Anda di halaman 1dari 12

A.

PENGERTIAN
Secara umum seksual dapat diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan alat reproduksi
seseorang, baik laki-laki maupun perempuan. Seksualitas merupakan aspek-aspek yang terdapat
pada kehidupan manusia yang didorong oleh 3 aspek, yaitu berdasarkan faktor biologis (padangan
terkait anatomi dan fisiologis dari system reproduksi), psikologis (pandangan terhadap identitas
jenis kelamin, sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap identitas diri), dan budaya (pandangan
berdasarkan keyakinan yang berlaku di masyarakat serta perilaku yang ditunjukkan).
Sedangkan seks merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang memiliki sifat mstmktif
dan iaten. Artinya seks merupakan kebutuhan secara alamiah, untuk mendapatkan sebuah
pemenuhan. Kebutuhan seks dapat meningkat pada saat usia remaja. Perilaku seksual dapat
diartikan sebagai manifestasi dari adanya dorongan seksual yang melibatkan anggota tubuh
manusia maupun hormone.
B. TANDA DAN GEJALA
Saat seseorang melakukan hubungan intim tanpa menggunakan sebuah pengaman dapat
menimbulkan resiko terkena penyakit kelamin atau penyakit menular seksual. Penyakit ini dapat
muncul tanpa kita sadari, bahkan bsia saja tidak menimbulkan tanda dan gejala yang jelas. Berikut
beberapa tanda dan gejala, antara lain:
1. Alat kelamin mengeluarkan cairan
2. Nyeri saat buang air kecil
3. Alat kelamin terasa gatal
4. Keputihan abnormal (keputihan keluar dalam jumlah banyak, berbau, dan berwarna kuning
kehijauan)
5. Nyeri saat berhubungan seks
6. Kutil/memar yang berada disekitar mulut alat kelamin

C. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya seseorang mengalami gangguan seksualitas, antara lain :
1. Trauma seksual
2. Masalah psikologis
3. Gaya hidup dan cara menjaga kebersihan organ reproduksi
4. Diabetes
5. Penyakit jantung atau kondisi medis lainnya
6. Penyalahgunaan obat-obatan narkotika
7. Penggunaan alcohol (dapat beresiko pada kanker payudara)

D. PATOFISIOLOGIS
- Gangguan Reproduksi melalui bakteri
Bakteri merupakan organisme terkecil yang hanya bisa dilihat melalui mikroskop, bakteri
dapat menyerang sel-sel tubuh sehingga menggandakan jumlah mereka. Beberapa bakteri
yang dapat berpengaruh pada organ reproduksi, antara lain :
Chlamydia Trachomatis (penyebab klamidia)
Chlamydia trachomatis termasuk dalam genus Chlamydia dan mempunyai bentuk yang
tidak beraturan. Ia membutuhkan inang pada sel makhluk hidup lain, sehingga bakteri ini
tidak mungkin hidup di luar tubuh makhluk hidup. Inilah sebabnya bakteri ini senang
menyerang sel epitel kolom pada leher rahim (serviks), uretra, dan rektum pada manusia.
Nesseria Gonorrhae (penyebab gonore/kencing nanah)
Bakteri ini termasuk jenis bakteri gram negatif yang berbentuk kokus atau bulat. Biasanya,
bakteri ini menempel dua-dua sehingga disebut diplokokus.
Bakteri ini dapat dengan mudahnya berkembang biak di membran mukus seperti di mulut,
tenggorokan dan anus serta di organ genital seperti serviks, tuba fallopi dan uterus.
Penderita gonore dapat memiliki tanda dan gejala seperti nyeri atau sensasi panas saat
buang air kecil, kencing nanah, sakit tenggorokan, nyeri pada alat kelamin hingga
pembengkakan atau kemerahan pada lubang buan air kecil pada laki-laki.
Treponema pallidum (penyebab sipilis atau raja singa)
Adalah sejenis bakteri gram negatif yang berbentuk spiral. Bakteri ini menyebabkan
penyakit sifilis atau biasa disebut dengan raja singa. Seperti kedua jenis bakteri lain
penyebab penyakit menular seksual, bakteri ini juga merupakan bakteri gram negatif. Gejala
awal dari penyakit ini adalah muncul bisul di kelamin, anus, atau mulut, namun tidak terasa
nyeri.
- Gangguan reproduksi melalui virus :
Virus HIV
AIDS adalah singkatan dari acquired immune deficiency syndrome. Penyakit ini disebabkan
oleh virus HIV, yaitu human immunodeficiency virus. Virus ini akan menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia.Virus ini dapat tersebar melalui kontak langsung seperti darah dan
cairan yaitu cairan sperma, vagina, dan ASI sehingga beresiko terkena penyakit reproduksi.
Herpes Genitalis
Uretritis
- Gangguan reproduksi akibat gangguan pada organ reproduksi
Pada Wanita terdapat ovarium sebagai penghasil hormone estrogen dan progesterone, kedua
hormone ini dapat mempengaruhi perubahan fisik pada Wanita. Gangguan ovarium sering
dialami oleh Wanita usia subur. Pada laki-laki organ reproduksi yang berperan penting
dalam menghasilkan hormone yaitu testis.
E. PATHWAY

