Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

“ PENGENALAN ALAT LABORATORIUM ”

Disusun Oleh:

Nama : Meyza Yoanda Mujevi


NPM : E1G020040
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Hari/Jam : Jum’at/08.00
Dosen : 1. Ir. Hasanuddin, M. Sc
2. Tuti Tutuarima, S.TP, M. Si
Ko-Ass : Siti Fatimah (E1G018045)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi adalah salah satu cabang dari disiplin ilmu biologi yang mengkaji
makhluk hidup (organisme) berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
Objek kajiannya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea.
Dalam pelaksanaan percobaan di laboratorium, praktikan akan melakukan
pengamatan. Untuk dapat memperoleh hasil pengamatan yang akurat, terlebih dahulu pratikan
harus memahami dengan benar bagaimana cara kerja dan fungsi alat-alat dasar yang akan
digunakan dalam percobaan dalam laboratorium. Pengenalan alat-alat yang akan
dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan yang
dilaksanakan sehingga dapat terhindar dari gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau  bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian.
Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak
dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mengetahui berbagai jenis peralatan dan prinsip kerja serta fungsi dari
peralatan yang biasa digunakan di laboratorium mikrobiologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup berukuran


mikroskopik (mikroba) meliputi bakteri, algae, protozoa, fungi, dan virus (Hajoeningtijas,
2012). Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat
penting dalam biologi setelah Louis Pateur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur
(wine) dan membuat serum rabies. Mikroorganise atau mikroba adala organisme yang
berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu berupa mikroskop
(Rudin, 2015).
Laboratorium (Lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium memiliki fungsi untuk
mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika,
kimia dan biologi atau bidang ilmu lain. Pengertian lain dari laboratorium ialah suatu tempat
dimana dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Berdasarkan definisi tersebut,
laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun
pelatihan untuk menghasilkan sesuatu (Wanmustafa, 2011).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja
serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Arista, 2015).
Didalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang
berada di laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir
sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia, yaitu
berupa alat-alat gelas antara lain: tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur, dan pipet volumetrik,
labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes,
pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes, dan rak tabung reaksi. Di samping peralatan
gelas tersebut, pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara
lain: autoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulum), jarum preparat, gelas objek, kaca
penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakan mikroorganisme
dengan suhu tertentu yang kostan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau
larutan, penangas air untuk mencairkan medium, magnetik stirrer untuk mengaduk, dan
tabung durham untuk penelitian fermentasi (Ardiansyah, 2013).
Penggunaan alat-alat dalam laboratorium diharapkan dalam keadaan steril.
Penggunaan alat-alat yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada praktikum yang
dilakukan. Dalam melakukan percobaan dilaboratorium atau bekerja dalam laboratorium,
seseeorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan
kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan sekitar, bila tidak digunakan dengan baik (Tandra, 2013).
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat
tidak akurat. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus
mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium. Bukan hal
yang mustahil apabila terjadi kecelakaan dalam laboratorium karena kesalahan dalam
pemakaian atau penggunaan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan suatu
praktikum yang berhubungan  dengan bahan yang berbahaya. Disamping itu, pemilihan jenis
alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian agar
penelitian berjalan lancar (Abdullah, 2014).
Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum karena tidak mungkin semua
fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk memudahkan dalam
memahami alat-alat laboratorium, penulisan alat-alat diurut sesuai dengan abjad. Agar supaya
alat-alat laboratorium dapat digunakan dalam waktu relatif lama dalam keadaan baik, perlu
pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai (Koesmadja, 2006).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


1. Gelas piala 8. Jarum ose
2. Erlenmeyer 9. Mikroskop
3. Tabung reaksi 10. Autoklaf
4. Gelas ukur 11. Inkubator
5. Pipet ukur 12. Laminar air flow (LAF)
6. Batang pengaduk 13. Colony counter
7. Cawan petri 14. Sentrifuse, dll

3.2 Prosedur Kerja


1. Mahasiswa mengidentifikasi semua peralatan yang digunakan di laboratorium
mikrobiologi dari berbagai sumber.
2. Mahasiswa mempelajari kegunaan dan cara pemakaian alat tersebut dari berbagai
sumber.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

NAMA
NO GAMBAR KEGUNAAN CARA KERJA
ALAT
1. Mikroskop Untuk membesarkan Objek yang akan diamati
benda sehingga ditempatkan pada dua lensa
membantu dalam objektif sampai terbentuk
pengamatan bayangan nyata terbalik dan
diperbesar.
2. Autoklaf Untuk mensterilkan Waktu sterilisasi adalah
suatu benda dengan sekitar 15 menit dihitung
menggunakan uap setelah suhu autoklaf
mencapai 121°C
3. Oven Untuk mensterilkan Masukan alat yang akan
alat-alat gelas yang dikeringkan atur dengan rapi
tahan terhadap panas lalu tutup pintu dengan rapat.
4. Laminar air Tempat pengerjaan Meniupkan udara yang steril
flow mikroba khususnya secara terus-menerus dan
bakteri secara aseptik juga konsisten.
5. Inkubator Untuk menumbuhkan Nyalakan alat kemudian
bakteri pada suhu sesuaikan suhu di dalam
tertentu atau inkubator bersamaan dengan
menimpan hasil menekan tombol set.
penanaman mikroba Kemudian masukkan sampel
ke dalam rak yang ada di
dalam inkubator.
6. Shaking Untuk proses inkubasi Masukkan botol air ke dalam
water bath larutan sekaligus di mesin
shaker

7. Colony Sebagai tempat Memanfaatkan look untuk


counter pengerjaan mikroba memperbesar koloni atau
seperti mengisolasi dengan menandai beberapa
mikroba koloni yang terdapat pada
cawan petri menggunakan
bolpoin.
8. Neraca Untuk menimbang Meletakkan objek atau benda
analitik massa sejumlah bahan yang akan ditimbang di atas
neraca

9. Cawan petri Sebagai tempat Ambil sampel yang akan


pertumbuhan mikroba diamati dan ditempatkan
secara kuantitatif dan secara perlahan ke dalam
sebagai tempat cawan petri
pengujian sampel
10. Tabung Untuk menyimpan Tabung reaksi dipanaskan
reaksi mikroorganisme terlebih dahulu kemudian
dalam medium nutrisi masukkan mikroorganisme
cair atau padat
11. Tabung Untuk mendeteksi Menempatkan tabung durham
durhan produksi gas yang pada tabung reaksi dengan
dihasilkan dari posisi terbalik
mikroorganisme
12. Bunsen Untuk memanaskan Ketika oksigen tercampur
dan mensterilkan alat- dengan gas maka gas itu akan
alat yang terbuat dari terbakar dengan panas yang
platina tinggi
13. Pinset Untuk mengambil Jepit benda/objek yang akan
benda dengan penjepit diambil

14. Pisau bedah Untuk mengiris Sayat secara perlahan objek


jaringan atau benda yang akan diamati
asing

15. Jarum ose Untuk mengambil dan Disentuhkan pada bagian


menggores koloni mikrobia kemudian
suatu mikroba ke Gosokkan pada kaca preparat
media yang akan untuk diamati
digunakan kembali
16. Batang L Untuk menyebarkan Ratakan cairan menggunakan
cairan di permukaan bentuk L pada batang
media agar bakteri
yang tersuspensi
tersebar merata

17. Mikropipet Untuk memindahkan Tekan penyedot sampai


cairan dalam jumlah pembatas pertama ambil
kecil secara akurat sampel dan kemudian tahan

18. Erlenmeyer Tempat menyimpan Pegang leher Erlenmeyer


medium untuk masukkan larutan yang akan
memanaskan larutan dititrasi kemudian diguncang
atau menampung hasil dengan perlahan
dari penyaringan

19. Mortal dan Digunakan untuk Masukkan materi ke dalam


pestle menumbuk atau wortel kemudian tumbuh
menghancurkan dengan pestle.
materi
BAB V
PEMBAHASAN

Mikrobiologi merupakan segala sesuatu tentang organisme yang berukuran mikro


yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Pengamatan mikrobiologi dilakukan dengan
menggunakan mikroskop. Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam
alat, berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di
laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses
yang dilakukan dalam  percobaan ini. Peralatan mikrobiologi dikelompokkan kedalam
peralatan bahan kaca, plastik dan besi.
Mikroskop dapat dikatakan merupakan alat yang sangat penting pada laboratorium ini,
dikarenakan yang akan diteliti adalah makhluk-makhluk yang berukuran mikro (sangat kecil).
Mikroskop berfungsi untuk memperbesar benda sehingga membantu dalam pengamatan atau
melihat benda kecil. Makrometer (pemutar kasar), berfunngsi untuk menaikan dan
menurunkan mikroskop secara cepat. Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik turunkan
mikroskop secara lambat. Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya. Diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. Meja mikroskop,
tempat objek yang akan diamati. Penjepit kaca, untuk menjepit kaca yang terbuat dari plastic.
Lengan mikroskop, sebagai pegagang pada mikroskop. Sendi inklinasi (pengatur sudut),
untuk mengatur sudut atau penatur tegaknya mikroskop. Tabung mikroskop, berfungsi untuk
menghubungkan antara lensa lensa objektif dan lensa okuler. Pemutar kasar, berfungsi untuk
menggerakkan tabung dengan penggeser berat dan mengatur jarak objek dengan lensa
sehingga diperoleh bayangan yang jelas. Pemutar halus, berfungsi untuk mengatur tabung
dengan penggesaran kecil, sehingga focus lebih tepat dan kita amati nampak lebih jelas.
Mikroskop binokuler berfungsi sebagai alat untuk melihat objek renik dengan bantuan
elektron dan cahaya lampu. Lat ini terdiri dari empat lensa objektif dengan empat perbesaran
10x, 25x, 40x dan 100x. Prinsip kerjanya yaitu dengan memantulkan cahaya melalui cermin,
lalu diteruskan hingga ke lensa objektif. Sehingga benda yang tidak dapat dilihat kasat mata
dapat diamati dibawah mikroskop.
Autoklaf merupakan alat elektrik yang digunakan sebagai alat sterilisasi untuk
berbagai macam alat dan bahan yang akan disterilkan. Alat ini menggunakan uap air panas
bertekanan untuk proses sterilisasinya, sehingga alat ini paling sering digunakan untuk
sterilisasi alat, bahan maupun medium dari mikroba. Prinsip dari autoklaf adalah terjadinya
koagulasi yang lebih cepat dalam keadaan basah dibandingkan dengan keadaan kering. Harus
diperhatikan bahwa dalam sterilisasi dengan autoklaf udara harus dikeluarkan terlebih dahulu
sebelum klep ditutup, sehingga di dalamnya hanya terdapat uap panas, uap panas inilah yang
memiliki daya kerja sterilisasi. Bila terdapat udara selain uap panas, maka suhu yang dicapai
tidak dapat mematikan spora. Panas lembab sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak
begitu tinggi, karena ketika uap air berkondensasi pada bahan-bahan yang disterilkan,
dilepaskan panas sebanyak 686 kalori per gram uap air pada suhu 121 oC. Panas ini yang akan
mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada mikrooragnisme hidup dan dengan
demikian mematikannya. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan
apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan pada suhu 120 oC selama
selang waktu 15 menit.
Oven merupakan alat yang digunakan untuk proses sterilisasi dengan menggunakan
udara panas dan kering, dimana oven berfungsi untuk mensterilisasikan berupa alat-alat gelas
yang tidak berskala. Prinsip kerja alat ini adalah dengan menghancurkan lisis mikroba dengan
menggunakan udara panas kering. Mekanisme kerja oven yaitu adanya konduksi panas dan
adanya absorbsi oleh permukaan panas.. Adapun suhu dan waktu yang digunakan bervariasi
antara lain 140ºc selama 3 jam, 160ºc selama 2 jam, dan 180ºc selama 1 jam.
Laminar Air Flow (LAF) atau dapat juga disebut Biological Safety Cabinet (BSC)
adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena LAF mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa
jam sebelum digunakan.
Dalam biologi, inkubator adalah alat yang digunakan untuk tumbuh dan memelihara
budaya mikrobiologi atau kultur sel. Inkubator mempertahankan suhu optimal, kelembaban
dan kondisi lain seperti karbon dioksida (CO2) dan kandungan oksigen dari atmosfer di dalam.
Inkubator sangat penting untuk banyak pekerjaan eksperimental dalam biologi sel,
mikrobiologi dan biologi molekuler dan digunakan untuk kultur bakteri baik serta sel
eukariotik.Inkubator sederhana berbentuk kotak dengan pemanas disesuaikan, biasanya naik
ke 60 sampai 65°C (140-150°F), meskipun beberapa inkubator bisa memiliki suhu yang
sedikit lebih tinggi (umumnya tidak lebih dari 100°C). Yang paling umum digunakan adalah
inkubator untuk bakteri seperti E. Coli yang sering digunakan serta untuk sel mamalia adalah
sekitar 37°C, organisme ini tumbuh baik di bawah kondisi seperti itu. Untuk organisme lain
yang digunakan dalam eksperimen biologi, seperti Saccharomyces cerevisiae ragi pemula,
suhu pertumbuhan 30°C adalah optimal. Inkubator yang lebih rumit juga dapat mencakup
kemampuan untuk menurunkan suhu (melalui pendinginan), atau kemampuan untuk
mengendalikan kelembaban atau tingkat CO2. Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau
memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan
pengatur waktu.
Water bath merupakan peralatan laboratorium yang berisi air atau cairan khusus yang
bisa mempertahankan suhu pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan.
Fungsi dari water bath adalah untuk menciptakan suhu yang konstan, menginkubasi pada
analisis mikrobiologi. Shaker water bath merupakan salah satu peralatan laboratorium yang
digunakan untuk proses inkubasi larutan sekaligus dishaker.
Unit pembentuk koloni adalah unit yang digunakan dalam mikrobiologi untuk
memperkirakan jumlah bakteri atau sel jamur yang layak dalam sampel. Layak didefinisikan
sebagai kemampuan untuk berkembang biak melalui pembelahan biner dalam kondisi yang
terkendali. Cara kerja colony counter ini adalah dengan memanfaatkan lup untuk
memperbesar koloni atau dengan menandai beberapa koloni yang terdapat pada cawan petri
menggunakan bulpoint yang terdapat pada colony counter. Colony Counter pada umumnya
masih bersifat manual, hanya mengandalkan daya ingat petugas laboratorium.
Neraca analitik alat ini berfungsi untuk menimbang bahan kimia dan lain-lain yang
ukurannya sangat terbatas. Timbangan ini memiliki batas maksimal oenimbangan, sehingga
jika bahan yang ditimbang melewati batasan tersebut makan perhitungan ketelitiannya
berkurang. Teknik penggunaanya yaitu pertama menresetnya kemudian memasukkan bahan
pada timbangan ini dan melihat ukuran timbangannya.
Cawan petri merupakan alat yang fungsinya untuk plating dan isolasi mikroba. Prinsip
kerja dengan menggunakan alat ini yaitu medium dituangkan terlebih dahulu pada cawan petri
yang sudah dilengkapi dengan penutupnya sehingga mikroba yang akan diisolasi dapat
dibiakkan di dalam cawan petri ini.
Tabung reaksi yaitu alat yang paling sering digunakan sebagai tempat media
pertumbuhan mikroba dalam bentuk media tegak atau miring yang disumbat terlebih dahulu
pada lubang tabung. Tabung reaksi memiliki rak tempat meletakkan tabung reaksi.
Tabung Durham merupakan alat yang digunakan di dunia mikrobiologi untuk
mendeteksi produksi gas yang dihasilkan dari mikroorganisme. Alat ini berukuran sangat
kecil, ditempatkan pada tabung reaksi yang telah berisi cairan pertumbuhan mikroorganisme
dan zat indikator yang dapat menandai terjadinya perubahan warna karena adanya perubahan
derajat keasaman dan gas yang dihasilkan. Produksi gas dicirikan dengan terdapatnya gas di
ujung tabung durham setelah mikroorganisme diinokulasi dan diinkubasi. Penggunaan tabung
durham ini biasa dilakukan pada pengujian biokimia dalam identifikasi bakteri.
Pembakar bunsen merupakan alat yang digunakan untuk pemijaran serta dapat juga
digunakan sebagai alat sterilisasi mikroba. Lampu spritus juga mempunyai fungsi lain yaitu
mengamankan praktikan pada saat melakukan penanaman medium. Cara menggunakan
bunsen ini yaitu dengan membakar sumbu lalu memanaskan alat-alat tersebut di atas api
sampai pijar. Selain itu, alat ini juga digunakan dalam penegerjaan secara aseptik yaitu
dengan mendekatkan di sekitar tempat pengerjaan mikroba untuk menghindari terjadinya
kontaminasi.
Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya yaitu untuk mengambil dan memindahkan
benda atau media dengan cara menjepit. Spoit berfungsi untuk mengambil cairan sesuai
dengan volume yang diinginkan, karena alat ini dilengkapi dengan skala. Cara
menggunakannya yaitu dengan menyedot cairan yang diinginkan kemudian menekan kembali
ujung spoit untuk mengeluarkan cairan tersebut.
Pisau bedah adalah alat dalam laboratorium yang berbentuk kecil dan terbuat dari
logam. Pisau bedah digunakan untuk mengiris jaringan atau benda asing. Cara menggunakan
pisau bedah adalah dengan menyayat objek secara perlahan untuk mengamati objek tersebut.
Ose lurus dan ose bulat berfungsi untuk memindahkan mikroorganisme dengan cara
pemijaran. Prinsip kerjanya yaitu sebelum alat ini digunakan terlebih dahulu dipijarkan,
kemudian membiarkan ose menjadi dingin sebelum digunakan untuk mencegah matinya
bakteri. Prinsip kerja dari ose adalah ose disentuhkan pada bagian mikrobia yang akan
diambil kemudian meletakkan kembali pada suatu tempat untuk diamati. Ose ada dua macam
yaitu ose lurus dan ose bulat, pada dasarnya prinsip kerja dari kedua ose tersebut adalah sama.
Batang L atau disebut juga dengan Spreader adalah alat laboratorium biologi yang
digunakan untuk menyebarkan suatu zat cair agar bakteri yang tersuspensi di dalam zat cair
tersebut menyebar secara merata di atas media yang digunakan.
Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan
dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur dan pipet gondok
tidak mempunyai akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml.
Labu erlenmeyer merupakan alat yang digunakan sebagai tempat penyimpanan
medium, memanaskan larutan dan menampung hasil dari penyaringan. Alat ini juga dapat
digunakan sebagai wadah larutan yang akan disterilkan dengan cara ditutup terlebih dahulu
mulut tabu erlenmeyer dengan menggunakan kapas dan aluminium foil lalu disterilisasikan
dengan memasukkannya ke dalam autoklaf.
Mortal dan pestle digunakan untuk menggerus/menghaluskan bahan ataupun zat yang
bersifat padat dalam mikrobiologi.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
6.1.1 Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi, yaitu berupa tabung reaksi,
cawan petri, pipet ukur, dan pipet volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala,
pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan
kawat asbes, dan rak tabung reaksi. Di samping peralatan tersebut, pada laboratorium
mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: autoklaf, oven,
mikroskop, jarum ose (inokulum), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup,
keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakan mikroorganisme
dengan suhu tertentu yang kostan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan
suspensi atau larutan, penangas air untuk mencairkan medium, magnetik stirrer untuk
mengaduk, dan tabung durham untuk penelitian fermentasi. Alat–alat pada
laboratorium mikrobiologi mempunyai fungsinya masing–masing, sehingga
diperlukan Pengenalan terhadap alatalat yang akan digunakan dalam praktikum
tersebut.

6.2 Saran
6.2.1 Sebaiknya praktikum dilaksanakan secara bertahap, sehingga praktikan bisa membuat
laporan dengan maksimal.
6.2.2 Alangkah baiknya, jika praktikan diberikan video mengenai hal yang dibahas pada
praktikum ini, sehingga praktikan dapat lebih paham mengenai tema acara praktikum
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2014. Contoh Laporan Praktikum Pengenalan Alat Laboratorium.


http://apriansyaabdullah.blogspot.co.id/2014/03/contoh-laporan-praktikumpengenalan.
html. Diakses pada tanggal 1 Juni 2021, Pukul 20.37.
Ardiansyah. 2013. Blog Ardiansyah. Pengenalan Alat Laboratorium. http://addhy-
ardhy.blogspot.com/2013/07/pengenalan-alat-alat.html. Diakses pada tanggal 1 Juni,
Pukul 21.14.
Arista. 2015. Pengenalan Alat Laboratorium (Kimia Dasar). http://kakaaristarista.blogspot.
co.id. Diakses pada tanggal 1 Juni 2021, Pukul 21.03.
Hajoeningtijas. O. D, 2012. Mikrobiologi Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Koesmadja. 2006. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Rudin, Bahar. 2015. Laporan Praktikum Mikrobiologi Kehutanan Pengenalan Alat-Alat
Mikrobiologi. Sulawesi Tenggara: Fakultas Kehutanan Dan Ilmu Lingkungan
Universitas Halu Oleo.
Tandra, Rian. 2013. Pengenalan Alat Mikrobiologi. Bandung: AlfaBeta.

Anda mungkin juga menyukai