Anda di halaman 1dari 13

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

LAB POWER SYSTEM TRANSMISI/DISTRIBUSI SEMESTER

PEROBAAN VOLTAGE DROP

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTROL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
PANDANG 2021
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mendemonstrasikan kondisi undervoltage pada beberapa jenis
saluran trasmisi/ distribusi.
2. Mahasiswa dapat mengukur besar voltage drop untuk bebepa jenis transmisi/
distribusi.

II. Teori Dasar


Suatu jaringan daya listrik, pada dasarnya dapat terdiri dari komponen-komponen
berikut:
- Pusat pembangkit (terdiri dari penggerak mula, generator dan step-up
transformator)
- Saluran transmisi;
- Gardu Induk
- Saluran distrubusi (saluran udara – overhead line/ OHL dan saluran bawah
tanah – underground cable/ UGC ); terdiri dari tegangan menengah/ TM –
medium voltage/ MV dan tegangan rendah/ TR – low voltage/ LV.
- Konsumen; dapat terdiri dari konsumen industri; rumah tangga, dll.
Jaringan ini dapat di gambarkan seperti pada gambar 1 di bawah yang disertai dengan
tingkatan tegangan kerja (operasi) di setiap bagian.

Gambar 1. Tipikal Jaringan tenaga listrik


Saluran transmisi dan distribusi
Tujuan dari jaringan transmisi adalah mentransfer/ mengirim energy listrik dari sistem
pembangkit yang tersebar di berbagai lokasi menuju sistem distribusi yang terhubung ke
beban.
Suatu saluran transmisi memiliki empat parameter listrik, yakni resistansi,
induktansi, kapasitansi dan konduktansi. Induktansi dan kapasitansi disebabkan oleh
pengaruh medan magnet dan medan litrik di sekitar konduktor (penghantar). Sedangkan
parameter konduktansi muncul di antara konduktor – konduktor atau konduktor –
ground (tanah). Konduktansi menghasilkan arus bocor (leakage current) pada isolator
saluran transmisi udara (OHL) atau melalui isolasi untuk transmisi bawah tanah (UGC).
Namun karena kebocoran pada isolator dapat diabaikan maka konduktansi antara
konduktor pada OHL biasanya diabaikan (terutama untuk transmisi jarak pendek).
Untuk resistansi dan induktansi terdistribusi merata di sepanjang saluran yang
membentuk impedansi seri. Konduktansi dan kapasitansi terdapat di antara konduktor –
konduktor ataupun dari konduktor ke netral/ ground yang selanjutnya membentuk shunt
admitatance. Meskipun resistansi, induktansi dan kapasitansi terdistribusi namun
rangkaian ekuivalen suatu saluran dibuat menjadi satu.
Berdasarkan jarak transmisi saluran udara (OHL), maka dapat diklasifikasi
sebagai berikut:
- Transmisi jarak pendek (short-length line), panjang kurang dari 80 km
- Transmisi jarak menengah (medium-length line), panjang antara 80 km – 240
km
- Transmisi jarak jauh (long-length line), panjang lebih dari 240 km
Pada saluran transmisi jarak pendek, shunt capacitance sangat kecil sehingga dapat
diabaikan, parameter yang diperhitungkan hanya resistansi (R) dan induktansi (L)
sepanjang saluran transmisi.
Untuk saluran jarak menengah digambarkan dengan parameter R dan L yang
diserikan beserta kapasitansi ke netral pada masing-masing ujung rangkaian ekuivalen
dengan nilai masing-masing setangah dari nilai C. Adapun nilai konduktansi G diabaikan
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.
Saluran transmisi Pendek
Rangkaian ekuivalen dari saluran transmisi pendek, seperti gambar 2, dimana IS adalah
sending current – arus terkirim, IR adalah receiving current – arus yang diterima, VS dan
VR sebagai sending and receiving line to neutral voltage.
Dimana:
IS = IR.......................................................................................................................(1)
VS = VR + IR.Z..................................................................(2)
Nilai Z adalah zl, atau total impedansi seri saluran.
Vz

IS R X IR

Z = R + j L

VS
Load VR

Gambar 2. Rangkaian ekuivalen saluran transmisi pendek

Adapun nilai regulasi tegangan untuk transmisi jarak pendek, dapat dinyatakan sbb:

|𝑉𝑅,𝑁𝐿|−|𝑉𝑅,𝐹𝐿|
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑔𝑢𝑙𝑎𝑠i = 𝑥100 %...................(3)
|𝑉𝐹𝐿|

Dimana:
VR,NL : Receiving Voltage, No Load (tegangan sisi penerima kondisi
tanpa beban)
VR,FL : Receiving Voltage, Full Load (tegangan sisi penerima
kondisi beban penuh)

Adanya perbedaan tegangan antara sisi pengirim dan penerima ini disebabkan oleh
adanya jatuh tegangan (voltage drop) oleh adanya impedansi saluran. Jika voltage drop
dinyatakan dalam Vz, maka besarnya adalah

𝑉𝑧 = √𝑉𝑟2 + 𝑉𝑥2 ............................................................................................ (4)


Dimana;

Vz = besarnya voltage drop pada suatu salauran transmisi (pendek)


Vr = besarnya resistive voltage drop
Vx = besarnya reactive voltage drop

VZ Vx=X*I
VS
VR Vr=R*I

 I

Gambar 2. Diagram vector hubungan antara VS, VR dan VZ

Dengan adanya pengukuran tegangan di sisi pengirim dan penerima, maka besarnya
jatuh tegangan pada suatu transmisi dapat diperoleh dengan:
𝑉𝑧 = 𝑉𝑠 − 𝑉𝑅 ...................................................................................................... (5)

Dengan memodifikasi gambar menjadi seperti gambar 3 dan dengan menggunakan


rumus Phytagoras,maka:
𝑉𝑠2 = (𝑉𝑅 + 𝑎)2 + 𝑏2 .................................................................................. (6)

b
VZ a
VS Vx=X*I
VR Vr=R*I

 I

Gambar 3. Diagram vector hubungan antara VS, VR dan VZ

Normalnya nilai a dan b jauh lebih kecil dari nilai VS dan VR maka b2 dapat diabaikan.
Sehingga diperoleh U1  U2 + a, atau Vz = a. Dimana:
𝑎 = 𝑎𝑅 + 𝑎𝑥 ................................................................................................... (7)

𝑎𝑅 = 𝑅 * 𝐼 * 𝑐𝑜𝑠 𝛼 ........................................................................................ (8)


𝑎𝑥 = X * 𝐼 * 𝑠i𝑛 𝛼................................................................. (9)

 b

Vx=X*I
aR

Vr=R*I
ax
Gambar 4. Diagram vector drop voltage

Sehingga drop voltage:


𝑉𝑧 = 𝐼(𝑅 cos 𝛼 + X sin 𝑎).........................................................(10)
Karena pada sistem tiga fase
P = 3 V . I. cos  atau I cos  = P / (3 . V) dan....................(11)
Q = 3 V . I. sin  atau I sin  = Q / (3 . V)...........................(12)
Dengan melakukan subtitusi persamaan (11) ke dalam persamaan (10) maka drop
voltage juga dapat dituliskan sbb:
𝑧 𝑅𝑃2+KQ2..............................................................................................................................
∆𝑉 = 𝑉𝑅 (13)
III. Alat dan Bahan
1. Modul Pembangkit, transmisi dan beban (Ex Terco)
2. Kabel secukupnya
3. Multimeter jika diperlukan

IV. Rangkaian Percobaan

Menuju
Transmisi

Beban
Beban

Voltmeter
Catatan:
Untuk percobaan voltage drop pada transmisi jarak pendek, kapasitansi antar
saluran dan saluran ke tanah tidak perlu dihubungkan.

V. Prosedur Percobaan
Percobaan Transmisi/ distribusi
A. Tanpa parameter kapasitansi saluran
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Pilih salah satu modul transmisi/ distribusi. Merangkai percobaan sesuai gambar
percobaan (tidak perlu menghubungkan kapasitansi saluran – saluran dan saluran
– ground).
3. Mencatat parameter transmisi/ distribusi.

Contoh parameter setting untuk line modul 230 kV


4. Pastikan posisi beban pada level 0.
5. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
6. Pastikan posisi pengaturan motor Auto.
7. Pastikan posisi pengaturan generator Auto
8. On-kan motor turbine control (CBM)
9. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
10. On-kan generator excitation control (CBF)
11. Naikkan perlahan-lahan arus eksitasi sampai out tegangan mencapai kurang
lebih 220 Volt di sisi generator atau tegangan sekunder trafo telah mencapai
380/390 V.
12. Pada modul PST2210 C1 – modul generator - Close isolator switch I2 lalu on-kan
CB-1. Ini berarti Bus B telah mendapatkan tegangan dari Generator.
13. Pada modul PST 2210 C3, pilih feeder ke 2, masukkan isolator I8 dan I10.
Selanjutnya close CB4.
14. Masukkan beban sesuai tabel hasil percobaan.
15. Mencatat hasil pengukuran di sisi pengirim (meter sebelum transmisi dan sisi
penerima (meter di sisi beban). atau sesuai tabel.
16. Off kan feeder, offkan CB & isolating modul pembangkit, turunkan eksitasi, off-
kan switch eksitasi dan off kan prime mover.
VI. Keamanan & Keselamatan Kerja (K3)
A. Potensi Bahaya
1. Electric Shock yang dapat mempengaruhi aliran arus di badan manusia.
2. Busur api (arcing) yang dapat menghasilkan panas dan dapat mengakibatkan
hubung singkat, kebakaran, luka sampai kematian.
3. Kebakaran yang diakibatkan oleh kondisi overload dari peralatan dan kabel.

B. Antisipasi
1. Mengikuti petunjuk instruksi manual dan pembimbing.
2. Memeriksa kembali semua rangkaian sebelum memulai
mengoperasikan peralatan praktikum dibawah pengawasan
pembimbing.
3. Matikan semua sumber tegangan sebelum membuat atau mengubah koneksi apa
pun.
4. Menggunakan peralatan pelindung seperti safety shoes dan helmet bila
diperlukan.
5. Biasakan diri Anda dengan peralatan keamanan
o Emergency stop
o Alat pemadam api
o MCB
VII. Tabel Hasil Pengukuran

Percobaan transmisi/ distribusi


Jenis Modul : Transmisi 230 kV
Kapasitansi antar phase : dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret yang tidak perlu)
Kapasitansi phase – ground : dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret yang tidak perlu)

Load Pengukuran
I Pf Sending Point Receiving Point
R L C VLL VLN VT Q P S VLL VLN VT Q P S
1 0 0
0 1 0
1 1 0
VT = voltage drop yang diukur langsung dengan multimeter

Percobaan transmisi/ distribusi


Jenis Modul : Distribusi 35 kV
Kapasitansi antar phase : dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret yang tidak perlu)
Kapasitansi phase – ground : dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret yang tidak perlu)

Load Pengukuran
I Pf Sending Point Receiving Point
R L C VLL VLN VT Q P S VLL VLN VT Q P S
1 0 0
0 1 0
1 1 0
VT = voltage drop yang diukur langsung dengan multimeter

Percobaan transmisi/ distribusi


Jenis Modul : Distribusi kabel 11 kV
Kapasitansi antar phase : dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret yang tidak perlu)
Kapasitansi phase – ground : dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret yang tidak perlu)

Load Pengukuran
I Pf Sending Point Receiving Point
R L C VLL VLN VT Q P S VLL VLN VT Q P S
1 0 0
0 1 0
1 1 0
VT = voltage drop yang diukur langsung dengan multimeter

Anda mungkin juga menyukai