F. PENATALAKSANAAN
Organ reproduksi merupakan salah satu organ yang penting untuk pria maupun Wanita, karena
organ reproduksi dapat berperana sebagai penghasil sebuah keturunan. Akan tetapi resiko
terkena penyakit akibat gangguan seksual/reproduksi dapat terjadi jika kita tidak dapat
melakukan upaya dalam menjaga Kesehatan alat reproduksi. Untuk menghindari PMS
(Penyakit Menular Seksual) terdapat beberapa cara yang dapat digunakan, antara lain :
- Memiliki pasangan tetap dan tidak berganti-ganti pasangan
- Menghindari obat-obatan terlarang
- Berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu yang lama
- Mendiskusikan Riwayat penyakit seksual kepada pasangan
- Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara berkala untuk mencegah terjadinya
penyakit/penularan PMS
Pada Wanita perlu menjaga Kesehatan vagina, karena jika vagina bermasalah maka dapat
mempengaruhi organ reproduksi lainnya. Upaya menjaga kebersihan vagina, antara lain :
- Membersihkan alat kelamin bagian luar dan dari depan ke belakang
- Menjaga alat kelamin luar agar selalu kering
- Menggunaka celana dalam dengan bahan yang dapat menyerap keringat
- Tidak menahan untuk buang air
- Tidak memberi bedak di daerah vagina karna akan memicu kanker
- Jika menggunaka obat antiseptic, gunakan cukup 2 minggu sekali
- Melakukan pemeriksaan secara ruitn
Pada pria danjurkan untuk mengurangi kebiasaan mandi dengan air hangat dan tidak memakai
celana terlalu ketat karna berpengaruh pada sperma. Selain itu untuk penanganan pada klien yang
terkena penyakit pada organ reproduksi dapat dilakukan beberapa pengobatan, dimana hal ini
tergantung jenis, tipe, pola penyebaran, usia, dan kondisi Kesehatan. Antara lain :
- Pembedahan
- Kemoterapi
- Radioterapi
- Munoterapi
- Terapiologi
- Terapi hormdial

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Agama :
e. Pendidikan :
f. Pekerjaan :
g. Suku/bangsa :
h. Alamat :
i. Diagnosa medis :
j. Tanggal & jam masuk :
k. Sumber informasi :
l. Keluarga terdekat yang dapat dihubungi :
2. Riwayat Kesehatan :
- Riwayat Kesehatan sekarang
- Riwayat Kesehatan dahulu
- Riwayat Kesehatan keluarga
3. Riwayat seksual
a. Klien yang menerima perawatan kehamilan, PMS, infertility, kontrasepsi.
b. Klien yang mengalami disfungsi seksual/problem (impoten, orgasmic
dysfuntion, dll)
c. Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi seksual
(peny.jantung, DM, dll)
3. Pengkajian seksual mencakup :
a. Riwayat Kesehatan seksual
1) Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien
mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
2) Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan seksual
secara langsung – pertanyaan isyarat.

4. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik paling penting dalam mengevaluasi penyebab kekuatiran atau masalah
seksual dan mungkin merupakan kesempatan terbaik untuk memberi.

a. Inspeksi dan palpasi


Teknik infeksi dan palpasi digunakan oleh perawat untuk mengaji payudara dan
genitaliainternal dan eksternal klien. Perawat juga dapat mengajarkan klien mengenai cara
sadari yaitu pemeriksaan payudara sendiri kepada klien wanita
serta melakukan latihan kegel untuk menguatkan otot pubokoksigeus.
b. Beberapa riwayat kes. yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat PMS,
infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital, perubahan warna pada
genital, ggn fungsi urinaria, dll.
c. Identifikasi klien yang berisiko
Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya : adanya ggn
struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan,
abnormalitas anatomi genital
d. Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
e. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar
(masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
f. Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan mslh seksual; kurangnya
pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
g. Gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen ; kehilangan pasangan.
h. Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Disfungsi seksual
- Pola seksual tidak efektif

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No. TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

1 Disfungsi Label NOC : Label NIC :


seksual
 Sexuality Pattern,  konseling seksual
ineffective a. Membangun hubungan
 Self-esteem Situasional terapeutik, berdasarkan
Low kepercayaan dan rasa
 Rape Trauma Syndrome hormat.
Silent b. Menetapkan panjang
 Reaction hubungan konseling.
 Knowledge : Sexual c. Menyediakan privasi dan
Functioning menjamin kerahasiaan.
d. Menginformaikan pasien di
Setelah dilakukan asuhan
awal bahwa hubungan
keperawatan selama 1 .x 24
seksual adalah bagian
jam diharapkan klien
penting dari kehidupan
mampu untuk mengatasi
danbahwa penyakit, obat-
disfungsi seksual dengan obatan dan stres sering
kriteria hasil: merubah fungsi seksual.
e. Mmeberi informasi tentang
 Pemulihan dan
fungsi seksual.
penganiyaan seksualitas.
f. Diskusikan efek dari suatau
 Perubahan fidik dengan
penyakit, efek obat tentang
penuaan.
seksualitas, dan efek dari
 Wanita dan pria.
prubahan seksualitas pada
 Pengenalan dan
orang lain yang signifikan.
penerimaan identitas
g. Diskusikan tingkat
seksual pribadi.
penegtahuan pasien tentang
 Mengetahui masalah
seksualitas pada umumnya.
reproduksi.
h. Dorong pasien untuk
 Kontrol risiko penyakit
verbalisasi ketakutan dan
menular seksual (PMS).
mengajukan pertanyaan.
 Fungsi seksual: integritas
i. Diskusikan modifiksi dalam
aspek fsik, sosio emosi,
aktivitas seksual.
dan intelektual ekspresi
j. Membantu pasien untyk
dan performa seksual.
mengekpresikan kesedihan
 Menunjukkkan dapat
dan kemarahan tentang
beradaptasi dengan
perubahan dalam fungsi
ketidakmampuan fisik.
tubuh/ penampilan.
 Menunjukkan pemulihan
k. Hindari menampilkan
dari penganiayaan
keengganan untuk bagian
seksual.
tubuh yang berubah.
 Menunjukkan keinginan
l. Perkenalkan pasien untuk
untuk mendiskusikan
model peran positif yang
perubahan disfungsi
telah berhasil menaklukan
seksual.
masalah yang sama.
 Mengungkapkan secara
m. Berikan informasi faktual
verbal pemahaman
tentang mitos seksual
tentang pembatasan misinformasi yang pasien
indikasi medis. dapat verbalisasi.
 Meminta informasi yang n. Diskusikan bentuk-bentuk
dibutuhkan fungsi alternatif dari ekspresi
seksual. seksual yang diterima
 Penggunaan kontrasepsi pasien.
yang efektif. o. Anjurkan pasien hanya pada
teknik yang kompatibel
dengan nilai-nilai/
keyakinan.
p. Anjurkan pasien tentang
penggunaan obat-obatan
untuk meningkatkan
kemampuan untuk
melakukan hubungan
seksual.
q. Tentukan jumlah bersalah
seksual yang berhubungan
dengan persepsi pasien dari
faktor-faktor penyebab
penyakit.
r. Sertakan pasangan/
pasanhgan seksual dalam
konseling sebanyak
mungkin.
s. Gunakan humor dan
mendorong pasien untuk
menggunakan humor untuk
meringankan kecemasan
atau rasa malu.
t. Memberikan jaminan
bahwa praktik seksual saat
ini dan baru sehat.
u. Memberikan jaminan dan
ijin untuk bereksperimen
dengan bentuk-bentuk
alternatif dari eksperi
seksual.
v. Memberikan arahan/
konsultasi dengan anggota
lain dari tim perawatan
kesehatan .
w. Merujuk pasien ke seorang
terapis seks.

2 Ketidakefektifan Label NOC : Label NIC :


Pola seksual tidak
 Pemulihan dari a. Peningkatan Citra Tubuh:
efektif
Penganiayaaan Seksual meningkatnya persepsi
 Citra Tubuh sadar dan persepsi bawah
 Maturasi Fisik pada sadar serta sikap pasien
Wanita terhadap tubuhnya
 Maturasi Fisik pada Pria b. Peningkatan Koping:
 Penampilan peran membantu pasien
 Harga Diri menyesuaikan diri dengan

 Identitas Seksual persepsi stresor, perubahan,

Setelah dilakukan asuhan atas ancaman, yang

keperawatan selama 1 menghambat pemenuhan

x tuntutan hidup dan peran

24 jam diharapkan klien c. Peningkatan Peran :

mampu mengatasi membantu pasien, oramg

gangguan pola seksual terdekat, atau keluarga

tersebut dengan kriteria untuk meningkatkan


hasil: hubungan dengan
 Menunjukkan mengklarifikasi dan
Pemulihan dari menambah perilaku peran
Penganiayaan tertentu
Seksual, yang d. Peningkata Harga Diri:
dibuktikan oleh menbantu pasien
indikator berikut meningkatkan penilaian
(sebutkan 1-5: tidak pribadi tentang harga diri
ada, terbatas, e. Konseling Seksual:
sedang, banyak atau enggunaan proses
sangat banyak.) : pertolongan interaktif yang
1. Bukti hubungan berfokus pada kebutuhan
yang sesuai untuk membuat untuk
dengan individu membuat penyesuaian pada
sesama jenis praktik seksual atau
2. Bukti hubungan meningkatkan koping
yang sesuai terhadap gangguan atau
dengan lawan peristiwa seksual
jenis f. Penyuluhan Seks yang
3. Ekspresi Aman: memberi arahan
kenyamanan tentang perlindungan
dengan identitas seksual selama melakukan
gender dan aktivitas seksual
orientasi seksual g. Penyuluhan Seksualitas :
 Menunjukkan Harga membantu individu
Diri, yang memahami dimensi fisik
dibuktikan oleh dan psikologis pertumbuhan
indikator berikut dan perkembangan seksual.
(sebutkan 1-5: tidak
pernah, jarang,
kadang-kadang,
sering, atau selalu
positif) :
1. Pernyataan
tentang
penerimaan diri
2. Perasaan tentang
harga diri
3. Respons yang
diharapkan dari
orang lain
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai