Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 5 November 2021

Biokimia Umum Waktu : 08.30 – 11.00 WIB

PJP : Puspa Julistia Puspita, S.Si, M.Sc

Asisten : Rahma Alfadzrin

VITAMIN

Kelompok 14

Faisal Anthony B0401201075

Dian Maulia Utami B0401201110

Asri Rizkia Kurniawan B0401201155

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2021
PENDAHULUAN
Dasar Teori

Vitamin merupakan salah satu senyawa kompleks yang sangat diperlukan


oleh tubuh yang berfungsi sebagai pembantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh.
Tanpa adanya vitamin, manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya tidak dapat
melakukan aktifitas hidup sehari-hari dengan baik (Khusnul et al. 2011). Hal ini
sesuai menurut Permana et al. (2017) bahwa vitamin merupakan salah satu zat yang
paling penting dibutuhkan oleh tubuh manusia, karena jika kekurangan vitamin dapat
menyebabkan memperbesar peluang penyakit pada tubuh serta memungkinkan
fungsi-fungsi tubuh tidak berfungsi secara maksimal. Berbagai vitamin memang tidak
dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia, oleh karena itu tubuh perlu asupan
makanan dari buah-buahan untuk mendapatkan vitamin. Vitamin dikelompokkan
menjadi 2 golongan yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut
dalam air. Vitamin larut lemak terdiri atas vitamin A, D, E dan K, sedangkan
kelompok vitamin larut air meliputi vitamin B dan vitamin C (Kusmiyati et al. 2019)

Menurut Pakaya (2014), vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut
dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin C
juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin
C berfungsi sebagai katalis dalam reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
manusia, sehingga apabila katalis ini tidak tersedia seperti pada keadaan defisiensi
vitamin, maka fungsi normal tubuh akan terganggu. Pada kebanyakan mamalia,
vitamin C dapat dibentuk oleh tubuhnya sendiri akan tetapi tidak pada primata
termasuk pada manusia dan sebagian kecil hewan lainnya. Oleh sebab itu, untuk
mencukupi kebutuhan vitamin ini manusia perlu mengkonsumsi vitamin C baik dari
makanan, minuman maupun suplemen. Kebutuhan vitamin C oleh setiap individu
berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis kelamin, asupan vitamin C harian,
kemampuan absorpsi dan ekskresi, serta adanya penyakit tertentu. Bahan makanan
sumber serat dan buah-buahan merupakan sumber vitamin C (Karinda dan
Citraningtyas 2013).

Vitamin C disentisasi dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-


tumbuhan dan sebagian besar hewan. Dalam keadaan kering cukup stabil, tapi dalam
keadaan larut, vitamin ini mudah rusak oleh proses oksidasi terutama bila terkena
panas. Oleh karena sangat mudahnya teroksidasi oleh panas, cahaya dan logam ini
maka vitamin C masuk kedalam golongan antioksidan. Antioksidan diperlukan untuk
mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif adalah kondisi ketidakseimbangan antara
jumlah radikal bebas yang ada dengan jumlah antioksidan di dalam
tubuh. Radikal bebas merupakan senyawa yang mengandung satu atau lebih
elektron tidak berpasangan dalam orbitalnya, sehingga bersifat sangat reaktif
dan mampu mengoksidasi molekul di sekitarnya (lipid, protein, DNA, dan
karbohidrat). Antioksidan bersifat sangat mudah dioksidasi, sehingga radikal bebas
akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi molekul lain dalam sel dari
kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen reaktif (Werdhasari 2014).
Rusak atau berkurangnya vitamin C dalam buah-buahan dan sayuran dapat
disebabkan oleh proses oksidasi berupa paparan udara, pemasakan dan pengirisan,
atau penyimpanan yang tidak tepat. Salah satu bentuk tindakan pencegahan hilangnya
kandungan vitamin C adalah proses pengemasan buah dan sayuran pada suhu rendah
(di lemari es) (Ngginak et al. 2019).

Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan memahami prinsip metode titrasi iodometri tidak


langsung dalam penentuan kadar vitamin C.

METODE
Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi erlenmeyer sebagai wadah
menampung sampel. Sedangkan bahan yang diperlukan meliputi 50 mg tablet vitamin
C, 5 mL akuades dingin, 3 mL H2S04 2N, 10 mL larutan iod 0.1N, larutan tiosulfat
0.1N dan buah jeruk.

