Anda di halaman 1dari 22

Laporan Pendahuluan

Acut Kidney Injury (AKI)

Di susun oleh:
Nama : Winda Claudya Novayanti
Nim : 22221116

Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan


Institusi Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Pelembang
Tahun Ajaran 2021
1. Definisi
Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) dapat diartikan sebagai
penurunan cepat dan tiba-tiba atau parah pada fungsi filtrasi ginjal. Kondisi ini
biasanya ditandai oleh peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia
(peningkatan konsentrasi BUN). Akan tetapi biasanya segera setelah cedera ginjal
terjadi, tingkat konsentrasi BUN kembali normal, sehingga yang menjadi patokan
adanya kerusakan ginjal adalah penurunan produksi urin.
Kriteria yang melengkapi definisi AKI menyangkut beberapa hal antara lain
a. kriteria diagnosis harus mencakup semua tahap penyakit
b. sedikit saja perbedaan kadar kreatinin (Cr) serum ternyata mempengaruhi
prognosis penderita
c. kriteria diagnosis mengakomodasi penggunaan penanda yang sensitif yaitu
penurunan urine output (UO) yang seringkali mendahului peningkatan Cr serum;
d. penetapan gangguan ginjal berdasarkan kadar Cr serum, UO dan LFG (laju filtrasi
glomerulus )mengingat belum adanya penanda biologis (biomarker) penurunan
fungsi ginjal yang mudah dan dapat dilakukan di mana saja

2. Etiologi
a. penyakit yang menyebabkan hipoperfusi ginjal tanpa menyebabkan gangguan
pada parenkim ginjal.
b. Penyakit yang secara langsung menyebabkan gangguan pada parenkim ginjal
c. Penyakit dengan obstruksi saluran kemih Kondisi klinis yang dapat
menyebabkan terjadinya GGA dapat dipengaruhi oleh ginjal sendiri dan oleh
faktor luar

3. Manifestasi klinis
Ada beberapa gejala yang timbul oleh adanya penyakit gagal ginjal, diantaranya yaitu:
a. Kardiovaskular : Darah tinggi, perubahan elektro kardiografi (EKG), perikarditis,
efusi perikardium, dan tamponade perikardium.
b. Gastrointestinal : Biasanya terdapat ulserasi pada saluran pencernaan dan
pendarahan.
c. Respirasi : Edema paru, efusi pleura, dan pleuritis.
d. Neuromuskular : Kelemahan , gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan
muskular, neuropati perifer, bingung, dan koma.
e. Metabolik/Endokrin: Inti glukosa, hiperlipidemia, gangguan hormon seks
menyebabkan penurunan libido, impoten.
f. Muskuloskeletal : Kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur tulang.
g. Integumen : Warna kulit abu-abu, mengilat, pruritis, kulit kering bersisik,
ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.

4. Komplikasi
a. Kelebihan cairan intravascular
b. Hiponatremia
c. Hiperkalemia
d. Asidosis metabolic
e. Hiperfosfatemia
f. Hipokalsemia
g. Hiperuresemia

5. Patofisiologis dan Pathways


a. Patofisiologis
Patofisiologi dari AKI dapat dibagi menjadi komponen mikrovaskular dan
tubular, bentuk lebih lanjutnya dapat dibagi menjadi proglomerular dan komponen
pembuluh medulla ginjal terluar. Pada AKI, terdapat peningkatan vasokonstriksi
dan penurunan vasodilatasi pada respon yang menunjukkan ginjal post iskemik.
Dengan peningkatan endhotelial dan kerusakan sel otot polos pembuluh, terdapat
peningkatan adhesi leukosit endothelial yang menyebabkan aktivasi system
koagulasi dan obstruksi pembuluh dengan aktivasi leukosit dan berpotensi terjadi
inflamasi. Pada tingkat tubuler, terdapat kerusakan dan hilangnya polaritas dengan
diikuti oleh apoptosis dan nekrosis, obstruksi intratubular, dan kembali terjadi
kebocoran filtrate glomerulus melalui membrane polos dasar.
Sebagai tambahan, sel-sel tubulus menyebabkan mediator vasoaktif
inflamatori, sehingga mempengaruhi vascular untuk meningkatkan kerjasama
vascular. Mekanisme positif feedback kemudian terjadi sebagai hasil kerjasama
vascular untuk menurunkan pengiriman oksigen ke tubulus, sehingga
menyebabkan mediator vasoaktif inflamatori meningkatkan vasokonstriksi dan
interaksi endothelial-leukosit.
b. Pathway
Iskemia atau nefrotoksin

