Oleh :
Antoro Rekso Samudro 2016730015
Ira Rahmi Faridah H. 2016730052
Pembimbing :
dr. Hendrik Septiana, Sp. F.M
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tugas ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Referat pada Stase Ilmu Forensik Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Banjar mengenai ”Investigasi dan Analisis Forensik dan
Medikolegal pada Dugaan Pembunuhan Wayan Mirna Salihin”. Referat ini dibuat dengan
tujuan memenuhi tugas saya selama menjalani kepaniteraan klinik stase Ilmu Forensik.
Terima kasih kepada dokter pembimbing di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Banjar, dr. Hendrik Septiana, Sp.F.M yang telah membantu dalam terselesainya tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca.
1
ialah sodium sianida dan potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna
putih (Agency for Toxic Substances and Disease Registry [ATSDR], 1997).
Keracunan sianida akut merupakan kasus yang paling sering dilaporkan
sendiri (70% dalam 1 seri) (ATSDR, 2006). Keracunan sianida akut ditemukan
pada kasus kematian Wayan Mirna Salihin pada tanggal 6 Januari 2016 lalu.
Namun dikarenakan banyak ditemukan kejanggalan dalam setiap sidangnya,
sehingga sampai sekarang belum didapatkan titik terang dari kasus ini. Sesuai
dengan kepaniteraan yang sedang kami jalani, yaitu bagian ilmu kedokteraan
forensik dan medikolegal dalam karya tulis ilmiah ini akan dititikberatkan
pembahasan mengenai investigasi forensik dan medikolegal kasus kematian
Wayan Mirna Salihin.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Toksikologi
2.1.1 Definisi dan Perannya
Toksikologi ialah ilmu yang mempelajari sumber, sifat serta khasiat racun,
gejala-gejala dan pengobatan pada keracunan, serta kelainan yang didapatkan
pada korban yang meninggal. Racun ialah zat yang bekerja pada tubuh secara
kimiawi dan fisiologik yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan
kesehatan atau mengakibatkan kematian (Budiyanto, et al., 1997). Dalam
toksikologi, dipelajari mengenai gejala, mekanisme, cara detoksifikasi serta
deteksi keracunan pada sistim biologis makhluk hidup. Toksikologi sangat
bermanfaat untuk memprediksi atau mengkaji akibat yang berkaitan dengan
bahaya toksik dari suatu zat terhadap manusia dan lingkungannya (Budiawan,
2008).
Toksikologi forensik adalah penerapan toksikologi untuk membantu
investigasi medikolegal dalam kasus kematian, keracunan maupun penggunaan
obat-obatan. Dalam hal ini, toksikologi mencakup pula disiplin ilmu lain seperti
kimia analitik, farmakologi, biokimia dan kimia kedokteran. Yang menjadi
perhatian utama dalam toksikologi forensik bukanlah keluaran aspek hukum dari
investigasi secara toksikologi, namun mengenai teknologi dan teknik dalam
memperoleh serta menginterpretasi hasil seperti: pemahaman perilaku zat, sumber
penyebab keracunan/pencemaran, metode pengambilan sampel dan metode
analisa, interpretasi data terkait dengan gejala/efek atau dampak yang timbul serta
bukti-bukti lainnya yang tersedia (Budiawan, 2008).
2.1.3 Penggolongan
Berdasarkan sumber, dapat dibagi menjadi racun yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan: opium (dari papaver somniferum), kokain, kurare, aflatoksin
(dari aspergilus niger), berasal dari hewan : bias/toksin ular/laba-laba/hewan laut,
mineral : arsen, timah hitam atau sintetik : heroin.
Berdasarkan tempat di mana racun berada, dapat dibagi menjadi racun
yang terdapat di alam bebas, misalnya gas racun di alam, racun yang terdapat di
rumah tangga; misalnya deterjen, desinfektan, insektisida, pembersih (cleaners).
Racun yang digunakan dalam pertanian, misalnya insektisida, herbisida, pestisida.
Racun yang digunakan dalam industry dan laboratorium, misalnya asam dan basa
kuat, logam berat. Racun yang terdapat dalam makanan, misalnya CN dalam
singkong, toksin botulinus, bahan pengawet, zat aditif serta ‘racun’ dalam bentuk
obat, misalnya hipnotik, sedatif, dll. Dapat pula pembagian racun berdasarkan
organ tubuh yang dipengaruhi, misalnya racun yang bersifat hepatotoksik,
nefrotoksik. Berdasarkan mekanisme kerja, dikenal racun yang mengikat gugus
sulfhidril (-SH) misalnya Pb, yang berpengaruh pada ATP-ase, yang membentuk
methemoglobin misalnya nitrat dan nitrit. (Nitrat dalam usus oleh flora usus
diubah menjadi nitrit).
Pembagian lain didasarkan atas cara kerja/efek yang ditimbulkan. Ada
racun yang bekerja lokal dan menimbulkan beberapa reaksi misalnya
perangsangan, peradangan atau korosif. Keadaan ini dapat menimbulkan rasa
nyeri yang hebat dan dapat menyebabkan kematian akibat syok neurogenik.
Contoh racun korosif adalah asam dan basa kuat : H2SO4, HNO3, NaOH, KOH;
golongan halogen seperti fenol, lisol dan senyawa logam. Racun yang bekerja
sistemik dan mempunyai afinitas terhadap salah satu system misalnya barbiturat,
alcohol, morfin terhadap susunan saraf pusat, digitalis, oksalat terhadap jantung,
CO terhadap hemoglobin darah. Terdapat pula racun yang mempunyai efek local
dan sistemik sekaligus misalnya asam karbol menyebabkan erosi lambung dan
sebagian yang diabsorpsi akan menimbulkan depresi susunan saraf pusat. Tetra-
etil lead yang masih terdapat dalam campuran bensin selain mempunyai efek
iritasi, jika diserap dapat menimbulkan hemolisis akut (Budiyanto, et al., 1997).
Pada korban yang masih hidup, darah adalah bahan yang terpenting,
diambil 2 contoh darah masing-masing 5 ml, yang pertama diberi pengawet NaF
1% dan yang lain tanpa pengawet. Urin dan bilasan lambung diambil semua yang
ada didalam kandung kemih untuk pemeriksaannya. Pada mayat diambil lambung
beserta isinya. Usus beserta isinya berguna terutama bila kematian terjadi dalam
waktu beberapa jam setelah menelan racun sehingga dapat diperkirakan saat
kematian dan dapat pula ditemukan pil yang tidak hancur oleh lambung
(Budiyanto, et al., 1997).
Ginjal harus diambil keduanya, organ ini penting pada keadan intoksikasi
logam, pemeriksaan racun secara umum dan pada kasus dimana secara histologik
ditemukan Caoksalat dan sulfo-namide. Pada otak, jaringan lipoid dalam otak
mampu menahan racun. Misalnya CHCI3 tetap ada walaupun jaringan otak telah
membusuk. Otak bagian tengah penting pada intoksikasi CN karena tahan
terhadap pembusukan. Untuk menghidari cairan empedu mengalir ke hati dan
mengacaukan pemeriksaan, sebaiknya kandung empedu jangan dibuka
(Budiyanto, et al., 1997).
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengambil sampel selain dengan
cara yang telah disebutkan, adalah (Budiyanto, et al., 1997):
2. Darah
Bahan Pengawet
Yang terbaik adalah tanpa bahan pengawet, bila terpaksa dapat digunakan bahan
pengawet : a. Alcohol absolut, b. Larutan garam dapur jenuh, c. Larutan NaF 1 %,
d. Larutan NaF + Na sitrat, e. Na benzoat + fenil merkuri nitrat. Volume pengawet
sebaiknya dua kali volume bahan pemeriksaan (Budiyanto, et al., 1997).
Ketoksikan Sianida
Tingkat ketoksikan sianida ditentukan jenis, konsentrasi dan pengaruhnya
terhadap organisme hidup (ATSDR, 2006; Baxter and Cummings, 2006; Smith
and Mudder, 1991). Ketoksikan sianida umumnya berhubungan dengan
pembentukan kompleks dengan logam yang berperan sebagai kofaktor enzim.
Sebagai contoh, sianida berikatan dengan enzim yang mengandung logam yang
berperan dalam respirasi sehingga proses respirasi terganggu (Bishop, 2000)
Shifrin et al; didalam (Kjeldsen, 1999). Enzim Fe(III) sitokrom-oksidase adalah
salah satu contoh enzim dalam proses respirasi yang dihambat oleh sianida
(Morper, 1999).
Sianida dalam bentuk hidrogen sianida (HCN) dapat menyebabkan
kematian yang sangat cepat jika dihirup dalam konsentrasi tertentu. ASTDR
(2006) mencatat bahwa konsentrasi HCN yang fatal bagi manusia jika dihirup
selama 10 menit adalah 546 ppm. Beberapa gangguan pada sistem pernapasan,
jantung, sistem pencernaan dan sistem peredaran darah berhubungan dengan
paparan terhadap sianida pada manusia dalam konsentrasi tertentu telah terdeteksi
(ATSDR, 2006).
Selain itu, sistem saraf juga menjadi sasaran utama sianida. Paparan HCN
secara lama dalam konsentrasi tinggi dapat menstimulasi sistem saraf pusat yang
kemudian diikuti oleh depresi, kejang-kejang, lumpuh dan kematian (ATSDR,
2006). HCN dapat terserap cepat ke dalam tubuh dan terbawa hingga ke dalam
plasma.
Garam sianida dan larutan sianida memiliki tingkat ketoksikan yang lebih
rendah dibandingkan HCN karena masuk ke tubuh hanya melalui mulut (Armour
et al; 1987). Namun demikian, ketoksikannya dapat dianggap sebanding dengan
HCN karena mudah menghasilkan HCN.
Kompleks sianida kurang toksik bila dibandingkan dengan sianida bebas.
Sianida sederhana secara cepat dapat membebaskan sianida bebas dan menjadi
sangat toksik, sedangkan kompleks sianida yang stabil tidak bersifat toksik selama
tidak terurai menjadi sianida bebas. Ketoksikan kompleks sianida bervariasi
tergantung kemampuannya untuk membebaskan sianida bebas (Baxter and
Cummings, 2006; Luque-Almagro et al., 2011). Kompleks sianida yang kuat
seperti kompleks sianida dengan besi dapat dikatakan tidak toksik, tetapi dengan
kehadiran radiasi ultraviolet dapat terurai menghasilkan sianida bebas yang toksik.
Diagnosis
Untuk menentukan diagnosa kasus keracunan diperlukan
1 Anamnesa kontak antara korban dengan sianida atau yang dicurigai
sebagai sumber sianida
2 Ada gejala dan tanda keracunan sianida
3 Dari benda bukti, harus dapat dibuktikan bahwa benda bukti tersebut
memang mengandung racun sianida
4 Dari bedah mayat, dapat ditemukan adanya perubahan atau kelainan
yang sesuai dengan keracunan sianida dan tidak ditemukan adanya
penyebab kematian lain
5 Analisa kimia atau pemeriksaan toksikologi harus dapat dibuktikan
adanya racun sianida dan atau metabolitnya, dalam tubuh atau cairan
tubuh korban secara sistemik
(Idries, AM. 1997)
Pengobatan
Pada keracunan CN yang masuk secara inhalasi, Pindahkan korban ke
udara bersih. Berikan amil-nitrit dengan inhalasi, 1 ampul (0.2 ml) tiap 5 menit.
Hentikan pemberian bila tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg. Berikan
pernafasan buatan dengan 100% oksigen untuk menjaga P02 dalam darah agar
tetap tinggi. Dapat juga dipakai oksigen hiperbarik. Resusitasi mulut-ke-mulut
merupakan kontra-indikasi.
Antidotum berupa Natrium nitrit 3% IV diberikan sesegera mungkin
dengan kecepatan 2.5 sampai 5 ml per menit. Pemberian dihentikan bila tekanan
darah sistolik di bawah 80 mm Hg. Pemberian nitrit akan mengubah Hb menjadi
met-Hb dan akan mengikat CN menjadi sian-met Hb. Jumlah nitrit yang diberikan
harus didasarkan pada kadar Hb dan berat badan korban.
Jumlah Natrium nitrit pada tabel telah cukup untuk mengubah 25 % Hb
menjadi Met-Hb. Kadar met-Hb tidak boleh melebihi 40%. karena met-Hb tidak
dapat mengangkut O2. Bila kadar met-Hb melebihi 40 % berikan reduktor,
misalnya Vitamin C intravena.
Variasi takaran natrium nitrit dan natrium tiosulfat dgn kadar Hb :
Hemoglobin Takaran awal NaNO2 Takaran awal NaNO2 Takaran awal Na-
(mg/kg) 3 % (ml/kg) tiosulfat 25% (ml/kg)
7 5,8 0,19 0,95
8 6,6 0,22 1,10
9 7,5 0,25 1,25
10 8,3 0,27 1,35
11 9,1 0,30 1,50
12 10,0 0,33 1,65
13 10,8 0,36 1,80
14 11,6 0,38 1,95
Bila tekanan darah turun karena pemberian nitrit, berikan 0.1 mg levarterenol atau
epinetrin IV.
Pemeriksaan dalam
Pada pemeriksaan dalam akibat keracunan akan ditemukan tanda-tanda
seperti:
a Darah berwarna lebih gelap dan encer
b Busa halus didalam saluran nafas
c Pembendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam tubuh sehingga
menjadi lebih berat, berwarna gelap dan pada pengirisan banyak
mengeluarkan darah
d Ptekie dapat ditemukan pada mukosa usus halus, epikardium pada bagian
belakang jantung daerah aurikuloventrikuler, subpleura visceralis paru
terutama di lobus bawah pars diafragmatika dan fisura interlobaris, kulit
kepala sebelah dalam terutama daerah otot temporal, mukosa epiglotis dan
daerah subglotis
e Edema paru: bau dari zat pelarut mungkin dapat dideteksi, misalnya bau
minyak tanah, bensin, terpentin atau bau seperti mentega yang tengik.
Dalam lambung akan ditemukan cairan yang terdiri dari dua lapis, yang
satu adalah cairan lambung dan lapisan lainnya adalah lapisan larutan
insektisida (Dharma, Erdaliza, & Anita, 2008)
Pada prinsipnya pemeriksaan luar dan dalam diperiksa dan dicatat hal
penting dengan seksama dengan memperhatikan segala kemungkinan
spesifik dari zat yang meracuni tubuh, seperti:
a Bau
Dari bau yang tercium diperoleh petunjuk racun apa kiranya yang ditelan
oleh korban. Pemeriksa dapat mencium bau amandel yang pada penelan
sianida, bau minyak tanah pada penelanan insektisida, bau kutu busuk
pada malation, bau amoniak, fenol, alkohol, eter dan lain lain. Maka pada
tiap kasus keracunan, pemeriksa harus selalu memperhatikan bau yang
tercium dari pakaian, lubang hidung dan mulut serta rongga badan. Segera
setelah pemeriksa berada disamping mayat, ia harus menekan dada mayat
dan menentukan apakah ada suatu bau yang tidak biasa keluar dari lubang-
lubang apakah ada suatu bau yang tidak biasa keluar dari lubang-lubang
hidung dan mulut (Dharma, Erdaliza, & Anita, 2008).
b Pakaian
Pada pakaian dapat ditemukan bercak-bercak yang disebarkan oleh
tercecernya racun yang ditelan atau oleh muntahan misalnya bercak warna
cokelat karena asam sulfat atau kuning karena asam nitrat. Penyebaran
bercak perlu diperhatikan, karena dari penyebaran itu dapat diperoleh
petunjuk tentang intense atau kemauan korban yaitu apakah racun itu
ditelan atas kemauan sendiri atau dipaksa. Jika korban dipaksa maka
bercak-bercak racun akan tersebar pada daerah yang luas dan pada pakaian
melekat bau racun (Dharma, Erdaliza, & Anita,
2008). c Lebam mayat
Warna lebam yang tidak biasa juga mempunyai makna karena warna
lebam mayat pada dasarnya manifestasi darah yang tampak pada kulit
misalnya cherry pink colour pada keracunan CO, merah terang pada
keracunan sianida, kecoklatan pada keracunan nitrit, nitrat, amiline,
fenasetin dan kina (Dharma, Erdaliza, & Anita,
2008). d Perhatikan adanya kelainan ditempat masuknya
racun
Zat-zat bersifat korosif menyebabkan luka bakar atau korosi pada bibir,
mulut dan kulit sekitar. Bunuh diri dengan lisol ditemukan luka bakar
kering berwarna cokelat bentuk tidak teratur dengan garis-garis yang
berjalan dari bibir atau sudut-sudut ke arah leher. Pada orang dipaksa
menelan zat itu akan ditemukan bercak-bercak luka bakar berbagai bentuk
dan ukuran tersebar dimana-mana. Pada asam nitrat, korosi berwarna
kuning atau jingga kuning karena reaksi xantoprotein, pada asam klorida
korosif kulit tidak begitu lebat atau kadang tidak ditemukan (Dharma,
Erdaliza, & Anita, 2008).
e Perubahan kulit
Hiperpigmentasi atau malanosis dan keratosis telapak tangan dan kaki
pada keracunan arsen kronik. Kulit warna kelabu kebiru-biruan pada
keracunan perak kronik. Kulit warna kuning pada keracunan tembaga dan
fosfor akibat hemolisis, juga pada keracunan insektisida hidrokarbon dan
arsen karena terjadi gangguan fungsi hati. Dermatitis pada keracunan
kronik salisilat, bromida dan beberapa logam berat seperti arsen dan
talium. Vesikel atau bula pada tumit, bokong dan punggung pada
keracunan karbon monoksida dan barbiturat akut (Dharma, Erdaliza, &
Anita, 2008).
f Kuku
Pada keracunan arsen kronik dapat ditemukan kuku yang menebal secara
tidak teratur (Dharma, Erdaliza, & Anita,
2008). g Rambut
Kebotakan atau alopesia dapat ditemukan pada keracunan talium, arsen,
air raksa dan boraks (Dharma, Erdaliza, & Anita,
2008). h Sklera
Sklera tampak ikterik pada keracunan dengan zat hepatotoksi seperti
fosfor, karbon tetraklorida. Perdarahan pada pemakaian dikoumarol atau
akibat bisa ular (Dharma, Erdaliza, & Anita, 2008).
Dalam pemeriksaan dalam, segera setelah rongga perut dan dada dibuka,
tentukan apakah terdapat bau yang tidak biasa (racun). Bila pada pemeriksaan luar
tidak tercium bau racun, maka rongga tengkorak sebaiknya dibuka terlebih dahulu
agar bau visera perut tidak menyelubungi bau tersebut, terutama bila yang
dicurigai adalah sianida. Bau sianida, alkohol, kloroform dan eter tercium bau
paling kuat dalam rongga tengkorak (Dharma, Erdaliza, & Anita, 2008).
1) Barang Siapa
Mengulas tentang barang siapa dalam rumusan delik berarti adalah
pembahasan tentang subjek hukum yang dapat dianggap sebagai subjek dalam
adalah manusia artinya "Naturelijke personel" sedang hewan dan badanbadanya
(msetpersonen) tidak dapat dianggap sebagai subjek (Kartanegara, tanpa tahun).
Bahwa yang dapat dianggap sebagai subjek strafbaarfeit itu hanya naturelijke
personel (manusia hidup) dapat disimpulkan dari ; "Cara merumuskan strafbarfeit,
yaitu dengan awalan kata: barang siapa (Hijdie).
Dari perumusan ini dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksudkan
dengan barang siapa (Hij die) adalah hanya manusia.
3) Hukum pidana yang berlaku sekarang ini disandarkan pada kesalahan orang
karenanya juga disebut : schuldstraf recht (schuld=kesalahan). Didalam
schuldstrafrest yang dapat membuat kesalahan adalah hanya orang manusia yaitu
yang berupa kesalahan individual (individuale schedule) (Kartanegara, tanpa
tahun). Hukum pidana diadukan untuk melindungi kepentingan hukum agar
dihormati di taati oleh setiap orang. Kepentingan hukum yang meliputi
kepentingan perseorangan, kepentingan masyarakat dan kepentingan Negara.
Pelanggaran terhadap kepentingan hukum atau perbuatan-perbuatan yang
mencocoki rumusan hukum, pidana adalah apa yang dimaksud dengan tindak
pidana atau delik (Wiyanto, 2012).
Negara : Indonesia
Pembunuhan Mirna
Hasil Investigasi
Usai pembunuhan ini, polisi menduga salah seorang kawan Mirna, Jessica
Kumolo Wongso sebagai terduga pelaku. Pada pukul 14.00 WIB, ia mendatangi
Mirna di kafe tersebut untuk melakukan reservasi. Dua jam kemudian, ia kembali
dan memesankan Kopi Vietnam untuk Mirna.
Pada pukul 17.00 WIB, Mirna mendatangi kafe tersebut dan meminum kopi yang
sudah dipesan Jessica. Mirna langsung tak sadarkan diri dan tewas pada pukul
21.00 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo. Berdasarkan hasil otopsi, Mirna diduga
keracunan sianida. Polisi menemukan zat beracun tersebut di dalam tubuh Mirna.
Sidang perdana kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica
Kumala Wongso digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu
(15/6/2016). Usai sidang, Jessica tetap tenang dan melempar senyum.
Berita 1 – Hasil Otopsi Jenazah Mirna, Ada Zat yang Sebabkan Keracunan
Otopsi dilakukan dalam waktu lebih kurang satu jam, dari pukul 00.00 WIB
hingga pukul 01.00 WIB dini hari tadi.
"Betul kami sudah bisa otopsi. Kami beri penjelasan kalau otopsi tidak
perlu waktu lama, kami cuma perlu periksa lambung dan hatinya, keluarga
akhirnya mengizinkan," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan
Polda Metro Jaya Komisaris Besar Musyafak saat dihubungi Kompas.com,
Minggu (10/1/2016) pagi.
Setelah memeriksa lambung dan hati Mirna, polisi mendapati adanya zat
yang bersifat korosif di dua organ tersebut.
"Ada kandungan zat yang menyebabkan keracunan. Sifat zat tersebut asam.
Kemungkinan besar meninggal karena keracunan," tutur Musyafak.
dilakukan untuk mencari penyebab pasti kematian Mirna. Bukan hanya bagian
tertentu dari tubuh korban saja.
Saat diperiksa dr Slamet, jenazah Mirna telah diawetkan. Tapi dia tak
mengetahui zat yang digunakan untuk mengawetkan itu. Ia kemudian
bekerja bersama timnya dari pukul 23.30 hingga pukul 01.00 WIB.
Slamet hanya diminta oleh penyidik untuk memeriksa sampel lambung serta
jaringan lambung, empedu, urine, dan hati. Di dalam lambung bagian
bawah, ia menemukan bercak hitam yang tidak wajar. "Kami diminta oleh
polisi tiga hari setelah kematian Mirna," ujarnya.
Dari apa yang ia ketahui itu, dokter Slamet memastikan kematian Mirna
akibat adanya racun sianida dalam tubuhnya. Racun sianida ini membuat
pasokan oksigen ke semua organ tubuh terhenti. Dia memperkirakan, racun
sianida bekerja dalam hitungan detik dan mengikat oksigen dalam darah.
Hal ini berdampak pada kibasan di mulut korban karena panas. Lalu,
berhentinya asupan oksigen ke otak membuat Mirna kejang-kejang.
Termasuk terhentinya asupan oksigen ke jantung dan semua organ lain.
Slamet menjelaskan lima tanda itu bisa dikenali karena korban awalnya
sehat lalu mendadak meninggal. Kedua, Mirna kontak langsung dengan
racun dibuktikan dari adanya racun di dalam lambungnya.
Kedua, dokter menemukan Mirna kontak langsung dengan racun. Hal ini
dibuktikan dari adanya korosi atau luka di mulut. Luka ini menyebabkan
bibir bagian dalam hingga tenggorokan berubah warna menjadi hitam.
Kata dia, racun sianida telah bekerja dalam hitungan detik. Ini yang
membuat Mirna meninggal secara cepat. Keempat adanya temuan bukti
sianida di gelas milik korban. Sehingga temuan itu menepis argumen kuasa
hukum terdakwa Jessica, Otto Hasibuan bahwa bisa saja Mirna meninggal
karena sakit jantung.
Slamet melanjutkan, bahwa tidak hanya organ jantung saja yang berhenti.
Kata dia, semua organ tubuhnya terhenti karena suplai oksigen juga
terhenti. Kelima, tanda-tanda dibuktikan dari temuan racun di dalam
lambung korban.
Menurut dia, lambung korban bagian bawah terjadi perubahan warna dari
putih susu menjadi bercak hitam. Kata dia, racun sianida diserap tubuh dan
bekerja dengan cepat untuk melumpuhkan sistem tubuh Mirna.
"Pak RT tolong jaga rumah saya. Saya mau pergi beberapa hari cari
tenang dulu," tutur Paulus menirukan perkataan Winardi di komplek Graha
Sunter Pratama, Jakarta Utara, Sabtu 30 Januari 2016.
Hal itu diakui oleh Jessica. Wanita berambut sebahu yang kabarnya dalam
kondisi depresi itu memutuskan untuk mengungsi ke hotel bersama kedua
orangtuanya pada Jumat 29 Januari malam. Informasi yang beredar,
mereka menginap di kamar 822.
"I'm trying to sleep. Gue di hotel, tapi sekamar sama bokap nyokap (ayah
ibu)," ucap Jessica melalui pesan singkat yang diterima Liputan6.com pada
Jumat malam 29 Januari 2016, pukul 23.55 WIB.
Benar saja, Jessica akhirnya dijemput paksa oleh penyidik. Dia
digelandang ke Mapolda Metro Jaya menggunakan mobil minibus
berwarna silver.
Sempat mengaku tak bisa tidur, wajah Jessica justru terlihat segar saat tiba
di Markas Polda Metro Jaya. Perempuan berusia 27 tahun itu mengenakan
atasan biru dongker dan celana panjang hitam.
Bahkan, raut wajah Jessica terus terlihat datar saat berhadapan dengan
penyidik. Rambut sebahunya diurai.
"Saya stres, saya mau ngungsi dulu. Pak, saya mau nitip rumah, tolong
jaga dan dilihatin," ujar ibu Jessica kepada Paulus, seperti diungkapkan
Paulus kepada Liputan6.com melalui pesan singkat di Jakarta, Sabtu 30
Januari 2016.
Kepada Paulus, ibu Jessica juga mengungkapkan bahwa dia orang
beriman dan yakin anaknya tidak bermasalah. "Saya orang beriman, saya
yakin anak saya tidak bermasalah," demikian curhat ibu Jessica kepada
Ketua RT 14 RW 02 Kelurahan Sunter Agung, Paulus.
Hukuman Mati
"Saya dampingi hanya sampai Pak Yudi datang. Kebetulan kan saya yang
tinggal Jakarta, jadi saya yang lebih cepat sampai di sini (Mapolda).
Sebagai seorang pengacara, itu hal biasa ya menghadapi seperti itu
(ancaman hukuman berat). Nanti kan pengadilan yang menentukan,"
terang Yayat.
(Santoso, 2016)
Otoritas Polda Metro Jaya yang mengambil alih kasus kematian Mirna dari
Polres Jakarta Pusat menyatakan, sianida yang masuk ke tubuh Mirna
memang dapat mengikis jaringan organ secara kimia.
Ketika itu, Hani, yang memperagakan reaksi Mirna usai menegak kopi,
berulang kali mengulangi kalimat, "It's awful, it's so bad."
Usai prarekonstruksi, kepolisian membawa sejumlah barang bukti dari
Restoran Olivier untuk kepentingan penyelidikan, antara lain kamera
“Dia ada di tempat kejadian perkara, yang memesan kopi, yang membayar
kopi dan yang menunggu korban. Itu fakta.” ujarnya.
Ekspose ke Kejaksaan
Jessica dicekal
Pencekalan yang berlaku enam bulan atau hingga 26 Juni 2016 itu
dilakukan atas permintaan kepolisian melalui surat
No.R/541/I/2016/DATRO tertanggal 26 januari 2016.
Di sisi lain, Yudi mempertanyakan alat bukti yang digunakan polisi untuk
menangkap dan menahan kliennya. Ia menduga bukti itu rekaan belaka.
Dua sahabat
2015. Saat itu Mirna mengajak suaminya untuk bertemu Jessica di sebuah
restoran.
Pada pertemuan kedua di Restoran Olivier, Jessica tiba dua jam lebih awal
dari waktu yang ditentukan. Kepolisian mencatat, Jessica lantas
memesankan es kopi Vietnam sesuai permintaan Mirna, dan cocktail serta
fashioned fazerac untuk dia dan Hani.
Salah satu keterangan ahli yaitu berdasarkan ahli psikiatrik forensik, yang
menyatakan bahwa kejiwaan Jesika sedang dalam kondisi labil. Atau, lebih
mengarah ke arah depresi oleh karena rentetan masalah yang dihadapinya pada
tahun 2015, yang membuatnya nekat melakukan usaha bunuh diri.
Berita 6 - Jessica Kumala Wongso Beberapa Kali Mau Bunuh Diri Gara-gara
Pacar Bulenya
Jumat, 19 Agustus 2016 09:28
(Fitriani, 2016)
Selain dari kondisi kejiwaan Jesika, ucapan Jesika ketika dilakukan pemeriksaan
psikologi oleh ahli psikiatri forensik yang menyatakan bahwa jika ia tidak pulang
ke Indonesia, maka Mirna tidak akan mati.
"Jessica bilang ke Kristie, ‘Bisa saja saya ambil pistol atau ambil racun’,"
tutur Natalia. Saat itu Jessica bertutur dalam konteks upayanya hendak
bunuh diri sejak Januari 2015 karena masalah dengan sang pacar. Jessica
juga menjelaskan bisa saja dia meracun seseorang dengan dosis yang
tepat. Namun dia tak menjelaskan racun jenis apa yang akan digunakan.
Selain Psikiatri Forensik, Ahli Forensik juga menemukan adanya bercak hitam
pada lambung Mirna Salihin, yang mengindikasikan adanya keracunan.
"Dalam kasus Mirna ini yang merekam aktivitas Jessica hanya dua. Satu
yang ada di belakang dan dua yang ada di depan Jessica. Sementara yang
merekam aktivitas terdakwa sendiri ada di depan, CCTV dengan objek
sekitar 12 meter," kata Nuh di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu
(10/8).
Dalam rekaman CCTV itu memang tidak terlihat secara langsung bahwa
Jessica menuangkan sesuatu ke dalam gelas. Karena, pergerakan Jessica
tertutupi oleh paper bag dan tanaman yang kebetulan sejajar dengan
CCTV. Namun, menurut Nuh, gerakan tangan kanan dan kiri yang
bergatian masuk ke dalam tas sudah bisa disimpulkan bahwa Jessica
memasukkan sesuatu.
"Itu satu keutuhan yang mulia. Contoh analogi, suara. Saya miliki anak
kembar identik. Dan ketika dari depan bersuara saya bisa membedakan.
Dari bersuara saya tahu anak yang mana. Tapi saya telepon, saya tidak
tahu," kata Nuh.
"Kalau distorsi gambar, misalnya anda beli celana, orang awam biasanya
bingung membedakan mana warna cokelat dan hijau. Hal ini disebabkan
karena cahaya lampu di ruangan warna kuning. Untuk kasus ini, bukan
distorsi warna yang kami analisis, tapi gerakan Jessica sendiri," ujarnya.
(Ainy, 2016)
Namun, dalam keterangan ahli forensik digital tersebut memang tidak ditemukan
bukti pasti bahwa Jesika yang menuangkan racun sianida ke dalam kopi vietnam
milik Mirna. Yang diutarakan hanyalah adanya gelagat dari Jesika yang
mencurigakan, ia menjejerkan tas di atas meja dan menolehkan kepala ke kiri dan
kanan melihat keadaan sekitar.
Berita 10 – Kata Ahli Gerakan Jessica Menaruh Sianida pada Kopi Tak
Ditemukan di CCTV
Rabu, 10 Agustus 2016 19:33 WIB
Hal itu disebut oleh Ahli digital forensik Polri, Nuh sebagai kepingan yang
hilang.
"Ada kepingan yang tidak begitu kami dapatkan ketika terdakwa (Jessica)
menaruh sianida dalam gelas kopi (Vietnam)," kata Nuh di Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat, Rabu (10/8/2016).
(Simanjuntak, 2016)
Keterangan ahli yang lain yaitu didapatkan dari ahli toksikologi yang diutarakan
pada bulan Mei lalu. Rencananya ahli toksikologi ini akan didatangkan kembali
pada sidang hari Kamis, 25 Agustus 2016 mendatang.
Perbedaan itu terjadi karena sianida merupakan zat yang mudah larut
dalam air. Kadar sianida yang berada di dalam lambung dapat menurun
drastis.
"Ada reaksi kalau kena asam bisa menjadi HCN kalau masuk lambung.
Kadar sianida yang kami dapat di gelas dan di lambung beda jauh, drop.
Di gelas ini enggak ada asamnya, kalo yang di lambung drastis (menurun).
Karena begitu masuk (ke dalam tubuh) langsung bereaksi dengan
temperatur keasaman," tutur Nursamran
"Sudah larutan, seperti gula dalam teh. Larutnya cepat sekali," kata
Nursamran.
Sianida dimasukan ke dalam gelas pada pukul 16.30 - 16.45
Berdasarkan hasil simulasi ahli toksikologi forensik, sianida dimasukan
dalam es kopi vietnam Mirna pada rentang waktu pukul 16.30 hingga 16.45
WIB.
Saat pengujian, kondisi penyimpanan cairan kopi yang diuji sama dengan
kondisi penyimpanan cairan kopi barang bukti. Dalam waktu 0 jam,
konsentrasi anion sianida 9.880 miligram per liter. Setelah dilakukan
pengukuran, untuk mencapai konsentrasi anion sianida 7.900 miligram per
liter sesuai dengan barang bukti (BB) II minuman es kopi vietnam dalam
botol, diperlukan waktu sekitar 90 jam 9 menit 36 detik.
Saat itu, pengukuran dilakukan pada 10 Januari 2016 pada pukul 10.30.
Jadi, bila ditelusuri ke belakang dan sesuai dengan waktu pengukuran,
dapat ditentukan bahwa natrium sianida dimasukkan pelaku ke dalam
minuman kopi Mirna pada 6 Januari 2016 pukul 16.00 lewat 39 menit
lewat
36 detik.
Pelaku pintar
Nursamran hanya mengatakan sifat zat sianida mudah terurai jika terkena
panas, seperti temperatur tinggi, pencahayaan langsung, juga derajat
keasaman. Dia enggan mengaitkan pernyataannya itu pada orang tertentu.
Dia mengatakan, reaksi kimia di dalam barang bukti kopi vietnam terus
berlangsung. Perubahan warna yang muncul pun tidak dapat diprediksi.
"Enam bulan reaksi ini berlangsung. Kami tidak bisa prediksi dengan
bahan reaktif sianida itu. Kami enggak bisa prediksi reaksi apa yang
terjadi, bisa aja warnanya merah atau yang lain," ucap Nursamran.
Namun, para saksi menyebutkan warna barang bukti es kopi vietnam yang
ditunjukkan majelis hakim berbeda dengan es kopi vietnam yang mereka
lihat saat diminum Mirna pada 6 Januari 2016.
Mereka menyebutkan, es kopi vietnam yang diminum Mirna lebih pekat dan
berwarna kekuningan dibandingkan dengan barang bukti yang
diperlihatkan hakim.
(Sari, 2016)
Saat itu, Jessica datang pada Rabu (6/1/2016) sekitar pukul 15.30 WIB.
Jessica awalnya memesan tempat untuk empat orang di area dilarang
merokok.
Kemudian pukul 16.14 WIB, Jessica kembali datang. Cindy pun langsung
mengantarkan Jessica ke area no smoking di meja berkapasitas empat
orang.
Meja nomor 54
Pada hari itu, Cindy mengarahkan Jessica untuk memilih bangku jenis sofa.
Terdapat tiga meja berkapasitas empat orang dengan bangku sofa di Kafe
Olivier, yakni meja 53, 54 dan 55. "Table 53 dan 55 ada orangnya," kata
Cindy di PN Jakpus, Rabu (20/7/2016).
Cindy pun menjawab bahwa Jessica memilih meja tersebut karena hanya
meja nomor 54 yang kosong dan sesuai pesanan Jessica. "Iya (tak bisa
milih)," kata Cindy.
Setelah itu, Cindy memberikan daftar menu kepada Jessica. Cindy pun
mengaku tak tahu menahu lagi apa yang terjadi di meja tersebut.
Namun Marlon tak tahu pasti isi paper bag tersebut. Marlon juga mengaku
melihat sedotan sudah ada di dalam gelas es kopi mirna.
Marlon sedikit heran. "Dia (Jessica) minta close bill, saya tanya, 'Kenapa
langsung bayar Kak? kan minumannya belum jadi'. 'Saya (Jessica) mau
traktir teman-teman saya'," kata Marlon.
Dari kesaksian Agus, setelah menyajikan kopi, ia pergi dan tak melihat
Jessica lagi. Ia pun tak tahu menahu soal sianida dalam kopi Mirna itu.
"Saya habis istirahat, jam 17.30-an, saya kerja lagi keliling lihatin meja-
meja. Pas lewat table 54, saya sempat lihat ada minuman yang aneh, terus
bercanda ke teman saya, Rosi, 'Itu Ibunya minum jamu kunyit?' Saya bilang
itu sambil bercanda. Enggak lama, Ibu itu kolaps," kata Agus.
Ibu yang dimaksud Agus adalah Mirna. Saat Mirna tampak kolaps, kata
dia, para pelayan kafe kaget dan langsung melakukan pertolongan.
Belum 50 persen
Lantas, bila tak ada yang tahu soal sianida, bagaimana jaksa membuktikan
bahwa Jessica yang menaruh racun di gelas Mirna tersebut?
"Nanti silakan teman-teman ikuti. Ini harus diikutin runtut. Kami akan
simpulkan dalam surat tuntutan. Hakim akan simpulkan dalam surat
putusan. Teman-teman media bisa sampaikan ke publik," tegas Ardito.
Mirna meninggal setelah meminum kopi Vietnam yang dipesan oleh Jessica
Kumala Wongso di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica
menjadi terdakwa kasus tersebut.
(Cahya, 2016)
Keterangan saksi lain juga didapatkan dari pembuat kopi (barista) kopi vietnam di
kafe Olivier pada saat kejadian. Ia mengatakan bahwa dirinya telah membuat kopi
sesuai standar.
Berita 13 – Kesaksian Pembuat Kopi Pesanan Jessica : Saya Buat Kopi Sesuai
Standar
Saksi yang dihadirkan adalah Rangga, selaku barista yang pembuat es kopi
vietnam pesanan Jessica.
Awal kesaksiannya, Rangga menjelaskan sudah berapa lama kerja dan apa
job desk-nya di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
"Saya kerja dari 9 Juni 2015, jadi sudah satu tahun lebih. Tugas pokok
saya sebagai barista. Melayani dan membuat produk-produk dari kopi,
antara lain capucino, hot latte," ujar Rangga, di PN Jakarta Pusat, Jalan
Bungur Besar Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (21/7).
"Saya yang menyiapkan. Saya melayani sesuai print ada pesanan dari meja
54, saya bikin. Saya buat kopi sesuai standar, kopi 20 gram, susu 50
miligram, es batu, dan air panas. Kemudian, saya taruh di depan meja
kasir," ungkapnya.
"Tidak ada yang bisa pegang selain karyawan. Yang mengantar Agus
Triyono. Saya yakin betul sudah benar membuatnya," katanya.
Menyoal apakah tidak ada zat lain yang dimasukan ke dalam kopi, Rangga
tegas menyatakan tidak ada.
"Tidak ada. Saya yakin. Saya membuat sesuai resep standar restoran,"
jelasnya.
"Tidak ada. Setelah buat minuman, saya biasa saja. Saya stand by di bar.
Tidak ada menerima apa pun," katanya.
Hingga saat ini, sidang masih berlangsung, dipimpin Ketua Majelis Hakim
Kisworo, bersama hakim Binsar M. Gultom dan Martahi Hutapea.
(Marhaenjati, 2016)
Kesaksian lain didapatkan dari pembantu Jessica, yang menurut pihak penyidik
merupakan saksi kunci kasus kematian Wayan Mirna Salihin. Menurut pengakuan
pembantunya, Sri Nurhayati, ia mengatakan bahwa dua hari setelah kejadian,
majikannya; yaitu Jessica, memintanya untuk membuang celana yang dikenakan
Jessica pada saat kejadian.
Selain kesaksian dari pembantu rumah tangga Jesika, kasir Olivier mengungkapkan
kejanggalan Jessica bayar kopi Mirna.
Saat itu, Jukiah mengaku tidak curiga terhadap Jessica. Karena tidak
mengenal Jessica, Jukiah hanya melakukan tugasnya, melayani pembeli
sesuai dengan prosedur sebagai kasir. "Saya tidak ada kecurigaan,"
katanya.
Mirna tewas setelah minum es kopi Vietnam di Kafe Olivier yang berada di
mal Grand Indonesia pada 6 Januari 2016. Kopi itu dipesan Jessica
sebelum Mirna tiba.
(Aziz, 2016)
Manajer Kafe Olivier pun memberikan saksi. Menurutnya, ketika Mirna terjatuh
setelah meminum kopi vietnam, Jessica tampak biasa saja. Tidak panik ataupun
tampak cemas.
Berita 16 – Manajer Kafe Olivier: Saat Mirna Jatuh, Jessica Biasa Saja
"Dia (Hani) terlalu panik. Saya minta dia telepon keluarga Mirna. Dia
sibuk telepon suaminya Mirna juga. Dia bingung mau ngapain," kata Devi.
"Jessica hanya memegang rambut dan lihat kanan-kiri seperti orang
gelisah," katanya.
Devi menuturkan, sesaat setelah meminum kopi itu, Mirna terlihat seperti
terserang penyakit epilepsi dengan mengeluarkan busa di bagian mulutnya.
Hani Juwita Boon, salah satu saksi mata di tempat kejadian; dan tidak lain juga
merupakan teman baik dari korban, Wayan Mirna Salihin, dan terdakwa, Jessica
Kumala Wongso; turut memberikan kesaksian di pengadilan. Menurut
keterangannya, Mirna mengatakan bahwa kopi yang ia minum rasanya sangat
tidak enak. Mirna tampak mengibas-ngibaskan tangan di depan mulutnya,
sebelum kemudian kejang-kejang dan keluar busa dari mulutnya. Selain itu, Hani
juga mengaku bahwa sedikit mencicipi kopi vietnam milik Mirna di lidahnya,
namun tidak sampai tertelan.
Berita 17 – Usai Minum Kopi Sianida, Ini Kata-kata Terakhir Mirna kepada
Hani
"Begitu saya lihat menu, untuk tahu menu apa yang kita pesan. Baru saya
lihat, Mirna sudah menengok dan bersandar tatapan kosong, keluar busa
dari mulut, masih berusaha bernapas dan langsung meludah" urainya
dengan berlinang air mata.
Setelah kejadian itu, Hani langsung menghubungi Arief Soemarko suami
Mirna dan memintanya untuk cepat datang. Mirna pun dibawa ke klinik di
Grand Indonesia. Sampai di klinik dokter meminta untuk segera membawa
Mirna ke rumah sakit.
Setibanya di RS Abdi Waluyo Mirna masuk ke UGD dan menjalani
pemeriksaan. Namun akhirnya nyawanya tidak tertolong.
(Arjawinangun, 2016)
Dari pihak pengacara Jesika, Otto Hasibuan mengatakan bahwa kliennya tidak
bersalah. Dalam pengadilan, ia mengatakan bahwa sebenarnya pembunuh Mirna
tiada lain adalah suami dari Mirna Salihin itu sendiri, yaitu Arief. Menurutnya,
suami Mirna merencanakan pembunuhan dengan membayar pelayan yang
bernama Rangga sejumlah 140 juta untuk menuangkan racun ke dalam kopi
Mirna.
Hal itu diungkapkan salah satu kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, pada
sidang lanjutan untuk mengadili terdakwa dalam kasus itu, yaitu Jessica
Kumala Wongso.
"Rangga itu mengaku sama dokter waktu diperiksa, dia juga mengiyakan
kalau dia menerima transfer dari Arief untuk membunuh Mirna. Rangga
mengiyakan dan itu ada dalam BAP (berita acara pemeriksaan) polisi.
Kami bukan mengada-ngada," kata Otto pada Rabu (27/7/2016) malam.
Menurut Otto, dari data yang dia miliki, seseorang mengaku polisi sempat
mendatangi kafe dan mencari orang yang namanya Rangga. Orang itu
mengatakan bahwa Rangga adalah suruhan Arief untuk meracuni Mirna.
"Saya membantah, Yang Mulia. Kalau saya terima, saya sudah berhenti
kerja," tutur Rangga.
Meski sudah dibantah, Otto bersikeras bahwa keterangan Rangga yang dia
ucapkan tadi bukan keterangan palsu.
(Malaka, 2016)
Namun tuduhan itu dibantah oleh pelayan yang menyajikan kopi Vietnam Mirna.
Berita 19 – Suami Mirna Bantah Bayar Barista Kafe untuk Bunuh Istrinya
Menurut dia, polisi sudah memeriksa dan tak ditemukan bukti terkait
dengan tuduhan tersebut. "Semua akun saya diambil dan diperiksa dan
tidak ada apa-apa," katanya.
Arief menjelaskan hal itu karena Otto Hasibuan, kuasa hukum Jessica
Kumala Wongso, menyebut barista kafe bernama Rangga Dwi Saputra
menerima uang Rp 140 juta dari Arief Soemarko. Uang itu, kata Otto, untuk
membunuh istrinya. Keterangan itu tercatat dalam BAP kepolisian.
Menurut Arief, polisi selama ini sudah bertindak profesional hingga kasus
ini bisa disidangkan. Jadi, katanya, tidak ada yang seperti itu.
Dia menilai, persoalan itu mungkin berkaitan dengan adanya pihak yang
berniat memeras Kafe Olivier. "Mungkin ada pihak yang tidak suka dengan
mereka," ujarnya.
Terlepas dari segala keterangan ahli dan saksi yang memberatkan kliennya, Otto
Hasibuan mengatakan bahwa terdapat saksi kunci lain yang melihat gerak-gerik
Jesika di kafe Olivier, yang duduk tidak jauh dari meja nomor 54, tempat Jesika,
Mirna, dan Hani.
Berita 20 – Ada Saksi Kunci Lain yang Lihat Mirna Semaput Usai Seruput
Kopi
Arga sumantri • 19 Agustus 2016 00:41 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Ada seseorang yang dinilai bisa menjadi saksi
kunci atas peristiwa meninggalnya Wayan Mirna Salihin usai menyeruput
es kopi Vietnam. Orang itu pernah diperiksa polisi dan masuk dalam berita
acara pemeriksaan (BAP).
Pengacara terdakwa Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan mengatakan,
saksi itu bernama Hartanto Sukmono. Dia merupakan Direktur Pemasaran
salah satu perusahaan otomotif.
"Direktur itu ada saat kejadian, saksi mata dia," ujar Otto di sela sidang di
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Raya, Kamis (18/8/2016).
Hartanto, kata Otto, pada Rabu, 6 Januari ada di kafe Olivier. Dia sedang
duduk tidak jauh dari meja nomor 54, tempat Jessica dan Mirna ngopi
bareng.
Namun Otto tak bisa merinci di meja nomor berapa Hartanto duduk. Tapi,
dari keterangan yang tercantum di BAP, posisi duduk Hartanto cukup
dekat dan melihat gerak-gerik Jessica.
"Ada sekitar 2,5 meter (dari meja Jessica). Dia juga sudah diperiksa oleh
penyidik," lanjut Otto.
Dalam keterangannya di BAP, kata Otto, Hartanto tidak melihat Jessica
memasukkan sesuatu ke dalam gelas es kopi Vietnam yang diminum Mirna.
Disebutkan dalam keterangannya, pada pukul 16.20 WIB-16.30 WIB,
Jessica terlihat tengah memainkan ponselnya.
"Jadi kalau itu ada, berarti kan apa yang ditunjukkan saksi ahli rekaman,
(tangan Jessica) masuk ke tas itu enggak bener dong. Karena ternyata dia
di situ bukan megang tas, tapi pegang telepon," jelas Otto.
Hingga saat ini, status Mirna masih terdakwa. Sidang peradilannya pun masih
berjalan sampai sekarang, belum ada keputusan akhir apakah pelaku sebenarnya
memang Jesika atau bukan. Namun, menurut penuturan majelis hakim kasus
pembunuhan Wayan Mirna, Kisworo, telah mewanti-wanti bahwa sidang vonis
harus dijalani selambat-lambatnya pada tanggal 21 Oktober karena masa tahanan
Jesika berakhir pada 5 November 2016.
Berita 21 – Sidang Kasus Pembunuhan Mirna
Ketua Majelis: Jessica Wongso Harus Divonis Pada 21 Oktober
Kamis 18 Aug 2016, 19:47 WIB
Jakarta - Ketua majelis hakim kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin,
Kisworo, mewanti-wanti jaksa dan pihak terdakwa Jessica Kumala Wongso
untuk tidak berlarut-larut selama sidang. Kisworo menegaskan, Jessica
harus jalani sidang vonis pada 21 Oktober.
"Kami harus bacakan (vonis) pada 21 Oktober, karena kalau tidak kami
bisa kena sanksi," ucap Kisworo di persidangan di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat (PN Jakpus), Jl Bungur Besar, Kamis (18/8/2016).
Puncak emosi Jessica terjadi saat bertemu Mirna yang ditemani suaminya
Arief Soemarko di restoran kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 8
Desember 2015.
"Jessica sangat mengetahui siapa yang menggeser gelas kopi dari ujung
sofa hingga ke tengah sofa dimana nantinya tempat duduk Mirna. Hingga
misalnya lalat yang hinggap dalam gelas kopi tersebut pun Jessica sangat
mengetahuinya. Itu sebabnya ketika korban Mirna belum datang, Jessica
sangat gelisah seperti yang ditayangkan CCTV, karena jika Mirna tidak
datang pasti rencana jahat Jessica berantakan," sambung Hakim Binsar.
Kasus pidana :
a. Pembatalan kontrak
b. Pengampuan atau curatelle
c. Hibah
d. Perceraian
e. Adopsi
Kasus-kasus lain :
a. Yang tidak menyadari, tidak memahami, dan tidak dapat memilih dan
mengarahkan kemauannya. Misalnya pada pelaku yang menderita epilepsi
lobus temporalis.
b. Yang menyadari, tetapi tidak memahami dan tidak mampu memilih dan
mengarahkan kemauannya, seperti pada kasus-kasus yang pelakunya adalah
penderita psikosis.
Metode ini tentunya dekat dengan sistem operasi, dan pastinya konsentrasi
ilmu ini masih sulit untuk dikaji lebih dalam, dikarenakan banyaknya
sistem operasi yang berkembang saat ini, dimana sistem operasi memiliki
karakteristik dan prilaku yang berbeda,misalnya saja berbagai file sistem,
maka dari itu metode forensik yang ada sekarang ini masih sulit untuk
disama-ratakan. Kendalanya yakni software pendukung yang ada sekarang
dimana sebagai tool untuk membedah sistem operasi masih ber-flatform
windows. Inilah yang menyebabkan masih perlunya pengembangan ilmu
tersebut.
Forensik Jaringan
Forensik Internet, bidang ini lebih rumit lagi dari yang lainnya
dikarenakan ada banyak komputer yang terhubung satu dengan yang lain
dan penggunaannya dapat bersamaan tanpa memperhitungkan jarak
sehingga dalam menelisik bagian ini membutuhkan teknik-teknik yang
kompleks. Melalui forensik internet ini kita dapat melacak siapa yang
mengirim e-mail, kapan dikirim dan sedang berada di mana si pengirim,
hal ini dapat dilakukan mengingat semakin banyaknya e-mail palsu yang
meng-atasnamakan perusahaan tertentu dengan modus undian berhadiah
yang akan merugikan si penerima e-mail, atau juga banyak e-mail yang
bernada ancaman. Maka dari itu forensik internet menjadi suatu ilmu yang
sangat menjanjikan dalam mengungkap fakta-fakta dan mengumpulkan
bukti (Ramadhan, 2011).
Tahapan analisis terbagi dua, yaitu: analisis media (media analysis) dan
analisis aplikasi (application analysis) (Asrizal, 2016).
4 Presentasi
Presentasi dilakukan dengan menyajikan dan menguraikan secara detail
laporan penyelidikan dengan bukti-bukti yang sudah dianalisa secara
mendalam dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum di pengadilan.
Laporan yang disajikan harus di cross-check langsung dengan saksi yang ada,
baik saksi yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Hasil laporan akan
sangat menentukan dalam menetapkan seseorang bersalah atau tidak sehingga
harus diperhatikan bahwa laporan yang disajikan benar-benar akurat, teruji dan
terbukti (Asrizal, 2016).
Beberapa hal penting yang perlu dicantumkan pada saat
presentasi/penyajian laporan ini, antara lain:
Tanggal dan waktu terjadinya pelanggaran
Tanggal dan waktu pada saat investigasi
Permasalahan yang terjadi
Masa berlaku analisa laporan
Penemuan bukti yang berharga (pada laporan akhir penemuan ini
sangat ditekankan sebagai bukti penting proses penyidikan)
Teknik khusus yang digunakan contoh: password cracker
Bantuan pihak lain (pihak ketiga) (Asrizal, 2016).
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Toksikologi ialah ilmu yang mempelajari sumber, sifat serta khasiat racun,
gejala-gejala dan pengobatan pada keracunan, serta kelainan yang
didapatkan pada korban yang meninggal. Dalam toksikologi, dipelajari
mengenai gejala, mekanisme, cara detoksifikasi serta deteksi keracunan
pada sistim biologis makhluk hidup. Toksikologi sangat bermanfaat untuk
memprediksi atau mengkaji akibat yang berkaitan dengan bahaya toksik
dari suatu zat terhadap manusia dan lingkungannya. Toksikologi forensik
adalah penerapan toksikologi untuk membantu investigasi medikolegal
dalam kasus kematian, keracunan maupun penggunaan obat-obatan. Zat
toksik dapat berada dalam bentuk fisik (seperti radiasi), kimiawi (seperti
arsen, sianida, dll) maupun biologis (bisa ular). Juga terdapat dalam
beragam wujud (cair, padat, gas).
2. Investigasi forensik untuk menentukan terpidana kasus pembunuhan mirna
menghadirkan beberapa ahli untuk memperkuat dugaan jessica sebagai
terpidana meliputi ahli forensik, ahli toksikologi forensik, ahli digital
forensik, ahli psikologi klinik, ahli psikiatri forensik.
3. Diduga terjadi pembunuhan berencana terhadap kasus pembunuhan mirna
sehingga jaksa penuntut umum mendakwa jessica dengan pasal 340 kitab
undang-undang hukum pidana tentang pembunuhan berencana.
5.2 Saran
Pada kasus pembunuhan akibat diracun sebaiknya dilakukan autopsi
secara keseluruhan dengan jalan pemeriksaan mulai dari kepala, badan, hingga
berbagai jaringan tubuh lain; dilakukan untuk mencari penyebab pasti kematian
Mirna. Bukan hanya bagian tertentu dari tubuh korban saja.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N. (2016, 11 Agustus). Ahli Digital Forensik Analisis Gerakgerik Jessica
Saat Mirna Terbunuh. Jakarta : Republika. Di akses dari :
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/08/11/obpw7k382-
ahli-digital-forensik-analisis-gerakgerik-jessica-saat-mirna-terbunuh (di
akses pada tanggal 21 Agustus 2016)
Anwar, M. H.A.K. 1989. Hukum Pidana Bagian Khusus ( KUHP buku II ).
Bandung: PT Citra Aditya Bakti, hal. 78
Arjawinangun, KB. (2016, 13 Juli). Usai Minum Kopi Sianida Ini Kata-Kata
Terakhir Mirna kepada Hani. Jakarta : Metro Sindo News. Di akses dari :
http://metro.sindonews.com/read/1123074/170/usai-minum-kopi-sianida-
ini-kata-kata-terakhir-mirna-kepada-hani-1468389430 (di akses pada
tanggal 21 Agustus 2016)
Armandhanu, D. (2013). Mengenal Polonium, Racun Paling Kejam Pembunuh
Arafat. Viva News.
Armour, M.A., Browne, L.M. and Weir, G.L. (1987) Hazardous Chemical:
Information and disposal Guide. , University of Alberta, Edmonton.
Asrizal. (2016). Digital Forensik. Nitro PDF Professional.
ATSDR. 1997. Toxicology profile for cyanide. Atlanta, GA, United States
Department of Health and Human Service, Public Health Service, Agency
for Toxic Substance and Disease Registry. 1-13
Aziz, A. (2016, 27 Juli). Manajer Kafe Olivier: Saat Mirna Jatuh Jessica Biasa
Saja. Jakarta : Tempo. Di akses dari :
https://m.tempo.co/read/news/2016/07/27/064791108/manajer-kafe-olivier-
saat-mirna-jatuh-jessica-biasa-saja (di akses pada tanggal 21 Agustus 2016)
Aziz, A. (2016, 28 Juli). Kasir Olivier Ungkap Kejanggalan Jessica Bayar Kopi
Mirna. Jakarta : Tempo. Di akses dari :
https://m.tempo.co/read/news/2016/07/28/064791174/kasir-olivier-ungkap-
kejanggalan-jessica-bayar-kopi-mirna (di akses pada tanggal 22 Agustus
2016)
Baskin SI, Brewer TG. Cyanide Poisoning. Chapter. Pharmacology Division.
Army Medical Research Institute of Chemical Defense, Aberdeen Proving
Ground, Maryland. USA. Available from:
www.bordeninstitute.army.mil/cwbw/Ch10.pdf. Access on: Nov 29, 2006
Baskoro, R. (2016, Agustus Kamis). Ahli Psikiatri: Hasil Pemeriksaan Psikologis
Tunjukkan Jessica Cukup Tenang Hadapi Kasusnya. Retrieved from
Wartakota.tribunnews.com:
http://wartakota.tribunnews.com/2016/08/18/ahli-psikiatri-hasil-
pemeriksaan-psikologis-tunjukkan-jessica-cukup-tenang-hadapi-kasusnya
Baxter, J. and Cummings, S. (2006) The current and future applications of
microorganism in the bioremediation of cyanide contamination. Antonie
van Leeuwenhoek 90(1), 1-17.
Biolab. (2013). Thallium (TI). London: Biolab Medical Unit.
Bishop, P.L. (2000) Pollution Prevention: Fundamentals and Practice, McGraw-
Hill Co. Inc,, Singapore.
Budiawan. (2008). PERAN TOKSIKOLOGI FORENSIK DALAM
MENGUNGKAP KASUS. Indonesian Journal of Legal and Forensic
Sciences, 1(1), 35-39.
Budiyanto, A., Widiatmaka, W., Siswandi , S., Mun'im, T. A., Sidhi, Hertian,
S., . . . Purnomo, S. (1997). Ilmu Kedokteran Forensik (2 ed.). Jakarta:
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
71-127
Cahya, KD. (2016, 21 Juli). Poin-poin Kesaksian Pegawai Olivier dalam Sidang
Kasus Jessica. Jakarta : Kompasdotcom. Diakses dari :
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/07/21/08083031/poin
poin.kesaksian.pegawai.olivier.dalam.sidang.kasus.jessica (di akses pada
tanggal 22 Agustus 2016)
Cecare Beccaria. 2011. Perihal Kejahatan dan Hukuman. Yogyakarta: Grnta
Publishing. hal. 17
Centers for Disease Control and Prevention. The Facts About Cyanides. New
York State Department Of Health. New York. 2004. Available from:
www.health.state.ny.us/nysdoh/bt/chemical_terrorism/docs/cyanide_general
.pdf. Access on: November 29, 2006)
Chairunnisa, N. dan Adyatama, E. (2016, 28 Juli). Suami Mirna Bantah Bayar
Kafe untuk Bunuh Istrinya. Jakarta : Tempo. Di akses dari :
https://m.tempo.co/read/news/2016/07/28/064791400/suami-mirna-bantah-
bayar-barista-kafe-untuk-bunuh-istrinya (di akses pada tanggal 21 Agustus
2016)
Chazawi, A. 2000. Pelajaran Hukum Pidana I. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, hal. 81
Chio, J. M., Wang, S. L., Chen, C. J., Deng, C. R., Lin, W., & Tai, T. Y. (2005).
Arsenic ingestion and Increased Microvascular Disease Risk. International
Journal of Epidemiology, 936-943.
Kertanegara, S. Tanpa tahun. Hukum Pidana Kumpulan Kuliah Bagian Satu. Balai
Lektur Mahasisiwa, hal.95- 96
Kompas (2016, 10 Januari). Hasil Otopsi Jenazah Mirna Ada Zat yang Sebabkan
Keracunan. Di akses dari :
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/10/08392671/Hasil.Otopsi.Jen
azah.Mirna.Ada.Zat.yang.Sebabkan.Keracunan (di akses pada tanggal 20
Agustus 2016)
Kompas. (2016, Agustus Rabu). Ahli Digital Forensik Pastikan CCTV Kafe
Olivier Tidak Diedit. Diambil kembali dari www.kompas.com:
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/08/10/11265921/ahli.digital.for
ensik.pastikan.cctv.kafe.olivier.tidak.diedit
Kyle, J. (1988) The extraction and recovery of gold, WASM Metallurgy
Department.
Leksono, U. (2010). Pemanfaatan Psikologi di Kepolisian. Yogyakarta: Fakultas
Psikologi UGM.
Liputan6. (2016). Hasil Investigasi Sidang Perdana Kasus Mirna. Diambil
kembali dari liputan6.com: http://www.liputan6.com/tag/wayan-mirna-
salihin?type=profile
Malaka, T. (2016, 28 Juli). Pengacara Jessica: Suami Mirna Transfer Uang Rp 140
juta kepada Barista Untuk Bunuh Mirna. Bali : Bangka Tribun News. Di
akses dari : http://bangka.tribunnews.com/2016/07/28/pengacara-jessica-
suami-mirna-transfer-uang-rp-140-juta-kepada-barista-untuk-bunuh-mirna?
page=1 (di akses pada tanggal 21 Agustus 2016)
Mansyur. (2008). Toksikologi Keamanan Unsur Dan Bidang-Bidang Toksikologi.
http://www.freewweb.com.
Marhaenjati, B. (2016, 21 Juli). Kesaksian pembuat kopi: pesanan Jessica saya
buat kopi sesuai standar. Jakarta : Beritasatu. Di akses dari :
http://www.beritasatu.com/megapolitan/375685-kesaksian-pembuat-kopi-
pesanan-jessica-saya-buat-kopi-sesuai-standar.html (di akses pada tanggal
21 Agustus 2016)
Marpaung, L. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana. Jakarta: Sinar Grafika,
hal. 406
Megha. (2012). Racun-Racun Paling Berbahaya di Dunia. Kesehatan Dunia.
Mertokusumo, S. 1999. Mengenal Hukum. Yogyakarta: Liberty, hal. 107
Niasari, N., & Latief, A. (2003). Gigitan Ular Berbisa. Sari Pediatri, 5(3), 92-98.
Nugraha, A. 2012. Pembuktian Perkara Tindak Pidana Pembunuhan Berencana di
Persidangan. UPN “Veteran” Jatim [Skripsi]
Owen, D. (2000). Hidden Evidence: Forty true crimes and how forensic science
helped solve them. Periplus Singapore.
Pratiwi, P. S. (2016, Agustus Kamis). Ahli Psikiatri Forensik Nilai Jessica Tak
Konsisten. Retrieved from cnnindonesia.com:
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160818150916-12-152225/ahli-
psikiatri-forensik-nilai-jessica-tak-konsisten/
Puspitasari, MA. (2016, 27 Januari). Jessica Buang Celana Dua Hari Setelah
Kematian Mirna. Jakarta: Tempo. Di akses dari :
https://m.tempo.co/read/news/2016/01/27/064739692/jessica-buang-celana-
dua-hari-setelah-kematian-mirna (di akses pada tanggal 21 Agustus 2016)
Ramadhan, Z. (2011). Digital Forensik dan Penanganan Pasca Insiden. Medan:
Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu.
Raz. (2016). 5 Tanaman Pembunuh yang Tumbuh di Indonesia. Postshare.
Roni Wiyanto. 2012. Asas-asas hukum pidana Indonesia. Bandung: Co. Mandar.
hal. 14
Safitri, I. K. (2016, Agustus Rabu). Ahli: Jessica Buka Tas dan Taruh Sesuatu di
Atas Meja. Retrieved from metro.tempo.co:
https://metro.tempo.co/read/news/2016/08/10/064794724/ahli-jessica-
buka-tas-dan-taruh-sesuatu-di-atas-meja.
Saleh, Y.A. (2016, 18 Agustus). Ketua Majelis jessica Wongso Harus Divonis
pada 21 Oktober. Jakarta : News Detik. Di akses dari :
http://news.detik.com/berita/3278472/ketua-majelis-jessica-wongso-harus-
divonis-pada-21-oktober (di akses pada tanggal 23 Agustus 2016)
Surmantri, A. (2016, 19 Agustus). Ada Saksi Kunci Lain yang Lihat Mirna
Semaput Usai Seruput Kopi. Jakarta : MetroTV News. Di akses dari :
http://news.metrotvnews.com/hukum/dN6ODGrb-ada-saksi-kunci-lain-
yang-lihat-mirna-semaput-usai-seruput-kopi (di akses pada tanggal 23
Agustus 2016)
Tempo (2016, 4 Agustus). Dokter Dorensik Tak Diminta Polisi Autopsi Jenazah
https://m.tempo.co/read/news/2016/08/04/064793068/dokter-forensik-tak-
diminta-polisi-autopsi-jenazah-mirna (di akses pada tanggal 20 Agustus
2016)
Utama, H. W. (2006). Keracunan Sianida, http/klikharry.wordpress.com, diakses
pada 21 Agustus 2016. 1-8
Vijay, G. (2016). Bedah Mayat Dalam Mengungkap Tindak Pidana Pembunuhan
Menurut Pasal 134 KUHAP. Ejournal Unsrat.
William, G., & Eckert. (2002). Introduction to Forensic Sciencis Second Adition.
Yanuartono. (2008). Efek Samping Pemberian Serum Anti Bisa Ular Pada Kasus
Gigitan Ular. Jurnal Sain Veterinari, 26(1), 26-33.