Prosedur Percobaan

Penentuan vitamin C dalam tablet

Tablet vitamin C 50 mg dilarutkan ke dalam 5 mL akuades dingin yang telah


didihkan sebelumnya. Ditambahkan 3 mL H2SO4 2N dan segera ditambahkan 10 mL
larutan iod 0.1N. Dilakukan penitaran dengan larutan tiosulfat 0.1N dan digunakan
larutan pati sebagai kontrol. Dilakukan titrasi blanko dan dikerjakan seperti tablet
vitamin C. Jumlah mL tiosulfat yang digunakan dihitung dan dihitung kadar vitamin
C dalam tabel.
Penentuan vitamin C dalam buah

Sebuah jeruk diperas dan ditampung air perasannya ke dalam erlenmeyer.


selanjutkan percobaan dikerjakan seperti jenis percobaan pertama yaitu penentuan
vitamin C dalam tablet. Untuk 5 mL jus jeruk, maka digunakan 10 mL larutan iod
0.1N. Dilakukan penitaran larutan blanko. Ditentukan kadar vitamin C dalam buah
jeruk tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Sampel Volume Tiosulfat Kadar Vit


Volume Volume Volume Volume C
awal akhir terpakai terkoreksi (mg/mL)
Blanko 10.59 22.88 12.29 0.00 0.00
Tablet 22.89 29.84 6.95 5.34 9.40
ulangan 1
Tablet 11.72 18.69 6.97 5.32 9.36
ulangan 2
Tablet 9.93 17.14 7.21 5.08 8.94
ulangan 3
Rata-rata 9.23
Blanko 10.59 22.88 12.29 0.00 0.00
Sari buah 25.83 32.14 6.31 5.98 10.52
ulangan 1
Sari buah 32.20 38.40 6.20 6.09 10.72
ulangan 2
Sari buah 3.65 9.95 6.30 5.99 10.54
ulangan 3
Rata-rata 10.60
Contoh perhitungan

Volume terpakai = Volume akhir – Volume awal

V. terpakai blanko = 22.88 – 10.59

= 12.29

Volume terkoreksi = Volume terpakai blanko – Volume terpakai sampel

V. terkoreksi tablet 1 = 12.29 – 6.95


= 5.34

Kadar vitamin C =

Kadar vit C tablet 1 =

= 9.398 mg/mL

Pembahasan

Vitamin merupakan salah satu senyawa kompleks yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berfungsi sebagai pembantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh.
Tanpa adanya vitamin, manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya tidak dapat
melakukan aktifitas hidup sehari-hari dengan baik (Khusnul et al. 2011). Vitamin C
adalah nutrisi penting yang tidak dapat disintesis oleh manusia. Selain itu, Vitamin
juga merupakan suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita
yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa
vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan
aktifitas hidup. Vitamin C memiliki banyak kontribusi terhadap sistem imun
(imuninnate dan adaptif). Vitamin C juga berperan untuk makhluk hidup sebagai
antioksidan yang mampu menyumbangkan elektron, sehingga melindungi biomolekul
penting yang rusak oleh oksidan hasil metabolisme tubuh, paparan racun dan polutan
(Hasan et al. 2021). Dengan digunakannya metode titrasi balik iodometri yang
berkaitan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Penentuan
kadar vitamin C dikenal dengan metode titrasi. Prinsip metode titrasi balik iodometri
yaitu menggunakan senyawa dengan jumlah yang berlebih yang telah diketahui
konsentrasinya dengan analit dengan titran tidak bereaksi secara langsung. Prinsip
reaksi dari titrasi balik iodometri yaitu mol iod awal sama dengan mol iod yang
bereaksi dengan titrat ditambah mol iod yang bereaksi dengan natrium thiosulfat. Jika
seluruh titrat yaitu vitamin C telah diadisi oleh iodin maka iodin yang menetes
selanjutnya saat titrasi akan bereaksi dengan indikator pati yang nantinya membentuk
warna biru (Rahman et al. 2015).

Metode iodometri tidak langsung berbeda dengan metode iodemetri secara


langsung. Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu titrasi
langsung (iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri). Titrasi langsung disebut
iodimetri yang menggunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor
yang dapat dioksidasi secara dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekuivalennya.
Titrasi tidak langsung disebut iodometri yaitu oksidator yang direaksikan sempurna
dengan ion iodida berlebih. Iodida digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa
yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodida-iodida
atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator (Akhiruddin 2011). Metode iodometri
adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia (Muslim
2010). Iodometri tidak langsung natrium tiosulfat lah yang digunakan sebagai titran
dengan indikator larutan amilum. Natrium tiosulfat akan bereaksi dengan larutan
iodine yang dihasilkan oleh reaksi analit dengan larutan KI berlebih. Sebaliknya
indikator amilum ditambahkan pada saat titrasi mendekati titik ekuivalen karena
amilum dapat membentuk kompleks yang stabil dengan iodine. Ada pun larutan
blanko adalah larutan yang biasanya digunakan sebagai pembanding, larutan blanko
juga berfungsi sebagai faktor pengoreksi (Tetha dan Sugiarso 2016).

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa kadar vitamin C ditentukan dari dua sumber
uji vitamin C, vitamin C yang berasal dari tablet dan sari buah. Percobaan dilakukan
berulang sebanyak tiga kali agar didapatkan ketepatan pengujian yang mendekati
literatur. Blanko untuk kedua titrat memiliki besar yang sama, yakni dengan volume
awal 10.59 mL, volume akhir 22.88 mL, volume yang terpakai sebesar 12.29 mL dan
volume terkoreksi 0.00 mL serta kadar vitamin C sebesar 0.00 mg/mL karena blanko
tidak mengandung vitamin C. Tablet dan sari buah memiliki volume awal dan akhir
yang berbeda, sehingga kadar vitamin C yang didapatkan juga berbeda. Rata-rata
kadar vitamin C yang berasal dari sari buah lebih besar jumlahnya dibandingkan
dengan vitamin C yang berasal dari tablet, karena kadar vitamin C yang berbeda.
Kadar vitamin C yang terdapat pada sampel tersebut menunjukkan bahwa sari buah
lah yang mempunyai kadar vitamin C lebih banyak dibandingkan dengan sampel
tablet. Hal ini dikarenakan semakin besar kadar vitamin C dalam mg/ml, semakin
tinggi pula kandungan vitamin C dalam sampel. Adapun beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kadar vitamin C pada setiap jenis buah-buahan sehingga tiap jenis
buah dan setiap daerah memiliki kadar vitamin C yang berbeda Faktor internal atau
faktor pembawaan (genetik) yang berpengaruh terhadap hasil panen yaitu rasa, bau
(aroma), komposisi kimia, nilai gizi dan kemampuan produksinya (produktivitas),
sedangkan faktor eksternalnya yaitu,faktor lingkungan,cahaya matahari,suhu dan
lama penyimpan. Selain itu, faktor tingkat kemasakan hasil tanaman serta musim atau
daerah tempat pertumbuhannya (Cresna et al. 2014).

SIMPULAN
Kadar vitamin C dalam tablet dan sari buah jeruk dapat ditentukan
menggunakan metode titrasi iodometri. Vitamin C dalam bentuk sari buah lebih cepat
dititrasi dibandingkan dengan tablet. Kadar vitamin pada tablet vitamin C lebih tinggi
dibandingkan pada sari buah jeruk. Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air.
Faktor yang dapat menurunkan kadar vitamin c yaitu keadaan buah, waktu
pengekstraksian, masa penyimpanan dan suhu.

DAFTAR PUSTAKA
Akhiruddin, M. 2011. Analisis kadar kalium iodat (KIO3) dalam garam dapur dengan
menggunakan metode iodometri yang beredar di pasar Ujung Batu Kabupaten
Rokan Hulu [disertasi]. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Cresna, C. Napitupulu M. Ratman R. 2014. Analisis vitamin c pada buah pepaya,


sirsak, srikaya dan langsat yang tumbuh di Kabupaten Donggala. Jurnal
Akademika Kimia. 3(3): 121-128.

Hasan M, Levani Y, Laitupa AA, Triastuti N. 2021. Pemberian terapi vitamin C pada
COVID-19. J Pandu Husada. 2(2): 74.

Karinda M, Citraningtyas G. 2013. Perbandingan hasil penetapan kadar vitamin C


mangga dodol dengan menggunakan metode spektrofotometri Uv-Vis dan
iodometri. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi. 2(1): 2302–2493.

Khusnul K, Maria U, Nurul A. 2011. Analisis Kekurangan Vitamin Pada Manusia.


Pekalongan (ID): STMIK Widya Pratama.

Kusmiyati, Merta IW, Handayani BS, Khairuddin, Ilhamdi ML. 2019. Meningkatkan
pengetahuan tentang gizi melalui “ayo lengkapi piringmu dengan makanan
bergizi” pada siswa SDN 1 Sesela. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian
Masyarakat. 2(3): 378-384.

Muslim A. 2010. Analisis Farmasi. Jakarta (ID): Buku Kedokteran.

Ngginak J, Rupidara AND, Daud Y. 2019. Kandungan vitamin C dari ekstrak buah
ara (Ficus carica L.) dan markisa hutan (Passiflora foetida L.). Jurnal Sains
dan Edukasi Sains. 2(2): 54-59.

Pakaya D. 2014. Peranan vitamin c pada kulit. Jurnal Ilmiah Kedokteran. 1(2): 45-
54.

Permana YE, Santoso E, Dewi C. 2018 Implementasi metode dempster-shafer untuk


diagnose defisiensi (kekurangan) vitamin pada tubuh manusia. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Computer. 2(3): 1194-1203.
Rahman N, Ofika M, Said I. 2015. Analisis kadar vitamin c mangga gadung
(mangifera sp) dan mangga golek (Mangifera indica l) berdasarkan tingkat
kematangan dengan menggunakan metode iodimetri. Jurnal Akademika
Kimia. 4(1): 33-37.

Tetha DA, Sugiaro RD. 2016. Perbandingan metode Analisa kadar besi antara
serimetri dan spektrofotometer uv-vis dengan pengompleks 1,10-fenantrolin.
Akta Komindo. 1(1): 813.

Werdhasari A. 2014. Peran aktioksidan bagi kesehatan. Jurnal Biotek Medisiana


Indonesia. 3(2): 59-68.

Anda mungkin juga menyukai