Anda di halaman 1dari 9

Panduan Penulisan Buku Teks 

Pelajaran

Menyusun buku teks pelajaran ternyata tak segampang menulis cerpen atau karangan bebas lain, walaupun ada

yang bilang bahwa menulis cerpen yang paling sulit ialah menemukan ide cerita. Kali ini kami tidak membahas

tentang penulisan cerpen/karangan bebas lain, tapi menyusun sebuah buku teks yang sesuai acuan dan didasari

oleh kurikulum yang berlaku.

Bagaimana sih cara menyusun buku teks pelajaran yang baik? gimana juga cara menarik minat pembaca? ada

gak ya kiat-kiat dalam penulisan buku teks? dan kira-kira kendala apa saja yang dihadapi oleh seorang penulis

buku teks pelajaran? tulisan dalam artikel ini adalah jawaban dari seorang penulis buku teks pelajaran/mata

kuliah yang bernama ibu Ika Lestari S.Pd, M.Si, seorang dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNJ,

beliau telah menyusun buku teks kuliah dengan judul “Pengembangan Pembelajaran berbasis Internet”.

Sebelumnya, kami ingin mengkaji dulu hakikat buku teks pelajaran.Buku teks pelajaran menurut Kementerian

Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008 adalah buku acuan wajib

untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi

pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis

dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Menurut Prof. Dr. B.P. Sitepu,

M.A. sesuai dengan Permendiknas tersebut buku teks pelajaran sebagai buku acuan wajib dalam proses

pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Isi buku teks pelajaran memuat materi pembelajaran serta tujuan

buku teks, yaitu mengacu pada tujuan pendidikan nasional, serta penyusunannya mengikuti standar

pendididikan nasional.

Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku adalah :

Menganalisis dan mengidentifikasi sasaran dan kebutuhan akan pembaca. Yang dilakukan pada tahap pertama

ini terbagi atas dua tahap, yaitu pertama dimulai dengan mengidentidikasi sasaran dan yang kedua yakni

identifikasi materi. Pada tahap pertama identifikasi ini dimulai dari identifikasi sasaran. Karena buku yang ditulis

oleh Ibu Ika adalah buku ajar yang sasarannya diperuntukkan untuk mahasiswa maupun mahasiswi meskipun

pada dasarnya buku yang ditulisnya dapat berlaku dan dipelajari secara umum, maka buku yang ditulis beliau

tersebut harus dikemas sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Tahap selanjutnya dalam tahap identifikasi ini

adalah mengidentifikasi materi apa saja yang akan dibahas dalam buku tersebut. Dalam indentifikasi materi

disini, konten atau isi materi dalam buku harus mencakup keseluruhan dari apa yang dibutuhkan oleh sasaran

yang dalam hal ini adalah mahasiswa dan atau mahasiswi. Disamping itu, salah satu yang terpenting juga dalam

menulis buku tentunya adalah menentukan tujuan dari penulisan buku tersebut mulai dari untuk apa buku ini

ditulis, seberapa pentingkah buku ini bagi pembaca, dan sebagainya.

Kemudian langkah selanjutnya adalah dalam mencari sumber-sumber bacaan sebagai referensi penulisan buku.

Bahan bacaan yang dapat dijadikan sebagai referensi penulisan buku dapat diambil dari beberapa sumber yang

ada, baik itu yang didapatkan dalam bentuk buku, jurnal, maupun istilah yang di dapat di internet, dan sumber

tersebut tentunya yang berasal dari sumber yang terpercaya dan dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam

kaitannya dengan penulisan buku, sumber atau referensi ini juga memiliki beberapa kriteria yang artinya adalah
tidak sembarang buku dapat dijadikan sebagai sumber bacaan. Salah satu kriterianya misalkan buku ini harus

sesuai dengan konten yang akan ditulis dalam buku, harus berasal dari para ahli atau tokoh yang berkecimpung

di bidang tersebut yang berkaitan dengan topic yang ditulis dalam buku tersebut.

Awalnya Ibu Ika juga melakukan mini riset tentang buku-buku sejenis apa saja yang dibahas di dalamnya, apa

kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam buku tersebut. Setelah melakukan mini riset tersebut, kemudian

beliau mulai menyusun buku dengan menambah beberapa konten atau materi yang dianggap bagus dan baik

dari buku sejenis yang sudah ia baca. Seperti yang dialami penulis pada umumnya, tentunya ada kendala yang

dihadapi oleh Bu Ika dalam hal penyusunan buku hingga tercetaknya buku yang ditulisnya. Adapun kendala

yang dirasakan Bu Ika yaitu apabila ada buku referensi yang berasal dari bahasa asing, itu dapat membuat

beliau agak kurang jelas dalam memahami makna atau maksud dari isi buku tersebut.

