Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH TAFSIR HUKUM KELUARGA ISLAM

KONSEP POLIGAMI

Di susun oleh :
MIFTAHURROHIM (200202140)
SRI MARINI (200202117)
NURMALA KHAIRATUL ASOFI (200202114)

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pernikahan merupakan peristiwa yang agung dan sacral dalam kehidupan manusia.

Oleh karena itu, di dalam Al-Qur’an banyak ditemukan ayat yang menjelaskan tentang

pernikahan dari berbagai aspeknya. Salah satu yang terkait dengan pernikahan adalah poligami,

yaitu menikahi perempuan lebih dari satu. Ketika memahami poligami perspektif konsep yang

ditawarkan oleh Al-Qur’an, maka tidak ada kata kunci yang pas untuk bisa mempresentasikan

permasalahan poligami. Hanya dalam beberapa kitab tafsir disebutkan dan mengkategorikan

poligami pada bab ta’adud al-zautjat yang berarti berbilangnya istri. Sedangkan untuk

membahas konsep pernikahan secara umum, sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an ada 19

ayat yang menjelaskan seluk beluk konsep pernikahan yang ditawarkan oleh islam.

B. Rumusan Masalah

1. Naskah Ayat tentang poligami

2. Asbabun Nuzul ayat tentang poligami

3. Tafsir dari ayat tentang poligami

4. Hikmah dari adanya poligami

C. Tujuan

1. Mengetahui naskah ayat tentang poligami

2. Mengetahui Asbabun Nuzul ayat tentang poligami

3. Mengetahui tafsir ayat tentang poligami

4. Mengetahui hikmah dari poligami


BAB II
PEMBAHASAN
A. Naskah ayat tentang poligami (An-Nisa’ ayat 3)

Artinya : “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan

yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu

senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka

(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki yang demikian itu adalah lebih

dekat kepada tidak berbuat aniaya”

B. Asbabun Nuzul

Dari Urwah bin Zubair, dia bertanya kepada Aisyah tentang firman Allah, “dan jika kamu

takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu

mengawininya). Aisyah berkata : “wahai keponakanku, anak yatim ini berada dalam perawatan
walinya, yang hartanya bergabung dengan harta walinya, lalu walinya tertarik terhadap

kecantikan dan hartanya. Kemudian walinya ingin mengawininya tanpa berlaku adil dalam

maharnya, memberikan kepadanya tidak seperti dia memberikan kepada yang lainnya. Maka

menikahi mereka terlarang, kecuali jika ia berlaku adil kepada mereka dalam menyempurnakan

maharnya, lalu mereka disuruh untuk menikahi wanita-wanita yang disenangi selain wanita-

wanita itu”

C. Tafsir ayat tentang poligami

Jika kamu khawatir tidak mampu berlaku adil kepada anak-anak yatim, kamu menjadi

pendosa dalam mengurus mereka, dan kamu juga takut tidak mampu berbuat adil kepada istri-

istrimu, apabila kamu menikahi mereka. Maka nikahilah perempuan yang kamu cintai dua,

atau tiga, atau empat, tidak boleh lebih dari empat. Namun jika kamu khawatir tidak mampu

berlaku adil kepada mereka dalam memberikan nafkah dan menggilir, maka nikahilah satu istri

saja, atau batasi saja dengan budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat

kepada tidak berbuat aniaya1.

Ayat ini membatasi poligami dengan empat istri, diperkuat oleh beberapa hadits

Nabi Muhammad SAW :

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam sanadnya: “Bahwa Ghailan bin Salamah al-Tsaqafi

telah masuk islam, dan ia mempunyai sepuluh istri, lalu Nabi SAW bersabda kepadanya

“pilihlah empat orang dari mereka”.

Sabda Nabi

1
Jalaluddin, Muhammad bin Ahmad al-Mahalli dan Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar al-Sayuthi, (Tafsir
al-Jalalain, (E-Book Al-Maktabah al-Syamilah. Tth) Jilid I, hlm 97)
Dan Naufal bin Muawiyah al-Dailani, ia berkata “Aku masuk islam dan aku mempunyai lima

istri, lalu Rasulullah SAW berkata kepadaku, pilihlah empat orang dari mereka yang kamu

inginkan dan ceraikanlah yang lain”

D. Kandungan Hukum

1). Bila seseorang akan mengawini anak yatim dan dikhawatirkan tidak akan dapat berlaku

adil, baik dari sisi maskawin ataupun nafkah, maka lebih baik ia mengawini wanita-wanita

yang lain

2). Hukum poligami boleh, dengan syarat mampu berlaku adil, bila tidak mampu cukup satu

saja

3). Batas jumlah istri dalam poligami adalah empat orang

E. Hikmah Hikmah poligami

1). Dapat menyelamatkan suami dari bahaya perzinaan pada saat istri berhalangan

2). Untuk mendapatkan keturunan karena istri mandul atau sudah terlalu tua

3). Agar dapat menghindar dari perceraian akibat istri mandul, sakit atau tua

4). Memelihara janda-janda yang ditinggal suaminya karena peperangan atau yang lainnya

5). Untuk menghindari kelahiran anak-anak yang tidak sah agar keturunan masyarakat

terpelihara dan tidak disia-siakan kehidupannya.


BAB III
KESIMPULAN

1). Bila seseorang akan mengawini anak yatim dan dikhawatirkan tidak akan dapat berlaku

adil, baik dari sisi maskawin ataupun nafkah, maka lebih baik ia mengawini wanita-wanita

yang lain

2). Hukum poligami boleh, dengan syarat mampu berlaku adil, bila tidak mampu cukup satu

saja

3). Batas jumlah istri dalam poligami adalah empat orang

Anda mungkin juga menyukai