Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MILAH TUPIANI

NIM : 042608027
MK : ETIKA ADMINISTRASI
PEMERINTAH TUGAS : 3

PERTANYAAN?

1. Sebutkan asas-asas Etis dalam administrasi pemerintah dan jelaskan


secara singkat masing-masing tersebut?
2. Sebutkan empat bentuk penyimpangan /perbuatan tidak etis
penyelenggara jelaskan secara singkat masing-masing perbuatan tidak etis
tersebut?
3. Untuk mengatasi masalah dalam penggembangan etika
administrasi pemerintah
Telah dilakukan berbagai Upaya antara ;lain..
a.penyelenggara pemerintah yang transparansi
b.penyelenggara pemerintah wajib membuat laporan harta
kekayaan Jelaskan secara singkat kedua Upaya tersebut ..?

JAWABAN..?
1.)1.Pertanggungjawaban

Asas etis ini menyangkut Hasrat seseorang petugas untuk merasa memikul
kewajiban penuh dan ikatan kuat dalam pelaksanaan semua tugas perkerjaan
secara memuaskan .setiap administrator pemerintah harus mempunyai Hasrat
besar untuk melaksanakan fungsi-fungsinya secara efektif,sepenuh kemampuan
,dan dengan cara yang paling memuaskan pihak yang menerima
pertanggungjawaban.
2. Pengabdian

Berkaitan sangat erat dan kadang-kadang berbaur dengan asas etris


petanggungjawaban tersebut diatas ialah pengabdian.ini adalah Hasrat karas
untuk menjalankan tugas -tugas perkerjaan dengan semua tenaga fisik da
pikirannya ,seluruh semangat kegairahan ,dan sepenuh perhatian tanpa
pamrih apa-apa yang bersifat pribadi.
3. Kesetian

Bertalian pula secara erat dengan asas-asas etis petanggungjawaban dan


pengabdian tersebut diatas ialah kesetiaan yang dalam kehidupan Masyarakat
merupakam suatu kebajikan moral .asas etis ini adalah kesadaran seseorang
petugas untuk setulusnya patuh pada tujuan bangsa
,konstitusinegara,peraturan perundangan ,badan instansi ,tugas jabatan
maupun piahat atasan demi tercapainya cita-cita Bersama yang ditetapkan.
4. Kepekaan

Asas etis ini mencerminkan kemauan dan kemampuan seseorang petugas


untuk memperhatikan serta siaga terhadap berbagai perkembangan baru
,situasi yang berubah,dan kebutuhan yang timbul dalam kehidupan
Masyarakat dari waktu ke waktu dengan disertai usaha -usaha untuk
menanggapi secara sebaik-baiknya .
5. Persamaan

Salah satu kebajikan yang pokok dari badan pemerintahan yang bertujuan
mengabdi seluruh rakyat dan melayani kepentingan umum ialah perlakuan
yang adil. Perlakuan yang adil itubiasanya dapat diwujudkan dengan
memberikan perlakuan yang sama tanpa membeda-bedakan atau pilih kasih
kepada semua pihak.
6. Kepantasan.

Persamaan perlakuan terhadap semua pihak sebagai suatu asas etis


tidak selalu mencapai keadilan dan kelayakan. Persoalan dan kebutuhan
dalam masyarakat sangat beraneka ragam sehingga memerlukan
perbedaan
perlakuan asalkan bedasarkan pertimbanganyang adil atau alasan yang benar.
2). 1.Ketidakjujuran (Dishonesty)

ketidakjujuran merupakan suatu Tindakan yang tidak jujur .banyak contoh


ketidakjujuran yang dilakukan oleh para penyelenggara negara.misalnya ;
a.mencantumkan hari bertugas di luar lebih banyak dari yang senyatanya
dalam surat perintah perjalanan Dinas /SPPD (lebih parah lagi tanpa pergi ,titp
SPPD ke pada teman yang sedang tugas luar)
b.Bentuk lain ketidakjujuran yang tidak secara langsung berhubungan dengan
uang ,misalnya memalsu tanda tangan atau cap(stempel)kantor,mengisi
presensi secar tidak benar,melporkan yang baik-baik saha dan
menyembunyikan yang jelek-jelek .ketidakjujuran merupakan Tindakan
penyimpangan yang berbahaya karena dapat menimbulkan
ketidakpercayaan(distrust)dan dalam beberapa kasus sangat merugikan
kepentingan Masyarakat dan institusi.
2.Perilaku yang buru(Unethical Behaviour)
Pegawai mungkin saja melakukan Tindakan dalam batas-batas yang
diperkenankan hukum,tetapi Tindakan tersebut dapat digolongkan sebagai
tidak etis ,namun secara hukum tidak dapat dituntut.misalnya ,seseorang
pejabat yang berpengaruh meminta kepada kepala personalia pupaya
pemilinya diluluskan dalam seleksi pegawai.
3.Mengabaikan hukum(Disregard of The law)
Pegawai dapat mengabaikan hukum atau membuat tafsiran hukum yang
menguntungkan kepentingannya .misalnya ,pegawai A mengunakan mobil
dinas untuk mengantar sekolah anaknya ,meskipun ia tahu bahwa keluarga
pegawai tidak berhak menggunakan fasilitas kantor yang secara hukum hanya
diperuntukkan pegawai negeri dan hanya untuk kepentingan dinas.
4. Favoritisme dalam menafsirakan Hukum

Pejabat atau pegawai suaru instansi tetap mengikuti hukum yang berlaku .
Tetapi hukum tersebut ditafsirkan untuk menguntungkan kepentingan tertentu.
Misalnya, Seorang pejabat menyatakan bahwa gubernur harus bersikap netral
dalam pemilu, tetapi sebagai kader partai A maka yang bersangkutan harus
merasa terpanggil untuk memenangkan partai tersebut. berprestasi
5. Perlakuan yang Tidak Adil terhadap Pegawai

Tindakan tidak etis lainnya adalah memperlakukan pegawai secara tidak adil.
Contohnya, Pemimpin suatu instansi menghambat karier bawahannya yang
merasa disaingi. Sebaliknya, ia memperlakukan seorang pegawai lainnya secara
karena bawahan tersebut pandai "melayani" kemauan pemimpin tersebut.
6. Inefisiensi Bruto (Gross Inefficiency)

Kadang-kadang para pegawai suatu instansi melakukan inefisiensi bruto dengan


menggunakan celah-celah kelemahan suatu peraturan, misalnya Pejabat
melakukan pemborosan dana secara berlebihan meskipun tidak melanggar
peraturan perundang- undangan yang berlaku.
3). A.penyelegara pemerintah yang transparansi

Untuk terwujudnya good governance atau Kepemerintahan yang baik maka


setiap badan publik dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya wajib
menerapkan asas transparansi kepada masyarakat. Asas transparansi yang
dimaksud mencakup aspek transparansi informasi, transparansi prosedur, dan
transparansi proses pengambilan kebijakan dan pelaksanaannya.Penerapan
asas transparansi tersebut dilaksanakan melalui penyebar-luasan informasi
kepada masyarakat melalui berbagai media baik secara aktif maupun pasif
serta disediakan setiap saat atau disampaikan segera.Penyelenggaraan
transparansi dan kebebasan memperoleh informasi harus diarahkan guna
mendorong partisipasi aktif masyarakat baik terhadap proses pengambilan
kebijakan maupun terhadap pengawasan publik terhadap penyelenggaraan
pemerintahan yang bermuara kepada percepatan pembangunan. Berdasarkan
pertimbangan tersebut di atas, setiap daerah kabupaten, kota, dan provinsi
perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Transparansi Penyelenggaraan
Pemerintahan masing-masing. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah sudah
berapa banyak pemerintah daerah saat ini yang telah memiliki Perda
transparansi dan telah secara konsisten mengimplementasikannya?Apabila
masih sedikit Pemda yang memiliki dan memberlakukan Perda
transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan, berarti
pengembangan etika
administrasi pemerintahan kita masih bermasalah. Tujuan transparansi dalam
penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk memberikan dan menjamin hak
masyarakat pengguna/subjek hukum untuk mendapatkan informasi publik
dalam rangka:
1. akuntabilitas publik yang menjamin hak setiap orang untuk mengetahui
rencana dan proses pengambilan keputusan publik serta alasan pengambilan
kebijakan publik
2. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan publik;
3.mendorong peningkatan kualitas aspirasi masyarakat dalam
memberikan masukan bagi pengambilan kebijakan publik;
4.memastikan bahwa setiap orang atau subjek hukum mengetahui alasan
dibuatnya kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang
banyak
5. meningkatkan kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
B. LAPORAN KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA
Terdapat cukup banyak bukti dan realita bahwa praktik KKN yang dilakukan
oleh Penyelenggara Negara atau oleh Penyelenggara Negara dengan pihak lain
telah mengakibatkan rusaknya sendi-sendi kehidupan dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Praktik KKN ini lebih lanjut dapat membahayakan
eksistensi Negara. praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, seseorang
yang dipercaya menjabat suatu jabatan dalam penyelenggaraan negara, han
bersumpah sesuai dengan agamanya dan harus mengumumkan serta bersedia
diperiksa kekayaannya baik sebelum, selama dan setelah menjabat.LKPN
adalah salah satu di antara langkah-langkah permulaan penting yang harus
dilakukan dalam mencegah, mengurangi dan akhirnya memerangi KKN.
Pelaporan dan Pemeriksaan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
merupakan upaya pencegahan terjadinya praktik korupsi yang diatur dalam
Undang- undang No. 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan juga Undang-undang No. 30
Tahun 2002, tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Isi laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) sebagai berikut
1.Data Pribadi.
2 Data Keluarga.
3. Harta Tidak Bergerak.
4. Harta Bergerak.
5. Surat Berharga.
6. Uang Tunai, giro, deposito, dan
sejenisnya. 7 Piutang.
8. Utang.
9 Penghasilan PN.
10. Penghasilan Istri/Suami
PN. 11 Pengeluaran.
12. Surat Pernyataan/Kuasa Mengumumkan/Kuasa Minta R/K Bank/Surat
Pernyataan Hibah/Warisan/Hadiah.

Adapun penyelenggara negara yang wajib mengisi LKPN adalah sebagai berikut.
1 Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara.
2. Menteri.
3. Gubernur
4. Hakim (Hakim di semua tingkatan Peradilan).
5. Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (misalnya Kepala Perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa
Penuh, Wakil Gubernur, dan Bupati Walikota).
6. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yaitu
pejabat yang tugas dan wewenangnya di dalam melakukan penyelenggaraan
negara rawan terhadap praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, meliputi berikut
a. Direksi, Komisaris, dan pejabat struktural lainnya pada Badan Usaha
Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah
b. Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan Penyehatan
Perbankan Masional:
c.ada Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri
d Pejabat Eselon 1 dan Pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil, militer,
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
e.Jaksa
f.Penyidik;
g.Panitera Pengadilan, dan
h. Pemimpin dan bendaharawan proyek.
7.Pejabat eselon II dan pejabat lain yang disamakan di lingkungan
instansi pemerintah dan atau lembaga negara.
8.Semua Kepala Kantor di lingkungan Departemen Keuangan.
9. Pemeriksa Bea dan Cukai.
10. Pemeriksa Pajak.
11. Auditor
12 Pejabat yang mengeluarkan perizinan.
13 Pejabat/kepala unit pelayanan masyarakat.
14. Pejabat pembuat regulasi.
Pada awalnya, pemeriksaan atas kekayaan penyelenggara negara dilakukan
oleh suatu lembaga yang dibentuk oleh Kepala Negara yang keanggotaannya
terdiri atas ansur pemerintah dan masyarakat. Sejak dibentuknya Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) maka tugas ini menjadi salah satu tugas bidang
pencegahan pada KPK
KPK adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan mana
pun. KPK dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi

Anda mungkin juga menyukai