Bab I Pendahuluan: Elektronika Hambatan Arus Searah
Bab I Pendahuluan: Elektronika Hambatan Arus Searah
PENDAHULUAN
4. Model Penguatan 1
Mode operasi penguatan 1 pada operational amplifier (Op-Amp) sering
disebut dengan istilah buffer (penyangga). Hal ini karena pada mode ini tidak
terjadi penguatan tegangan (Av) bernilai 1. Konfigurasi ini berfungsi untuk
memperkuat arus sinyal sehingga tidak drop pada saat diberikan beban
terhadap sinyal input. Besarnya tegangan output (Vout) sama dengan tegangan
input (Vin) karena penguatan tegangan (Av) operasional amplifier (Op-Amp)
bernilai 1.
Gambar 9. Komparator
Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya
untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi. Dimana Vs adalah
tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di antara + Vs dan
− Vs.
2. Penguat Pembalik (inverting amplifier)
Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik
dan menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal
keluaran kembali ke masukan, karena keluaran takse fase sebesar 180°, maka
nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini
mengurangi bati keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik
negatif, karena adalah virtual ground. Sebuah resistor dengan nilai,
ditempatkan di antara masukan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak
dibutuhkan, hal ini mengurangi galat karena arus bias masukan. Penguatan
dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu: tanda negatif
menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan. Contohnya
jika Rf adalah 10.000 Ω dan Rin adalah 1.000 Ω, maka nilai bati adalah -
10.000Ω / 1.000Ω, yaitu -10.
4.1 Hasil
Tabel 1. Data Hasil Percobaan Shift 4
f (Hz) Vin (V) Voutput maks (V) 1/2 Vin (V) Rp = Zin (kΩ)
100 0.11 0.02 0.055 1.36
1k 0.13 0.04 0.065 1.36
100k 0.14 0.05 0.07 1.36
4.2 Pembahasan
Pada praktikum elektronika industri kali ini adalah mengenai OP-AMP pada
impedansi masukan. Penguat operasional atau yang biasa disebut op-amp,
merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai
aplikasi rangkaian elektronika. Fungsi OP-AMP adalah sebagai pengindera dan
penguat sinyal masukan baik DC maupun AC juga sebagai penguat diferensiasi
impedansi masukan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah.
Salah satu dari tiga rangkaian dasar OP AMP yaitu penguat diferensial
impedansi masukan tinggi dan salah satu karakteristik ideal dari OP AMP ini
adalah impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis diabaikan
(Ri = 0). Semakin besar impedansi masukan semakin baik OP AMP.
Jika dilihat dari hasil praktikum, baik pada frekuensi 100 Hz, 1 kHz dan 100
kHz, nilai tegangan output maksimum dan tegangan inputnya bernilai sangat
berdekatan yaitu 0.11 V, 0.13 V dan 0.14 V. Begitu pula untuk nilai tegangan
output maksimum 002 V, 0.04 V, 0.05 V. Jika dilihat berdasarkan nilai impedansi
masukannya, pada setiap frekuensi juga kita dapat melihat bahwa nilai impedansi
masukannya adalah 1.36 kΩ pada setiap frekuensi.
Menurut literatur, hubungan antara frekuensi dan impedansi adalah bahwa
frekuensi berbanding lurus dengan impedansi, semakin besar frekuensi maka
impedansi yang dihasilkan juga semakin besar.
Semakin besar impedansi keluaran maka menandakan op-amp itu kurang
bekerja dengan baik entah karena memang begitu atau karena op-amp yang
dipakai sudah lama. Namun kita dapat menggunakan op-amp lain yang memiliki
impedansi keluaran yang lebih kecil. Dalam kondisi praktis harga impedansi
keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga ratusan ohm pada kondisi
tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga hambatan
keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal. Karena pada media
penghantar, meskipun hanya udara pasti mempunyai hambatan. Hal itu membuat
nilai impedansi tidak mungkin nol.
Keuntungan dari penggunaan Op Amp adalah karena komponen ini memiliki
penguatan (A) yang sangat besar, Impedansi input yang besar, (Zin) dan
Impedansi Output yang kecil (Zout). Selain dari itu, kemampuan interval
frekuensi dari komponen ini sangat lebar. Penggunaan dari Op-amp meliputi:
amplifier atau penguat biasa (non-Inverting Amplifier), Inverting Amplifier,
komputer analog (operasi jumlah, kurang, integrasi, dan diferensiasi), dll.
Dalam percobaan ini juga memanfaatkan fungsi dari potensiometer, yakni
apabila potensiometer hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal
tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau
Rheostat. Fungsi potensiometer sebagai resistor variabel dalam rangkaian ini
adalah untuk mengatur tegangan keluaran yang diingikan.
Impedansi masukan (input resistance) RI dari opamp adalah besar hambatan
diantara kedua masukan op-amp. Secara ideal hambatan masukan op-amp adalah
tak berhingga.
Impedansi keluaran (output resistance) RO dari op-amp adalah besarnya
hambatan dalam yang timbul pada saat op-amp bekerja sebagai pembangkit
sinyal. Secara ideal harga hambatan keluaran RO op-amp adalah =0. Apabila hal
ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran op-amp akan timbul pada beban
keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran yang kecil
sangat diharapkan.
Output offset-voltage ( tegangan offset keluaran) adalah harga tegangan
keluaran dari op-amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan
Vid=0. secara ideal, harga VOO = 0Volt. Op-amp yang dapat memenuhi harga tsb
disebut sebagai opamp dengan CMR (common mode Rejection) ideal. Umpan
balik Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak
praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~
105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan
penguatannya menjadi tidak terukur. Disinilah peran rangkaian negative
feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai
menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input op-
amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap
masukannya adalah 0.
Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan
tegangan masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut
sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang
perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar
daripada tegangan masukan Vid. Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara
5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB). Tetapi dalam penerapannya
tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang diberikan pada Op
Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang
amplitudonya sangat kecil.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah,
1. Catu daya adalah suatu sistem filter penyearah (rectifier-filter) yang
mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC murni.
2. Dalam praktisnya sangat sulit untuk mendapatkan suatu op-amp yang ideal.
3. IC 714 termasuk jenis op-amp yang sering digunakan dan banyak dijumpai
dipasaran.
4. Aplikasi op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.
5. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak
terhingga besarnya.
6. Besarnya impedansi masukkan tidak dipengaruhi oleh frekuensi.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini yaitu,
1. Sebaiknya modul dibagikan sehari sebelum pelaksanaan praktikum agar materi
yang akan dilakukan praktikkan dapat memahami sebelumnya.
2. Sebaiknya penggunaan osiloskop lebih diperhatikan lagi, dikarenakan alat yang
terbatas.
3. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikkan diharapkan sudah mahir untuk
menentukan bentuk rangkaian yang dibutuhkan.
4. Pastikan setiap komponen termasuk jumper masuk kedalam prototype board,
sehingga tegangan dan arus dapat masuk dengan baik.
LAMPIRAN