Anda di halaman 1dari 34

Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia

ASUHAN KEBIDANAN
GANGGUAN SEKSUAL PADA
PASIEN GONORE
Dosen Pengampu : Ibu Ina Indriati, S.ST.,M.Keb
ANGGOTA KELOMPOK 8 :

1. Mira Diadhita Prameswari(216038)


2. Seiya Syaidatul Mufiddah (216013)
3. Khoirunnisa’ Ayu Styaningrum (216040)
4. Renata Reinka Faradisa (216012)
Definisi gangguan seksual
• Disfungsi seksual merupakan suatu kondisi ketika individu mengalami suatu
perubahan fungsi seksual selama fase respons seksual berupa hasrat,
terangsang atau orgasme yang dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna,
atau tidak kuat (NANDA, 2015).
• Istilah gangguan seksual menunjukkan adanya gangguan pada salah satu
atau lebih aspek fungsi seksual (Pangkahila, 2006). Bila didefinisikan secara
luas, gangguan seksual adalah ketidakmampuan untuk menikmati secara
penuh hubungan seks. Secara khusus, gangguan seksual adalah gangguan
yang terjadi pada salah satu atau lebih dari keseluruhan siklus respons
seksual yang normal (Elvira, 2006). Sehingga gangguan seksual dapat terjadi
apabila ada gangguan dari salah satu saja siklus respon seksual.
SIKLUS RESPON SEKSUAL ADA 4:
1. Fase Perangsangan (Excitement Phase)
2. Fase Plateau (bangkitan seksual)
3. Fase Orgasme (perasaan kepuasan seks )
4. Fase Resolusi (perubahan anatomik dan faal alat kelamin)

Etiologi Gangguan Seksual


Berikut ini ada beberapa penyebab terjadinya gangguan seksual yaitu :
● Dikarenakan adanya suatu penyakit seperti diabetes melitus, menurunnya
hormon, anemia, kurang gizi, dan lain-lain
● Adanya gangguan psikologis seperti depresi, fobia, dan gangguan lainnya.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Gangguan Seksual Perkembangan manusia
01 berpengaruh terhadap psiko-
sosial,emosional, dan biologis

Kultur/budaya
02
Nilai-nilai Realigi
03

Status Kesehatan
04
Hospitalisasi
05
Manifestasi Klinis Gangguan Seksual
Pada Pria :
1. Terjadinya penurunan libido
2. Obesitas
3. Mempunyai penyakit impoten
4. Adanya penyakit infeksi, seperti TBC, hepatitis, sehingga hilangnya kadar
hormon estrogen
Pada Wanita :
5. Penurunan gairah seksual
6. Terjadinya gangguan orgasme akibat kecemasan atau trauma seksual
7. Terjadinya dispareunia, ini adalah akibat vagina yang mengering
8. Terjadinya vaginismus, ini adalah vagina menjadi berkerut saat beraktivitas
9. Stres dan lelah
PENATALAKSANAAN GANGGUAN SEKSUAL

Prinsip penatalaksanaan dari disfungsi seksual pada pria dan wanita


adalah sebagai berikut :
1. Membuat diagnosa dari gangguan seksual
2. Mencari etiologi dari gangguan seksual tersebut
3. Pengobatan sesuai dengan etiologi gangguan seksual
4. Pengobatan untuk memulihkan fungsi seksual, yang terdiri dari
pengobatan bedah dan pengobatan non bedah (konseling
seksual dan sex theraphy, obat-obatan, alat bantu seks, serta
pelatihan jasmani).
Definisi gonore
Gonore adalah penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri
tersebut menginfeksi membran mukus dari saluran
reproduksi, termasuk serviks, uterus, serta tuba falopi pada
wanita, dan uretra pada wanita dan pria. Penyakit ini
ditularkan dari orang ke orang melalui kontak atau aktivitas
seksual yang melibatkan mukosa (vaginal, oral, dan anal).
ETIOLOGI GENORE
● Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini adalah bakteri
Gram negatif berbentuk diplokokus (berpasangan) dan merupakan patogen yang
eksklusif pada manusia.
● Neisseria gonorrhoeae merupakan bakteri intrasel, tidak bisa bertahan hidup
dengan baik di luar tubuh (ekstrasel). Tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati
pada keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39°C dan zat desinfektan.
● Bakteri ini memiliki tiga lapisan selubung sel dari luar ke dalam, yaitu membran luar,
peptidoglikan, dan membran sitoplasma. Struktur permukaan dari Neisseria
gonorrhoeae mencakup pili, protein seperti porin, Opacity-associated protein (Opa),
Reduction-modifiable protein (Rmp), dan protein lain. Struktur ini dapat berubah
karena sifatnya yang heterogen secara antigenik, sehingga menjadi salah satu
faktor dalam resistensi gonore.

Bakteri Neisseria gonorrhoeae


Faktor Resiko Gonore

● Gonore pada dewasa umumnya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan


pada bayi baru lahir disebabkan oleh terpaparnya bayi ketika melewati jalan
lahir dari ibu yang terinfeksi gonore.
● Faktor risiko dari penyakit ini adalah perilaku hubungan seksual yang tidak
sehat atau tidak aman, seperti mempunyai pasangan seksual lebih dari satu serta
melakukan hubungan seksual berisiko tanpa menggunakan proteksi.
● Faktor lain yang berpengaruh adalah lingkungan sosial ekonomi yang rendah,
melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia terlalu muda, penggunaan
obat-obatan, dan pernah mengalami infeksi gonore sebelumnya juga dapat
meningkatkan angka kejadian gonore.
Tinjauan Kasus Pasien
dengan penyakit
Gonore
A. Data Subjektif
 
Istri Suami
Nama : Ny. R Tn. E
Usia : 35 tahun 45 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Cimanggu,  
Gg. Mesjid
2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan datang ke Puskesmas Tanah Sareal untuk memeriksakan dirinya dan ingin
mengetahui hasil laboratorium. Ibu mengeluh keputihan berwarna putih susu agak kental,
berbau khas dan gatal, dan sakit pada saat BAK sejak usia kehamilan 2 minggu yang lalu.

3. Keluhan Sekarang :
Ini merupakan kehamilan kedua ibu, belum pernah keguguran.HPHT 22-10- 2015. Taksiran
persalinan menurut Bidan tanggal 29-07-2016. Gerakan janin dirasakan aktif. Ibu sering
memeriksakan kehamilannya di bidan atau Puskesmas. Ibu rutin mengkonsumsi vitamin dan
tablet penambah darah yang diberikan bidan.

4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu.


Anak pertama lahir tahun 2009, usia kehamilan 36 minggu, ibu mengalami perdarahan, jenis
persalinan SC, ditolong oleh Dokter, jenis kelamin laki-laki berat lahir 2200gram.
5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga.
Ibu dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, asma, TBC, hepatitis,
HIV/AIDS, jantung dan penyakit lainnya.

6. Riwayat KB
Ibu memakai Suntik 1 bulan selama 6 tahun sejak setelah melahirkan anak pertamanya.

7. Riwayat Psikososial
Ibu menikah pada usia 27 tahun dan suami 36 tahun. Ini merupakan pernikahan pertama bagi ibu
dan suami, la berencana ingin lahir di Bidan. Pengambilan keputusan di keluarganya adalah
suaminya. Lama pernikahan 8 tahun. Saat ini ibu tinggal bersama suami dan anaknya. Ibu sudah
memiliki BPJS dan berencana untuk menggunakan BPJS untuk biaya persalinannya.
8. Pola Kegiatan Sehari – Hari

a. Pola nutrisi : Sebelum hamil ibu makan 3x sehari, sejak hamil


ibu makan 4x sehari dengan menu nasi, ikan/daging, terkadang
ibu makan buah-buahan.
b. Pola Hidrasi : Ibu minum >8 gelas sehari sebelum dan
selama hamil.
c. Pola eliminasi : Sebelum hamil ibu BAK 3-4x sehari, selama hamil
ibu sering BAK 6-7x sehari. BAB sebelum hamil dan
selama hamil 1xsehari, dan tidak ada keluhan.
d. Pola istirahat : Ibu jarang tidur siang.
e. Pola Hygiene : Ibu mandi 2x sehari sebelum dan selama hamil.
9. Riwayat pengobatan pada keluhan ini.
Ibu mengatakan tidak melakukan pengobatan apapun, sejak merasa keluhan
ini.Ibu memeriksakan ketika keluhannya sudah terasa mengganggu keseharian
ibu.
 
10. Riwayat seksual
Ibu mengatakan hanya memiliki satu pasangan saja, begitu juga suami hanya
memiliki satu pasangan.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Berat badan : 83 kg 12. Abdomen : Terdapat luka bekas
4. Tekanan darah : 110/70 MmHg operasi.
5. Nadi : 78x/menit. a) Leopold 1 : teraba bokong, TFU 2 jari atas
6. Respirasi : 20x/menit. pusat.
7. Suhu : 36,8ᵒc. b) Leopold 2 : dibagian kanan teraba bagian-
8. Wajah : Tidak ada oedema. bagian kecil, dibagian kiri teraba punggung.
9. Mata : Konjungtiva merah muda, c) Leopold 3 : bagian terendah teraba
sklera putih. kepala, belum masuk PAP. DJJ 130x/menit,
10. Leher : Tidak ada pembengkakan teratur. Kandung kemih Kosong.
kelenjar tiroid dan limfe.
11. Payudara : Simetris, putting susu
menonjol dan bersih, tidak ada nyeri
tekan dan tidak ada massa, ASI belum
keluar.
13. Genetalia : Vulva vagina berwarna kemerahan, terdapat sedikit pengeluaran
keputihan berwarna putih susu agak kental, berbau khas dan gatal.
14. Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri tidak oedem, kuku tangan tidak pucat. Kaki
kanandan kiri tidak ada varises, kaki bengkak, reflex patella positif, kuku kaki
tidak pucat.
15. Pemeriksaan penunjang :
Hasil Pemeriksaan Laboratorium :
a. Polimorfnukleus (PMN) : positif
b. Diplokokkus gram Negatif: positif

C. ANALISA
Ny. R 35 tahun G2P1A0 usia kehamilan 24 - 25 minggu, janin tunggal hidup,
presentasi kepala, keadaan ibu dan janin baik, dengan Gonorrhoe.
1.  
D. PENATALAKSANAAN

Jam Kegiatan
12.05 WIB : Memberitahu ibu hasilpemeriksaan, bahwa yang dikeluhkan oleh ibu terdapat masalah
yaitu adanya bakteri pada mulut rahim ibu.
12.07 WIB : Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan diri ke Bidan atau Dokter.
12.09 WIB : Menganjurkan ibu untuk rutin meminum tablet penambah darah 250 mcg x 1
sehari yang diberikan oleh Bidan.
12. 10 WIB : Mengajurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
12. 11 WIB : Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi.
12.12 WIB : Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kebersihan diri. (SAP
terlampir).
12.13 WIB : Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit Gonorrhoe. (SAP terlampir)
12.14 WIB : Menganjurkan ibu menggunakan kondom jika ingin berhubungan seksual.
12.15 WIB : Menganjurkan ibu untuk konsul ke Dokter mengenai penyakit yang dialami ibu dan untuk
mendapatkan obat untuk penyakitnya khusus untuk ibu hamil → ibu dirujuk ke RS untuk konsul ke Dokter
Sp.OG.
12.20 WIB : Menganjurkan ibu rutin meminum obat yang diberikan oleh Dokter.
12.22 WIB : Menjadwalkan kunjungan ulang 1minggu kemudian, atau jika ada keluhan.
DATA PERKEMBANGAN 1
2. Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Hari/tanggal pengkajian : Selasa, 03 Mei Berat badan : 83 kg
2016 Tekanan darah : 120/90 MmHg
Waktu pengkajian : 10.00 WIB Nadi : 80x/menit.
Tempat pengakajian : Puskesmas Tanah Respirasi : 20x/menit.
Sareal Suhu : 37ᵒc.
Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri tidak
1. Data Subjektif oedem, kuku tangan tidak pucat.
Ibu mengatakan datang ke puskesmas untuk Kaki kanan dan kiri tidak ada
memeriksakan dirinya.Ibu ingin varises, kaki bengkak,reflex patella positif kuku
mengetahui hasil Laboratorium suaminya. kaki tidak pucat.
3. Analisa
Ny. R 35 tahun G2P1A0 usia kehamilan 27-28 minggu,
janin tunggal hidup, presentasi kepala, keadaan ibu dan
janin baik, ibu dengan Gonorrhoe.
4. penatalaksanaan

● Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik.
● Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi dan banyak meminum air putih.
● Menganjurkan ibu untuk istirahat, jika ibu memungkinkan untuk tidur siang.
● Menganjurkan ibu untuk tetap rutin meminum tablet penambah darah yang diberikan Bidan.
● Menganjurkan ibu untuk teratur meminum obat yang diberikan oleh Dokter.
● Memberitahu ibu hasil laboratorium suami : Hasil tidak terbaca
● Menganjurkan ibu untuk memotivasi suami agar datang ke Puskesmas untuk konseling IMS
di Klinik Raflesia.
● Berkolaborasi dengan Dr. Sp. Og di Puskesmas Tanah Sareal → Ibu diberikan terapi obat
Levofloksacin 500 mg 2 x sehari dan Cetirizine 10 mg 1 x sehari oleh Dokter Sp. Og.
● Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu kemudian, atau jika ibu ada keluhan.
DATA PERKEMBANGAN 2
Nadi : 80x/menit.
Respirasi : 20x/menit.
Hari/tanggal pengkajian : Kamis, 12 Mei Suhu : 37ᵒc.
2016 Abdomen : Terdapat luka bekas operasi. Leopold 1 : teraba
Waktu pengkajian : 11.00 WIB bokong, TFU 27 cm.
Tempat pengakajian : Puskesmas Tanah Leopold 2 : dibagian kanan teraba bagian-bagian kecil,
Sareal dibagian kiri teraba punggung.
Leopold 3 : bagian terendah teraba kepala, belum masuk
1. Data Subjektif PAP. DJJ 130x/menit, teratur. Kandung kemih kosong.
Ibu mengatakan datang ke puskesmas untuk Genetalia : Vulva vagina berwarna kemerahan, terdapat
memeriksakan dirinya. Dan mengatakan sedikit pengeluaran keputihan berwarna putih agak
obatnya sudah habis. kental, berbau khas, dan gatal.
2. Data Objektif Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri tidak oedem, kuku
Keadaan Umum : Baik tangan tidak pucat.Kaki kanan dan kiri tidak ada varises,
Kesadaran : Composmentis tidakbengkak, reflex patella positif, kuku kaki tidak
Berat badan : 83,5 kg pucat.
Tekanan darah : 120/70 MmHg
3. ANALISA
Ny. R 35 tahun G2P1A0 usia kehamilan 28-29 minggu, janin tunggal hidup, presentasi kepala,
keadaan ibu dan janin baik,ibu dengan Gonorrhoe.

4. penatalaksanaan
● Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik.
● Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi dan banyak meminum air putih.
● Menganjurkan ibu untuk istirahat, jika ibu memungkinkan untuk tidur siang.
● Menganjurkan ibu untuk tetap rutin meminum tablet penambah darah 250 mcg 1 kali sehari
yang diberikan Bidan.
● Menganjurkan ibu untuk teratur meminum obat yang diberikan oleh Dokter Sp. Og
Levofloksacin 500 mg 2 x sehari dan Cetirizine 10 mg 1 x sehari.
● Memotivasi ibu untuk bisa mengurus BPJS nya agar bisa dipakai untuk ke RS → Ibu sudah
mulai mengurus BPJS nya.
● Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu kemudian, atau jika ibu ada keluhan
DATA PERKEMBANGAN 3
Hari/tanggal pengkajian : Kamis, 02 Juni 2016
Waktu pengkajian : 11.00 WIB Abdomen : Terdapat luka bekas operasi.
Tempat pengakajian : Puskesmas Tanah Sareal a. Leopold 1 : teraba bokong, TFU 28 cm.
b. Leopold 2 : dibagian kanan teraba bagian-bagian
1. Data Subjektif kecil,dibagian kiri teraba punggung.
Ibu mengatakan datang ke puskesmas untuk c. Leopold 3: bagian terendah teraba kepala, belum
memeriksakan dirinya.Ibu sudah merasa lebih masuk PAP. DJJ 130x/menit, teratur. Kandung
baik. kemih kosong.
2. Data Objektif Genetalia : Vulva vagina berwarna kemerahan, terdapat
Keadaan Umum : Baik sedikit pengeluaran keputihan berwarna putih agak
Kesadaran : Composmentis kental, berbau khas, tetapi tidak gatal.
Berat badan : 83,5 kg Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri tidak oedem, kuku
Tekanan darah : 110/70 MmHg tangan tidak pucat. Kaki kanan dan kiri tidak ada
Nadi : 80x/menit. varises, kaki bengkak, reflex patella positif, kuku
Respirasi : 20x/menit. kaki tidak pucat.
Suhu : 37ᵒc.
3. ANALISA
Ny. R 35 tahun G2P1A0 usia kehamilan 31-32 minggu, janin tunggal hidup, presentasi kepala,
keadaan ibu dan janin baik,ibu dengan Gonorrhoe.