Kemudian adalah menyusun buku yang ditulis tersebut. Dalam tahap menyusun buku perlu diperhatikan

mengenai tujuan dari penulisan buku. Hal tersebut perlu diperhatikan secara seksama dengan maksud agar

bahasan di dalam buku yang ditulis dan diterbitkan tidak jelas arahnya dan cenderung membuat pembacanya

menjadi bingung serta tidak dapat mencerna apa yang dibacanya. Selain daripada itu, yang perlu diperhatikan

kemudian adalah mengenai isi atau konten yang akan dibahas dalam buku harus dapat disesuaikan dengan

kebutuhan sasaran terkait. Dalam hal penulisan buku, bagian yang tak kalah penting peranannya adalah unsur

metodologi atau sistematika penulisan buku yang juga berperan sangat penting dalam menyusun sebuah buku

agar buku tertata dengan rapi, tidak berantakan tata letaknya dan secara kondisi nyaman dan enak untuk dibaca

oleh pembaca. Karena bagaimanapun juga buku dengan sistematika penulisan baik dan rapi dapat dikategorikan

sebagai buku yang baik untuk pembaca. Selanjutnya, yang menjadi tolak ukur dalam penyusunan buku adalah

bahasa yang digunakan haruslah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan ejaan yang telah

disempurnakan (EYD) agar pembaca dapat memahami maksud dari tiap kata maupun kalimat sehingga pesan

yang disampaikan diterima dengan baik. Dengan penggunaan EYD yang baik maka pembaca tidak perlu

membuka kamus terlebih dahulu jika terdapat kata yang pembaca kurang mengerti. Artinya, penggunaan ejaan

yang tepat sangat membantu pembaca dalam membaca isi atau konten yang ada dalam buku tersebut.

Selanjutnya adalah penyajian isi, agar buku yang ditulis penulis dapat menarik perhatian pembaca maka perlu

adanya penambahan tulisan yang menarik, disain yang menarik, kombinasi warna yang sesuai hingga perlu

menyajikan soal-soal latihan dalam bentuk kemasan gambar atau ilustrasi. Dalam hal ini, ilustrasi juga

memegang peranan yang penting dalam penyusunan sebuah buku, bila dirasa dibutuhkan untuk menambah

gambar, tabel, bagan, ataupun diagram maka berikanlah gambar atau ilustrasi tersebut. Tentunya ilustrasi tidak

boleh keluar dari materi yang sedang dibahas. Karena pada dasarnya ilustrasi ditujukan untuk memperjelas apa

yang telah dijelaskan pada buku terkait dengan harapan pembaca dapat semakin memahami isi buku dengan

melihat ilustrasi atau gambar yang disajikan dalam buku tersebut. Karena bagaimanapun juga pada dasarnya

tidak ada orang yang menyukai sepenuhnya textbook atau buku yang hanya sekedar memuat tulisan dan

kalimat-kalimat saja di dalamnya.

Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam hal penulisan buku adalah faktor fisik. Faktor fisik buku

disesuaikan dengan sasaran yang akan dituju, misalkan untuk anak Sekolah Dasar biasanya fisik buku akan

berukuran besar dengan ukuran tulisan yang juga cukup besar agar lebih jelas terbaca sedangkan untuk kelas
yang lebih tinggi lagi tingkat pendidikannya bisa menggunakan ukuran buku yang relatif sedang dengan tulisan

yang tidak terlalu besar. Akan tetapi, bila ada yang tidak sesuai dari faktor-faktor yang telah disebutkan di atas,

maka akan dapat mencari alternatifnya, baik itu bisa berupa modifikasi, kompilasi, dan atau berupa susun baru.

Selain itu, agar buku lebih marketable dibandingkan dengan buku lain pada umumnya, hendaknya penulis untuk

mendesain cover buku dengan disain menarik sebelum masuk ke pihak penerbit. Karena lebih baik penerbit

hanya berperan sebagai pembuat layout dan pencetak saja.

Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah sebelum buku dicetak, terlebih dahulu penulis memberikan “dummy”

kasar terlebih dahulu kepada pihak penerbit untuk dapat direvisi setelah dikoreksi oleh editor kependidikan (jika

dalam jurnal disebut mitra bestari) dan setelah revisi dilakukan maka tahap terakhir buku siap untuk dicetak dan

diterbitkan.

Ibu Ika juga menekankan hal apa saja yang harus diperhatikan dalam menuliskan buku, yaitu :

- Konsisten, artinya jika dari awal menulis kata siswa, maka sampai akhir pembahasan tidak usah memberi

istilah baru lagim seperti peserta didik, pebelajar.

- Jangan membuat buku yang sulit dipahami oleh pembaca, karena tidak hanya orang-orang dibidang kalian

yang membaca buku kita.

- Jangan membuat buku yang terlalu tebal, buku yang tebal dapat memperlambat proses penyampaian pesan

penulis secara keseluruhan.

Penyusunan buku teks pelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu :

1. Prinsip relevansi. Artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian
standar kompetensi yang ingin dicapai.

2. Prinsip konsistensi. Artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka
bahasan yang ada pada buku juga harus meliputi empat macam.

3. Prinsip kecukupan. Artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu pemelajar
mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak,
jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan
membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Sedangkan Rusmin Tumanggor berpendapat ada tiga prinsip penulisan buku teks pelajaran, yaitu :

1. Keluasdalaman Tulisan. Keluasan dan kedalaman tulisan dasarkan pada standar Isi yang telah
ditetapkan oleh negara secara nasional (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

2. Isi Tulisan yang meliputi :

o Konsep-konsep serta pengertian yang terdapat pada mata pelajaran yang ditulis.

o Definisi para ahli terhadap konsep-konsep pada butir a tersebut.

o Teori para ahli tentang konsep-konsep pada butir a tersebut.

o Komponen-konpenen (aspek-aspek) pendukung setiap suatu konsep.


o Sejarah pertumbuhan dan perkembangan mata pelajaran tersebut.

o Tokoh-tokoh yang berjasa sebagai pendiri, pengembang serta penentang ilmu tersebut .

o Tujuan dan Kegunaan (manfaat) ilmu yang ditulis tersebut.

o Kata-kata kunci pada semua deskripsi tulisan tersebut.

o Menyajikan sari nilai-nilai dan norma penting yang terkandung dalam tulisan mata pelajaran
tersebut.

o Tampilkan juga isi tulisan tersebut tentang ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

o Sebaiknya tampilkan gambar, lukisan atau skema pada bagian-bagian penting dari isi tulisan
itu.

o Sebaiknya cantumkan jika ada data hasil penelitian para ahli berupa narasi, tabel, grafik,
diagram, dsb.

o Muat juga respon penulis atas isu-isu terbaru tentang atau terkait materi pelajaran tersebut.

o Buat pertanyaan-pertanyaan penting dari setiap satuan-satuan besar uraian tersebut untuk
didiskusikan dan bahan penugasan siswa terkait.

o Jika memungkinkan buat juga catatan kaki (footnote) atas sesuatu deskripsi atau bahan
kutipan yang memerlukannya.

3. Pengelompokan Tulisan. Pengelempokan berupa pengorganisasian atau ketegorisasi isi tulisan.

o Bab-bab atau bahagian Pendahuluan: Bisa terdiri dari anak-anak bab.

o Bab-bab atau bahagian Batang Tubuh: Bisa terdiri dari beberapa bab atau bahagian serta
masing-masing memiliki anak-anak bab atau bahagian.

o Bab atau bahagian Penutup: Kesimpulan dan rekomendasi yang dipandang relevan.

o Daftar bacaan sumber rujukan: Berupa buku, jurnal, majalah, laporan penelitian, dsb.

o Indeks: Konsep-konsep penting yang tertuang dalam tulisan sesuai halaman.

o Daftar lampiran: Peta, Gambar, Daftar Riwayat Hidup Penulis/Photo, dll.

4. Bahasa Sederhana

o Bahasa sesuaikan dengan umur anak dan ilmiah populer.

o Konsep-konsep ditampilkan dengan penjelasan operasional yang mudah dimengerti.

o Etika bahasa: halus dan menyentuh.

o Pedomani tekhnik penulisan buku: Huruf, tanda baca, margin, paragraf, dsb.
5. Intersubjektivitas

o Ide-ide awal penulis sebelum menulis, diskusikan lebih dahulu dengan seorang ahli atau pakar
yang relevan.

o Sesudah ditulis beri kesempatan dikoreksi seorang ahli yang relevan tersebut.

o Draft tulisan bawa ke diskusi kelompok teman sejawat atau dari pelbagai pihak terkait yang
serius.

o Minta dibaca oleh salah seorang objek sasaran (user).

o Pertanyaan diujicobakan ke kelompok objek sasaran.

o Perbaiki sesuai masukan-masukan.

6. Rekomendasi

o Minta rekomendasi salah seorang atau sejumlah ahli.

o Mintakan legalitas lembaga terkait.

7. Penerbitan

o Pantau pemasaran.

o Jika tidak laris adakan revisi koreksi.

o Jika laris bagi-bagi profit untuk:


1). Pengembangan modal penulisan topik lainnya.
2). Pemenuhan kebutuhan pokok.
3). Harta agama: Zakat, Infaq, Waqaf, Sedekah, dll .
4). Revisi sesuai permasalahan fenomena yang aktual di lapangan.

Dalam penulisan buku teks Pelajaran diperlukkan beberapa ketentuan agar buku yang disusun memberikan

informasi yang utuh, adapun ketentuannya adalah :

1. Persyaratan yang berkaitan dengan isi

o Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik/diklat.

o Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai.

o Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan.

o Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

o Sesuai dengan jenjang dan sasararan.

o Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori.


o Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara.

2. Persyaratan  penyajian

o Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap bab.

o Ualing memperkuat dengan bahan lain dan kontekstual.

o Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca.

o Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari.

o Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor.

o Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan formal.

3. Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa

o Menggunakan bahasa Indonesia yang benar.

o Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan  sasaran


pembaca.

o Menggunakan istilah, kosakata, indeks, symbol yang mempermudah pemahaman.

o Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan.

4. Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi

o Relevan degan konsep, prinsip yang disajikan.

o Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragrap.

o Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar.

o Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi.

Langkah-langkah Penyusunan Buku Teks Pelajaran

Langkah-langkah ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan menulis, bukan hanya memberikan

pengetahuan tentang cara menulis. Adapun langkah-langkah tersebut adalah:

1. Merencanakan pendekatan sistem

Pendekatan sistem memiliki enam komponen besar, yaitu: 1) analisis, 2) desain, 3) pengembangan, 4) uji

coba dan revisi, 5) implementasi, dan 6) evaluasi sumatif. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh hasil

yang maksimal.

2. Melakukan analisis kebutuhan


Perlu dilakukan untuk meyakinkan diri penulis bahwa buku yang akan ditulis sangat dibutuhkan oleh peserta

didik. Dalam hal ini perlu menganalisis tingkat perkembangan psikologi peserta didik, kondisi sosio-kulutral,

minat dan motivasi siswa, biaya, dll. Khusus di Sumatera Barat, perlu memperhatikan budaya Minangkabau

sehingga penulisan buku tersebut dapat mengintegrasikan budaya Minangkabau yang mendukung materi,

seperti pepatah, kehidupan  para tokoh Minang yang berprestasi, dsb.

3. Mendiskripsikan kelompok sasaran

Sasaran buku tersebut tentu tingkat siswa, apakah di SD, SMP, atau setingkat SMA. Hanya saja perlu

mendalami karakteristik masing-masing tingkatan tersebut, seperti analisis kebutuhan di atas. Hanya saja,

langkah ketiga ini merumuskan lebih jelas lagi tentang sasaran tersebut.

4. Melakukan kerja sama dengan ahli bidang studi

Penulisan buku sebaiknya berdiskusi dengan orang lain untuk bertanya atau bertukar pikiran,   terutama dari

aspek bidang studi. Orang lain yang dimaksud sebaiknya ahli bidang studi yang dapat dijadikan sebagai

narasumber yang bertanggung jawab.

5. Menuliskan kompetensi yang dapat diukur

Perlu merumuskan kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik dengan memperhatikan waktu yang

dibutuhkan.

6. Melakukan analisis piramida

Analisis piramida merupakan teknik yang bermanfaat untuk mengidentifikasi seluruh kompetensi dan sub-

kompetensi yang diperlukan. Selainjutnya menyusun satu sama lain secara logis sehingga mudah dipelajari.

Cara yang terbaik adalah dengan memulai dari tujuan (goal) kemudian berjalan mundur untuk mengetahui

kompetensi-kompetensi yang diperlukan.

7. Mengidentifikasi jenis belajar, pemilihan metode dan media, dan peta belajar

Langkah ketujuh ini dilakukan dengan memperhatikan jenis materi dan tingkat sasaran peserta didik. Perlu

pula mengidentifikasi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

8. Menentukan struktur pelajaran dan desain pertanyaan

 Struktur pelajaran harus tergambar dalam profil tulisan pada setiap Bab/tema. Struktur pelajaran ini disusun

secara utuh, mulai dari pendahuluan sampai tindak lanjut setelah melakukan tes akhir pokok bahasan.

9. Membuat lay-out halaman

Lay-out halaman hendaklah memperhatikan:


a. Gambar di awal Bab

b. Uraian materi standar

c. Kegiatan siswa

d. Jendela dan Gambar

e. Informasi atau rumus-rumus yang penting

10. Melakukan penulisan naskah yang sesungguhnya

Setelah melakukan sembilan langkah sebelumnya, maka lakukanlah penulisan buku yang sesungguhnya

dengan ketekunan dan kesabaran serta niat yang ikhlas.

11. Melakukan evaluasi

Setelah buku ditulis, sebaiknya dilakukan evaluasi dengan menempuh beberapa tahap, yaitu:

o Review ahli bidang studi, desain pembelajaran, dan editorial.

o Uji coba satu-satu atau secara individual kepada siswa yang relatif cerdas, biasa dan kurang
dengan memperhatikan responnya.

o Uji coba kelompok kecil sekitar 20-30 orang dengan mengamati respons mereka tanpa harus
dibimbing.

o Uji coba lapangan nyata, setelah melakukan revisi dari tahapan sebelumnya.

o Evaluasi sumatif, yaitu untuk menentukan prestasi belajar siswa yang menggunakan    buku
tersebut.

o Penutup

Buku harus memiliki 3 bagian utama, yaitu bagian awal isi (cover), bagian isi, dan bagian akhir.

Agar dapat menjadi penulis buku ajar, dapat diawali dengan tahapan-tahapan berikut: membaca dan

menelaah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD); menyusun peta konsep. Peta konsep adalah

sistematika pendistribusian materi yang mengacu kepada SKKD, semacam daftar isi; mengumpulkan materi

yang relevan dengan SKKD untuk dijabarkan sesuai dengan peta konsep; membaca buku ajar yang telah

dinyatakan lolos BSNP agar memperoleh inspirasi dan dapat membuat modifikasi; memahami instrumen

penilaian buku ajar yang telah ditetapkan BSNP; mengembangkan materi sesuai dengan peta konsep;

merefleksikan koherensi materi dalam satu bab/unit untuk ditemukan kekurangan; minta pertimbangan pihak

lain untuk memberi kritikan atau input hingga pada tahap buku siap dicetak.
Dalam membuat sebuah buku pelajaran harus disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku,

diantaranya syarat penulisan buku teks pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional

Pendidikan).

Kesesuaian tulisan artikel dengan Peraturan Pemerintah mengenai Buku Teks Pelajaran. Adapun

kesesuaian tersebut memuat dalam peraturan pemerintah yaitu:

o Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 pada Bab 1 mengenai standar isi terutama pada
poin pertama yang berbunyi :“kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.”Kutipan standar isi yang dimaksud pada poin
pertama dalam lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 sangat sesuai dengan apa yang ditulis
penulis mengenai pedoman penulisan buku. Ini dapat dilihat pada tulisannya yang berbunyi :“Kaidah isi
buku pelajaran mencakup : (1). Cakupan isi sesuai dengan kurikulum yang berlaku, (2). Urutan
sajiannya sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kurikulum, (3). Tingkat kesulitan sesuai dengan
tahapan pembelajaran yang ditentukan di kurikulum.”

o Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 8 yang membahas mengenai SNP (Standar
Nasional Pendidikan) dan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).

Hal ini terbukti dan dapat dilihat pada tulisan penulis yang menjelaskan 9 langkah untuk dapat menjadi

penulis buku ajar. Dalam sub bab tulisan tersebut, penulis banyak memberikan informasi bahwa diantaranya

dalam menulis buku agar sesuai dengan apa yang dihendaki oleh BSNP, dimana hal yang harus dilakukan

mencakup : membaca dan menelaah SK/KD, menyusun peta konsep, mengumpulkan materi, membaca

buku ajar yang telah dinyatakan lolos BSNP, memahami instrumen penilaian buku ajar yang telah ditetapkan

BSNP, mengembangkan materi sesuai dengan peta konsep, merefleksikan koherensi materi, Minta

pertimbangan dan kritikan pihak lain, dan buku siap dicetak.

—————————————————————————————

Disajikan dalam bentuk print-out sebagai tugas kelompok mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Cetak.

Oleh : Ayu Sityamurti (1215101945), Azzanudin Fakhrezi(1215086081), Ita Rosfita (1215100010),

& Mochammad Zahrias (1215076069).

Anda mungkin juga menyukai