Pra renal; hipoperfusi Intra renal : kerusakan sel tubulus Pasca renal :
atau Obstruksi/reflux

Penurunan aliran darah Penurunan Kebocorn cairan Obstruksi


Hidronefrosis
permebilitas tubulus tubulus
glomerulus

Penurunan GFR

AKI

Sekresi protein terganggu


Edema paru, asidosis metebolik MK: Ketidak seimbangan cairan
dan elektrolit
Uremia
MK: Gangguan pola nafas
tidak efektif Hiperkalemi
Pruritus

Perubahan konduksi elrktikal


MK: Gangguan integritas
atun
kulit
MK: Penurunan curah jantung
Gangguan keseimbangan
asam basa
Produksi asam

Asam lambung

Mual, mutah

Anoreks

MK: Gangguan nutrisi kurang dari


kebutuhan
6. Pengkajian
a. Pengkajian
1) Keadaan umum :
2) Identitas : nama, usia, alamat, telp, tingkat pendidikan, dll.
3) Riwayat Kesehatan :
a) Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluhan utama tidak bisa kencing, kencing sedikit, sering BAK pada
malam hari, kelemahan otot atau tanpa keluhan lainnya.
b) Riwayat Penyakit Dahulu :
Adanya penyakit infeksi, kronis atau penyakit predisposisi terjadinya GGA
serta kondisi pasca akut. Riwayat terpapar toksin, obat nefrotik dengan
pengunan berulang, riwayat tes diagnostik dengan kontras radiografik.
Kondisi yang terjadi bersamaan : tumor sal kemih; sepsis gram negatif,
trauma/cidera, perdarahan, DM, gagal jantung/hati.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter, batu urinarius atau
yang lainnya.
4) Pola kebutuhan
a) Aktivitas dan istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise
Tanda : Kelemahan otot, kehilanggan tonus
b) Sirkulasi
Tanda : Hipotensi/hipertensi, disritmia jantung, nadi lemah/halus,
hipotensi orthostatik (hipovolemia), hipervolemia (nadi kuat), oedema
jaringgan umum, pucat, kecenderungan perdarahan
c) Eliminasi
Gejala : Perubahan pola kemih : peningkatan frekuensi, poliuria
(kegagalan dini) atau penurunan frekuensi/oliguria (fase akhir), disuria,
ragu-ragu berkemih, dorongan kurang, kemih tidak lampias, retensi
(inflamasi/obstruksi, infeksi), abdomen kembung, diare atau konstipasi,
d) Riwayat Hipertropi prostat, batu/kalkuli
Tanda : Perubahan warna urine menjadi lebih pekat/gelap, merah, coklat,
berawan, Oliguria (bisanya 12-21 hari); poliuria (2-6 l/hari)
e) Makanan/ cairan
Gejala : Peningkatan berat badan (edema), penurunan berat badan
(dehidrasi), mual, muntah, anoreksia, nyeri ulu hati, riwayat penggunaan
diuretic
Tanda : Perubahan turgor kulit/kelembaban, edema
f) Neurosensorik
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom ‘kaki
gelisah”
Tanda : Gangguan status mental, penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilanggan memori, kacau, penurunan
tingkat kesadaran (azotemia, ketidakseimbanggan elektrolit/asam/basa);
kejang, aktivitas kejang
g) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri tubuh, sakit kepala
Tanda : Prilaku berhati-hati, distraksi, gelisah
h) Pernafasan
Gejala : Nafas pendek
Tanda : Tachipnea, dispnea, peninggkatan frekuensi dan kedalaman
pernafasan (kussmaul), nafas amonia, batuk produktif dengan sputum
kental merah muda (edema paru)
i) Keamanan
Gejala : ada reakti tranfusi
Tanda : Demam (sepsis, dehidrasi), ptechie, echimosis kulit, pruritus, kulit
kering
5) Pengkajian keluarga
a) Anggota keluarga
b) Pola komunikasi
c) Pola interaksi
d) Pendidikan dan pekerjaan
e) Kebudayaan dan keyakinan
f) Fungsi keluarga dan hubungan

b. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung
2. Gangguan keseimbangan cairan
3. volume cairan tidak seimbang
4. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual, muntah.
5. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder, kompensasi
melalui alkalosis respiratorik.
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis
c. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan Perawatan jantung
Siki :D.0008 Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan Siki : I.02075
Definisi : kriteria hasil : Observasi
Ketidakadekuatan jantung Curah Jantung - Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
memompa darah untuk Slki : L.02008 curah jantung
memenuhi kebutuhan - Kekuatan nadi perifer - Identifikasi tanda/gejala sekunder
metabolisme tubuh - Ejectio fraction (EF) penurunan curah jantung
Penyebab: - Gradic index (CI) - Monitor tekanan darah
- Perubahan irama - Left venticuler stroke work index (LVSWI) - Monitor intake dan output cairan
jantung - Plpitasi - Monitor berat badan setiap hari pada waktu
- Perubahan ferkuensi - Bradikardia yang sama
jantung - Takikardia - Monitor saturasi oksigen
- Perubahan - Gambaran EKG aritmia - Monitor keluhan nyeri dada
kontraktilitas - Lelah - Monitor EKG 12 sedapan
- Perubahan preload - Edema - Monitor aritmia
- Perubahan afterload - Distensi vena jugularis - Monitor nilai laboratorium jantung
Gejala dan tenda mayor - Dispnea - Monitor fungsi alat pacu jantung
Subjektif - Oliguria - Periksa tekanan darah dan ferkuensi nadi
- Perubahan irama - Batuk sebelum dan sesudah aktivitas
jantung (palpitasi) - Suara jantung S3 - Periksa tekanan darah dan ferkuensi nadi
- Perubahan preload - Suara janrung S4 sebelum pemberian obat
(lelah) - Murmur jantung Trauperik
- Perubahan afterload - Posisikan pasien semi-flower atau flower
(dispnea) dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
- Perubahan - Berikan diet jantung yang sesuai
kontraktilitas - Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
(paroxysmal modifikasi gaya hidup
nocturnal dyspnea - Berikan dukungan emosional dan spiritual
(PND), ortopnea, berikan oksigen untuk mempertahankan
batuk) oksigen >94%
Objektif : Edukasi
- Perubahan irama - Ajarkab beraktivitas fisik sesuai toleransi
jantung - Ajarkan aktivitas fisik secara bertahap
(bradikardia/takikardi - Anjurkan berhenti merokok
a, gambaran EKG - Anjurkan pasien dan keluarga mengukur
aritmia dangangguan berat badan harian
konduksi Kolaborasi
- Perubahan preload - Koloberasi pemberian antiaritmia. Jika
(edema, distensi vena perlu
jugularis, central - Rujuk ke program rehabilitas jantung
venous pressure,
(CVP) meningkat/
menurun,
hepatomegali
2 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan Manajemen jalan napas
Sdki : D.0005 Pola Napas Kembali Efektif dengan kriteria hasil: Siki : I. 01011
Definisi: Pola Napas Observasi
Inspirasi dan/atau ekspirasi Slki: L.01004 - Monitor pola napas
yang tidak memberikan - Ventilasi semenit - Monitor bunyi napas tambahan
ventilasi adekuat. - Kapasitas vital - Monitor sputum
Penyebab: - Diameter thoraks antrior-posterior Traupetik
- Depresi pusat - Takaran ekspirasi - Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
pernapasan - Tekanan inspirasi head-tilt dan chin-lift
- Hambatan upaya - Dispnea - Posisikan semi-fowler atau fowler
napas - Pengguaan otot bantu napas - Berikan minum hangat
- Deformitas dinding - Pemanjangan fase ekspirasi - Lakukan fisiotrapi dada, jika perlu
dada - Otopnea - Lakukan pengisapan lendir kuran dari 15
- Gangguan - Pernapasan cuping hidung detik
neuromuskular - Ferkusi napas - Berikan oksigen, jika perlu
- Gangguan neurologis - Kedalaman napas Edukasi
- Imunutas neurologis - Ekskusi dada - Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
- Penurunan neurologi tidak kontraindikasi
- Penurunan energi - Anjurkan teknik batuk efektif
- Obesitas Kolaborasi
- Posisi tubuh yang - Kolaborasi pemberian bronkodilator,
menghambat ekspansi ekspetoran, mukolitik, jika perlu.
paru
- Sindrom hipoventilasi
- Kerusakan inervasi
diagfragma
- Cedra pada medula
spinalus
- Efek agen
farmakologis
- Kecemasan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif:
- Dispnea
Objektif
- Penggunaan otot
bantu pernafasan
- Fase ekspirasi
memanjang
- Pola napas abnormal
Genjala dan tanda mayor
Subjektif:
- Ortopnea
Objektif
- Pernapasan pursed-lip
- Pernapasan cuping
hidung
- Diameter thoraks
anterior-posterior
meningkat
- Ventilasi semenit
menurun
- Kapasitas vital
menurun
- Tekanan ekspirasi
meneurun
- Tekanan inspirasi
menurun
- Ekskursi dada
berubah
Kondisi klinis terkait
- Depresi sistem saraf
pusat
- Cedra kepala
- Trauma thoraks
- Gullian barre
syndrome
- Mutliple sclerosis
3 Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan Manajemen nutrisi
Sdki : D.0019 klien dapa mempertahankan masukan nutrisi yang Siki : I.03119
Definisi : adekuat dengan kriteria hasil : Observasi
Asupan nutrisi tidak cukup Status nutrisi - Identifikasi status nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan Slki : L.03030 - Identifikasi alergi dan intolerasi makanan
metabolisme tubuh - Porsi makan yang dihabiskan - Identifikasi makanan yang disukai
Penyebab : - Kekuatan otot pengunyah - Monitor asupan makanan monitor berat
- Ketidakmampuan - Kekuatan otot menelan badan
menelan makanan - Serum albumin - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Ketidakmampuan - Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan Traupetik
mencerna makanan nutrisi - Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
- Ketidakmampuan - Pengetauhan tentang pilihan makanan yang perlu
mengabsorbsi nutrien sehat - Fasilitasi menemukan pedoman diet
- Peningkatan - Pengetauhan tentang minuman yang sehat - Sajikan makanan secara menarik dan suhu
kebutuhan - Pengetauhan tantang standar asupan nutrisi yang sesuai
metabolisme yang tepat - Berikan makanan yang tinggi serat untuk
- Faktor ekonomi - Penyiapan dan penyimpanan makanan mencegah konstipasi
- Faktor psikologis yang aman - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
Gejala dan tanda mayor - Perasaan cepat kenyang protein
Subjektif : - Nyeri abdomen - Berikan suplemen makan, jika perlu
- (tidak tersedia) - Sariawan Edukasi
Objektif : - Rambut rontok - Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Berat badan menurun - Diare - Ajarkan diet yang diprogramkan
minimal 10% - Berat badan Kolaborasi
dibawah rentang ideal - Indrks masa tubuh (IMT) - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
Gejala dan tanda minor - Ferkuensi makan makan
- Cepat kenyang - Nafsu makan - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
setelah makan - Bising usus menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
- Kram/nyeri abdomen - Tebal lipatan kulit trisep yang diperlukan, jika perlu
- Nafsu makan - Membran mukosa
menurun
Objektif
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah
lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa
pucat
- Sariawan
- Serum albumin
menurun
- Rambut rontok
berlebihan
- Diare
Kondisi klinis terkait
- Stroke
- Parkison
- Mobius syndrome
- Cerebral palsy
- Cleft lip
- Cleft palate
- Luka bakar
- Kanker
- Infeksi
- AIDS
4 Gangguan integritas kulit/ Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan Perawatan integritas kulit
jaringan Gangguan Integritas Kulit Dan Jaringankembali Siki : I.11353
Definisi: normal dengan kriteria hasil: Observasi
Kerusakan kulit (dermis Integritas kulit dan jaringan - Identifikasi penyebab gangguan integritas
dan/atau epidermis) atau Slki: L.14125 kulir
jaringan - Elastisitas Traupetik
Penyebab - Hidrsi - Ubah posisi tiap 2 jam jika tira baring
- Perubahan sirkulasi - Perfusi jaringan - Lakukan pemijatan pada area penonjolan
- Perubahan status - Kerusakan jaringan tulang, jika perlu
nutrisi - Kerusakan lapisan kulit - Bersihkan prinel dengan air hangat,
- Kekurangan/ - Nyeri terutama selama priode diare
kelebihan volume - Prdarahan - Hindari produk berbahan dasar alkohol
cairan - Kelemahan pada kulit kering
- Penurunan mobilitas - Hematoma Edukasi
- Bahan kimia iritatif - Pigmentasi abnormal - Anjurkan mengguanakan pelembab
- Suhu lingkungan - Jaringan perut - Anjurkan minum air yang cukup
yang ekstrim - Nekrosis - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Faktor mekanisme - Abrasi kornea - Ajurkan meningkatkan buah dan sayur
atau faktor elektris - Suhu kulit - Ajurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
Gejala dan tanda mayor : - Sensasi - Anjurkan mandi dan gunakan sabun
Subjektif : - Tekstur secukupnya
- (subjektif tidak - Pertumbuhan rambut
tersedia)
Objektif :
- Kerusakan jarigan
dan/atau lapisan kulit
Subjektif :
- (subjektif tidak
tersedia)
Objektif
- Nyeri
- Pendarahan
- Kemerahan
- Hematoma
Kondisi klinis terkait
- Imobilisasi
- Gagal jantung
kongestif
- Gagal ginjal
- Diabetes militus
- Imunodefisiensi
5 Resiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan Manajemen cairan
caira Resiko ketidakseimbangan cairan tidak terjadi Siki : I.03098
Sdki : D. 0036 dengan kriteria hasil: Observasi
Definisi : Keseimbangan cairan - Monitor status hidrasi
Beresiko mengalami Slki: L.03020 - Monitor berat badan harian
penurunan, peningktan atau - Asupan cairan - Monitor berat badan sebelum dan sesudah
percepatan perpindahan - Haluaran urin dialisis
cairan dari intravaskuler, - Kelembaban membran mukosa - Monitor hasil pemeriksaan labolatorium
interstisial atau intraseluler. - Asupan makanan - Monitor status hemodinamik
Faktor resiko - Edema Traupetik
- Prosedur pembedahan - Dehidrasi - Catat intake-output dan hitung balans
mayor - Asites cairan 24 jam
- Traum/perdarahan - Konfusi - Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Luka bakar - Tekanan darah - Berikan cairan intravena, jika perlu
- Aferesis - Denyut nadi radial tekana arteri rata rata Kolaborasi
- Asites - Membran mukosa - Kolaborasi pemberian diuretik
- Obstruksi intestinal - Mata cekung
- Perdangan pankreas - Tugor kulit
- Penyakit ginjal dan - Berat badan
kelenjar
- Disfungsi intestinal
Kondisi terkait
- Prosedur pembedahan
mayor
- Penyakit ginjal
- Perdarahan
- Luka bakar
DAFTAR PUSTAKA

Sinto, R. dan Nainngolan, G. Acute Kidney Injury : Pendekatan Klinis dan Tata Laksana.
2010. Maj Kedokt Indon. Vol 60 (2).
Taylor, Cynthia M. dan Ralph, Sheila Sparks (2015). Diagnosis Keperawatan dengan
Rencana Asuhan Edisi 10. Jakarta: EGC
Herdman, T. Heather & Kamitsuru, Shigemi (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC
Nurarif, H dan Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta. Medi Action

Anda mungkin juga menyukai