Bab Ii
Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali tentang informasi dari penelitian-
penelitian sebelumnya sabagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau
kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali referensi dari buku-buku
maupun skripsi dalam rangka mendapatkan informasi yang ada sebelumnya tentang
teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori
ilmiah.
Putu, Erwin (2011), dalam penelitiannya “Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap
Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja AISI 430” Variasi yang digunakan, variasi tekanan
4 ; 4,4 ; 4,7 ;5 bar dan variasi sudut penyemprotan sebesar 60°, 75°, 90° dan mesh pasir
silika 250 serta lama waktu proses sand blasting 10 menit untuk masing-masing
spesimen.
Rosyid (2013) “Pengaruh Tekanan Udara dan Jenis Blasting Nozzle Terhadap Laju
Pengikisan Plat Baja Saat Proses Sandblasting” Dalam penelitiannya, jenis abrasive
yang digunakan adalah iron granullar atau pasir bola dengan ukuran 10 – 20 mesh.
Blasting nozzle yang digunakan terbuat dari bahan silicon carbide dengan diameter 9,5
mm untuk venturi nozzle dan 6,5 mm untuk straight bore nozzle. Plat baja yang
digunakan adalah plat baja ST 37.
Erik (2013) “Analisis Kekasaran Permukaan Pada Proses Sandblasting dengan
Variasi Jarak dan Butiran Pasir Silika pada Plat ST 37” Pada penelitiannya,
Menggunakan butiran pasir mesh 18 dan mesh 40, jarak 45 cm, dan sudut tetap 60°.
2.2 Sandblasting
Sandblasting adalah proses pengerjaan suatu material dimana permukaannya dibuat
menjadi kasar dan merata dengan laju pengikisan tertentu sesuai dengan standart yang
ditentukan yakni dengan cara menembakkan abrasif ke permukaan material yang dituju
dengan tekanan tertentu. dengan bantuan butiran pasir yang ditembakkan langsung dari
sebuah kompresor bertekanan tinggi ke obyek yang dituju. Proses sandblasting bertujuan
agar permukaan logam menjadi kasar, sehingga cat atau bahan pelapis lain dapat
menempel pada permukaan logam dengan baik, tidak mudah terkelupas, dan terhindar
dari korosi. (Dewadas.M, 2007)
2.2.1 Prinsip kerja sanblasting
Tujuan utama sandblasting adalah menyemprotkan pasir bertekanan
udara tinggi ke permukaan pada material bertujuan untuk membuat profile
(kekasaran) pada permukaan dimana permukaannya dibuat menjadi kasar dan
merata sehingga siap untuk di cat dan membuat. cat lebih melekat dan material
tersebut akan lebih tahan lama terhadap korosi. Prinsip kerja sandblasting yaitu
Kompresor berfungsi sebagai sumber tenaga untuk menghasilkan angin
kemudian selang satu dilewatkan menuju blasting pot dan selang kedua
dilewatkan menuju nozzle lalu udara bertekanan dan pasir keluar melalui
nozzle menuju obyek material yang dituju. Ilustrasi cara kerja sanblasting
dapat dilihat pada gambar 2.1
Kompresor
Selang
Selang, digunakan untuk jalan masuk pasir dan udara bertekanan dan juga
sebagai tempat bertemunya pair dan udara menjadi pasir bertekanan sebelum sampai ke
nozel.
Blasting Pot
adalah alat yang digunakan untuk menampung pasir yang akan digunakan untuk
sandblasting Abrasive dan angin dengan tekanan tinggi akan bersatu dalam mesin ini..
Nozzle Blasting
Kayu jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dan
keindahannya. Secara teknis,. Kayu ini sangat tahan terhadap serangan rayap.
Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga
disukai untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus
memiliki permukaan yang licin dan seperti berminyak. Pola-pola lingkaran tahun
pada kayu teras nampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah.
Dengan kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, jati digolongkan sebagai
kayu mewah. Oleh karena itu, jati banyak diolah menjadi mebel taman, mebel
interior, kerajinan, panel, dan anak tangga yang berkelas. Sekalipun relatif mudah
diolah, jati terkenal sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh
perubahan cuaca. Atas alasan itulah, kayu jati digunakan juga sebagai bahan dok
pelabuhan, bantalan rel, jembatan, kapal niaga, dan kapal perang.
Tabel. 1 umur pemakaian kayu pada berbagai keadaan
BB = Berat basah
BK = Berat kering tanur
Selain dengan cara menimbang, kadar air kayu dapat diukur dengan menggunakan alat
ukur kadar air kayu (Hydrometer, MC meter)
Keadaan air yang terdapat di dalam kayu terdiri atas dua macam yaitu :
a. Air bebas, yaitu air yang terdapat dalam rongga-rongga sel, paling mudah dan
terdahulu keluar. Air bebas umumnya tidak mempengaruhi sifat dan bentuk kayu
kecuali berat kayu.
b. Air terikat, yaitu air yang berada dalam dinding-dinding sel kayu, sangat sulit untuk
dilepaskan. Zat cair pada dinding-dinding sel inilah yang berpengaruh pada sifatsifat
kayu. Bilamana air bebas telah keluar dan masih tertinggal air terikat, dikatakan kayu
telah mencapai titik jenuh serat (fiber saturated point). Tingkatan titik jenuh serat untuk
semua jenis kayu tidak sama, karena adanya variasi susunan kimiawi kayu. Tetapi
umumnya berkisar antara kadar air kayu 25-30%.
2.7 Coating
Proses coating adalah salah satu proses yang sangat dibutuhkan dalam dunia industri.
Coating atau pelapisan sendiri dapat dianggap sebagai suatu proses pelapisan yang
diterapkan pada suatu benda atau substrat. Tujuan dari coating sendiri adalah untuk
dapat meningkatkan sifat permukaan dari benda yang dilapisi. Sifat permukaan tersebut
diharapkan dapat ditambah dalam beberapa hal seperti penampilan, ketahanan terhadap
air atau korosi, ketahanan dari goresan atau bahkan untuk keausan.
2.3.1 Pre-coating(Persiapan)
Permukaan kayu belum bisa langsung diberikan pelapis, karena kualitas
permukaan yang rendah serta kemungkinan adanya kotoran dan minyak
dapat mengganggu sifat adhesive dari pelapisan (coating). Oleh karena itu
perlu dilakukan proses pre-coating terlebih dahulu sebelum dilakukan proses
pelapisan. Proses pre- coating dapat dilakukan dengan cara pembersihan
secara mekanis(mechanical cleaning) yaitu melalui pengerjaan sandblasting