VITAMIN
Kelompok 14
DEPARTEMEN BIOKIMIA
BOGOR
2021
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Menurut Pakaya (2014), vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut
dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin C
juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin
C berfungsi sebagai katalis dalam reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
manusia, sehingga apabila katalis ini tidak tersedia seperti pada keadaan defisiensi
vitamin, maka fungsi normal tubuh akan terganggu. Pada kebanyakan mamalia,
vitamin C dapat dibentuk oleh tubuhnya sendiri akan tetapi tidak pada primata
termasuk pada manusia dan sebagian kecil hewan lainnya. Oleh sebab itu, untuk
mencukupi kebutuhan vitamin ini manusia perlu mengkonsumsi vitamin C baik dari
makanan, minuman maupun suplemen. Kebutuhan vitamin C oleh setiap individu
berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis kelamin, asupan vitamin C harian,
kemampuan absorpsi dan ekskresi, serta adanya penyakit tertentu. Bahan makanan
sumber serat dan buah-buahan merupakan sumber vitamin C (Karinda dan
Citraningtyas 2013).
Tujuan Praktikum
METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi erlenmeyer sebagai wadah
menampung sampel. Sedangkan bahan yang diperlukan meliputi 50 mg tablet vitamin
C, 5 mL akuades dingin, 3 mL H2S04 2N, 10 mL larutan iod 0.1N, larutan tiosulfat
0.1N dan buah jeruk.
Prosedur Percobaan
= 12.29
Kadar vitamin C =
= 9.398 mg/mL
Pembahasan
Vitamin merupakan salah satu senyawa kompleks yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berfungsi sebagai pembantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh.
Tanpa adanya vitamin, manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya tidak dapat
melakukan aktifitas hidup sehari-hari dengan baik (Khusnul et al. 2011). Vitamin C
adalah nutrisi penting yang tidak dapat disintesis oleh manusia. Selain itu, Vitamin
juga merupakan suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita
yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa
vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan
aktifitas hidup. Vitamin C memiliki banyak kontribusi terhadap sistem imun
(imuninnate dan adaptif). Vitamin C juga berperan untuk makhluk hidup sebagai
antioksidan yang mampu menyumbangkan elektron, sehingga melindungi biomolekul
penting yang rusak oleh oksidan hasil metabolisme tubuh, paparan racun dan polutan
(Hasan et al. 2021). Dengan digunakannya metode titrasi balik iodometri yang
berkaitan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Penentuan
kadar vitamin C dikenal dengan metode titrasi. Prinsip metode titrasi balik iodometri
yaitu menggunakan senyawa dengan jumlah yang berlebih yang telah diketahui
konsentrasinya dengan analit dengan titran tidak bereaksi secara langsung. Prinsip
reaksi dari titrasi balik iodometri yaitu mol iod awal sama dengan mol iod yang
bereaksi dengan titrat ditambah mol iod yang bereaksi dengan natrium thiosulfat. Jika
seluruh titrat yaitu vitamin C telah diadisi oleh iodin maka iodin yang menetes
selanjutnya saat titrasi akan bereaksi dengan indikator pati yang nantinya membentuk
warna biru (Rahman et al. 2015).
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa kadar vitamin C ditentukan dari dua sumber
uji vitamin C, vitamin C yang berasal dari tablet dan sari buah. Percobaan dilakukan
berulang sebanyak tiga kali agar didapatkan ketepatan pengujian yang mendekati
literatur. Blanko untuk kedua titrat memiliki besar yang sama, yakni dengan volume
awal 10.59 mL, volume akhir 22.88 mL, volume yang terpakai sebesar 12.29 mL dan
volume terkoreksi 0.00 mL serta kadar vitamin C sebesar 0.00 mg/mL karena blanko
tidak mengandung vitamin C. Tablet dan sari buah memiliki volume awal dan akhir
yang berbeda, sehingga kadar vitamin C yang didapatkan juga berbeda. Rata-rata
kadar vitamin C yang berasal dari sari buah lebih besar jumlahnya dibandingkan
dengan vitamin C yang berasal dari tablet, karena kadar vitamin C yang berbeda.
Kadar vitamin C yang terdapat pada sampel tersebut menunjukkan bahwa sari buah
lah yang mempunyai kadar vitamin C lebih banyak dibandingkan dengan sampel
tablet. Hal ini dikarenakan semakin besar kadar vitamin C dalam mg/ml, semakin
tinggi pula kandungan vitamin C dalam sampel. Adapun beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kadar vitamin C pada setiap jenis buah-buahan sehingga tiap jenis
buah dan setiap daerah memiliki kadar vitamin C yang berbeda Faktor internal atau
faktor pembawaan (genetik) yang berpengaruh terhadap hasil panen yaitu rasa, bau
(aroma), komposisi kimia, nilai gizi dan kemampuan produksinya (produktivitas),
sedangkan faktor eksternalnya yaitu,faktor lingkungan,cahaya matahari,suhu dan
lama penyimpan. Selain itu, faktor tingkat kemasakan hasil tanaman serta musim atau
daerah tempat pertumbuhannya (Cresna et al. 2014).
SIMPULAN
Kadar vitamin C dalam tablet dan sari buah jeruk dapat ditentukan
menggunakan metode titrasi iodometri. Vitamin C dalam bentuk sari buah lebih cepat
dititrasi dibandingkan dengan tablet. Kadar vitamin pada tablet vitamin C lebih tinggi
dibandingkan pada sari buah jeruk. Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air.
Faktor yang dapat menurunkan kadar vitamin c yaitu keadaan buah, waktu
pengekstraksian, masa penyimpanan dan suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Akhiruddin, M. 2011. Analisis kadar kalium iodat (KIO3) dalam garam dapur dengan
menggunakan metode iodometri yang beredar di pasar Ujung Batu Kabupaten
Rokan Hulu [disertasi]. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Hasan M, Levani Y, Laitupa AA, Triastuti N. 2021. Pemberian terapi vitamin C pada
COVID-19. J Pandu Husada. 2(2): 74.
Kusmiyati, Merta IW, Handayani BS, Khairuddin, Ilhamdi ML. 2019. Meningkatkan
pengetahuan tentang gizi melalui “ayo lengkapi piringmu dengan makanan
bergizi” pada siswa SDN 1 Sesela. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian
Masyarakat. 2(3): 378-384.
Ngginak J, Rupidara AND, Daud Y. 2019. Kandungan vitamin C dari ekstrak buah
ara (Ficus carica L.) dan markisa hutan (Passiflora foetida L.). Jurnal Sains
dan Edukasi Sains. 2(2): 54-59.
Pakaya D. 2014. Peranan vitamin c pada kulit. Jurnal Ilmiah Kedokteran. 1(2): 45-
54.
Tetha DA, Sugiaro RD. 2016. Perbandingan metode Analisa kadar besi antara
serimetri dan spektrofotometer uv-vis dengan pengompleks 1,10-fenantrolin.
Akta Komindo. 1(1): 813.