Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan antara piramidalis dan extra piramidalis

secara umum perbedaan antara keduanya adalah 

-pada piramidalis fungsi utamanya adalah sebagai penjalaran impuls dalam kontraksi otot dan tidak
ada penyilangan impuls seperti yang terjadi pada extrapiramidalis, 
-pada extrapiramidalis fungsi utamanya adalah sebagai sistem pengontrolan, berperan penting
dalam menentukan besar kecilnya impuls yang dihasilkan sehingga kita dapat menentukan apakah
mau mengambil cangkir yang berjarak 20 cm atau pun 1 m

apabila ada kelainan dalam perjalanan dari jaras tersebut maka akan di dapatkan gejala klinis seperti
tremor pada extremitas dan atraksi gate ( kelainan sewaktu berjalan)

Apa itu LMN & UMN

LMN : dimulai dari kornu anterior sampai radiks anterior & posterior
UMN : dimulai dari korteks serebri sampai kornu anterior

perbedaan klinis dari lesi pada kedua tempat tersebut adalah


LMN : hilangnya/berkurangnya refleks fisiologis
UMN : peningkatan dari refleks fisiologis

SGB (Sindrom Gulien Barre)

SGB merupakan suatu sindrom dimana terjadi kemiripan antara antigen dengan selabung mielin
yang ada pada saraf manusia, bernama epitom

respon klinis dari keadaan tersebut akanmembuat sensasi kesemutan akibat dari selubung saraf
mielin yang terus menerus rusak, dan apabila aksonya yang rusak maka akan terjadi hilang rasa pada
indra perabaan

kenapa menyerang pada bagian inferior terlebih dahulu (menyebar secara accending)

1. Terdapat hipotesa mengenai proses yang dimana protein atau immunoglobulin lebih banyak
berada di bawah akibat tarikan gravitasi 

2. Reseptor yang terdapat kemiripan dengan antigen terdapat pada bagian perifer (reseptor P2)

Ciri – ciri klinik pada lesi di UMN dan LMN adalah :

UMN    : kehilangan kontrol volunter, peningkatan tonus otot, spastisitas otot, tidak ada atropi otot,
reflek hiperaktif dan abnormal.

LMN    : kehilangan kontrol volunter, penurunan tonus otot, paralysis flaksid otot, atropi otot, tidak
ada atau penurunan reflek.
Tanda dan gejala

Distribusi paralisis memberikan syarat yang penting untuk bagian saraf yang rusak. Hemiplegia
disebabkan kerusakan otak pada sisi berlawanan dengan paralysis, biasanya dari stroke. Paraplegia
terjadi setelah injuri pada bagian bawah batang otak , dan quadriplegia terjadi setelah kerusakan
bagian atas batang otak pada tingkat bahu atau lebih tinggi ( saraf yang mengontrol lengan sejajar
tulang belakang ). Diplegia biasanya mengindikasikan kerusakan otak, lebih sering karena serebral
palsy. Monoplegia mungkin disebabkan pemisahan kerusakan diantara system saraf pusat atau saraf
perifer. Kelemahan atau paralysis hanya dapat terjadi pada lengan dan kaki dapat mengindikasikan
penyakit diemelinisasi.

Gejala berfluktuasi dalam membedakan bagian tubuh mungkin disebabkan multiple sclerosis.
Kejadian paralysis lebih sering disebabkan injuri atau stroke. Penjalaran paralysis mengindikasikan
penyakit degeneratif, penyakit infeski seperti  GBS atau CIDP, gangguan metabolisme . Gejala lain
yang sering menyertai paralisis termasuk mati rasa dan perasaan

kesemutan, nyeri, perubahan penglihatan , kesulitan berbicara,atau masalah dengan keseimbangan.


Cedera pada batang otak sering menyebabkan menurunnya fungsi kandung kemih, BAB dan organ
sex. Injuri diatas batang otak dapat menyebabkan kesulitan dalam bernafas.

Kelainan pada saraf bisa berupa kelainan pada:

1.      Korteks Cerebri: cirinya terjadi gangguan fungsi luhur yaitu gangguan dalam berbahasa,
gangguan fraksi, dan gangguan genosis.

2.      Capsula Interna: terdapat nervus VII dan XII yang bersifat kontralateral. bila ada kelainan maka
menyebabkan lesi pada otot-otot bicara yang mengakibatkan bicara pelo.

3.      Medulla Spinalis: bila lesi setinggi cervical terjadi kelumpuhan tangan dan kaki, bila lesi setinggi
thorakal terjadi kelumpuhan tungkai, bila lesi setinggi lumbosakral terjadi kelumpuhan hanya
tungkai. Perbedaan lesi pada thorakal dan lumbosakral yaitu pada letak lesi motoriknya. kalo pada
thorakal di upper motorneuron, sedangkan pada lumbosakral di lower motorneuron.

4.      Batang otak: Lesi berupa kelumpuhan anggota gerak yang bersifat kontralateral (bila lumpuh
pada sebelah kanan maa lesi pada saraf sebelah kiri)

UMN berasal dari kortek serebri dan menjulur ke bawah, satu bagian (traktus kortikobulbaris)
berakhir pada batang otak sedangkan bagian lainnya (traktus kortikospinalis) menyilang bagian
bawah modula oblongata dan terus turun ke dalam medulla spinalis. Nuklei nervus kranialis
merupakan ujung akhir traktus kortikobulbaris. Traktus kortikospinalis berakhir di daerah kornu
anterior medulla spinalis servikal sampai sacral. Serabut-serabut spinalis yang melalui piramide
modula oblongata membentuk traktus piramidalis. Serabut-serabut saraf dalam traktus
kortikospinalis merupakan penyalur gerakan voluntary, terutama gerakan halus, disadari, dan
mempunyai cirri tersendiri.
            LMN mencakup sel-sel motorik nuclei nervus kranialis dan aksonnya serta sel-sel kornu
anterior medulla spinalis dan aksonnya. Serabut-serabut motorik keluar melalui radiks anterior atau
motorik medulla spinalis, dan mempersarafi otot-otot.

            Lesi pada UMN dan LMN menyebabkan perubahan-perubahan khas pada respon otot.
Pengetahuan  mengenai perbedaan kelemahan otot akan mempermudah menentukan letak lesi
neurologis tersebut.

Perbedaan antara  Kelemahan UMN dan LMN

Karakteristik UMN LMN

Jenis dan distribusi kelemahan Lesi di otak : “distribusi Bergantung LMN yang terkena
piramidalis” yaitu bagian distal yaitu sgmen radiks, atu saraf
terutama otot-otot tangan, yang mana.
ekstensor lengan dan fleksor
tungkai lebih lemah.

Lesi di medulla spinalis


:bervareasi bergantung lokasi
lesi.

Tonus Spastisitas : lebih nyata pada Flaksid


fleksor lengan dan ekstensor
tungkai

Massa otot Hanya sedikit mengalami disuse Atropi dapat sangat jelas
atropi

Refleks Meninggi : Babinski positif Menurun atau tidak ada :


Babinski negatif

Fasikulasi Tidak Ada

Klonus Seringkali ada Tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai