Tugas Toksikologi Klinik
Tugas Toksikologi Klinik
TANAMAN NARKOTIKA
“CANNABIS SATIVA (GANJA)
DISUSUN OLEH:
DEVI INDRI RIDHAYANTI
AK.19007
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tak lupa saya mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik waktu, tenaga, maupun pikiran.
Atas dukungan moral dan materil dalam penyusunan makalah ini, maka
saya penulis turut mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing mata
kuliah “TOKSIKOLOGI KLINIK”. Tak lupa saya mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan,
dukungan, serta arahan selama penulisan makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, oleh karenanya saya
memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.
Kepada seluruh pembaca yang bersedia memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya, saya
membuka tangan selebar-lebarnya untuk apresiasi tersebut dengan hati yang
terbuka dan ucapan terima kasih.
A.Latar Belakang.........................................................................................3
B.Rumusan Masalah...................................................................................3
C.Tujuan ………........................................................................................3
D.Manfaat……………………………………………………………….3
Bab II (Pembahasan).........................................................................................4
A.Narkotika..................................................................................................4
A.Kesimpulan..........................................................................................20
B.Saran....................................................................................................21
Daftar Pustaka....................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ganja (Cannabis sativa L.) merupakan tumbuhan tahunan, yang
dapat tumbuh dan tersebar di daerah tropis ataupun sub tropis dengan
tinggi pohon satu hingga lima meter (Emcdda. 2015). Seleksi dilakukan
manusia untuk berbagai kegunaan dan seleksi alam yang dipengaruhi
iklim menghasilkan berbagai macam varietas dan komposisi kimia.
Sejumlah kandungan kimia pada berbagai varietas sampel ganja sekitar nol
hingga lima persen bergantung pada iklim dan faktor genetik, banyak
kultivar kaya senyawa cannabinoid yang cocok untuk penggunaan medis.
Biosintesis dari senyawa cannabinoid unik (komplek) untuk ganja dan
kultivar dengan profil kimia tertentu sedang dikembangkan untuk beragam
keperluan industri dan farmasi (Clarke. 2007). Ganja memiliki konstituen
kimia psikoaktif berupa Δ9- Tetrahydrocannabinol (Δ9-THC). Ganja
dianggap memiliki toksisitas rendah dan berpotensi untuk disalahgunakan
sehingga mengganggu kesehatan manusia. Δ9-THC menjadi aktif jika
dalam bentuk asap (Moffat. 2004).
Ganja merupakan salah satu narkotika yang paling sering digunakan
diseluruh dunia. Menurut data United Nations office on Drugs and Crime
(UNODC) 65 persen dari kasus narkotika di dunia adalah kasus
penyalahgunaan ganja (UNODC. 2009). Penyalahgunaan narkotika,
psikotropika, dan obat-obatan berbahaya (narkoba) di Indonesia sudah
sangat mengkhawatirkan. Jumlah manusia yang penyalahgunaan narkoba
terus mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2015,
penyalahgunaan narkoba di tanah air diprediksi mencapai 5,6 juta orang
atau 2,8 persen dari jumlah penduduk Indonesia (Abimayu. 2014).
Upaya penekanan penyalahgunaan narkoba dunia melalui lembaga
UNODC bertujuan membuat dunia lebih aman dari kejahatan, obat-obatan,
dan terorisme. Agar efektif dan berkelanjutan, tanggapan terhadap
ancaman ini harus mencakup strategi meliputi berbagai bidang seperti
pencegahan kejahatan, reformasi peradilan pidana dan keadilan bagi anak-
anak (UNODC. 2009). Pemerintah Indonesia melalui Badan Narkotika
Nasional (BNN) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menjadi
Lembaga Non Kementerian yang profesional dan mampu menggerakkan
seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara Indonesia dalam
melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif
lainnya di seluruh wilayah Indonesia (BNN Republik Indonesia. 2015)
Polri mempunyai Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri dan
Laboratorium Forensik Cabang (Labforcab) Polri sebagai unsur pelaksana
teknis di bawah Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, menerapkan
ilmu forensik untuk mendukung tugas-tugas reserse kriminal Polri dalam
mengungkap tindak pidana kejahatan dengan melaksanakan pemeriksaan
teknis kriminalistik di tempat kejadian perkara (TKP) atau pemeriksaan
laboratoris kriminalistik barang bukti secara ilmiah dan komprehensif
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Ilpengtek)
dengan Scientific Crime Investigation (SCI). SCI adalah
penyelidikan/penyidikan kejahatan secara ilmiah yang didukung oleh
berbagai disiplin ilmu baik ilmu murni maupun terapan hingga dikenal
sebagai ilmu forensik (Kapuslabfor Bareskrim Polri. 2015).
Labfor Polri menjadi salah satu laboratorium yang diberi
kewenangan oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Undang-Undang
Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang narkotika dan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.194/Menkes/Sk/VI/2012
tentang penunjukan laboratorium pemeriksaan narkotika dan psikotropika
untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti ganja pada tingkatan
kualitatif dan kuantititatif (Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014).
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Narkotika?
2) Apa yang dimaksud dengan Ganja?
3) Apa saja senyawa kimia yang terkandung dalam Ganja (Cannabis
Sativa L.)?
4) Bagaimana dampak penggunaan Ganja terhadap fisik maupun psikis?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Narkotika
2) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Ganja
3) Untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam Cannabinoid
dalam Ganja (Cannabis Sativa L.)
4) Untuk mengetahui dampak penggunaan Ganja terhadap fisik maupun
psikis
D. Manfaat
Manfaat penulisan ini adalah untuk membahas bagaimana terjadinya
gangguan psikotik yang ditimbulkan dari penggunaan ganja (Cannabis)
dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga dapat
menjadi acuan untuk mencegah bahaya penggunaan ganja. Dengan
mengetahui efek yang ditimbulkannya diharapkan dapat menjadi kajian
pustaka untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien di dalam
praktek sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang- Undang ini (UU RI No.35, 2009). Di Indonesia narkotika
dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :
1) Golongan I yaitu Narkotika yang dilarang digunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan, hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan. Dalam jumlah terbatas, narkotika
golongan I dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik,
serta reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan
Menteri atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
Kemudian pada 20 Maret 2014, Menteri Kesehatan Republik
Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Penggolongan Narkotika yaitu menambahkan18 senyawa narkotika
baru dalam lampiran undang-undang RI no. 35 tentang narkotika.
Adapun contoh Narkotika Golongan I adalah tanaman Papaver
Somniferum L, Opium, tanaman koka, Kokain, tanaman ganja,
THC, Δ9-THC, metilon dan lain-lain.
2) Golongan II yaitu narkotika untuk pengobatan yang digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Adapun contoh
Narkotika Golongan II adalah Alfasetilmetadol, Alfameprodina,
Alfametadol, Alfaprodina dan lain-lain.
3) Golongan III yaitu narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Adapun contoh Narkotika
Golongan III adalah Asetildihidrokodeina, Dekstropropoksifena,
Dihidrokodeina, Etilmorfina, Kodeina dan lain-lain.
Klasifikasi Ganja:
Adapun klasifikasi ganja secara ilmiah adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Urticales
Family : Cannabinaceae
Genus : Cannabis
Spesies : Cannabis Sativa L.
Nama Indonesia : Ganja
3. Epidemiologi Ganja
Dari jenis narkotika, secara global, narkoba jenis ganja yang paling
banyak digunakan. Prevalensi penyalahgunaan ganja berkisar 2,9%-4,3%
per tahun dari populasi penduduk dunia yang berumur 15-64 tahun. Tren
legalisasi ganja telah diberlakukan Amerika Serikat di New York dan
Colorado, Belanda, Jerman (kepemilikan 6 gram), Argentina, Siprus (15
gram), Ekuador, Meksiko (5 gram), Peru (8 gram), Swiss (4 Batang),
Belgia (3 gram), Brazil, Uruguay, Paraguay (10 gram), Kolombia (20
gram), dan Australia (BNN, 2015).
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 25% (147 juta)
populasi orang dewasa di seluruh dunia menggunakan ganja untuk alasan
rekreasi atau lainnya. Bila digunakan untuk tujuan pengobatan, ganja
dianggap sebagai pengobatan alternatif dan komplementer (CAM) karena
ini bukan terapi konvensional. Sekitar 40% orang dewasa dengan epilepsi
menggunakan CAM membaik karena kurangnya kemanjuran terapi
standar, karena efek sampingnya, atau karena alasan lain. Meskipun
mayoritas CAM adalah nonfarmakologis (misalnya, meditasi, teknik
relaksasi, atau manajemen stres), penggunaan tumbuhan menjadi perhatian
khusus. Salah satu tumbuhan yang digunakan oleh pasien epilepsi adalah
ganja atau preparat lainnya termasuk minyak hashis (Szaflarski & Bebin,
2014).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ganja (Cannabis) adalah nama singkatan untuk tanaman
Cannabis sativa. Istilah ganja umumnya mengacu kepada pucuk daun,
bunga dan batang dari tanaman yang dipotong, dikeringkan dan
dicacah dan biasanya dibentuk menjadi rokok. Nama lain untuk
tanaman ganja adalah marijuana, grass, weed, pot, tea, Mary jane dan
produknya hemp, hashish, charas, bhang, ganja, dagga dan sinsemilla
Penggunaan ganja memilki pengaruh yang buruk terhadap kesehatan
fisik (pada saluran pernafasan dan kardiovaskuler) maupun psikis
(mental).
Komponen utama ganja adalah Delta-9-tetrahydrocannabinol
(Δ9-THC), setidaknya ada dua reseptor cannabinoid yang
diidentifikasi, CB1 (di otak, digabungkan melalui protein G dan
dimodulasi Adenylate Siklase dan saluran ion) dan CB2 (terutama
dalam sistem kekebalan tubuh). Aktivasi mereka menghambat
pelepasan neurotransmitter lain seperti gamma-aminobutyric acid
(GABA) dan glutamat.
B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak
sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, saya
akan terus memperbaiki makalah ini dengan mengacu pada sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik yang membangun dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Alemany, S. et al., 2014. Psychosis-inducing effects of cannabis are related to
both childhood abuse and COMT genotypes. Acta Psychiatrica
Scandinavica,129(1).
Bloomfield, M. et al., 2014. Dopaminergic Function in Cannabis Users and
Its Relationship to Cannabis-Induced Psychotic Symptoms. Biological
Psychitry,75(6).
BNN Republik Indonesia. 2015. Visi dan Misi BNN.
Camellia, V., 2010. Gangguan Sehubungan Kanabis. Medan: Departemen
Psikiatri
FK USU.
Clarke, R.C and David, P W. 2007. Cannabis and Natural Cannabis Medicines.
Humana Press Inc. New Jersey.
Crean, R. D., Crane, N. A. & Mason, B. J., 2011. An Evidence-Based Review of
Acute and Long-Term Effects of Cannabis Use on Executive Cognitive
Functions. Journal of Addiction Medicine, 5(1).
Depkes, 2000. Pedoman Terapi Pasien Ketergantungan Narkotika dan Zat
Adiktif Lainnya. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 13 Tahun 2014 tentang Perubahan
Penggolongan Narkotika.
Presiden Republik Indonesia, 2009. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Jakarta
Stahl, S. M., 2013. Stahl’s Essential Psychopharmacology : Neuroscientific Basis
and Practical Application. 4 ed. New York: Cambridge University Press.