Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bernegara. Dalam prinsipnya, Pancasila sebagai filsafat merupakan
perluasan manfaat dari yang bermula sebagai dasar dan ideologi, merambah hingga produk
filsafat (falsafah). Pancasila sebagai produk filsafat berarti digunakan sebagai pandangan
hidup dalam kegiatan praktis. Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan
sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan
sehari-hari baik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai filsafat juga berarti bahwa pancasila mengandung pandangan, nilai, dan
pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Hal yang
mendasari pernyataan ini adalah karena pada hakikatnya Pancasila memiliki sistem nilai
(value system) yang didapat dari penggalian dan pengejawantahan nilai-nilai luhur mendasar
dari kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang sejarah, berakar dari unsur-unsur kebudayaan
luar yang sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa
Indonesia[1]. Hal inilah yang kemudian ditangkap sebagai hasil perenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh para tokoh pendiri bangsa (The Founding Father) Indonesia
(yang merupakan prinsip dasar filsafat) dan merumuskannya dalam suatu sistem dasar negara
yang diatasnya berdiri sebuah Negara Republik Indonesia. Pertanyaan:”Di atas dasar
apakah negara Indonesia didirikan?” menjadi awalan yang sangat fundamental dalam
perumusan Pancasila ketika mereka bersidang pertama kali di lembaga BPUPKI...
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari
bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa
dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan.
Kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata panca yang berarti lima
(5) dan sila yang berarti dasar atau prinsip.
Oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah
“Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima”
atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”.