1. Pengertian rujuk
dibaca fathah huruf ra’nya (raj‟ah) dan diriwayatkan dibaca kasroh. Rij‟ah
mengembalikan isrtri yang dalam masa idah talak, bukan talak ba’in, pada
Dalam istilah hukum Islam, para ulama mengenal istilah rujuk dan
lainnya, yang hal ini tentunya akan berimbas terhadap syarat dan rukun
1
Abi Abdillah Muhammad bin Qasim Al Ghazi, Tausekh „ala Fath Qorib al Mujib, Al-
hidayah, Surabaya, Tt, hal 217
21
22
akad yang baru.3 Dikatakan tanpa akad yang baru bertujuan untuk
membedakan bahwa istri yang dirujuk bukanlah istri yang tertalak ba’in yang
di dalam masa idah.4 Golongan ini berpendapat bahwa istri yang tertalak, baik
ش عمذ١ٗ ثغ١ٍ ِب وبٔذ عٌٝش ثبئٓ ا١ اعبدح ِطٍمخ غٟ٘ اٌشجعخ
Mengembalikan istri yang tertalak, selain talak ba’in kepada
perkawinan tanpa adanya akad.5 Hal ini didasarkan bahwa untuk merujuk istri,
suami boleh menggunakan lafad yang tertentu dan di perbolehkan juga dengan
2
Abd Ar-Rahman al-jaziri, kitab al-Figh „Ala-al Madzahib al-A‟rba‟a, Dar Al Fikr,
Lebanon, 2003, cet 1, juz 3, h 331
3
Abd Ar-Rahman al-jaziri, kitab al-Figh „Ala-al Madzahib al-A‟rba‟a ,hal 331
4
Abd Ar-Rahman al-jaziri, kitab al-Figh „Ala-al Madzahib al-A‟rba‟a, hal 332
5
Abd Ar-Rahman al-jaziri, kitab al-Figh „Ala-al Madzahib al-A‟rba‟a, hal 332
23
menggauli istrinya, baik dengan niat hendak merujuk atau tidak berniat untuk
merujuk istrinya.
DALIL AL-QUR'AN
)۲۲۸ (اٌجمشح
Artinya:“ Dan para suaminya mereka lebih berhak kembali kepada mereka
dalam (masa) itu jika mereka menghendaki perbaikan. Dan para
wanita mempunnyai hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di
atas mereka. Dan Allah maha perkasa dan maha bijaksana.6
ْذً ٌىُ أ٠ الٚ ْخ ثئدسب٠ رسشٚف أٚاٌطالق ِشربْ فئِسبن ثّعش
د هللا فئْ خفزُ أالّٚب دذ١م٠ خبفب أال٠ ْئب إال أ١٘ٓ شّٛز١ا ِّب آرٚرأخز
د هللا فالّٚب افزذد ثٗ رٍه دذ١ّب فٙ١ٍد هللا فال جٕبح عّٚب دذ١م٠
6
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Surabaya, Pustaka Agung
Harapan, 2006, hal 105
24
ٕٗ هللا عٝشعٓ اثٓ عجبط عٓ عّشثٓ اٌخطبة سظ١ذ ثٓ دج١عٓ سع
فمبي ساجعًٟٔ لذ أرب٠ سٍُ إْ ججشٚ ٗ١ٍ هللا عٍٝي هللا صٛلبي سس
7
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Surabaya, Pustaka Agung
Harapan, 2006, hal 45
8
Tnp, Asah Al Matabi’, India, ttp, hal 296
9
Al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Sahih Al-Bukhori, Dar Al-
Fikr, Bairut, Lebanon, Juz 6, h 163, lihat Bulug Al Maram, hal 237, Sahih Muslim, hal 683
25
mencukupi bilangan hadnya, yaitu tiga talak bagi yang merdeka dan dua talak
bagi yang hamba sahaya. Oleh sebab itu suami tersebut tidak berhak untuk
merujuk jika idah isterinya telah berakhir. Ini karena bekas isterinya telah
menjadi wanita asing bagi bekas suaminya. Wanita itu tidak halal lagi baginya
kecuali dengan akad nikah baru, itupun kalau wanita itu sudah menyatakan
juga bagi isterinya agar di kemudian hari hubungan rumah tangganya dapat
Adanya masa idah atau masa tunggu bagi seorang wanita yang tertalak
raj’i dengan harapan agar pasangan suami isteri yang tengah bercerai dapat
SYARAH HADITS
10
Abd Ar-Rahman al-Jaziri, kitab al-Figh „Ala-al Madzahib al-A‟rba‟a, hal 333
26
turunlah ayat:
isterinya, yang dia tidak hanya isterinya di dunia namun juga isterinya di
akherat kelak.12
Hadits yang kedua berawal dari Abdullah bin Umar yang menceraikan
istrinya yaitu Aminah binti Ghiffar An-Nawwar di waktu haid kemudian oleh
ayahnya yaitu Umar bin Hattab hal itu dalaporkan kepada rasulullah. Reaksi
dua kali suci dan satu kali haid jika memang ingin menceraikannya atau
oleh agama atau syariat, hal tersebut biasa dibuktikan dengan perintah
rasulullah yang menyuruh Abdullah bin Umar melalui Umar bin Hattab untuk
11
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Surabaya, Pustaka Agung
Harapan, 2006, hal 816
12
Muhammad Ali As-Sabuni, Tafsir Ayat Ahkam,tt, juz 2, hal 593
13
Al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Sahih Al-Bukhari, Dar Al-
Fikr, Bairut, Lebanon, Juz 6, h 185
27
rujuk sebagaimana yng disinggung oleh Takiyuddin Abu Bakar dalam kifayah
yang di tentukan dalam hadits di atas itu adalah merupakan manifestasi dalil
nash al-Qur'an yang berbunyi tiga kali sucian sebagaiman yang dikutib oleh
At-Tahawi. Lebih lanjut menurut As-Syafi'i bahwa filosofis dari penentuan itu
hubungan telah semakin membaik dan airpun telah kembali pada jalurnya,
diperbolehkanlah rujuk.15
Terkadang talak itu bisa terjadi dalam keadan marah dan dorongan,
bisa terjadi hal tersebut timbul tanpa difikirkan dan diperkirakan terlebih
dahulu akan akibat dari perceraian tersebut, serta apa yang akan terjadi
Allah berfirman:
14
http://rangerwhite09-artikel.blogspot.com/2010/04/hadist-tentang-rujuk.html
15
Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiri, RINGKASAN FIQIH ISLAM,Islamhouse.
Com, 2009, h 65 : diakses oktober 2010:
28
ىزّٓ ِب٠ ْٓ أٌٙ ًّ ذ٠ الٚ ءٚٓ ثالثخ لشٙزشثّصٓ ثأٔفس٠ اٌّطٍّمبدٚ
apakah baik untuk terus bersama atau berpisah hidup sendiri-sendiri, maka
rasa cintanya untuk kembali hidup bersama. Andai saja Allah tidak
16
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Surabaya, Pustaka Agung
Harapan, 2006, hal 45
17
http://rangerwhite09-artikel.blogspot.com/2010/04/hadist-tentang-rujuk.html, hal 325
29
4. Rukun Rujuk
2) Istri yaitu wanita yang Halal dinikah . Oleh karena itu tidak sah merujuk
isteri yang murtad pada masa riddahnya, karena tujuan rujuk ialah halal
sedangkan riddah menafikan halal. Demikian juga kalau suami jadi murtad
1) Talak tersebut adalah talak raj‟i, bukan talak ba‟in, Bukan talak tiga (talak
ba’in) baik talak ba’in sugra maupun talak ba’in kubra. Karena dalam talak
ini mengharuskan akad nikah yang baru dan mengadakan muhalil pada
2) Istri yang telah dipergauli sebab istri yang belum dipergauli tidak
3) Tidak ada iwad (uang pengganti) baik dari isteri maupun selain isterinya
18
Syeh Ibrahim Al-baijuri, Al-Baijuri, Dar Fiqri, Bairut London, 1994, juz 2, h 218
19
Muhammad as-Sarbini Al-Katib, Al-Iqna‟, Dar Al-Fiqri, Lebanon, h 448
20
Abi Abdul Al-Mu’thi Muhammad ibn Umar bin Ali Nawawi, Nihayah Az-Zaini, Dar
Al-Fiqri, Bairut Lebanon, 1995, h298
30
1) Balig
Tidak sah hukum rujuknya anak kecil, begitu juga tidak sah hukum rujuk
2) Berakal
Tidak sah hukum rujuknya orang yang cacat mental, begitu juga tidak sah
3) Tamyiz yaitu orang yang bisa membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk
Syarat orang yang hendak dirujuk (istri), disyaratkan atasnya tiga hal:
1) wanita yang tertalak selain talak ba’in, baik talak ba’in sugro maupun talak
bain kubra, talak bain sugra mengharuskan adanya akad yang baru.
Sedangkan talak ba’in kubra laki-laki (mantan suami) tidak boleh rujuk
lagi, tidak sah pula menikah lagi dengan bekas istrinya, kecuali apabila
perempuan (mantan istrinya) itu sudah menikah dengan orang lain serta
sudah campur, diceraikan dan sudah habis pula masa idahnya, barulah
21
Abi Abd Al-Mu’thi Muhammad ibn Umar bin Ali Nawawi, Nihayah Az-Zaini, hal 298
22
Syeh Ibrahim Al-baijuri, Al-Baijuri, Dar Fiqri, Bairut London, 1994, juz 2, hal 218
31
Artinya: Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali. (Setelah itu suami dapat)
menahan dengan baik atau melepaskan dengan baik23.
Terjadinya rujuk itu sewaktu istri masih dalam masa idah. Sebagaimana
فٚثّعش
Artinya: Dan apabila kamu menceraikan isteri-isteri (kamu), lalu sampai
(akhir) iddahnya, maka tahanlah mereka dengan cara yang
baik, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang baik ( pula)24.
3) wanita (istri) yang telah dipergauli, karena isteri yang belum dicampuri
apabila ditalak, terus putus pertalian antara ke duanya, karena isteri tidak
mempunyai idah.
23
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Surabaya, Pustaka Agung
Harapan, 2006, hal 816
24
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Surabaya, Pustaka Agung
Harapan, 2006, hal 46
32
Begitu juga istri yang dirujuk itu harus tertentu. Kalau suami mentalak
beberapa isterinya kemudian ia ruju kepada salah seorang dari mereka, dengan
tidak di tentukan siapa yang dirujuknya maka rujuknya itu tidak sah.
8. Lafad Rujuk26
syarat berikut:
Dalam hal ini ada dua macam, ada lafad sarih dan ada lafad kinayah.
a. Lafad sarih ialah lafad yang tidak mengandung makna selain dari maksud
rujuk semata. Lafad sarih tidak memerlukan kepada niat bagi orang yang
hendak merujuk
Aku rujuk isteriku kepadaku. ٝجزٚ ساجعذ ص, aku merujuk engkau
hukumnya sunah.27
25 25
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Surabaya, Pustaka Agung
Harapan, 2006, hal 600
26
Abi Abdul Al-Mu’ti Muhammad ibn Umar bin Ali Nawawi, Nihayah Az-Zaini, Dar Al-
Fiqri, Bairut Lebanon, 1995, hal 298
33
lafad sarih untuk rujuk yaitu “Radda” ٟٓ أدك بردّهن فٌٙزٛثعٚ "
b. Lafad kinayah ialah yang mengandung makna rujuk dan juga makna lain.
kedua lafad ini sarih bagi akad nikah, yang artinya “aku nikahi engkau, atau
perempuan yang ditalak raj’i dengan diijab dan kabul maka ia juga termasuk
nikahkan engkau dengan anakku Fatimah” lalu dijawab oleh suaminya “aku
terima nikahnya” dengan maksud niat rujuk, maka sah rujuk itu. Tetapi jika
ia tidak berniat rujuk, maka tidak sah rujuknya. Niat disyaratkan hanya pada
pihak suami tidak pihak wali, dan isi perkawinan yang disebut dalam akad
itu tidaklah wajib dibayar. Sah rujuk dengan terjemahan lafad-lafad sarih
dan kinayah tersebut. Lafad sarih tidak memerlukan niat bagi sah rujuk,
tetapi lafad kinayah memerlukan niat rujuk, kalau tidak niat maka tidak sah
rujuk.
27
Syaih Al-Islam Abi Yahya Zakaria Al-Ansari, Fath Al-Wahab, Al-Hidayah, Surabaya,
tt, hal 88
34
maka tidak memberi kesan apa-apa. Akan tetapi ditujukannya rujuk itu
2. lafad rujuk itu hendaklah (munajjazah) yaitu rujuk terus berlaku setelah
lafad itu diucapkan. Maka tidak sah rujuk dengan berta‟lik, umpamanya
suami berkata “aku rujuk dengan kamu jika kamu mengandung” atau
berta‟lik rujuk dengan kehendak isteri, seperti kata suami “aku rujuk
engkau sekiranya engkau mau atau rela” maka jawab isteri “ya! Saya
mau atau rela” maka rujuk yang seperti itu tidak sah rujuknya. Begitu
juga tidak sah rujuk dengan membatasi waktu seperti kata suami “aku
9. Hukum Rujuk
1. Wajib: terhadap suami yang mentalak salah seorang isterinya, sebelum dia
keduanya ( suami-isteri)
1. Talak raj'i
Talak raj'i adalah talak satu atau dua yang mana seorang suami
masih boleh rujuk kepada isterinya selama masih dalam masa iddah.
ش دبجخ١خ ِٓ غ٠ جٚ صٌٝج ثعذٖ إعبدح اٌّطٍمخ إٍّٚه اٌض٠ ٞ اٌزٛٙف
Yaitu talak yang mana laki-laki itu memiliki hak kembali untuk mengikat
tali perkawinan kepada perempuan yang ditalaknya itu tanpa
memerlukan akad baru selama masih berada dalam idah, walaupun
perempuan itu tidak rela. Hal itu terjadi setelah talak pertama dan kedua
yang tidak termasuk kategori ba`in apabila telah sempurna rujuk
sebelum habis masa idah.29
Ketentuan ini didasarkan kepada Firman Allah SWT dalam surat Al-
ْذً ٌىُ أ٠ الٚ ْخ ثئدسب٠ رسشٚف أٚاٌطالق ِشربْ فئِسبن ثّعش
د هللا فئْ خفزُ أالّٚب دذ١م٠ خبفب أال٠ ْئب إال أ١٘ٓ شّٛز١ا ِّب آرٚرأخز
28
http://rangerwhite09-artikel.blogspot.com/2010/04/hadist-tentang-rujuk.htm
29
Wahbah az-Zuhayliy, al-Fiqh al-Islâmiy wa Adillatuh, Damaskus, Dâr al-Fikr, 1989,
cet. Ke-3, Juz 7, h. 432
36
٘بٚد هللا فال رعزذّٚب افزذد ثٗ رٍه دذ١ّب فٙ١ٍد هللا فال جٕبح عّٚب دذ١م٠
Artinya: Talak (yang dapat dirujuk)itu dua kali.( Setelah itu suami dapat)
menahan dengan baik atau melepaskan dengan baik. Tidak halal
bagi kamu mengambil kembali sesuatu yang telah kamu berikan
kepada mereka kecuali keduanya (suami dan isteri) khawatir tidak
mampu menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu (wali) khawatir
bahwa keduanya tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah,
maka keduanya tidak berdosa atas bayaran yang (harus) diberikan
(oleh isteri) untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka
janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa melanggar hukum-
hukum Allah mereka itulah orang-arang zalim.30
Ayat di atas menjelaskan bahwa talak raj'i adalah talak satu atau
talak pertama, talak dua atau talak ke dua. Setelah suami menjatuhkan talak
satu atau talak pertama atau talak dua atau talak kedua, maka sebelum habis
masa idahnya dia boleh rujuk kembali kepada bekas isterinya tanpa akad
nikah baru dan tanpa mahar. Tetapai bila habis masa idahnya, suami ingin
b). Ikatan perkawinan berakhir setelah masa idah habis jika suami tidak
rujuk.
30
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Surabaya, Pustaka Agung
Harapan, 2006, hal 45
37
saja menggauli isterinya dalam masa idah dan sikap ini dianggap
2. Talak Ba'in
Talak ba'in terbagi dua, yaitu talak ba'in sughra dan talak ba'in
kubra. Adapun talak ba'in sughra adalah talak yang dijatuhkan oleh
seorang suami terhadap isterinya yang mana dengan itu ia tidak dapat
kembali lagi, kecuali melalui akad dan mahar yang baru, sebagaimana
خ إال١ج ٚ صٌٝعذ اٌّطٍمخ إ٠ ْع اٌشجً ثعذٖ أ١سزط٠ الٞ اٌزٛ٘
ثبٌىزبثخٚ ِبي أٍٝ عٚي أٛ اٌطالق لجً اٌذخٛ٘ٚ شِٙٚ ذ٠ثعمذ جذ
الء٠اإل
"Yaitu talak yang mana laki-laki itu tidak dapat kembali mengikat tali
perkawinan kepada wanita yang ditalaknya itu, kecuali dengan akad dan
mahar yang baru, talak tersebut terjadi sebelum disetubuhi atau atas
harta atau sindiran menurut ulama Hanafiyyah atau yang diputuskan oleh
hakim yang bukan karena tidak memberi nafkah atau dengan sebab ila' "32
Hal ini didasarkan pada Firman Allah surat Al-Baqoroh ayat 236
31
Wahbah az-Zuhayliy, al-Fiqh al-Islâmiy wa Adillatuh, (Damaskus, Dâr al-Fikr, 1989),
cet. Ke-3, Juz 7, h. 439
32
Wahbah az-Zuhayliy, al-Fiqh al-Islâmiy wa Adillatuh, (Damaskus, Dâr al-Fikr, 1989),
cet. Ke-3, Juz 7, h. 432
38
1. Suami tidak boleh rujuk kepada isterinya, kecuali dengan akad dan
3. Mahar itu halal disebabkan kepada dua faktor, yaitu kematian dan talak
4. Tidak saling mewarisi antara suami dan isteri apabila meninggal salah
Adapun yang dimaksud dengan talak Ba'in kubra adalah talak tiga
atau talak yang ketiga, yang dijatuhkan oleh seorang suami kepada
isterinya, yang mana suami tersebut tidak dapat kembali lagi sebelum
melakukan hubungan suami isteri dalam artian yang sebenarnya dan telah
ب فالٙشٖ فئْ غٍّم١ ًجب غٚ رٕىخ صٝب فال رذً ٌٗ ِٓ ثعذ دزٙفئْ غٍم
ْخ إال ثعذ أ١جٚ اٌضٌٝذ اٌّطٍمخ إ١ع٠ ْع اٌشجً ثعذٖ أ١سزط٠ الٞ اٌزٛ٘
ٚب أٙفبسل٠ ُمخ ث١ال دمٛب دخٙذخً ث٠ٚ ذب١اجب صدٚج آخش صٚج ثضٚرزض
"Yaitu talak yang mana laki-laki tersebut tidak dapak mengikat tali
perkawinan dengan wanita yang ditalaknya itu, kecuali setelah ia menikah
dengan laki-laki lain sebagai nikah yang benar dan telah melakukan
hubungan initm dalam artian yang hakiki kemudian laki-laki itu
menceraikan wanita tersebut atau ia mati dan telah habis pula masa
iddahnya. Hal itu terjadi setelah dijatuhkan talak tiga".36
Adapun akibat hukum dari talak ba'in kubra menurut ulama fiqh
adalah terputusnya seluruh ikatan dan hubungan suami isteri setelah talak
dijatuhkan. Suami tidak memilki hak talak lagi dan diantara keduanya
karena dia tidak halal lagi bagi suaminya, sebagaimana dia tidak berhak
35
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Surabaya, Pustaka Agung
Harapan, 2006, hal 48
36
Wahbah az-Zuhayliy, al-Fiqh al-Islâmiy wa Adillatuh, (Damaskus, Dâr al-Fikr, 1989),
cet. Ke-3, Juz 7, h. 432
37
Wahbah az-Zuhayliy, al-Fiqh al-Islâmiy wa Adillatuh, (Damaskus, Dâr al-Fikr, 1989),
cet. Ke-3, Juz 7, h. 441
40
lagi atas nafkah dan tidak pula tempat tinggal, namun dia tetap tidak boleh
Bila suami menjatuhkan talak tiga kepada istri jika dia merdeka
atau talak dua jika ia budak, sebelum terjadi jimak atau sesudahnya, maka
tidak halal baginya (untuk kembali), kecuali memenuhi lima syarat, yaitu:
syarat alat fital harus tegang serta yang memasukkan adalah orang