4. penatalaksanaan
● Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik.
● Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi dan banyak meminum air putih.
● Menganjurkan ibu untuk istirahat, jika ibu memungkinkan untuk tidur siang.
● Menganjurkan ibu untuk tetap rutin meminum tablet penambah darah 250 mcg 1 x sehari
yang diberikan Bidan.
● Memberitahu ibu bahwa terapi untuk Gonorrhoe nya dihentikan dahulu, sampai suami Ny. R
bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.
● Memotivasi ibu untuk mengajak suami agar mau datang ke PuskesmasTanah Sareal.
● Kunjungan ulang 2 minggu kemudian atau jika ada keluhan.
DATA PERKEMBANGAN 4

Hari/tanggal pengkajian : Jumat, 10 Juni 2016


Waktu pengkajian : 11.00 WIB
Abdomen : Terdapat luka bekas operasi.
Tempat pengakajian : Puskesmas Tanah Sareal
Leopold 1 : teraba bokong, TFU 28 cm.
Leopold 2 : dibagian kanan teraba bagian-bagian
1. DATA SUBJEKTIF
kecil, dibagian kiri teraba punggung.
Ibu mengatakan datang ke puskesmas untuk
Leopold 3 : bagian terendah teraba kepala, belum
memeriksakan dirinya. Ibu mengeluh tidak bisa
masuk PAP. DJJ 137x/menit, teratur Kandung
tidur dan mual-muntah sejak pagi hari.
kemih kosong.
Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri tidak oedem,
2. DATA OBJEKTIF
kuku tangan tidak pucat.Kaki kanan dan kiri
Keadaan Umum : Baik
tidak ada varises, kaki bengkak,reflex patella
Kesadaran : Composmentis
positif, kuku kaki tidak pucat.
Berat badan : 83,5 kg
 
Tekanan darah : 90/70 MmHg
Nadi : 80x/menit.
Respirasi : 20x/menit.
Suhu : 37ᵒc.
3. ANALISA
Ny. R 35 tahun G2P1A0 usia kehamilan 32-33 minggu, janin tunggal hidup, presentasi kepala,
keadaan ibu dan janin baik,ibu dengan Gonorrhoe.

4. penatalaksanaan
● Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik.
● Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi dan banyak meminum air putih
● Menganjurkan ibu untuk istirahat, jika ibu memungkinkan untuk tidur siang.
● Menganjurkan ibu untuk tetap rutin meminum tablet penambah darah yang diberikan Bidan.
● Ibu dikonsulkan ke Dr. Sp.Og untuk dilakukan pemeriksaan mengenai keluhannya → Ibu
dirujuk ke RS untuk dilakukan USG.
● Menganjurkan ibu untuk rutin meminum obat yang diberikan oleh dokter Paracetamol 3 kali
sehari dan Antasida 3 kali sehari.
● Memotivasi ibu untuk mengajak suami agar mau datang ke Puskesmas Tanah Sareal.
● Kunjungan ulang 1 minggu kemudian.
DATA PERKEMBANGAN 5
Hari/tanggal pengkajian : Kamis, 17 Juni 2016
Waktu pengkajian : 11.00 WIB
Tempat pengakajian : Puskesmas Tanah Sareal

1. Data Subjektif
Ibu mengatakan datang ke puskesmas untuk memeriksakan
dirinya. Ibu merasa sudah lebih baik dan ibu mengatakan sering
buang air kecil.
2. Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Berat badan : 83,5 kg
Tekanan darah : 110/70 MmHg
Nadi : 78x/menit.
Respirasi : 19x/menit.
Suhu : 36,8ᵒc.
● Genetalia :
a. Inspeksi : Vulva vagina berwarna tidak ada kelainan,tidak terdapat pengeluaran sekret.
b. Inspekulo : Tidak terdapat cairan abnormal.
c. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
d. Anus : Tidak ada haemoroid.

● Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri tidak oedem, kuku tangan tidak pucat. Kaki kanan dan kiri tidak
ada varises,kaki bengkak, reflex patella positif, kuku kaki tidak pucat.

● Pemeriksaan penunjang :
Hasil Pemeriksaan Laboratorium :
1. Polimorfnukleus (PMN) : negatif
2. Diplokokkus gram Negatif: negatif

3. ANALISA
Ny. R 35 tahun G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu, janin tunggal hidup, presentasi kepala, keadaan ibu dan janin baik,ibu
dengan Gonorrhoe.
4. PENATALAKSANAAN
• Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik.Yang dikeluhkan ibu adalah
• normal karena perut yang semakin membesar akan menekan kandung kencing.
• Mengambil apusan sekret vagina ibu dalam 2 objek glass.
• Menganjurkan ibu untuk istirahat, jika ibu memungkinkan untuk tidur siang.
• Menganjurkan ibu untuk tetap rutin meminum tablet penambah darah 250 mcg 1 x sehari yang
• diberikan Bidan.
• Memberitahu ibu untuk menunggu hasil laboratorium di Klinik Raflesia.
• Memberitahu ibu hasil Lab : Polimorfnukleus (negatif), Diplokokkus gram negatif (negatif)
• Memberitahu bahwa ibu dinyatakan sembuh.
• Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene.
• Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu dengan suami,
• namun jika akan berhubungan seksual menggunakan kondom.
• Memberikan kondom sebanyak 10 pcs.
• Memotivasi ibu untuk mengajak suami agar mau datang ke Puskesmas Tanah Sareal
• Memotivasi ibu untuk rutin memeriksakan kehamilannya.
Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam manajemen kebidanan. Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus dengan melibatkan klien pribadi maupun bidan. Tujuan evaluasi adalah untuk mangatahui
kemajuan dari hasil tindakan yang dilakukan (Varney, 2004).

• S : Data Subyektif
Diagnosa Gonorrhoe ditegakkan berdasarkan keluhan keputihan yang kental dan gatal, serta sakit saat buang air kecil.
• O : Data Obyektif
Fisik pada genetalia tampak vulva berwarna kemerahan, terdapat sekret berwarna putih kental dan pemeriksaan
laboratorium ditemukan Polimorfnukleus (positif) dan Diplokokuus gram negatif (positif) hal ini menunjukkan hasil
positif gonorrhoe.
• A : Assesment / Analisa
Maka dapat ditegakan analisa bahwa Ny. R hamil 24-25 minggu dengan Gonorrhoe.
• P : Plan
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi perencana berdasarkan assesment.
Rencana tindak lanjut dapat berupa :
- Rencana teruskan, memberikan asuhan yang tepat dengan diawali menjelaskan
hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu mengalami infeksi menular seksual, yaitu
Gonorrhoe.
- Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi yang baik untuk ibu hamil seperti
makan-makanan bergizi dengan menu seimbang, serta memberitahu ibu tentang
bahaya, cara penularan penyakit, pencegahan dari infeksi menular seksual,
menganjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual selama
pengobatan berlangsung, namun jika ibu akan melakukan hubungan seksual agar
menggunakan kondom, serta menyarankan ibu untuk kontrol kembali.
- Rencana dibatalkan jika di temukan masalah baru dan bertolak belakang dengan
masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan.
- Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang perlukan
sudah memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru.
KESIMPULAN
• Faktor risiko dari penyakit ini adalah perilaku hubungan seksual
yang tidak sehat atau tidak aman, lingkungan sosial ekonomi yang
rendah, melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia terlalu
muda, penggunaan obat-obatan, dan pernah mengalami infeksi gonore
sebelumnya juga dapat meningkatkan angka kejadian gonore.

• Infeksi gonokokal dapat dikenali melalui tanda dan gejala khas.


Namun pada saat penyakit diseminata (sistemik) atau traktus
reproduksi atas terjadi, mukosa tempat infeksi primer dapat tampak
normal dan pasien tidak mengalami tanda dan gejala lokal. Oleh
karena itu, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan untuk menunjang
diagnosis gonore, yaitu : spesimen, pengecatan gram dan kultur.
SEKIAN TERIMAKASIH 

ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai