Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banjir bukanlah fenomena baru di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Sudah
menjadi pemandangan rutin tahunan di Ibu Kota dan beberapa kota di Indonesia ketika
musim hujan datang. Namun dampak yang ditimbulkan oleh banjir bisa beragam, mulai
dari menyebarnya wabah penyakit, kerugian harta benda, hingga merusak tatanan
infrastruktur seperti jalan, bangunan, dan jembatan.
Banjir adalah suatu kejadian dimana air menggenangi daerah yang biasanya tidak
digenangi air dalam selang waktu tertentu. Adakalanya banjir terjadi pada waktu yang
cepat dengan waktu penggenangan yang singkat, tetapi adakalanya dengan waktu yang
lambat dengan waktu penggenangan yang lama. Banjir merupakan bencana yang sering
terjadi hampir setiap tahunnya di Indonesia. Disebabkan oleh berbagai macam faktor,
seperti drainase yang tidak lancar, penebangan hutan secara liar, tidak tepatnya tata ruang
kota, meluapnya air sungai, budaya masyarakat yang tidak peduli lingkungan dan masih
banyak lagi yang lain.
Hampir semua wilayah di Indonesia berpotensi terjadi banjir, pulau yang sering
terkena banjir adalah pulau Jawa. Banjir berpotensi untuk menimbulkan bencana susulan
seperti tanah longsor, tergantung dari kemiringan tanah yang dilewati air banjir,
kerapatan partikel penyusun tanah dan kecepatan retakan tanah.Tetapi beda dengan saat
ini bahkan bagian Sumatra juga terkena banjir lebih tepatnya di daerah Bengkulu, di
daerah vbengkulu ini sendiri bebrapa daerah rawan terhadap banjir pada tahun 2019 pada
saat ini Bengkulu mengalami banjir yang sangat parah hampir semua wilayah terkena
banjir,longsor dan lainnya. Maka dari itu dalam makalah ini liya akan membahas
mengnai Kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana dan kepedulian masyarakat
terhadap korban banjir.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir
2. Bagaimana kepedulian masyarakat terhadap bencana banjir.

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir
2. Untuk mengetahui kepedulian masyarakat terhadap bencana banjir.
D. Manfaat Penelitian
Setelah masalah yang dirumuskan di atas diperoleh jawabannya, maka
diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain;
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran kepada penelitian lain untuk mengetahui
kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Jebres terhadap ancaman bencana
banjir.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
melatih dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama ini.
Selain itu juga penelitian ini sebagai syarat untuk meraih gelar kesarjanaan
Strata 1 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan menjadi jendela informasi untuk membuka wawasan tentang
pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir

c. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan memberikan rujukan referensi bagi


penelitian-penelitian yang lain.
BAB II

PEMBAHASAN
A.Pengertian Bencana Banjir

Menurut Undang-undang No.24 Tahun 2007, bencana didefisnisikan sebagaiperistiwa


yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupanmasyarakat. Bencana dapat
disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwamanusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.Menurut (Simajuntak, 2014) banjir merupakan fenomena alam yang
biasaterjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh alirasn sungai dan saat inisepertinya sudah
menjadi langganan bagi beberapa daerah dan kota besar diIndonesia ketika musim penghujan tiba. Banjir
pada hakikatnya hanyalah salah satu output dari pengelolan DAS yang tidak tepat. Banjir bisa
disebabkan oleh beberapahal yaitu curah hujan yang sangat tinggi, karakteristik
DAS,penyempitan saluran drainase dan perubahan penggunaan lahan.Sementara itu, menurut
(Gultom, 2012) banjir dapat didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya
air yang melebihi kapasistaspembuangan air disuatu wilayah dan dapat menimbulkan kerugian
fisik, sosial, dan ekonomi.

B. Penanggulangan Bencana Banjir Secara Umum

Menurut (BAPPENAS, 2008) penanggulangan bencana banjir dilakukan secarabertahap, dari


pencegahan sebelum banjir (prevention), penanganan saat banjir(response/intervention),
danpemulihan setelah banjir (recovery). Secara menyeluruh, tindakan tersebut digambarkan
dalam suatu siklus penanggulanganbanjir yang berkesinambungan. Bentuk kegiatan yang dapat
dilakukan ditunjukkanoleh tabel 2 sebagai berikutTabel 1.2
Penanggulangan banjir harus dimulai dari upaya melakukan pengkajian sebagaimasukan
untuk upaya  prevention sebelum ada bencana banjir lagi. Pencegahandapat berupa kegiatan fisik
seperti pembangunan pengendali banjir di wilayahaliran sungai sampai wilayah dataran
banjir,sementara non-fisiknya berupapengolahan tata guna lahan sampai peringatan dini bencana
banjir.

Setelah dilakukan tahap pencegahan, maka selanjutnya dilakukan upaya response pada
saat banjir terjadi. Tindakan penanganan yang dilakukan diantaranya adalah pemberitahuan dan
penyebaran informasi tentang prakiraan banjir, tanggap darurat, bantuan perlengkapan logistik
penanganan banjir, dan perlawanan terhadap banjir.

C. Mitigasi Bencana Banjir

Menurut (Ciottone, 2006), mitigasi adalah segala sesuatu yang meliputi jenisyang luas
dari perhitungan yang dilakukan sebelum suatu kejadian terjadi yangmana akan mencegah
korban sakit, cidera, dan meninggal serta mengurangi sekecil-kecilnya dampak kehilangan harta
benda. Rencana mitigasi pada umumnyameliputi : kemampuan untuk memelihara fungsi, desain
bangunan, lokasi bangunandi luar dari zona bahaya, kemampuan esensial bangunan, proteksi dari
bagian darisuatu bangunan, asuransi, edukasi publik, peringatan, dan evakuasi.

Mitigasi dilaksanakan sebelum, sesudah, dan sebelum terjadinya suatu bencana.Untuk


bencana banjir sendiri, salah satu tindakan mitigasi bencana banjir adalahmelakukan peringatan
dini bencana banjir. Salah satu contoh apabila tidak adaperingatan dini banjir, maka semua
daerah yang dilalui aliran banjir akan memakankerugian yang besar. Pada daerah hulu, dapat
dilakukan beberapa cara peringatandini, seperti: menempatkan pengukur hujan di hulu dengan
akses komunikasi kewilayah hilirnya, melakukan identifikasi jenis material yang terbawa arus
banjir,dan melihat dan mengamati kondisi awan dan lamanya hujan (Paimin, 2009).

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2006 tentangPedoman
umum mitigasi bencana menjelaskan tentang langkah-langkah yangdilakukan dalam mitigasi
bencana banjir seperti: pengawasan penggunaan lahan,pembangunan infrastruktur yang kedap
air, pengerukan dan pembangunan sudetansungai, pembuatan tembok pemecah ombak,
pembersihan sedimen, pembuatansaluran drainase, pelatihan pertanian yang sesuai dengan
daerah banjir, dan jugamenyiapkan persiapan evakuasi bencana banjir.Sementara (KEMENKES,
2014) melalui buku panduannya memberikanbeberapa langkah yang haru dilakukan pada saat
sebelum, ketika, dan setelah banjir terjadi. Gambar 2.4 berikut merupakan buku panduan yang
dibuat Kemenkessebagai buku panduan ketika terjadi bencana banjir

Gambar 2.4 Buku Panduan Kesiapan Bencana BanjirDari buku tersebut, didapatkan beberapa
langkah mitigasi yang dilakukanketika banjir melanda yakni :
1.Mematikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untukmematikan aliran
listrik di wilayah yang terkena bencana.

2.Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masihmemungkinkan


untuk diseberangi.

3.Menghindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arusbanjir.

4.Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.

5.Jika air terus meninggi, menghubungi instansi yang terkait dengan


penanggulangan bencana

D. Kepedulian masyarakat terhadap banjir

Kepedulia masyarakat seperti yang kita ketahui pada masyarakat umumnya bahwa
masyarakat sekitar akan cepat tanggap untuk membantu masyrakat atau saudara nya yang
terkena bencana, yang di lakukan di masyarakat seperti pada umumnya antara lain

1.Membari bantuan berupa sembako

2.Memberi bantuan berupa uang

3.Memberi bantuan berupa tenaga

4.Terjun langsung kelapangan menyelamatkan para korban

5.Memberi bantuan berupa makanan siap saji

6.Memberi bantuan berupa dapur umum,air bersi,wc darurat, dan lainnya.

7.Memberi bantuan spiritual.

E. Data lokasi,dan korban banjir yang terjadi di Bengkulu


Korban bencana banjir dan longsor di Bengkulu mencapai 29 orang dan 13 orang
dinyatakan hilang. Data tersebut berdasarkan rilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Provinsi, Senin (29/4/2019) pagi. Kepala BNPB Doni Munardo menyampaikan,
penyebab bencana di Bengkulu adalah banyaknya kawasan penyangga DAS Sungai
Bengkulu di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah telah habis dikavling untuk pertambangan
batu bara dan perkebunan sawit. Hingga saat ini, tercatat ada delapan perusahaan tambang
batu bara di hulu sungai. Berikut ini fakta lengkapnya: 1. Jumlah korban meninggal 29 orang
dan 13 orang hilang Kepala BNPB Doni Munardo saat menyampaikan keterangan kepada
awak media di Bengkulu, Senin (29/4/2019). (KOMPAS.com/FIRMANSYAH) Doni Munardo
menjelaskan, tim SAR masih terus melakukan penyisiran korban di lokasi bencana.
Beberapa korban telah berhasil dievakuasi petugas. "Beberapa jam terakhir ini korban
meninggal dunia mencapai 29 orang dan 13 orang dinyatakan hilang. Pengungsi sejumlah
12.000 orang kemudian sejumlah ternak dan kerusakan rumah dan fasilitas lainnya ikut
menjadi korban," kata Doni. Sejumlah ruas jalan penting di Bengkulu juga mengalami
kerusakan sehingga menyulitkan akses evakuasi. Dari 10 kabupaten/kota di Bengkulu,
terdapat sembilan kabupaten terdampak bencana banjir dan longsor. Jumlahnya sangat
banyak dan sebagian besar wilayah masih digenangi air banjir.

Dalam rilis humas Pemprov Bengkulu disampaikana,kerusakan meliputi


Kabupten Kaur, diman ruas jalan padang leban menuju desa air kering putus total.
Sementara, ruas mentiring menuju kecamatan kinal box culvert terputus.

Sementara di Kabupaten Bengkulu Selatan kerusakan meliputi, ruas jalan Simpang


Kelutum Simpang III Kelutum menuju simpang Pino, longsor di Desa Pagar Gading jalan
nasional di Simpang III Rukis menuju Kaur, oprit jembatan Sungai Air Manna terputus.
Jembatan belly Air Manna menuju Sibilo terputus dan ruas Jalan Manggul menuju Pasar
Bawah terendam banjir.

Sedangkan di Kota Bengkulu banjir menerjang Kelurahan Tanjung Jaya, Tanjung


Agung, Suka Merindu, Bentiring, Pasar Bengkulu, Nakau, Rawa Makmur, dan Kembang
Seri.

Selanjutnya, di Kabupaten Bengkulu Tengah kerusakan terjadi di jalan ruas Desa


Lubuk Durian menuju Desa Lubuk Sini, longsor terjadi di Desa Batu Beriang, Lubuk Pandan.

Longsor juga terjadi di Ruas Kelindang Susup. Jalan amblas di Desa Lubuk Unen,
Desa Bajak, dan Dusun Jambu. Sementara longsor juga menerjang luas jalan nasional di
KM 34 terdapat di tiga titik.

Di Bengkulu Tengah, terdapat jembatan di Desa Taba Terunjum terendam banjir,


jembatan Pagar Jati, oprit terputus.

Sementara di Bengkulu Utara, terdapat jembatan putus di Desa Tanjung Agung


Palik, di Gunung Selan menuju Kura Tidur, oprit jembatan terputus. Jembatan amblas juga
terjadi di Desa Air Talang Pandan-Kerkap Lais.

Sementara jalan kabupaten tak dapat dilintasi dari Lais menuju Argamakmur. Irigasi
air Desa Palik, Desa Aur Gading Tertimbun.

Di Kabupaten Kepahiang terdapat dua jembatan terendam banjir di Desa Tebat


Monok. Terakhir, di Kabupaten Rejang Lebong, jalan putus terjadi di Desa Tabarena. Ruas
jalan Beringin 3 menuju Desa Bengko terjadi jalan amblas di tiga titik. Terjadi juga longsor di
ruas Jalan Curup menuju Desa Air Dingin, Rejang lebong.
F. Bantuan pemerintah,Masyarakat dan LSM yang sudah ada

Upaya Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama pemda kabupaten/kota yang terdampak


bencana banjir dan longsor dalam hal penanganan darrat dan pemulihan pasca bencana, telah
mendapatkan support dari pemerintah pusat, kali ini dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB).

Bantuan dari BNPB ini berupa Dana Siap Pakai Penanganan Darurat Bencana banjir dan
Tanah Longsor di Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2019 senilai 2 Milyar 250 Juta Rupiah.

Dana Siap Pakai Penanganan Darurat Bencana ini diserahkan secara langsung oleh
Kepala BNPB Pusat Letjend Doni Monardo kepada Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, di
Ruang Utama Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu, Minggu (28/04).

Dikatakan Kepala BNPB Pusat Letjend Doni Monardo, penyerahan bantuan ini
merupakan bentuk perhatian dari pemerintah pusat kepada daerah yanag terdampak bencana
alam. Terlebih dalam amanat Presiden RI, setiap terjadi bencana pengungsi atau masyarakat
terkena dambak bencana harus mendapatkan penanganan yang terbaik, terutama kepada
anak-anak.

“Jadi masing-masing kabupaten/kota yang terdampak mendapatkan bantuan sebesar 250


juta rupiah. Terkait penggunaannya menjadi kebijakan bupati/walikota masing-masing,
apakah itu untuk logistik bantuan pangan dan lain sebagainya. Sementara untuk BPBD
Provinsi diperuntukkan bagi operasional Tim Reaksi Cepat Tanggap Bencana dan lainnya,”
terang Letjend Doni Monardo usai penyerahan bantuan.

Sementara support pemerintah pusat terkait perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan,
menurut Letjend Doni Monardo akan diserahkan setelah tim gabungan penilai kerusakan
pusat bersama tim di daerah melakukan pengkajian.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, dengan diterimanya dana penanganan


darurat bencana ini jelas nantinya akan memberikan semangat baru bagi masyarakat dalam
melanjutkan aktifitas sehari-hari setelah tertimpa musibah.

“Dengan pemerintah kabupaten/kota bersama aparat keamanan TNI-Polri serta BPBD


provinsi dan kabupaten kota, segera menyerahkan dana darurat bencana ini. Saya berharap
bantuan ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin memulihkan kehidupan masyarakat kita
yang menjadi korban atas bencana ini,” ungkap Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Sudah sangat banyak sekali bantuan yang di salurkan oleh pemrintah,masyarakat sekitar,
LSM, dan organisasi-organisasi kdi kampus maupun luar kampus. Berikut dokumentasinya

PANCASILA
Kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana dan kepedulian masyarakat
terhadap korban banjir.

Dosen pengampuh:Dr. Drs Sugeng Suharto,MM.M.Si

Di susun oleh: Rani okta kurnia(C1A018012)

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


EKONOMI PEMBANGUNAN

2019/2020

BAB III
PENUTUP
  A. Kesimpulan

            Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi. Banjir
sering terjadi terutama pada musim hujan   dengan intensitas   yang   sering   dan lebat. Daerah
yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai.
Namun   daerah   yang  jauh   dari   sungai   pun kadang terkena musibah banjir juga jika curah
banjir   terjadi hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak lagi sanggup menampung
banyaknya air hujan.
            Bencana banjir yang terjadi di Indonesia selama ini  tidak semata-mata disebabkan oleh
alam, namun juga disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri. Dengan demikian, maka seluruh
lapisan masyarakat yang ada di Indonesia serta pemerintah harus bersama-sama mencegah agar
bencana banjir tidak semakin parah, dan pada akhirnya Indonesia bebas dari banjir.

B. Saran

            Bencana banjir yang selama ini terjadi di Indonesia telah membawa kerugian yang sangat
besar. Melihat kondisi ini, maka pencegahan banjir adalah hala yang mutlak yang harus
dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia guna mencegah dan meminimalkan dampak yang
akan terjadi akibat bencana banjir.
            Adapun hal-hal yang harus kita lakukan untuk mencegah bencana banjir adalah sebagai
berikut:
Menghentikan penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
Mencegah terjadinya pendangkalan sungai,
Tidak membuang sampah sembarangan termasuk di aliran sungai
Membuat saluran air yang memadai
Membuat tanggul yang baik

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini.
            Dalam penyusunan Makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu
terselesaikannya Makalah ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan
yang telah diberikan dalam penyusunan Makalah  ini.
Pada Makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, segala kritik
dan saran yang bersifat konstruktif penulis terima dengan senang hati demi
kesempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalah ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya para siswa serta seluruh
pembaca.
Wabilahitaufik wal hidayah wassalamualaikum wr wb

Bengkulu,    Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 
1.1.       Latar Belakang Masalah................................................................................. 
1.2.       Tujuan Makalah.............................................................................................. 
1.3.       Perumusan Masalah........................................................................................ 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 

BAB III PENUTUP............................................................................................. 


A.          KESIMPULAN........................................................................................... 
B.           SARAN........................................................................................................ 

Anda mungkin juga menyukai