Anda di halaman 1dari 6

Vol.2 No.

2 Desember 2018 89
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
BUDIDAYA LARVA BLACK SOLDIER FLY (BSF) SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN
TEPUNG MAGGOT PADA MEDIA DEDAK

Oleh
Lia Nur Aini1),
Ahmad Fanani2) & M. Saratunsara Husein3)
1Dosen Program Studi Budidaya Ternak Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena
2Dosen Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena
3Mahasiswa Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena

Email: 1lianuraini.91@gmail.com

Abstrak
Maggot merupakan larva yang dihasilkan dari lalat berjenis Black Soldier Fly (BSF). Siklus hidup
Black Soldier Fly (BSF) terdiri dari larva, larva dewasa, prepupa, pupa dan menjadi lalat dewasa
yang berlansung selama 41 hari. Maggot adalah penghasil protein hewani yang tinggi dan memiliki
kandungan protein sekitar 41%-42%. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak. Tujuan
dari kegiatan tugas akhir ini adalah mengetahui cara budidaya maggot BSF dan pembuatan tepung
maggot. Metode pelaksanaan kegiatan tugas akhir adalah praktik langsung budidaya maggot BSF
selama 4 bulan. Budidaya maggot BSF dimulai dari pengolahan dengan pembuatan MOL,
persiapan media, pembuatan kandang, dan perawatan maggot. Maggot hasil budidaya dijadikan
tepung maggot melalui pengeringan dan penggilingan sampai menjadi tepung maggot. Pembuatan
tepung menggunakan maggot dewasa umur 0-19 hari sebelum fase prepupa. Hasil budiaya maggot
BSF diperoleh hasil sebanyak 500 gram tepung dari 2 kg maggot kering. Tepung maggot BSF ini
dapat dijadikan sebagai tambahan ransum bahan pakan ternak dan memiliki kandungan protein
yang tinggi.
Kata Kunci: Black Soldier Fly (BSF), Kandungan maggot, Tepung maggot.

PENDAHULUAN bermanfaat, tetapi yang mulai banyak diteliti


Ketergantungan dengan impor pakan adalah larva dari Black Soldier Fly (BSF) atau
ternak pada akhirnya membuat harga pakan Hermetia illucens, maggot/larva lalat rumah
ternak menjadi lebih mahal. Di sisi lain, biaya (Musca domestica) dan ulat hongkong
pakan diketahui menyumbang 70%-80% dari (Tenebrio molitor) (Charlton et al. 2015).
total biaya produksi. Kondisi ini menyebabkan Bahan baku yang digunakan untuk
efisiensi produksi menjadi rendah. pakan berprotein ternak selama ini
Pemanfaatan sumber protein alternatif yang menggunakan tepung ikan yang diimpor.
ketersediaannya melimpah dan tidak bersaing Sumber protein hewani dari tepung ikan
dengan kebutuhan pangan manusia, menjadi memiliki ketersediaan yang terbatas dan
salah satu solusi yang menjanjikan untuk harganya mahal. Peningkatan harga pakan
mengoptimalkan efisiensi produksi. Serangga tepung ikan tidak diikuti dengan biaya produksi
merupakan salah satu alternatif sumber protein ikan yang relatif stabil dipasaran. Untuk itu
yang dapat digunakan dalam pakan ternak perlu dilakukan alternatif pengganti dari
monogastrik dan merupakan bagian dari pakan sumber protein hewani yang mudah didapat,
alami unggas (Makkar et al. 2014). Sebagai mengandung protein tinggi dan relatif murah.
mahluk berdarah dingin, serangga memiliki Salah satu alternatif yang digunakan untuk
tingkat konversi pakan yang tinggi dan siklus bahan pakan berprotein adalah tepung maggot.
hidup yang relatif pendek (Cullere et al. 2016). Maggot (Hermetia illucens) memiliki
Berbagai jenis serangga berpotensi kandungan gizi yang baik yaitu protein 43,23%,
dimanfaatkan untuk memproduksi biomassa lemak 19,83%, serat kasar 5,87%, abu 4,77%
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
90 Vol.2 No.2 Desember 2018
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dan BETN 26,3% serta memiliki asam amino mengumpulkan telur lalat Black Soldier Fly
esensial lengkap seperti Glisin 3,80%, Lisin (BSF) setalah diberikan media dedak hasil
10,65%, Arginin 12,95%, Alanin 25,68% dan fermentasi sebagai media pemancing telur.
Prolin 16,94% (Harlystiarini, 2017). Tahap awal budidaya dilakukan sampai dengan
Penggunaan maggot BSF sebagai penetasan dan pemeliharaan lalat Black Soldier
alternatif bahan pakan berprotein telah banyak Fly (BSF), dengan tujuan mempermudah
dibudidayakan oleh peternak. Namun budidaya pengambilan telur langsung dari kandang
maggot BSF kurang diminati peternak wilayah pemeliharan lalat Black Soldier Fly (BSF).
pedalaman. Alasan mendasar peternak Berdasarkan hasil praktikum didapat bahwa
pedalaman adalah kurangnya pengetahuan akan sumber nutrien berupa dedak berhasil dipanen
kandungan maggot, nutrisi maggot dan teknik pada hari ke-20 setelah pembuatan media
budidaya maggot BSF. Black Soldier Fly (BSF) maggot. Maggot yang dipanen pada media
atau lalat tentara hitam merupakan jenis lalat dedak memiliki bobot sebesar 2 kg . Bobot
dari sekian banyak jenis lalat yang ternyata maggot yang dipanen pada media dedak
memberikan banyak sekali manfaat bagi berasal dari bobot telur sebesar 2 gram.
manusia sebagai pengurai sampah organik Maggot BSF memiliki fase
(Anonim. 2017). Hermetia illucens atau Black metamorfosis dalam siklus hidupnya terdiri dari
Soldier Fly (BSF) adalah serangga bagian dari larva, prepupa, pupa dan dewasa yang
ordo diptera yang masih sekelas dengan lalat berlangsung sekitar 38-41 hari dapat dilihat
pada umumnya. Hanya saja ciri yang paling pada gambar 2. Literatur lain menyebutkan
kentara dibandingkan dengan lalat pada bahwa seekor lalat betina BSF normal mampu
umumnya, dimana serangga tersebut sangat memproduksi telur berkisar antara 546-1.505
peka terhadap berbagai vektor penyakit seperti dalam bentuk masa telur dan lalat betina hanya
bangkai dan juga limbah lainnya melalui proses bertelur satu kali selama masa hidupnya,
fermentasi (Suciati, 2017). setelah itu mati ( Rachmawati et al. 2010).
B. Budidaya Maggot BSF dan Pembuatan
METODE PENELITIAN Tepung Maggot
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan Pakan alami diperlukan nutrien dalam
selama 4 bulan. Peneliti mulai melaksanakan menumbuhkan suatu media. Nutrien adalah
kegiatan tugas akhir pada tanggal 20 April 2020 faktor yang berpengaruh dikomposisi biokimia
sampai 30 Juli 2020 di Laboratorium Lapang pakan alami yaitu maggot. Sumber nutrien yang
Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena. digunakan penulis untuk menumbuhkan
Metode pelaksanaan dalam tugas akhir ini maggot BSF adalah hasil fermentasi dedak.
menggunakan metode praktik langsung Budidaya maggot BSF membutuhkan alat dan
budidaya maggot pada media tumbuh dedak bahan penunjang seperti MOL, kandang dan
ditambahkan limbah sayuran dan buah untuk bahan pakan organik lainnya untuk
dijadikan tepung maggot. memperoleh hasil tepung maggot BSF yang
baik dan berkualitas. Proses pembuatan tepung
maggot BSF terdiri dari berbagai tahapan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN menghasilkan tepung maggot yang baik.
A. Siklus Hidup Maggot BSF Media Dedak Berikut tahapan proses pembuatan:
Budidaya maggot BSF pada media a. Pembuatan Mikro Organisme Lokal
dedak yang telah difermentasi berlangsung (MOL)
selama 57 hari atau 2 siklus. Budidaya Pelaksanan tugas akhir budidaya maggot
dilakukan mulai dari pengumpulan telur, BSF dimulai dengan pembuatan Mikro
penetasan, pemeliharaan maggot, panen dan Organisme Lokal (MOL) sebanyak 5 liter.
pembuatan tepung maggot. Penulis berhasil Pembuatan MOL dilakukan mulai pada tanggal

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.2 Desember 2018 91
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
20 April 2020 sampai dengan 20 Mei 2020 d. Pembuatan Wadah Bertelur Black
dengan satu kali masa pembuatan. Bahan yang Soldier Fly (BSF)
diguanakan yaitu yakult 2 liter, dedak halus 1 Lalat Black Soldier Fly (BSF)
kg, tetes tebu 1 liter, gula merah ½ kg, tepung membutuhkan wadah sebagai tempat bertelur
beras 500 gram, air kelapa 2 liter (lampiran 1) lalat betina. Penelitian Wardhana (2016)
dan dicampurkan kedalam wadah jerigen. menujukan lalat betina BSF tidak secara
Penyimpanan MOL membutuhkan waktu 1 langsung meletakkan telurnya diatas sumber
bulan untuk memperoleh hasil fermentasi yang pakan atau media budidaya sehingga
maksimal. Tujuan penggunaan MOL adalah membutuhkan tempat tersendiri untuk bertelur.
memperlama masa simpan kultur dan Wadah yang digunakan sebagai tempat bertelur
meningkatkan kandungan gizi dan nutrien pada adalah kayu atau kardus yang dibuat berongga
media dedak. seperti pada gambar 5. Wadah bertelur
b. Pembuatan Kandang Budidaya diletakkan diatas media dedak hasil fermentasi
Maggot dan dibiarkan selama 2 hari didalam kandang
Wadah perkembangan budidaya maggot lalat BSF.
BSF perlu disiapkan terlebih dahulu pada tahap e. Pengumpulan Telur Black Soldier Fly
awal. Alat dan bahan yang dibutuhkan terdapat Indukan lalat Black Soldier Fly (BSF)
pada tabel 4. Kayu yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam tempat media budidaya
dipotong dan dibentuk sedemikian rupa hingga yang telah dikelilingi jaring. Kadang lalat BSF
tampak sepenti pada gambar 3. Pembuatan bertujuan untuk memudahkan pengambilan
kandang budidaya terdiri dari 2 kandang yaitu telur dan tidak bercampur dengan telur lalat
kandang penetasan dan kandang pembesaran. lainnya. Lalat Black Soldier Fly (BSF) indukan
Kandang penetasan berukuran 30 cm x 20 cm didapatkan dari hasil siklus budidaya pertama
dan dipasang jaring pada sekeliling kerangka yang sebelumnya. Berdasarkan hasil
kandang. Kandang pembesaran dengan ukuran pengamatan lalat betina akan meletakkan
200 cm x 75 cm dipasang alas talang seng dan telurnya pada hari kedua setelah kawin dan
ditutupi terpal pada bagian pinggir kandang. akan menetas dalam kurun waktu 3 hari.
Pemasangan jaring dan terpal berfungsi Karateristik telur lalat BSF kuning keemasan
melindungi maggot dari binatang lain yang dalam bentuk koloni seperti pada gambar 6.
dapat merusak media budidaya. Telur lalat dikumpulkan langsung dari kandang
c. Fermentasi Media Dedak lalat BSF yang didapatkan dari hasil budidaya
Proses fermentasi dedak bertujuan siklus pertama, kemudian ditempatkan pada
meningkatkan gandungan gizi dan nutrisi pada media penetasan.
dedak. Pembuatan fermentasi media dedak f. Proses Budidaya Maggot BSF
dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan Proses budidaya dimulai dengan
Mikro Organisme Lokal (MOL), dedak halus peletakan media budidaya maggot ke dalam
dan ditambahkan air secukupnya dilakukan kandang budidaya yang sebelumnya telah
secara perlahan agar media tidak terlalu basah. dibuat. Setelah pengumpulan telur selesai
Bahan dan proses fermentasi dapat dilihat pada dilanjutkan untuk ditempatkan di kandang
gambar 4. Pengadukan diperlukan agar bahan penetasan seperti pada gambar 7. Kandang
media budidaya tercampur merata dengan baik. budidaya diharapkan dapat menjaga kondisi
Setalah media homogen atau tercampur, media budidaya agar tetap lembab dan
ditempatkan diwadah atau ember dan tutup terlindung dari hujan dan sinar matahari
rapat kemudian didiamkan selama 4 hari. Selain langsung. Hasil pengamatan media yang berada
digunakan sebagai pakan langsung maggot, pada tempat yang minim cahaya, teduh dan
hasil fermentasi dedak juga digunakan sebagai lembab memberikan dampak positif terhadap
pemancing telur lalat BSF. proses perkembangan maggot setelah menetas.
Berdasarkan hasil pengamatan budidaya,

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
92 Vol.2 No.2 Desember 2018
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
proses penetasan telur maggot selama ±3 hari. setelah pembersihan maggot dari media kultur
Budidaya maggot BSF dikandang penetasan yaitu perebusan selama 5 menit. Kemudian
berlangsung selama 10 hari. Larva yang telah dilanjutkan ke proses pengeringan untuk
menetas segera memasuki tahan makan dan dijadikan tepung maggot.
dipindahkan ke kandang pembesaran yang telah i. Pembuatan Tepung Maggot
dibuat sampai fase panen. Setiap kandang Proses pembuatan tepung maggot pada
diberikan dedak kering pada setiap pinggiran kegiatan tugas akhir yaitu dengan melakukan
dengan tujuan menjaga maggot BSFnya tidak pengeringan maggot selama 2 hari.
keluar. Pengeringan maggot menggunakan sinar
g. Perawatan Maggot matahari langsung dan menggunakan oven
Pemeriksaan kondisi media budidaya pengering pada saat cuaca hujan atau mendung.
dilakukan satu kali setiap hari selama budidaya. Proses pengeringan dapat dilihat pada gambar
Kondisi media budidaya diamati mulai dari 10. Selanjutnya maggot yang kering
perkembangan dan kelembaban. Jika dihaluskan menggunakan penggiling atau
diperlukan, penambahan sumber pakan maggot blender kemudian ditimbang seperti pada
dapat dilakukan seperti limbah sayuran terlihat gambar 11. Sebagai hasil akhir dibungkus
pada gambar 8. Selain itu kondisi kandang dan dalam plastik standing pouch dan disimpan
kelambu yang mengelilingi media juga perlu tempat yang kering.
diperiksa serta dipastikan agar tidak ada lubang Keuntungan pemberian maggot dalam
yang dapat mengakibatkan maggot keluar dari bentuk olahan tepung adalah memperlama
tempat budidaya. Pemberian pakan tambahan masa simpanan jika dibandingkan dengan
seperti limbah sayuran dicacah terlebih dahulu menyimpan dalam bentuk maggot. Tepung
unutk memper mudah proses makan dari maggot ini selanjutnya dapat menjadi salah satu
maggot BSF itu sendiri. unsur penyusun ransum pakan yang lengkap
h. Proses Panen sebagai bahan penggati pakan protein lainnya.
Proses pemanenan maggot dimulai Bahan tepung dapat diolah menjadi pakan
setelah umur 0-19 hari sebelum menuju fase nutrisi yang dibutuhkan ternak dan dapat
prepupa atau pada fase larva dewasa. Maggot diproses dalam bentuk pellet untuk pakan
perlu dipisahkan dan dibersihkan dari sisa ternak unggas, ikan, burung dan ternak lainnya.
media tumbuhnya seperti pada gambar 9. Kandungan protein dari peneliltian yang
Tahapan panen adalah mencampur media dilakukan oleh Harlystiarini (2017) bahwa
tumbuh dengan air, kemudian maggot tepung larva BSF dapat digunakan sebagai
dibersihkan menggunakan saringan. Kemudian sebagai bahan pakan sumber protein karena
maggot ditimbang untuk mengetahui hasil yang memiliki kandungan protein kasar sebesar
didapatkan. Sebagian maggot hasil budidaya 36.6% dengan kandungan serat hanya 7%.
dibiarkan hingga berubah menjadi lalat dewasa. Menurut Tillman et al. (1998) suatu bahan
Lalat dewasa akan digunakan sebagai pakan dapat digolongkan sebagai bahan pakan
indukan pada tahap budidaya berikutnya. sumber protein jika memiliki kandungan
Tujuannya adalah budidaya maggot ini dapat protein kasar di atas 20% dengan kandungan
berlanjut dan tidak tergantung pada indukan serat kasar tidak lebih dari 18%.
lalat Black Soldier Fly (BSF) dari luar. PENUTUP
Pemanenan dilakukan secara bertahap sampai Kesimpulan
mencapai 2 kg maggot untuk dijadikan tepung. Berdasarkan hasil dan pengamatan yang
Pertumbuhan maggot dari hasil kegiatan dilakukan selama kegiatan tugas akhir dengan
budidaya tidak merata disebabkan dinding penerapan media tumbuh larva Black Soldier
kandang budidaya ditempati bertelur kembali Fly (BSF) sebagai bahan pembuatan tepung
oleh lalat BSF betina liar. Proses selanjutnya maggot dapat disimpulkan sebagai berikut :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.2 Desember 2018 93
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
1. Budidaya maggot BSF berhasil [6] Cullere M, Tasoniero G, Giaccone V,
dilaksanakan selama 4 bulan dengan Miotti-Scapin R, Claeys E, De-Smet S,
media tumbuh dedak hasil fermentasi Dalle-Zotte A. 2016. Black soldier fly as
MOL dan tambahan limbah sayuran. dietary protein source for broiler quails:
Faktor yang menentukan keberhasilan apparent digestibility, excreta microbial
dalam budidaya maggot yaitu adanya load, feed choice, performance, carcass and
lalat Black Soldier Fly (BSF) atau meat traits. Ani. 1-8.doi: [internet].
Hermetia illucens disekitar lokasi [diunduh 2020 Maret 20, 10:00]. Tersedia
media dedak hasil fermentasi. pada :10.1017/ S1751731116001270.
2. Berdasarkan tujuan dari kegiatan tugas [7] Fauzi, R.U., & Sari, E.R. 2018. Analisis
akhir yaitu pembuatan tepung maggot usaha budadaya maggot sebagai alternatif
diperoleh hasil sebanyak 500 gram pakan lele. Jurnal Teknologi Dan
tepung dari 2 kg maggot kering. Hasil Manajemen Agroindustri. 07(1):39-46.
pengemasan tepung maggot dapat [8] Harefa, D. 2018. Pemanfaatan Fermentasi
dilihat pada lampiran 2. Tepung Tepung Maggot Sebagai Subtitusi Tepung
maggot BSF dapat dijadikan sebagai Ikan dalam Pakan Buatan untuk Benih Ikan
tambahan ransum pakan pada ternak. Baung [tesis]. Pekan Baru (ID). Fakultas
Dalam bentuk tepung, maggot Perikanan dan Kelautan.Universitas Riau
memiliki kandungan protein yang Pekanbaru.
tinggi [9] Harlystiarini. 2017. Pemanfaatan Tepung
Larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai
DAFTAR PUSTAKA Sumber Protein Pengganti Tepung Ikan
[1] Ainun M, 2018. Sifat Fisik dan Kimia pada Ransum Puyuh Petelur [tesis]. Bogor
Pollarddan Dedak Padi Hasil Fraksinasi (ID). Institut Pertanian Bogor.
Menggunakan Bobot Molekul [tesis]. [10] Hartoyo dan Sukardi P. 2007. Alternatif
Fakultas Peternakan (ID). Intitut Pertanian Pakan Ternak Ikan. [internet]. [diunduh
Bogor. 2020 Maret 15, 20:00]. Tersedia pada :
[2] Anonim. 2017. Mitra Peternak Indonesia. www.indopos.co.id
Koloni BSF Indonesia [internet]. [diunduh [11] Jayanti, S., Khairani, R., Herika.,
2020 Maret 16, 09:00]. Tersedia pada Muhammad A., Rafiqah. 2017. Teknik
https://maggotbsf. com/index.php. budidaya Black Soldier Fly (BSF)
[3] Azir, A., Harris, H., Haris, R.B.K. 2017. Hermatia Illucens. Jurnal Jeumpa
Produksi dan Kandungan Nutrisi Maggot [internet]. [diunduh 2020 Maret 15, 20:00]
‘Chrysomya Megacephala’ Menggunakan 4 (1):06-25. Tersedia pada :
Komposisi Media Kultur Berbeda. Jurnal https://ejurnalunsam.
Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya id/index.php/jempa/article/view/642.
Perairan.12(1): 34-40. [12] Mangunwardoyo W, Aulia, Hem S. 2011.
[4] Banjo AD, Lawal OA, Olusole OO. 2005. Penggunaan bungkil inti kelapa sawit hasil
Bacteria associated with Hermetia illucens biokonversi sebagai substrat pertumbuhan
(Linaeus) diptera: Stratiomyidae. Asian J larva Hermetia illucens (maggot). Jurnal
Microbiol Biotechnol Environ Sci Pap. Biota. 16:166-172.
7:351-354. [13] Makkar HPS, Tran G, Heuzé V, Ankers P.
[5] Charlton AJ, Dickinson M, Wakefield ME, 2014. State of the art on use of insects in
Fitches E, Kenis M, Han R, Zhu F, Kone animal feed. J Ani Feed Sci. 197: 1–33.doi:
N, Grant M, Devic E, Bruggeman G, Prior 10.1016/j.anifeedsci. 2014.07.008.
R, Smith R. 2015. Exploring the chemical [14] Popa, R. dan Green, T. 2012. DipTerra
safety of fly larvae as a source of protein LCC e-Book . Biology and Ecology of the
for animal feed. JIFF. 1(1): 7-16. Black Soldier Fly (BSF). DipTerra LCC.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
94 Vol.2 No.2 Desember 2018
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
[15] Rachmawati, Buchori, D., Hidayat, P.,
Saurin, H.E.M., Fahmi, N.R.2010.
Perkembangan dan Kandungan Nutrisi
Larva Hermetia illucens (Linnaeus)
(Diptera: Stratiomyidae) pada Bungkil
Kelapa Sawit. Jurnal Entomologi
Indonesia,7 (1): 28-41.
[16] Setiawan B. 2017. Kandungan protein
kasar dan serat kasar dedak padi yang
difermentasi dengan mikroorganisme lokal
[skripsi]. Makassar (ID). Universitas
Hasanuddin.
[17] Silmina, D., G. Edriani, & M. Putri. 2012.
Efek-tivitas Berbagai Media Budidaya
Terhadap Pertumbuhan Maggot Hermetia
illucens. (On line). Diakses dari:
http://dosen.narotama.ac.id/wpcontent/upl
oads/2012/03/EfektifitasBerbagai-Media-
Budidaya-Ter-hadap-Pertumbuhan-
Maggot-Hermetia-illucens.pdf.
[18] Sipayung, P.Y.E. 2015. Pemanfaatan
Larva Balck Soldier Fly (Hermetia
Illucent) Sebagai Salah Satu Teknologi
Reduksi Sampah di Daerah Perkotaan
[Tugas Akhir]. Surabaya (ID). Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
[19] Suciati, R., Faruq, H. 2017. Efektifitas
Media Pertumbuhan Maggot ‘Hermatia
Illucens’ Sebagai Solusi Pemanfaatan
Sampah Organik. Jurnal Biosfer dan
Pendidikan Biosfer, 2 (1): 8-13.
[20] Wardhana, A.H. 2016. Black Soldier Fly
(BSF) sebagai Sumber Protein Alternatif
Untuk Pakan Ternak. Wartazoa. 26 (2):69-
78.
[21] Wibowo, D.A.S., Sipayung, D.A., Putra,
H.G.P. 2009. Pengaruh Bebrapa Media
Terhadap Peertumbuhan Populasi Maggot
Hermatia Illucens.[disertasi]. Bogor (ID).
Institut Pertanian Bogor.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai