NIM : 042608027
MK : ETIKA ADMINISTRASI
PEMERINTAH TUGAS : 3
PERTANYAAN?
JAWABAN..?
1.)1.Pertanggungjawaban
Asas etis ini menyangkut Hasrat seseorang petugas untuk merasa memikul
kewajiban penuh dan ikatan kuat dalam pelaksanaan semua tugas perkerjaan
secara memuaskan .setiap administrator pemerintah harus mempunyai Hasrat
besar untuk melaksanakan fungsi-fungsinya secara efektif,sepenuh kemampuan
,dan dengan cara yang paling memuaskan pihak yang menerima
pertanggungjawaban.
2. Pengabdian
Salah satu kebajikan yang pokok dari badan pemerintahan yang bertujuan
mengabdi seluruh rakyat dan melayani kepentingan umum ialah perlakuan
yang adil. Perlakuan yang adil itubiasanya dapat diwujudkan dengan
memberikan perlakuan yang sama tanpa membeda-bedakan atau pilih kasih
kepada semua pihak.
6. Kepantasan.
Pejabat atau pegawai suaru instansi tetap mengikuti hukum yang berlaku .
Tetapi hukum tersebut ditafsirkan untuk menguntungkan kepentingan tertentu.
Misalnya, Seorang pejabat menyatakan bahwa gubernur harus bersikap netral
dalam pemilu, tetapi sebagai kader partai A maka yang bersangkutan harus
merasa terpanggil untuk memenangkan partai tersebut. berprestasi
5. Perlakuan yang Tidak Adil terhadap Pegawai
Tindakan tidak etis lainnya adalah memperlakukan pegawai secara tidak adil.
Contohnya, Pemimpin suatu instansi menghambat karier bawahannya yang
merasa disaingi. Sebaliknya, ia memperlakukan seorang pegawai lainnya secara
karena bawahan tersebut pandai "melayani" kemauan pemimpin tersebut.
6. Inefisiensi Bruto (Gross Inefficiency)
Adapun penyelenggara negara yang wajib mengisi LKPN adalah sebagai berikut.
1 Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara.
2. Menteri.
3. Gubernur
4. Hakim (Hakim di semua tingkatan Peradilan).
5. Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (misalnya Kepala Perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa
Penuh, Wakil Gubernur, dan Bupati Walikota).
6. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yaitu
pejabat yang tugas dan wewenangnya di dalam melakukan penyelenggaraan
negara rawan terhadap praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, meliputi berikut
a. Direksi, Komisaris, dan pejabat struktural lainnya pada Badan Usaha
Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah
b. Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan Penyehatan
Perbankan Masional:
c.ada Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri
d Pejabat Eselon 1 dan Pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil, militer,
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
e.Jaksa
f.Penyidik;
g.Panitera Pengadilan, dan
h. Pemimpin dan bendaharawan proyek.
7.Pejabat eselon II dan pejabat lain yang disamakan di lingkungan
instansi pemerintah dan atau lembaga negara.
8.Semua Kepala Kantor di lingkungan Departemen Keuangan.
9. Pemeriksa Bea dan Cukai.
10. Pemeriksa Pajak.
11. Auditor
12 Pejabat yang mengeluarkan perizinan.
13 Pejabat/kepala unit pelayanan masyarakat.
14. Pejabat pembuat regulasi.
Pada awalnya, pemeriksaan atas kekayaan penyelenggara negara dilakukan
oleh suatu lembaga yang dibentuk oleh Kepala Negara yang keanggotaannya
terdiri atas ansur pemerintah dan masyarakat. Sejak dibentuknya Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) maka tugas ini menjadi salah satu tugas bidang
pencegahan pada KPK
KPK adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan mana
pun. KPK dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi