Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KOLIK ABDOMEN

A. KONSEP PENYAKIT

1. DEFINISI

Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktusintestinal,
obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan
tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011)

Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan dirasakan seperti perasaan


tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial ataupun total dari
organ tubuh berongga atau organ yang terlibat tersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang
menjadi penyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena sumbatan usus
halus (Ilmu Penyakit Dalam,2013)

Kolik Abdomen adalah rasa nyeri perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari apa
yang terdapat didalam abdomen atau perut (Bare,2011)

Bedasarkan definisi di atas,maka dapat di simpulkan bahwa :


Collic abdomen adalah nyeri perut yang bersifat hilang timbul

2. ANATOMI DAN FISIOLOGI


a.anatomi

Gambar 1
sistem pencernaan
(sumber :Retina,2011)
b.fisiologi

Sistem pencernaan /sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem
organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zatzat
gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi kedalam aliran darah serta membuang bagian makanan
yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisaproses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan
terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,& anus.

1. Mulut

Merupakan suaturongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada manusia. Mulut
biasanya terletak dikepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap
yang berakhir dianus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam
dari mulut dilapisi olehselaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat
dipermukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri darimanis, asam, asin dan juga pahit.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan juga lebih rumit, terdiri dari berbagai
macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecilyang lebih mudah dicerna. Ludah dari
kelenjar ludah akan membungkus bagianbagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim
pencernaan dan mulai mencernanya. Ludahjuga mengandung antibodi dan enzim (misalnya
lisozim), yang memecah protein dan juga menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan
dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

2. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut kedalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan prosesperistaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada
ruas ke-6 tulang belakang. Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

a. Bagiansuperior (sebagian besar adalah otot rangka).


b. Bagiantengah (campuran otot rangka dan otot halus).
c. Sertabagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

3. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan juga berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu:
a. Kardia.
b. Fundus.
c. Antrum.
Makanan masuk kedalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung kedalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan, yang berkontraksi secara ritmikuntuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-
sel yang melapisi lambung menghasilkan 3zat penting:

a. Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini,bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.

b. Asam klorida(HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangatasam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengancara membunuh berbagai bakteri.

c. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

4. Usus Halus (usus kecil)

Usus halus /usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak diantara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang
diserap kehati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Usus halus terdiri dari
tiga bagian yaitu usus dua belas jari duodenum), usus kosong (jejenum) dan usus penyerapan
(ileum).

5. Usus Besar (Kolon)

Usus besar /kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari kolon asendens
(kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan
rectum). Banyaknya bakteri yang terdapat didalam ususbesar berfungsi mencerna makanan
beberapa bahan dan juga membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri didalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitaminK. Bakteri ini penting untuk fungsi normal
dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri
didalam ususbesar. Akibatnya terjadi iritasi yang bias menyebabkan dikeluarkannya lendir dan
air dan terjadilah diare.
6. Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing /apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini
disebut apendisitis /radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks
pecah dan membentuk nanah didalam rongga abdomen /peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing adalah ujung buntu tabung yang menyambung dengan
caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, umbai
cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bias bervariasi dari 2 sampai 20 cm.

7. Rektum dan Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir dianus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya
rektum ini kosong karena tinja disimpang ditempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan juga tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan
material didalam rectum akan memicu system sarafyang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, seringkali material akan dikembalikan ke
ususbesar, dimana penyerapan air akan kembali dilakukan. Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utamaanus (Soedarmo,
Sumarmo S Poorwo, 2012.)

3. ETIOLOGI

Menurut Reeves,2011 adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :

a. Secara mekanis :

1.Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena radang)

3.Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam usus)

4.Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)

5.Polip (perubahan pada mukosa hidung)

6.Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran) 


b. Fungsional (non mekanik)

1.Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak dapat
bergerak)

2.Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas)

3.Enteritis regional

4.Ketidak seimbangan elektrolit

5.Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena ginjal
tidak bekerja secara efektif)

4. MANIFESTASI KLINIK

Menurut Reeves,2011 adapun manifestasi klinik kolik abdomen yaitu :

1.Mekanika sederhana

Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu awal,
peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada interval singkat),
nyeri tekan difus minim

2.Mekanika sederhana – usus halus bawah

Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah –  sedikit atau tidak ada


– kemudian mempunyai ampas, usus dan bunyi hush meningkat nyeri tekan difus minimal.
3.Mekanika sederhana – kolon

Kram ( abdomen tengah sampai bawah ) distensi yang muncul trakhir , kemudian terjadi
muntah ( fekule ), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal

4.Obstruksi mekanik persial

Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram, nyeri
abdomen, distensi ringan dan diare.

5.Strangulasi

Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir;distensi sedang;
muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeritekan terlokalisir hebat. Feses atau
vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar(Reeves, 2011.
5. Patofisiologi

 Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang
apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan
utamanya adalah pada obstruksi paralitik di mana peristaltic dihambat dari permulaan, sedangkan
pada obstruksi mekanik peristaltic mula-mula diperkuat, kemudian intermiten, dan akhirnya
hilang. Perubahan patofisiologi utama pada obstruksi usus dapat dilihat pada gambar. Lumen
usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70% dari gas yang
ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium
dari usus ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan disekresi kedalam saluran cerna setiap hari,
tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan
penyedotan usus setelah pengobatan di mulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan
elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan eksrta sel yang
mengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan, dan
asidosis metabolic. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan
penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan kedalam usus. Efek local peregangan
usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai
absorpsi toksin-toksin bakteri kedalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik. Akut abdomen
terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba atau sudah berlangsung lama. Nyeri yang
dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri
abdomen dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari
dinding perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan
berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan berlangsung akut biasanya
menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan disertai
fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi
organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan
merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang dirasakan bisa merupakan
lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain

Obstruksi usus
Akumulasi gas cairan didlam lumen sebelah prokssimal dari letak absopsi
Distensi
Profilerasi bakteri yg berlangsung cepat
Kehilangan H2o dan elektrolit
Tekanan infralumen Volume ECK Kehilangan cairan menuju ruang peritoneum
Pelepasan bakteri dan toksin dari usus yg nekrotik ke dalam peritoneum dan sirkulasi sistemik
Peritonitis septikemia
Syok hipovolemik
Rasa nyeri pada abdomen
6.Komplikasi

a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )

b. Kolik biliaris

c. Kolik intestinal (obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang)

d. Gangren

Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren

kandung  empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organ-

organ tersebut.

e. Sepsis

Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh

melalui peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan

darah turun.

f. Fistula

Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu empedu

mengerosi dinding kandung empedu atau saluran empedu, menimbulkan saluran baru

ke lambung, usus dan rongga perut.

g. Peritonitis

Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang

steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke rongga perut.

h. Ileus

Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu berukuran

cukup  besar.(Amin huda: 2015)


7.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC

a. Pemeriksaan fisik : Tanda - tanda vital 

b. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri

c. Pemeriksaan rectal

d. Laboratorium : leokosit, HB

e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.

f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid yang


tertutup.

g. Penurunan kadar serium natrium kalium


dan klorida akibat muntah, peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis 
dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan khusus

h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolic

8.PENATALAKSANAAN

Keperawatan :

a. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit

b. implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis

c. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi kronik,ileus paralitik


atau infeksi

d. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung

e. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko

f. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresiusus yang di lakukan


sebagai prosedur kedua.
Medis :

a). Terapi Na + K + komponen darah
b). Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
c). Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
d).Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan sela
ng dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan
e).Antasid ( obat yang melawan keasaman )
9.DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (1995), Buku Saku Diagnosa Keperawatan dan Dokumentasi, edisi

4, Alih Bahasa Yasman Asih. Jakarta : EGC

Long, C. Barbara (1996). Essential Of Medical – Surgical Nursing A Nursing Process

Approcach. C.V Mosby Company St Louis, USA.

Rothrock, C. J. 2000. Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. Jakarta : EGC

Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth, Edisi.8

Vol.3. Jakarta : EGC


B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (TEORITIS)

Penatalaksanaan keperawatan , meliputi :

1.PENGKAJIAN

a. Aktivitas/istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur semalaman karena


diare, merasa gelisah dan ansietas,pembatasan aktivitas/kerjasehubungan dengan efek proses
penyakit

Tanda : Diam, malas, mudah capek

  b. Sirkulasi

Gejala : Tachikardi ( respons terhadp demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri)

Tanda : TD : hipotermi, termasuk postural. Kulit/membran mukosa : Turgor buruk,


kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi/maal nutrisi)

d. Integritas ego

Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misal : merasa tidak berdaya/tak ada harapan.


Faktor stress akut/kronik, misal : hubungan dengan keluarga/ pekerjaan, pengobatan yang mahal.
Faktor budaya meningkatkan prevalensi pada populasi yahudi.

Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi

e. Eliminasi

 Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk sampai bau dan berair. Episode
diare berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol (sebanyak 20-30
kali defekasi/hari ); perasaan dorong/kram ( tenesmus ); defekasi berperdarahan per rektal.

Tanda: Menurunnya bising usus, tidak adanya peristaltik ataw adanya peristaltik yang dapat


dilihat. Hemoroid, fisura anal (25%); fistula ferienal

f. Makanan/cairan

Gejala : Anoreksia, mual/muntah. Penurunan berat badan.Tidak toleran terhadap diet/sensitif


misalnya  buah/sayut, prroduk susu, makanan berlemak.

Tanda : Penurunan lemak subkutan/massa otot Kelemahan tonus otot dan turgor kulit
buruk.Membran mukosa; luka, inflamasi rongga mulut
g. Higien

Gejala : Ketidak mampuan mempertahankan keperawatan diri.Stomatitis menunjukkan


kurangnya vitamin

Tanda : Bau badan.h.Nyeri/kenyamanan Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah
( mungkin hilang dengandefekasi ).Titik nyeri berpindah, nyeri tekan ( atritis ). Nyeri mata,
fotofobia (iritis).

  i.Nyeri Keamanan

Artritis ( memperburuk gejala dengan eksarbasi penyakit usus ).

Tanda : Lesi kulit mungkin ada misalnya : eritema nudusum ( meningkat, nyeri tekan, kemerahan
dan membengkak.
2.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI)


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
(SDKI) (SLKI)
1 Setelah dilakukan tindakan Observasi:
-Observasi ttv
keperawatan1x24 jam klien
Nyeri Akut b/d Agen -Identifikasi
pencedera fisiologis diharapkan nyeri berkurang lokasi,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
-Identifikasi factor yang memperberat dan
dgn kriteria hasil:
Dibuktikan dengan: memperingan nyeri
- Menunjukkan raut
Gejala dan tanda Teraputik:
muka rileks
mayor -Fasilitasi istirahat dan tidur
Subyektif - Mampu -Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
(tidak tersedia) pemilihan strategi meredakan nyeri
mendefinisikan rasa
Objektif
1.tampak meringis nyeri Edukasi:
2.gelisah -Ajarkan klien teknik relaksasi
- Skala nyeri
-Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
Gejala dan tanda minor berkurang -Jelaskan strategi meredakan nyeri
Subyektif -Anjurkan klien memonitor nyeri scr mandiri
(tidak tersedia)
Objektif Kolaborasi:
1.nafsu makan berubah Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu

2. Setelah dilakukan tindakan Observasi:


keperawatan 1x24 jam -Observasi ttv
Defisit Nutrisi b/d klien diharapkan dengan -Identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan kriteria hasil : -Identifikasi faktor penyebab mual dan
mengabsorbsi nutrient - Nafsu makan baik muntah
- Klien tidak mual -Monitor asupan makanan
Dibuktikan dengan: muntah -Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
Gejala dan tanda - Jumlah limfosit
mayor dalam batas normal Teraputik:
Subyektif -Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
(tidak tersedia) protein
Objektif -Sajikan makanan secara menarik dan suhu
1.bb menurun yang sesuai

Gejala dan tanda minor Edukasi:


Subyektif -Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
(tidak tersedia) -Anjurkan makan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
Objektif -Anjurkan istirahat dan tidur yg cukup
1.kram/nyeru abdomen Kolaborasi:
2.nafsu makan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menurun menentukan jumlah kalori,jika perlu

3. Setelah dilakukan tindakan Observasi:


Intoleransi aktivitas keperawatan 1x24 jam -Monitor pola dan jam tidur
b/d imobilitas klien diharapkan dapat -Monitor kelelahan fisik dan emosional
beraktivitas kembali dgn -Monitor lokasi ketidaknyamanan saat
Dibuktikan dengan: kriteria hasil : melalulan aktivitas
Tanda dan gejala - Aktivitas fisik klien
mayor meningkat Teraputik:
Subyektif - Mengerti melakukan -Sediakan lingkungan nyaman
1.mengeluh lelah aktivitas - Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan
Objektif - Mampu melakukan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
(tidak tersedia) aktivitas sehari- hari kemampuan

Tanda dan gejala Edukasi:


minor -Anjurkan tirah baring
Subyektif -Anjurkan melakukan aktivitas secara
1.merasa tidak nyaman bertahap
setelah beraktivitas -Berikan klien alat bantu,jika membutuhkan
2.merasa lemah
Objektif Kolaborasi:
(tidak tersedia) Kolaborasi dengan tim gizi untuk
meningkatkan asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai