Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM I

Judul Praktikum : Uji Vitamin A


Hari/Tanggal Praktikum : Selasa, 2020
Nama Praktikan : Dira Maharani
NIM Praktikan : PO714203191.013
Dosen Pembimbing : 1. Nuradi, S.Si., M.Kes
2. Ridho Pratama, S.Si., M.Si
3. Zulfian Armah, S.Si., M.Si

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan vitamin A yang
terkandung dalam suatu sampel dengan uji kualitatif vitamin A.

B. LANDASAN TEORI

Vitamin merupakan satu dari berbagai jenis senyawa yang


dapat menghambat reaksi perusakan tubuh oleh senyawa radikal
bebas terkait dengan aktivitas antioksidannya. Asupan vitamin
antioksidan yang cukup akan membantu tubuh mengurangi efek
penuaan oleh radikal bebas, terutama oleh oksigen bebas yang
reaktif. Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam menyokong
sistem imun yang baik sehingga risiko terkena berbagai penyakit
degeneratif dan penyakit lainnya dapat ditekan, terutama pada
manula. Jadi, secara tidak langsung, asupan vitamin yang cukup
dan seimbang dapat menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan
berumur panjang (Yazid, 2006).
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat
pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak
mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya
memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.
Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan
mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak
boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan
metabolisme pada tubuh (Girindra 1986).
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai
manfaat yang sangat penting bagi tubuh manusia, terutama dalam
penglihatan manusia. Seperti diketahui Vitamin A merupakan
vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara umum,
vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua
retinoid dan prekursor/provitamin A/ karotenoid yang mempunyai
aktivitas biologik sebagai retinol. Secara kimia, vitamin A berupa
kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam lemak atau pelarut
lemak. Dalam makanan, vitamin A biasanya terdapat dalam
bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang.
Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan
kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alcohol), retinal (aldehida) dan
asam retinoat (bentuk asam). Retinol bila dioksidasi berubah
menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi menjadi retinol.
Selanjutnya, retinal dapat dioksidasi menjadi asam retinoat
(Azrimaidaliza, 2007).
Vitamin A mempunyai sifat tahan terhadap panas cahaya
dan alkali, tetapi tidak tahan terhadap asam dan oksidasi. Dalam
proses memasak biasa vitamin A tidak banyak yang hilang. Tapi
pada suhu tinggi untuk menggoreng dapat merusak vitamin A,
begitupun oksidasi yang terjadi pada minyak yang tengik.
Pengeringan buah di matahari dan cara dehidrasi lain
menyebabkan kehilangan sebagian dari vitamin A. Ketersediaan
biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E dan
antioksidan lain (Azrimaidaliza, 2007).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Minyak ikan
2. Rak tabung reaksi 2. Kristal SbCl3
3. Pipet tetes 3. Kloroform (CHCl3)
4. Sendok tanduk 4. Asam Trikloroasetat (TCA)
5. Pipet ukur 5. Sudip

D. PROSEDUR KERJA
1. Metode A
a. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 5 tetes minyak ikan.
b. Menambahkan 10 tetes kloroform, kemudian dicampur
dengan baik.
c. Menambahkan 2 tetes asam asetat anhidrid
d. Selanjutnya, membubuhkan sepucuk sendok Kristal SbCl3 ke
dalamnya.
e. Memperhatikan perubahan warna yang terjadi.
f. Terbentuknya warna biru yang berubah menjadi warna
merah coklat menunjukkan bahwa vitamin A positif.

2. Metode B
a. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 5 tetes minyak ikan.
b. Menambahkan 1 ml pereaksi asam trikloroasetat dalam
kloroform
c. Mencampurnya dengan baik
d. Mengamati perubahan warna yang terjadi
e. Timbulnya warna biru kehijauan menandakan vitamin A
positif.
E. HASIL
F. PEMBAHASAN
G. DAFTAR PUSTAKA
Azrimaidaliza. 2007. Studi Literatur: Vitamin A, Imunitas dan
Kaitannya dengan Penyakit Infeksi. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Vol I(2):90-96.
Girindra, A. 1986. Biokimia Jilid I. Jakarta: Gramedia.
Yazid. 2006. Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Malang: Bayumedia.
PRAKTIKUM II
Judul Praktikum : Uji Vitamin D
Hari/Tanggal Praktikum : Selasa, 2020
Nama Praktikan : Dira Maharani
NIM Praktikan : PO714203191.013
Dosen Pembimbing : 1. Nuradi, S.Si., M.Kes
2. Ridho Pratama, S.Si., M.Si
3. Zulfian Armah, S.Si., M.Si

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan vitamin D yang
terkandung dalam suatu sampel dengan uji kualitatif vitamin D.

B. LANDASAN TEORI
Vitamin merupakan bahan makanan bukan penghasil
energi, sehingga harus diberikan dalam makanan sehari-hari untuk
mendapatkan kesehatan yang optimal. Vitamin merupakan
senyawa-senyawa organik yang memegang peranan penting dalam
berlangsungnya berbagai proses vital di dalam tubuh. Masing-
masing vitamin memegang peranan yang spesifik yang pada
akhirnya dapat memengaruhi organisme keseluruhannya. Vitamin
memiliki peran sangat penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan
kesehatan, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya agar metabolisme
berjalan normal (Sirajuddin, 2012).
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang
larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air,
yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E,
dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak
akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati.
Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh
tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat
disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis
vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh
(Lehninger, 1998).
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh
makhluk hidup (manusia dan hewan), karena mereka tidak memiliki
enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari
makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari
zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin
yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak
terdapat di jaringan bawah kulit (Yazid, 2006).
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang
banyak ditemukan padamakanan hewani, antara lain ikan, telur,
susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagiantubuh yang
paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D
ini dapatmembantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang.
Sel kulit akan segera memproduksivitamin D saat terkena cahaya
matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah makatubuh
akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis
kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan
mudah mengalami kerusakan dan ototpun akan mengalami
kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu
hilangnyaunsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam
tulang. Penyakit ini biasanya ditemukanpada remaja, sedangkan
pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah
osteoporosis,yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya
kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapatmenyebabkan tubuh
mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah,
dandehidrasi berlebihan.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Minyak ikan
2. Rak tabung reaksi 2. Kristal SbCl3
3. Pipet ukur 3. Kloroform (CHCl3)
4. Pipet tetes 4. Larutan H2O2 5%
5. Alat pemanas 5. Asam asetat
6. Asam trikloroasetat

D. PROSEDUR KERJA
1. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 10 tetes minyak ikan.
2. Menambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%.
3. Mengocok campuran selama kira-kira 1 menit.
4. Kemudian, memanaskan di atas api kecil perlahan-lahan
sampai tidak ada gelembung gas keluar. Usahakan jangan
sampai mendidih.
5. Mendinginkan tabung di bawah air kran.
6. Selanjutnya, melakukan uji dengan pereaksi Carr-Price pada
penentuan adanya vitamin A.
7. Mengamati perubahan warna yang terjadi. Warna kuning jingga
menandakan reaksi yang positif.

E. HASIL
F. PEMBAHASAN
G. DAFTAR PUSTAKA
Lehninger, A.L. 1989. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta : Erlangga.
Sirajuddin, S. 2012. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Yazid. 2006. Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Malang: Bayumedia.
PRAKTIKUM III
Judul Praktikum : Uji Vitamin B1
Hari/Tanggal Praktikum : Selasa, 2020
Nama Praktikan : Dira Maharani
NIM Praktikan : PO714203191.013
Dosen Pembimbing : 1. Nuradi, S.Si., M.Kes
2. Ridho Pratama, S.Si., M.Si
3. Zulfian Armah, S.Si., M.Si
A. TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui adanya kandungan vitamin B1 yang


terkandung dalam suatu sampel dengan uji kualitatif vitamin B1.

B. LANDASAN TEORI
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah
sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan
kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang
mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen
(N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak
diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki
atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim),
vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh
enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk
dapat bertumbuh dan berkembang secara normal (Fessenden
1990).
Vitamin bukanlah sumber energi, tetapi vitamin melakukan
fungsi regulator (pengatur). Vitamin bekerja sama dengan enzim
dalam beberapa reaksi kimia. Vitamin juga penting untuk
pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan reproduksi. Vitamin
harus ada dalam tubuh manusia walaupun hanya dalam jumlah
kecil karena memiliki fungsi khusus dan tidak dapat digantikan
(Pratiwi, 2007).
Dipandang dari segi gizi, kelompok vitamin B termasuk
dalam golongan vitamin B kompleks yang meliputi tiamin (vitamin
B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (B3), asam nikotinat,
niasinamida, pirodoksin (vitamin B6) asam pantotenat (vitamin B5),
biotin (B10), folasin (asam folat dan turunan aktifnya), serta vitamin
B12 (sianokobalamin). Tiamin adalah zat berupa kristal yang
tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan belerang,
mudah larut dalam air, dan sedikit larut dalam alkohol. Vitamin ini
juga mudah mengalami oksidasi, tetapi dapat rusak karena
pemanasan di dalam larutan. Sumber tiamin kebanyakan berasalm
dari biji-bijian seperti beras pecah kulit atau bekatulnya. Riboflavin
dalam bentuk murni diperoleh dari isolasi ragi, hati, putih telur dan
susu. Vitamin ini dinamakan riboflavin karena terjadi dari
persenyawaan ribose (gula dengan 5 atom karbon) dengan suatu
zat berwarna kuning orange yang memberikan fluoresensi kuning
kehijauan pada larutan. Sumber riboflavin terutama berasal dari
hasil ternak. Asal pantotenat adalah hasil penyatuan dua macam
zat organik, yaitu asam derivat butirat dengan asam amino alanin.
Sumber asam pantotenat paling banyak terdapat dalam royal jeli.
Sianokobalamin merupakan bentuk utama vitamin B12,
mengandung suatu grup sianida, terikat pada kobalat pusat.
Beberapa bahan dan dan produk nabati mengandung vitamin
B12 adalah sayuran dari daun komprey, oncom dari bungkil kacang
tanah, tempe, tauco, dan kecap. Asam folat banyak terdapat di
dalam bahan makanan yang baik dalam bentuk bebas maupun
dalam bentuk konjugasi. Bahan makanan yang paling banyak
mengandung asam folat adalah hati, ginjal, khamir, dan sayuran
hijau gelap. Niasin termasuk zat organik yang sederhana,
merupakan asam yang mengandung nitrogen dan niacinamid
adalah garam dari asam ini. Pirodoksin terdapat pada sistem
enzimatik yang berperan dalam metabolisme asam amino. Oleh
karena itu, diperlukan pada proses metabolisme protein. Pirodoksal
bersifat larut dalam air dan alkohol, dan stabil terhadap panas
dalam larutan asam serta relatif stabil dalam basa yang kurang
larut. Asam fosfat adalah suatu senyawa yang termasuk kompleks,
terdiri dari inti pteridin, asam p-amino benzoat, dan asam glutamat
sehingga diberi nama pterilglutamat. Biotin merupakan salah satu
anggota kelompok vitamin B kompleks yang terdapat dalam
berbagai bahan makanan (Proverawati dan Kusumawati, 2009).
Sumber tiamin yang baik biasanya berasal dari biji-bijian,
seperti beras PK (pecah kulit) atau bekatulnya. Derajat penyosohan
yang tinggi menyebabkan bagian penting tersebut juga hilang dan
kini dimulai usaha fortifikasi biji-bijian dengan tiamin. Selain itu,
daging, unggas, ikan, dan telur juga merupakan sumber vitamin B1
(tiamin), tetapi produk tersebut relatif mahal harganya. Daging babi,
baik yang segar atau yang diasap, sangat tinggi kandungan
tiaminnya. Sayuran dan buah-buahan kadar tiaminnya kecil, tetapi
kebiasaan memakan lalap dalam jumlah besar banyak membantu
menyediakan tiamin bagi tubuh (Winarno, 2004).
Sifat-sifat tiamin menurut Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat (2014) adalah vitamin B1 Larut di dalam air, stabil
dalam keadaan kering, Tahan panas pada keadaan asam, Mudah
rusak karena panas atau oksidasi, Mudah rusak oleh pemasakan
yang lama (pH, jumlah air yang digunakan), Tahan suhu beku,
Absorpsi dihambat oleh alcohol, Tiamin dapat disintesis oleh
mikroorganisme saluran cerna, tetapi kontribusinya sangat kecil,
dan Kelebihan diekskresi dan tidak menimbulkan racun.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Larutan Thiamin 1%
2. Pipet ukur 2. Larutan KI 5%
3. Pipet tetes 3. Larutan Bismuth nitrat (BiNO3)
4. Alat pemanas 4. Larutan Pb-Asetat 10%
5.Larutan NaOH 6 N

D. PROSEDUR KERJA
1. Metode A
a. Memasukkan 10 tetes larutan thiamin 1% ke dalam tabung
reaksi.
b. Menambahkan 10 tetes larutan Pb-Asetat 10% dan 1 ml
NaOH 6N.
c. Mencampur dengan baik, kemudian memperhatikan
timbulnya warna kuning yang terjadi.
d. Selanjutnya, memanaskan sehingga akan timbul endapan
warna coklat-hitam yang menandakan vitamin B1 positif.

2. Metode B
a. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 10 tetes larutan
thiamin 1%.
b. Tambahkan 10 tetes larutan Bismuth nitrat. Lalu, dicampur
dengan baik.
c. Kemudian, menambahkan pula 2 tetes larutan KI 5%.
d. Memperhatikan perubahan warna yang terjadi. Timbulnya
warna endapan merah jingga berarti vitamin B1 positif.

E. HASIL
F. PEMBAHASAN
G. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2014. Gizi dan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Press.
Fessenden R J.1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Pratiwi, Sri Maryati, dkk.. 2007. Biologi untuk SMA Kelas
XI. Jakarta: Erlangga.
Proverawati, Atikah dan Erna Kusumawati. 2011. Ilmu Gizi
untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai