ditempa dan dapat disepuh, sedangkan
untuk baja lunak pada tegangan yang jauh dibawah kekuatan tarik atau batas patah TB, yaitu apa
yang dinamakan batas lumer atau tegangan lumer Tv, terjadi suatu keadaan yang aneh, dimana
perubahan bentuk berjalan terus beberapa waktu, dengan tidak memperbesar beban yang ada.
Sifat – sifat baja bergantung sekali kepada kadar zat arang, semakin bertambah kadar ini,
semakin naik tegangan patah dan regangan menurut prosen, yang terjadi pada sebuah batang
percobaan yang dibebani dengan tarikan, yaitu regangan patah menjadi lebih kecil.
Persentase yang sangat kecil dari unsur – unsur lainnya, dapat mempengaruhi sifat – sifat
baja dengan kuat sekali, secar baik atau jelek. Guna membedakannya, jenis – jenis baja diberi
nomor yang sesuai dengan tegangan patah yang dijamin dan yang terendah pada percobaan tarik
yang normal, tetapi untuk setiap jenis baja juga ditentukan suatu TBmaks.
Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :
Baja karbon (Carbon steel)
Baja paduan (Alloy steel)
Jenis Lainnya :
Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
Baja tahan garam (acid-resisting steel)
Baja tahan panas (heat resistant steel)
Baja tanpa sisik (non scaling steel)
Electric steel
Magnetic steel
Non magnetic steel
Baja tahan pakai (wear resisting steel)
Baja tahan karat/korosi
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka
diperoleh lima kelompok baja yaitu:
Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
3. Sifat Baja
Baja tahan garam (acid-resisting steel)
Baja tahan panas (heat resistant steel)
Baja tanpa sisik (non scaling steel)
Electric steel
Magnetic steel
Non magnetic steel
Baja tahan pakai (wear resisting steel)
Baja tahan karat/korosi
aja adalah logam yang terbuat dari besi sebagai bahan dasar dan karbon sebagai bahan
campurannya. Karakteristik utama dari besi ialah mempunyai struktur yang kuat dan keras.
Penambahan karbon di sini berguna untuk memperkuat dan memperkeras besi. Teapi di sisi lain,
penambahan karbon secara berlebihan dapat mengakibatkan struktur baja menjadi rapuh.
Kandungan karbon di dalam baja biasanya berkisar antara 0,2-2,1 persen dari berat baja tersebut
tergantung kelasnya. Kini baja menjadi salah satu material yang paling populer digunakan untuk
membuat konstruksi bangunan.
Besi sudah dikenal dalam sejarah peradaban manusia di Mesir sejak 3000 SM. Metode
pengerasan besi menggunakan teknik heat treatment bahkan sudah menyebar luas di kalangan
masyarakat Yunani sejak pada 1000 SM. Sedangkan pembuatan besi tempa telah dilakukan
sedari abad 14 M, di mana proses ini secara tidak sengaja juga terkadang menghasilkan baja.
Kegiatan memproduksi baja secara kecil-kecilan baru dimulai pada tahun 1960. Dari sinilah,
baja terus mengalami perkembangan sampai sekarang. Anda bisa menyaksikannya sendiri
bagaimana baja kini menjadi salah satu material yang begitu penting.
b. Metode Bassemer
c. Metode Thomas
Metode dapur listrik ini memanfaatkan temperatur yang tinggi dengan memakai busur
cahaya electrode dan induksi listrik. Hal ini memungkinkan pencapaian suhu maksimal hanya
membutuhkan waktu yang singkat dan
temperaturnya pun dapat diatur dengan mudah
sehingga kerugian akibat proses penguapan di sini
bisa diminimalisir. Di samping itu, tingkat
efisiensi termis dapur pada teknik ini pun
terbilang lebih tinggi dengan perlindungan
maksimal terhadap cairan besi.
1. Berdasarkan komposisi
a) Baja karbon
b) Baja paduan rendah
c) Baja tahan kuat
2. Berdasarkan proses pembuatan
a) Tanur baja terbuka
b) Dapur listrik
c) Proses oksidasi dasar
2. Berdasarkan bentuk produk
a) Pelat batangan
b) Tabung
c) Lembaran
d) Pita
e) Bentuk struktural
2. Berdasarkan struktur mikro
a) Feritik
b) Perlitik
c) Martensitik
d) Austenitik
3. Berdasarkan kegunaan dalam konstruksi
a) Baja Struktural
b) Baja Non-Struktural
Industry Baja
Tahun 1980, lebih dari 500.000 pekerja di industri baja. Pada tahun 2000, pekerja
di industri baja menurun hingga 224.000.
Sejak tahun 2000, beberapa perusahaan baja Cina dan India [10] telah menjadi
perusahaan besar di industri ini, seperti Tata Steel, Shanghai Baosteel Corporation dan
Grup Shagang. Produsen baja terbesar di dunia adalah ArcelorMittal.
Pada tahun 2005, British Geological Survey menyatakan bahwa Cina adalah
produsen baja terbesar di dunia, sekitar sepertiga produksi baja dunia berasal dari Cina,
disusul oleh Jepang, Russia dan Amerika Serikat.
Tahun 2008, baja menjadi komoditas perdagangan di London Metal Exchange.
Pada akhir 2008, industri baja sempat terjatuh sehingga banyak menyebabkan pemutusan
hubungan kerja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur
paduan utamanya.Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Baja pada dasarnya adalah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai dengan
1,67 % (maksimal). Jenis-jenis baja dibagi menjadi beberapa macam, yaitu baja karbon, baja
paduan dan baja tahan karat (Stainless Steel). Proses pembuatan baja terbagi menjadi tiga, yaitu :
proses konvertor, proses terbuka (Open Hearth Furnace) dan proses dapur listrik (Electric Arc
Furnace).
B. Saran
Dalam makalah kami tentunya banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan baik
dalam penulisan, maupun pemaparannya.Dan juga mungkin materi yang kami sampaikan
mungkin banyak kekuranganya.Maka dari itu kritik dan saran yang membangundari pembaca
sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembuatan_baja#:~:text=Dalam%20pembuatan%20baja%2C
%20kotoran%20seperti,menghasilkan%20berbagai%20nilai%20dari%20baja
http://fahmikurniawan95.blogspot.com/2016/01/makalah-proses-pembuatan-baja-bab-i-
dan.html?m=1
https://arafuru.com/sipil/ini-dia-8-metode-proses-pembuatan-baja.html
https://dokumen.tips/documents/makalah-proses-pembuatan-baja-56bbb295d9c66.html
https://duniaotomotifbersama.blogspot.com/2017/12/contoh-makalah-baja-dan-paduannya.html
http://eprints.ums.ac.id/20251/4/BAB_I.pdf