Anda di halaman 1dari 4

Forum Diskusi 8 ini akan membahas tentang persoalan-persoalan yang berkaitan dengan persoalan

negara dan konstitusi serta persoalan terkait dengan otonomi daerah dan good and clean
governance.  Ada pun persoalannya adalah sebagai berikut.

Otonomi Daerah adalah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah di dalam mewujudkan pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia. Pada satu sisi otonomi daerah bisa membantu
percepatan pemerataan pembangunan, namun pada sisi yang lain, muncul persoalan. Salah satu
persoalan yang mengiringi pelaksanaan otonomi daerah adalah maraknya perilaku korupsi yang terjadi
tidak hanya di pemerintah pusat, tetapi juga pada pemerintah daerah. Korupsi yang dilakukan oleh para
pejabat negara tersebut bukan hanya kejahatan biasa, tetapi menunjukkan tata kelola pemerintahan
yang buruk. Hal ini tentunya bertentangan dengan prinsip good and clean governance.  Apa pendapat
Anda tentang hal ini? Dan apa saran yang bisa Anda berikan agar pelaksanaan otonomi daerah justru
bisa mengurangi terjadinya perilaku korupsi? Jelaskan jawaban Anda di dalam forum diskusi ini.

Selamat Berdiskusi...

Persoalan yang mengiringi pelaksanaan otonomi daerah adalah maraknya perilaku korupsi yang terjadi
tidak hanya di pemerintah pusat, tetapi juga pada pemerintah daerah. Korupsi yang dilakukan oleh para
pejabat negara tersebut bukan hanya kejahatan biasa, tetapi menunjukkan tata kelola pemerintahan
yang buruk. Hal ini tentunya bertentangan dengan prinsip good and clean governance.

Pendapat saya tentang penyebab kondisi tersebut,

1. Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Aspek Perilaku Individu, faktor
internal yang mendorong seseorang melakukan korupsi seperti adanya sifat tamak, moral yang
kurang kuat menghadapi godaan, penghasilan yang tidak mencukupi kebutuhan hidup yang
wajar, kebutuhan hidup yang mendesak, gaya hidup konsumtif, malas atau tidak mau bekerja
keras, serta tidak diamalkannya ajaran-ajaran agama secara benar.
2. Faktor Eksternal
- Hukum, Sistem hukum di Indonesia untuk memberantas korupsi masih sangat lemah.
Hukum tidak dijalankan sesuai prosedur yang benar, aparat mudah disogok sehingga
pelanggaran sangat mudah dilakukan oleh masyarakat. Selain itu hukuman yang diberikan
terhadap koruptor terlalu ringan menyebabkan tidak adanya efek jera bagi pelaku koruptor.
- Politik, Monopoli Kekuasaan merupakan sumber korupsi, karena tidak adanya kontrol oleh
lembaga yang mewakili kepentingan masyarakat. Faktor yang sangat dekat dengan
terjadinya korupsi adalah budaya penyalahgunaan wewenang yang berlebih dalam hal ini
terjadinya KKN. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang masih sangat tinggi dan tidak
adanya sistem kontrol yang baik menyebabkan masyarakat meng anggap bahwa korupsi
merupakan suatu hal yang sudah biasa terjadi. Biaya pemilukada langsung yang mahal,
perilaku buruk partai politik yang belum berubah mengakibatkan biaya politik menjadI
sangat mahal ditambah lagi perilaku masyarakat yang apatis, misalnya meminta uang
kepada calon kepala daerah agar dipilih. Perilaku buruk itu salah satunya persyaratan mahar
bagi siapa pun yang ingin maju mencalonkan diri. Dengan biaya politik atau mahar ini, calon
yang memenangkan pemilu akan dipaksa mengembalikan modal politiknya, misalnya
dengan berperilaku korupsi.
- Sosial, lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan korupsi.
Korupsi merupakan budaya dari pejabat lokal dan adanya tradisi memberi yang
disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
- organisasi, kurang adanya keteladanan dari pimpinan, kultur organisasi yang tidak benar,
sistem akuntabilitas yang tidak memadai, kelemahan sistem pengendalian manajemen,
manajemen cenderung menutupi perbuatan korupsi yang terjadi dalam organisasi
- Ekonomi, Kondisi ekonomi sering membuka peluang bagi seseorang untuk korupsi.
Pendapatan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan atau saat sedang terdesak masalah
ekonomi membuka ruang bagi seseorang untuk melakukan jalan pintas, dan salah satunya
adalah dengan melakukan korupsi.

Secara umum, salah satu upaya pencegahan terjadinya korupsi dapat dilakukan dengan melakukan
penataan sistem pengendalian manajemen, yaitu:

1. Penataan kembali organisasi dengan mempedelas visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi
organisasi dalam pencapaian tujuan yang disertai dengan indikator keberhasilan dalam rangka
pemenuhan akuntanbilitas publik;
2. Penyederhanaan dan penyusunan kebijakan;
3. Penataan berbagai macam aspek sumber daya manusia (termasuk reward and punishment) agar
memenuhi tuntutan kebutuhan dan beban kerja;
4. Penyempurnaan sistem dan prosedur kegiatan;
5. Perbaikan metode, prasarana dan sarana kerja;
6. Penataan sistem pencatatan, pelaporan dan evaluasi agar dapat dimanfaatkan sebagai alat
pengendalian dan pertanggungJawaban; dan
7. Peningkatan efektivitas pengawasan internal.

Pengendalian pada sisi anggaran penerimaan antara lain dilakukan sebagai berikut:

1. Penganggaran pendapatan harus didahului dengan perhitungan potensi pendapatan yang


dilakukan melalui survey/pengkajian potensi, yang didukung dengan data yang dapat
dipertanggungjawabkan;
2. Penetapan target pendapatan negara/daerah dalam APBN/D mengacu kepada potensi yang ada
secara terukur dan rasional dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan;
3. Target dievaluasi secara berkala, dan dilakukan revisi, jika terjadi perubahan kondisi yang
didukung dengan data yang akurat;
4. Setiap Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen/ Perangkat Daerah yang mempunyai
tugas memungut atau menerima pendapatan negara/daerah wajib melaksanakan intensifikasi
pemungutan pendapatan negara/daerah tersebut;
5. Seluruh penerimaan anggaran negara/daerah harus disetor sepenuhnya dan tepat pada
waktunya ke Rekening Kas Negara/Daerah; serta dilaporkan kepada pihak yang berwenang/
terkait.
6. Penerimaan negara/daerah dibukukan menurut ketentuan yang ditetapkan Menteri
Keuangan/Kepala Daerah;
7. Penjualan Barang Milik Negara/Daerah harus berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan dan
penyewaan Barang Milik Negara/Daerah harus berdasarkan Keputusan Pejabat yang berwenang
sesuai ketentuan yang berlaku;
8. Bendaharawan penerima pungutan Negara/Daerah wajib menyetor ke Rekening Kas
Negara/Daerah seluruh penerimaan anggaran yang dipungutnya pada kesempatan pertama
sesuai ketentuan yang berlaku;
9. Bendaharawan penerima dilarang menyimpan uang dalam penguasaannya atas nama pribadi,
atau orang lain.

Pengendalian pada sisi pengeluaran anggaran antara lain dilakukan sebagai berikut:

1. Jumlah yang dimuat dalam Anggaran Belanja Negara/Daerah merupakan batas tertinggi untuk
tiap-tiap pengeluaran;
2. Instansi Pemerintah pusat/daerah tidak diperkenankan melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran negara/daerah, jika dana untuk membiayai
kegiatan tersebut tidak cukup tersedia dalam anggaran negara/daerah;
3. Pimpinan dan atau pejabat pada instansi Pemerintah pusat/daerah tidak diperkenankan
melakukan pengeluaran atas beban anggaran belanja negara/daerah untuk tujuan lain dari yang
ditetapkan dalam anggaran belanja negara/daerah;
4. Pengeluaran atas beban anggaran belanja negara/daerah dilakukan berdasarkan bukti atau hak
yang sah untuk memperoleh pembayaran;
5. Pengeluaran atas beban anggaran belanja negara/daerah didasarkan pada Surat Keputusan
Otorisasi (SKO) atau dokumen lain yang diberlakukan sebagai SKO;
6. Perjanjian/kontrak pelaksanaan pekerjaan atas beban anggaran belanja negara/daerah untuk
masa lebih dari satu tahun anggaran dilakukan atas persetujuan Menteri Keuangan setelah
mendengar pertimbangan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional bagi APBN, atau
atas persetujuan Kepala Daerah setelah mendengar pertimbangan Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota bagi APBD;
7. Pengelolaan atas beban anggaran belanja negara/daerah harus melalui evaluasi kewajaran
harga dengan terlebih dahulu menetapkan perkiraan biaya berdasarkan Harga Perhitungan
Sendiri (HPS) yang realistis;
8. Bendaharawan Rutin/Proyek dilarang menyimpan uang dana rutin proyek atas nama pribadi
atau orang lain.
9. Pelaksanaan pelelangan pengadaan barang/ jasa dilakukan secara terbuka/transparan, adil serta
dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel).

Disamping itu harus ada pencegahan dan penguatan pemberantasan korupsi dengan cara:

1. Pemberantasan korupsi pada dasarnya bukan hanya tugas sejumlah lembaga negara atau
penegak hukum saja, tetapi juga perlu peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat yang
diperlukan tidak hanya terbatas pada pengaduan dan laporan terkait tindak pidana korupsi,
namun peran serta masyarakat yang baik harus terus dibangun salah satunya melalui
pendidikan. Masyarakat perlu pemahaman terkait nilai-nilai integritas dan penanaman
semangat antikorupsi dalam dirinya serta pengetahuan mengenai bentuk-bentuk tindak pidana
korupsi yang ada. Sehingga apabila mereka telah mengerti dan memahami, mereka bisa
melakukan tindakan preventif terhadap tindak pidana korupsi yang akan terjadi. Pencerminan
kehendak masyarakat yang tidak mentolerir tindak pidana korupsi juga harus ditumbuhkan
sehingga akhirnya masyarakat dapat berperan sebagai kekuatan yang mengawasi perilaku
individu khususnya warga masyarakat dan instansi pemerintah dalam mekanisme administrasi
negara.  
2. Kordinasi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, organisasi keagamaan, lembaga swadaya
masyarakat, perguruan tinggi, media massa dan seluruh komponen masyarakat dalam
pemberantasan korupsi. Kordinasi dapat dilakukan dengan cara membangun tekad yang sama
untuk memberantas korupsi, serta menyamakan persepsi bahwa korupsi merupakan salah satu
kejahatan luar biasa  yang wajib untuk diperangi.
3. Penguatan budaya bangsa Indonesia sendiri, salah satu budaya bangsa ini yang dapat menekan
terjadinya korupsi adalah budaya gotong-royong.  Dalam rangka tercapainya Negara Indonesia
yang bersih dari korupsi, setiap elemen masyarakat harus saling tolong-menolong dalam
memerangi tindak korupsi yang terjadi, tidak bersikap apatis dan menggunakan hak-haknya
sebagai warga negara.
4. Adanya tindakan hukum atau peraturan hukum yang menimbulkan efek jera terhadap pelaku
korupsi.

Anda mungkin juga menyukai