Pasut 1
Pasut 1
Disusun oleh:
Khalif Keninggan
26050118140100
Oseanografi C
NO KETERANGAN NILAI
1. I. Pendahuluan
2. II. Pengolahan Data
3. III. Hasil dan Pembahasan
4. IV. Penutup
5. Daftar Pustaka
6. Kesimpulan
TOTAL
Asisten Praktikan
I.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara pengolahan data pasang surut dengan
metode Admiralty.
2. Mahasiswa dapat mengetahui nilai komponen harmonik serta mengetahui tipe pasang
surut di suatu perairan.
I.3 Manfaat
1. Mahasiswa telah dapat memahami cara pengolahan data pasang surut denga metode
Admiralty
2. Mahasiswa telah dapat mengetahui nilai komponen harmonic serta mengetahui tipe
pasang surut di suatu perairan
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pasang Surut
Pasang surut merupakan suatu kejadian fenomena alam proses terjadinya naik
turun air laut, yang di sebabkan oleh gaya tarik benda langit. seperti matahari,
bulan dan bumi. Meskipun massa bulan lebih kecil dari pada massa matahari akan
tetapi jarak bulan ke bumi lebih dekat dari pada jarak matahari ke bumi. Oleh karena itu
pengaruh gaya tarik bulanke bumi lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh gaya
tarik matahari terhadap bumi. Gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2
kali lebih besar daripada gaya tarik matahari. Pergerakan muka air laut ini membentuk garis
pantai itu dan selalu berubah ubah bergantung kepada waktu (Nikentari, 2017).
Pasang surut air laut merupakan salah satu fenomena yang terjadi di laut dan memiliki
dampak yang cukup besar. Pasang surut air laut adalah peristiwa perubahan tinggi dan
rendahnya permukaan laut yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi benda-benda astronomi, yaitu
matahari dan bulan. Beberapa kejadian merugikan yang dapat diakibatkan oleh pasang surut
air laut diantaranya adalah karamnya kapal-kapal besar ketika terjadi surut, meluapnya air laut
ke jalan sehingga mengakibatkan banjir ketika terjadi air pasang. Dampak pasang surut yang
sangat hebat ini, maka pengetahuan tentang pasang surut harus lebih baik lagi. Pasang surut
mempunyai komponen dan tipe yang dapat dieplajari(Novitasari,2018)
Menurut Wicaksono (2016), Tipe pasang surut ditentukan oleh bilangan Formzahl (F)
yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan formula di atas. Jika bilangan
Formzahl yang diperoleh adalah:
III.1 Materi
Hari : Kamis, 12 Maret 2020
Waktu : 16.00 WIB – 18.00 WIB
Tempat : Gedung Auditorium, fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Diponegoro, Semarang
III.2 Metode
a. Skema 1
Skema I yang disusun berdasarkan tanggal pegamatan dan tanggal standart
GMT. Data mentah yang ada dimasukkan ke dalam skema I lalu dikalikan dengan 100.
Dimana arah ke kanan menunjukkan waktu pengamatan dari pukul 00.00 sampai 23.00,
b. Skema 2
Pengisian data pada skema II ini dapat diisi dengan mengalikan nilai pengamatan
yang ada pada Skema I dengan harga pengali pada Tabel Bantuan untuk setiap hari
pengamatan . Karena pengali dalam daftar hanya berisi bilangan 1 dan -1, maka
lakukan perhitungan dengan menjumlahkan bilangan yang harus dikalikan dengan 1
dan diisikan pada kolom yang bertanda (+) dibawah kolom X1,Y1,X2,Y2,X4, dan Y4.
Begitu pula dengan yang bertanda negative (-).
c. Skema 3
Kolom – kolom pada skema III, setiap kolom pada kolom-kolom skema-III
merupakan penjumlahan dari perhitungan pada kolom – kolom pada skema-IIUntuk Xo
(+) merupakan penjumlahan antara X1 (+) dengan X1 (-) tanpa melihat tanda (+) dan
(-) .X1, Y1, X2, Y2, X4 dan Y4 merupakan penjumlahan tanda (+) dan (-) pada skema
II, untuk mengatasi hasilnya tidak ada negative maka harus ditambahkan dengan 2000.
d. Skema 4
Kolom pada skema IV dapat dikerjakan apabila skema-III telah diselesaikan.
Setelah itu, dapat menggunakan bantuan dari Tabel Bantuan. Arti indeks pada skema-
IV Indeks 00 untuk X berarti Xoo, Xo pada skema-III dan indeks 0 pada daftar 2 Indeks
00 untuk y,berarti Yoo,Yo pada skema-III dan indeks 0 pada daftar 2. Contoh: Harga X oo
yang disikan untuk kolom x (tambahan) adalah penjumlahan harga Xo dari skema-III
yang telah dikalikan dengan faktor pengali dari daftar 2 kolom 0, perkalian dilakukan
baris per baris. Untuk baris ke 2 ke kolom 0 dari daftar 2, factor 29 menunjukan
beberapa kali harus dikurangi dengan factor bilangan tambahan dalam hal ini 2000
begitu pengisian diskema-IV.
e. Skema 5
Untuk perhitungan kelompok hitungan 5 mencari nilai X00, X10, selisih X12 dan Y1b,
selisih X13 dan Y1c, X20, selisih X22 dan Y2b, selisih X23 dan Y2c, selisih X42 dan Y4b dan
selisih X44 dan Y4d.
KOMPONEN S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4
X00 = 44598.80 44598.80
X10 = 2608.60 2608.60 -208.69
X12 - Y1b = -15442.60 -1080.98 308.85 -15442.60 -21197.37
X13 - Y1c = -9523.50
X20 = 3847.80 -307.82 3847.80 -115.43
60563.90 60563.90 908.46 5329.62 1211.28 -3512.71 -2119.74
X23 - Y2c = -14136.10 848.17 -14136.10
X42 - Y4b = -224.20 -17.94 -224.20
V X44 - Y4D = 33.90 33.90 2.71
f. Skema 6
Untuk perhitungan kelompok hitungan 6 mencari nilai Y10, jumlah Y12 dan X1b,
jumlah Y13 dan X1c Y20, jumlah Y22 dan X2b, jumlah Y23 dan X2c, jumlah Y42 dan
X4d dan jumlah Y44 dan X4d
Y10 = 3327.00 3327.00 -266.16
Y12 + X1b = 10996.80 769.78 -219.94 10996.80 329.90
Y13 + X1c = -9796.10
Y20 = 7280.40 -582.43 7280.40 -218.41
Y22 + X2b = 69960.70 69960.70 1049.41 4935.70 -3987.76 -5946.66
Y23 + X2c = 4935.70 -296.14
Y42 + X4b = -2773.50 -83.21 -27.74 -2773.50
VI Y44 + X4d = -36.20 -36.20 -2.90
g. Skema 7 dan 8
Pengolahan data pada Skema VII dapat digunakan untuk menentukan besarnya nilai
P,V’,V’’,V’’’,dan p yang dapat dilihat pada Tabel Bantuan yang ada dan nilai f dan w
yang diperoleh dari interpolasi yang dapat dilihat dari Daftar 10 yang diberi asisten.
a) Untuk V:PR cos r dan VI : PR sin r masing-masing adalah penjumlahan semua bilangan
pada kolom – kolom Skema V (Tabel 8) untuk masing – masing kolom dan penjumlahan
semua bilangan pada kolom – kolom Skema VI untuk masing – masing kolom.
b) Untuk PR dapat dicari dengan rumus :
c)Untuk P didapat dari daftar 3a sesuai dengan masing – masing komponen (apabila tidak ada
dikosongkan)
d)Untuk nilai u,w,f,V,V’,V’’,V’’’ dan p diperoleh dari table konstanta
e)Untuk nilai r diperoleh dari r arctan PR sin rPR cos r, sedangkan untuk harga nya dilihat
dari tanda pada masing – masing kuadran.
f) Untuk g ditentukan dari : g = V + u + w + p + r
g) Untuk nx360 ditentukan tiap komponen adalah 360.
h) Untuk (1+W) ,A,f,,w,dan g pada komponen yang masih kosong dapat dikerjakan setelah
skema-VIII telah diisi
Pengolahan data untuk Skema VIII dapat dilakukan dengan menginterpolasi nilai V+u untuk
S2 dan MS4, nilai 2V+u untuk K1 dan nilai M2-N2 untuk N2. Skema VIII dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu:
Untuk menghitung (1+W) dan w untuk S2 dan MS4
Untuk menghitung (1+W) dan w untuk K1
Untuk menghitung (1+W) dan w untuk N2
KOMPONEN S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4
V : PR cos r 44598.80 60005.32 4756.26 -8921.91 4128.73 -19163.99 33.90 -23538.59
VI : PR sin r 0.00 69768.70 8329.81 4717.29 3107.06 6742.88 -63.94 -8393.15
PR 44598.80 92023.42 9592.07 10092.24 5167.23 20315.64 72.37 24990.20
Daftar 3a : P 696 559 448 566 439 565 507 535
Daftar 5 : f 0 1.02 1 1.02 0.96 0.94 1.0173 1.02
VII : 1+W 0 1.00 1.26 V63 1.25 1 1 1.26
: V 0 269.43 0.00 131.37 19.24 250.20 178.87 269.43
Daftar 9 : u 0 -1.91 0.00 -1.91 -8.43 10.73 -3.81 -1.91
VIII : w 0 0.00 -4.77 11.80 -12.24 0.00 0.00 -4.77
Daftar 3a : p 0 333 345 327 173 160 307 318
Daftar 4 : r 0 49.90 0.99 274.84 147.03 326.46 #VALUE! 250.49
Jumlah = g 0 650.43 341.22 743.10 318.59 747.39 #VALUE! 831.24
n x 360° 0 360 0 720 0 720 #VALUE! 720
PR:((Px f x(1+W)) = A 64.08 161.83 17.05 #VALUE! 9.78 38.41 0.14 36.57
VII g° 0.00 290.43 341.22 23.10 318.59 27.39 #VALUE! 111.24
IV.1.2 Nilai MSL, HWS, LWS dan Formzahl pada bulan October
Tabel 2 Nilai MSL, HWS, LWS, dan Formzahl pada bulan October
HASIL TERAKHIR
S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS 4 K2 P1
A cm 64.08 161.83 17.05 #VALUE! 9.78 38.41 0.14 36.57 0.00 0.00
g° 0.00 290.43 341.22 23.10 318.59 27.39 #VALUE! 111.24 0.00 0.00
4.1.3 Grafik Tipe pasang surut bulanan di Perairan Labuhan, Banten bulan October
Grafik 1 Grafik Tipe pasang surut bulanan di Perairan Labuhan,Banten bulan October
IV.2.2 Nilai MSL, HWS, LWS dan Formzahl pada bulan Oktober
Data yang digunakan dalam pengolahan data menggunakan metode Admiralty
merupakan data pengamatan pasang surut yang dilakukan pada bulan Januari 2016. Dengan
menggunakan metode Admiralty, dapat mengetahui nilai Formzahl dari suatu pasang surut,
dimana nilai Formzahl ini digunakan untuk menentukan tipe pasang surut yang ada di suatu
wilayah perairan. Nilai Formzahl yang diperoleh dengan menggunakan metode Admiralty
sebesar 0.269 yang menunjukan bahwa pada klasifikasi 0.25 < F ≤ 1.5 Pasang surut tipe
campuran condong harian ganda tipe pasang surut yang terjadi .Tipe pasang surut campuran
condong ke ganda dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi
kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan
tinggi dan periode yang sangat berbeda. Selain untuk mengetahui nilai Formzahl, dengan
menggunakan metode Admiralty dapat mengetahui elevasi muka air rencana dengan
menghitung komponen-komponen harmonik pasang surut, seperti M2, S2, N2, K1, O1, M4, MS4,
K2 dan P1. Nilai Z0, HHWL, MHWL, MSL, MLWL dan LLWL diperoleh berdasarkan
perhitungan antar komponen pasang surut yang sudah diketahui berdasarkan skema
sebelumnya. Nilai dari MSL, HHWL dan LLWL dicari untuk membantu menginterpretasikan
data pasang surut yang sudah dihitung ke dalam grafik pasang surut pada bulan Oktober 2019.
IV.2.3 Grafik Tipe pasang surut bulanan di Perairan Labuhan,Banten bulan October
Data yang saya olah adalah data pasut bulan Oktober 2020, yang dianalisis dengan
metode Admiralty 31 hari dan hasilnya dirata-rata sehingga hasil akhirnya akan diketahui
komponen-komponen pembangkit pasang surut di perairan Semarang yang dapat digunakan
untuk megetahui nilai MSL, LLWL, HHWL, dan tipe pasang surut.
Grafik terlihat jelas fase neap tide dan spring tide dimana pada fase neap tide terjadi
pasang perbani artinya terdapat selisih elevasi muka air pada saat pasang dan surut yang kecil.
Hal tersebut dikarenakan gaya tarik menarik antara bumi dengan benda-benda astronomi
rendah dimana posisi bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis lurus. Dari grafik
terlihat fase neap tide terjadi 2x pada bulan Oktober Selain itu juga terdapat fase spring tide
yaitu terjadi pasang purnama artinya terdapat elevasi pada saat pasang dan surut yang besar
hal tersebut dikarenakan gaya tarik menarik antara bumi dan benda-benda astronomi tinggi
dimana posisi bulan, bumi, dan matahari tegak lurus. Dari grafik terlihat fase spring tide
terjadi 2x pada bulan Oktober. Pada grafik didapat nilai MSL sebesar 64.08 cm, namun untuk
hasil perhitungan HWS didapatkan nilai 135 cm dan untuk nilai LLWL pada grafik
didapatkan nilai 0 cm.
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Metode Admiralty dapat digunakan untuk mencari nilai muka air rerata, muka air
tertinggi, muka air terendah, dan tipe pasang surut berdasarkan perhitungan
komponen-komponen pasang surut
2. Nilai komponen harmonik yang dimiliki oleh pasang surut yaitu M2 = 161.83, S2
=17.05, N2 = 70.79, K1 = 9.78 , K2 = 0 O1 = 38.41, P1 = 0, M4 = 0.14. dan MS4 =
36.57 dan tipe pasang surut pada perairan Labuhan Banten pada bulan oktober yaitu
pasang surut campuran condong ke harian ganda.
V.2 Saran
1.Sebaiknya saat Praktikum, asisten tidak langsung mendiktekan rumus dari masing-
masing komponen saat pengerjaan di excel
2.Sebaikya data pasang surut diperbaharui dan lokasi nya diganti
DAFTAR PUSTAKA
Atmodjo, Warsito. 2020. Analisis Pasang Surut pada Saat Bulan Penuh Menggunakan Metode
Admiralty. Jurnal Oseanografi, 4(6): 216-228.
Atmodjo, Warsito. 2020. Pasang Surut Bagian Indonesia Timur. Semarang: Undip Press.
Guntara, Otto. Gentur Handoyo, Jarot marwoto.2017. Peramalan Pasang Surut di Pelabuhan
Perikanan Pantai Teluk Saleh Sumbawa. Jurnal Oseanografi vol 6(4)
Nikentari, Nerfita, Hendra Kurniawan, Nola Ritha, Denny Kurniawan.2018. Optimasi Jarigan
Syaraf Tiruan Backpropagation dengan Partikel Swarm Optimization untuk Prediksi
Pasang Surut air Laut. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer vol 5(5)
Novitasari, D.C.R., F, Febrianti, F.Setiawan.2018. Analisis Kecepatan Angin pada Pasang
Surut Air Laut dengan Menggunakan Algoritma Forward-Backward dalam Hidden
Markov Model di Wilayah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Jurnal Sains
Matematika dan Statistika, Vol. 4(1)
Pariwono, J.I. 1989. Kondisi Pasang Surut di Indonesia. Kursus Pasang Surut. P3O-LIPI:
Jakarta.
Poerbandono dan Djunarsjah, Eka. 2005. Survey Hidrografi. Bandung. PT Refika Aditama
Wicaksono, Pulung Puji, Gentur Handoyo, Warsito Atmodjo.2016. Analisis Pasang Surut
dengan Metode Admiralty dan Auto Regressive Integrated Moving Average di
Perairan Pantai Widuri Kabupaten Pemalang. Jurnal Oseanografi Vol 5(4)