Anda di halaman 1dari 17

METODE PENELITIAN QUASI EKSPERIMEN

MAKALAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu :
Drs. Agus Hikmat Syaf, M.Si.

Disusun oleh : Kelompok 10


1. Akbar Fadhillah 1172050009
2. Dina Nisa Firdaus 1172050030

PMTK / VI A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat Iman,
Islam, dan Ihsan sehingga kita masih dapat menikmati apa yang diberikannya
hingga saat ini sehingga makalah yang berjudul “METODE PENELITIAN
QUASI EKSPERIMEN” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa
kita curahkan kepada Nabi kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membimbing kita dari zaman jahiliyyah hingga zaman yang terang benderang
seperti sat ini.
Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian.Semoga makalah ini dapat membantu pembaca dan bermanfaat.

Bandung, maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian..................................................................................................3
2.2 Tujuan , Kelemahan dan Keunggulan Quasi Eksperimen.........................4
2.3 Langkah-Langkah Quasi Eksperimen.......................................................5
2.4 Rancangan Pada Quasi Eksperimen..........................................................6
2.5 Contoh desain quasi eksperimen...............................................................8
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Desain Penelitian....................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek penelitian


ditentukan secara acak, sehingga akan diperoleh kesetaraan kelompok yang
berada dalam batas-batas fluktuasi acak. Namun, dalam dunia pendidikan
khususnya dalam pebelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu
memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena subjek
secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed
intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas.

Kelompok-kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas.


Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni
tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait
subjek penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya, sehingga penelitian harus
dilakukan dengan menggunakan intact group. Penelitian seperti ini disebut
sebagai penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan eksperimen semu atau quasi eksperimen?

2. Apa saja tujuan, kelemahan, dan keungulan dari eksperimen semu?

3. Bagimana langkah – langkah dalam penelitian semu?

4. Apa saja rancangan – rancangan yang ada dalam quasi eksperimen?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan eksperimen semu atau quasi


eksperimen?
2. Mengetahui tujuan, kelemahan, dan keungulan dari eksperimen semu?
3. Mengetahui langkah – langkah dalam penelitian semu?
4. Mengetahui rancangan – rancangan yang ada dalam quasi eksperimen?

1.4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Quasi eksperiment didefinisikan sebagai eskperimen yang memiliki


perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan
penugasan acak untuk menciptakan perbandingan dalam rangka
menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (Cook & Campbell,
1979). Pada penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan
eksperiment semu (kuasi eksperimen). Desain  tidak mempunyai pembatasan
yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol
ancaman-ancaman validitas.

Penelitian eksperimen semu atau eksperimen kuasi pada dasarnya sama


dengan penelitian eksperimen murni. Penelitian eksperimen murni dalam
bidang pendidikan, subjek, atau partisipan penelitian dipilih secara random
dimana setiap subjek memperoleh peluang sama untuk dijadikan subjek
penelitian. Peneliti memanipulasi subjek sesuai dengan rancangannya.
Berbeda dengan penelitian kuasi, peneliti tidak mempunyai keleluasaan untuk
memanipulasi subjek, artinya random kelompok biasanya diapakai sebagai
dasar untuk menetapkan sebagai kelompok perlakuan dan control. Misalnya,
kita ingin menguji apakah pebelajar yang dibelajarkan melalui buku teks yang
disertai video memperoleh hasil atau prestasi belajar yang lebih unggul, jika
dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya dibelajarakan dengan buku
teks saja? Untuk maksud tersebut, kita menentukan kelompok subjek mana
yang diberi perlakuan (buku teks dan video) dan control atau kendali (buku
teks saja). Setelah diberi perlakuan dalam kurun waktu tertentu, kedua
kelompok subjek diberi pascates. Hasil pascates ini kita uji dengan teknik
statistik tertentu.(Punaji Setyosari, 2010)
Adapula yang menyatakan bahwa eksperimen semu adalah penelitian
yang mendekati percobaan sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan
kontrol/ memanipulasikan semua variabel yang relevan. Harus ada kompromi
dalam menentukan validitas internal sesuai dengan batasan-batasan yang
ada(Nazir, 2013).

Desain  tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap


randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman
validitas. Di sebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak
memiliki cir-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-
variabel yang seharusnya dikontrol atau di manipulasi.Oleh sebab itu validitas
penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang
sebenarnya.

2.2 Tujuan , Kelemahan dan Keunggulan Quasi Eksperimen


Secara umum, tujusn penelitian quasi eksperimen adalah sebagai berikut :
1. Memperkirakan kondisi eksperimen murni dalam keadaan tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi semua
variable yang relevan;
2. Mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
kelompok control dan kelompok eksperimen, tetapi pemilahan kedua
kelompok tersebut tidak dilakukan dengan Teknik random;
3. Menjelaskan hubungan-hubungan, mengklarifikasi penyebab
terjadinya suatu peristiwa, atau keduanya. Desain penelitian quasi
eksperimen sering digunakan pada penelitian lapangan.(Agus Riyanto,
2011)
Menurut Caporaso (1992) beberapa kelemahan/ keterbatasan yang
dimiliki oleh desain quasi eksperimen adalah terlalu fokus terhadap
kejadian yang tidak dapat diperkirakan dan tidak berkelanjutan sehingga
dapat mengaburkan tujuan jika terjadi perubahan yang tidak terduga akibat
faktor fenomena ekonomi atau perkembangan politik. Dan juga kurang
kuatnya pengukuran dalam hal asosiasi yang menjadikan beberapa efek
yang terjadi pengukurannya terbatas. Hal tersebut mengakibatkan
beberapa efek seringkali “tidak terlihat” pada saat pengukuran terjadi .

Adapun secara terperinci kelemahan dari penelitian quasi


eksperiment adalah sebagai berikut:

a. Tidak adanya randomisasi (randoimization), yang berarti


pengelompokan anggota sampel pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol tidak dilakukan dengan random atau
acak.
b. Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
eksperimen tidak dilakukan, karena eksperimenini biasanya
dilakukan di masyarakat.(James A. Caporaso, 1992)

Selain memiliki kelemahan quasi eksperimen juga memiliki


keuntungan. Adapun keuntungannya yaitu pada penelitian ekperimen semu
ini tidak mempunyai batasan yang ketat terhadap randomisasi dan pada
saat yang sama dapat mengontrol ancama-ancaman validitas.

2.3 Langkah-Langkah Quasi Eksperimen

Pada dasarnya metode penelitian qausi experimen ini menggunaan tes


tertulis untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika pada siswa,
untuk menjabarkan soal mengidentifikasi tes yang berupa uraian. Tes uraian
sangat berpengaruh pada siswa karena disini siswa dapat mengexpresikan soal
matematika berupa rincian proses berpikir matematis mereka, dalam ketelitian
dan sistematik penyusunan dapat dievaluasi. Adapun tahapan yang Dilakukan,
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data, dan analisis data
serta tahap pembuatan kesimpulan. Pada tahap persiapan, semua hal untuk
pelaksanaan uji coba instrumen harus disiapkan sehingga dapat memudahkan
dalam tahap pelaksanaan. Dalam tahap pelaksanaan, dilakukanlah pretest,
perlakuan, dan posttest untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah itu
data hasil penelitian dikumpulkan, diolah, dan dianalisis sehingga diperoleh
hasil pretest, posttest dan data evaluasi non-tes (lembar observasi).
Tahap analisis data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak menggunakan uji normalitas. Setelah data memiliki distribusi
normal, dilakukan uji homogenitas dan dilakukan uji t jika data homogen
untuk menarik kesimpulan. Data yang tidak berdistribusi normal
menggunakan pengujian homogenitas yang berbeda yaitu menggunakan uji
mann-whitney yang kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil uji
mann-whitney.

Setelah mengetahui keadaan awal kedua kelas, peneliti selanjutnya


memberi perlakuan. Peneliti memberi soal posttest setelah memberikan
perlakuan. Nantinya didapatkan perhitungan nilai n-gain untuk menghitung
besarnya peningkatan kemampuan komunikasi siswa yang diperoleh dari skor
pretest dan posttest. Sama seperti tahapan sebelumnya, data n-gain diolah
dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Jika data tersebut
normal dan homogen maka selanjutnya dilakukan uji t untuk mengetahui
perbedaan rata-rata. Sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal,
penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan melakukan uji mann-whitney.

Dapat dituliskan bahwa langkah-langkah quasi eksperimen adalah :

a. Melakukan tinjauan literatur, terutama yang berhubungan dengan


masalah yang akan diteliti;
b. Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian;
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian;
d. Menyusun rencana eksperimen;
e. Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest)
f. Melakukan eksperimen;
g. Mengumpulan data taham kedua (posttest)
h. Mengolah dan menganalisis data;
i. Menyusun laporan.
2.4 Rancangan Pada Quasi Eksperimen

Dalam kaitannya dengan pemilihan subjek penelitian, penelitian tidak


selalu dapat melakukan pemilihan subjek secara random (individual randum).
Dalam penetapan random (random assignment), peneliti tidak memungkinkan
memilih dan memilah subjek sesuai dengan rancangannya. Akan tetapi,
peneliti terpaksa harus menerima kelas atau kelompok subjek yang telah
ditentukan oleh sekolah, sesuai dengan kebijakan sekolah. Oleh sebab itulah,
peniliti yang dilakukan menurut Stanley dan Campbell (Asher dan Vockel,
1995) disebut penelitian eksperimen kuasi. Walaupun demikian, apabila
peneliti ini dirancang dengan cermat dan tepat tetap akan memberikan hasil
yang bermanfaat.(Punaji Setyosari, 2010)

Notasi rancangan sebagai berikut: huruf O menunjukkan observasi


dampak perlaku- an (pengukuran variabel dependen), X merupakan perlakuan,
X (huruf X dicoret) menunjukkan penghentian/penghilangan perlakuan, garis
putus-putus (------) menunjukkan penempatan subjek yang dilakukan secara
tidak acak sehingga kelompok yang terbentuk diawali dengan huruf NR
singkatan dari NonRandom assignment (penempatan secara tidak acak).
(Hastjarjo, 2019)

Rancangan quasi eksperimen tanpa kelompok kontrol


1. One Group Post-Test Only Design
Dalam rancangan ini ada satu kelompok yang diamati tanpa
kelompok pembanding dan hanya dilakukan pengukuran/tes sekali saja.
Contoh paling mudahnya adalah evaluasi pendidikan, visum, dan
environmental toxicology (yang berhubungan sama pencemaran
lingkungan). Dalam hal ini, peneliti gak bisa langsung secara tepat
menentukan sebabnya karena kelompok yang diteliti hanya diamati sekali.
Kelemahan One Group Post-Test Only Design :
 Tidak dapat dipastikan apakah terjadi perubahan akibat
perlakuan eksperimen (karena tidak adanya pretest).
 Tidak dapat dipastikan seberapa jauh pengaruh treatment
(karena tidak adanya kelompok pembanding)
 Hampir semua sumber ancaman validitas internal berlaku
disini.
Kelebihan One Group Post-Test Only Design :

 Sederhana dan mudah dilakukan


 Dapat bermanfaat bila dinamika dari dep var secara persis
telah diketahui
 Design ini akan memadai untuk mengevaluasi efektivitas
sebuah Teknik pelatihan.
2. One Group Pre-Test and Post-Test

Rancangan ini jelas hanya ada satu kelompok yang diamati namun
pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, Kali ini
mari kita pakai contoh penggunaan di laboratorium matematika. Misalnya,
dilakukan pengujian efektivitas alat peraga dalam suatu pembelajaran
matematika.Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pemakaian alat
peraga.

Rancangan quasi eksperimen dengan kelompok kontrol


1. Post-Test Only Design With Non-Equivalent Group
Dalam rancangan ini terdapat dua kelompok atau lebih
yang diamati, tapi antar kelompok karakteristiknya berbeda,
perlakuan yang akan diberikan juga berbeda di tiap kelompok.
Contohnya ingin melihat efek pemberian pelatihan soal HOTS di
sekolah-sekolah. Sekolah A diberi pelatihan satu hari, sekolah B
selama 3 hari, dan sekolah C selama seminggu. Belum tentu hasil
pelatihan selama seminggu lebih baik karena bisa jadi ada banyak
faktor lain yang mempengaruhi seperti ternyata sekolah C adalah
SMP, sedangkan sekolah A dan B adalah SD, atau faktor ekonomi,
atau faktor lain yang bisa menjadi faktor penganggu

2.5 Contoh desain quasi eksperimen

 Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pretest-Posttest


Group Design karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keefektifan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay - Two Stray (TS-TS) dan dibandingkan
dengan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Berikut ilustrasi desain penelitiannya.

Pembelajaran
dengan
Kelas kontrol Pretest angket Posttest Angket
pendekatan
saintifik

Pembelajaran
dengan Pendekatan
Kelas eksperimen Pretest angket Saintifik dengan Posttest Angket
model pembelajaran
Kooperatif tipe TS- TS

Gambar 1 Desain Penelitian

Tahap tahap penelitian sebagai berikut:

1. Dua kelas dari seluruh kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta


dipilih secara acak untuk dijadikan sampel penelitian.
2. Dari dua kelas tersebut, kemudian dipilih secara acak untuk
menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3. Memberikan pretest untuk mengukur kemampuan komunikasi
matematis siswa dan angket untuk mengukur minat belajar
siswa sebelum diberikan perlakuan.
4. Melaksanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan
saintifik dengan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS
untuk kelas eksperimen dan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik untuk kelas kontrol.
5. Memberikan posttest untuk mengukur kemampuan komunikasi
matematis siswa dan angket untuk mengukur minat belajar
siswa setelah diberikan perlakuan.(Herdiana, 2013)
 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan yang
digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Exsperimental
Research) dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group
Design. Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol, dimana kedua kelas ini diberikan perlakuan yang
berbeda. Untuk mengetahui hasil belajar siswa diperoleh dari tes
yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum (pretest) dan
sesudah perlakuan (posttest). Sedangkan untuk daya ingat, hanya
dilakukan satu kali tes yaitu satu mingu setelah posttest. Desain
penelitian seperti ditunjukkan
O1 X O2
O3 O4

Dimana:
O1 : Pretest pada kelas eksperimen
O3 : Pretest pada kelas kontrol
X : Perlakuan (treatment)
O2 : Posttest pada kelas eksperimen
O4 : Posttest pada kelas control.(Zakiyatun, Cawang, & Kurniawan,
2017)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa :


1. Quasi eksperiment didefinisikan sebagai eskperimen yang
memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun
tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan
perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang
disebabkan perlakuan.
2. Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak
memiliki cir-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena
variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau di manipulasi.
3. Kelemahan/ keterbatasan yang dimiliki oleh desain quasi
eksperimen adalah terlalu fokus terhadap kejadian yang tidak dapat
diperkirakan.
4. Adapun keuntungannya yaitu pada penelitian ekperimen semu ini
tidak mempunyai batasan yang ketat terhadap randomisasi dan
pada saat yang sama dapat mengontrol ancama-ancaman validitas.
5. Dapat dituliskan bahwa langkah-langkah quasi eksperimen adalah
a.Melakukan tinjauan literatur, terutama yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti;
b. Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian;
c.Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian;
d. Menyusun rencana eksperimen;
e.Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest)
f. Melakukan eksperimen;
g. Mengumpulan data taham kedua (posttest)
h. Mengolah dan menganalisis data;
i. Menyusun laporan.
6. Rancangan Pada Quasi Eksperimen
 Rancangan quasi eksperimen tanpa kelompok kontrol
 Rancangan quasi eksperimen dengan kelompok kontrol
DAFTAR PUSTAKA

Agus Riyanto. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitiaan Kesehatan. Yogyakarta:


Nuha Medika.
Hastjarjo, T. D. (2019). Rancangan Eksperimen-Kuasi. Buletin Psikologi, 27(2),
187. https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.38619
Herdiana. (2013). BAB III METODE PENELITIAN. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
James A. Caporaso. (1992). Teori-teori Ekonomi Politik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Punaji Setyosari. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Zakiyatun, C., Cawang, C., & Kurniawan, R. A. (2017). Pengaruh Media Peta
Konsep Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together (Nht) Terhadap Hasil Belajar Dan Daya Ingat Siswa Pada Materi
Hidrolisis Garam Kelas Xi Mipa Sma Negeri 7 Pontianak. AR-RAZI Jurnal
Ilmiah, 5(2). https://doi.org/10.29406/arz.v5i2.629

Anda mungkin juga menyukai