Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIOLOGI MEDIK
VIRUS CAMPAK

DISUSUN OLEH:
1611050002 FIA NOVITASARI
1611050029 ULYA ASYROFA
1611050036 AZZAH AIDA FADHILAH

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang. Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas anugerah dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "Virus Campak" dengan tepat waktu. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kita ke jalan yang benar, serta menjadi anugerah dan rahmat bagi
seluruh alam semesta.

Adapun makalah ini telah kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi
Medik yang ditugaskan oleh Bapak Kurniawan M.Si. Tidak lupa kami menyampaikan
terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan materi, bahasa, maupun segi
lainnya. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran dari para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki makalah ini untuk ke depannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan para pembaca.

Purwokerto, 1 Maret 2017

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………...………………………...i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….1
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian Virus Campak………………………………………………………….2


b. Struktur Virus Campak.........……………………………………………………....2
c. Penyakit yang Ditimbulkan...…………………………………………………...…4
d. Gejala Penyakit……..…………………………………………………………...…5
e. Penyebaran Penyakit..……………………………………………………………..6
f. Penularan Penyakit...…………………………………………………………...….7
g. Pemeriksaan di Laboratorium.…………………………………………………….8
h. Penanganan dan Pencegahan Penyakit.……………………………………………8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………..10
B. Saran …………………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu mikroorganisme yang menarik untuk dipelajari adalah virus. Kata virus berasal
dari bahasa Latin, yakni virion yang berarti racun. Secara umum virus merupakan partikel
elemen genetik yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat
(DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda.
Virus dapat bereproduksi dengan membentuk molekul-molekul baru, baik DNA maupun
RNA (Arif, 2014).

Virus merupakan organisme yang sangat sederhana. Virus dikatakan benda mati karena
virus dapat dikristalkan, sedangkan virus dikatakan benda hidup karena virus dapat
membelah diri di dalam inang. Walaupun sederhana, virus merupakan penyebab berbagai
jenis penyakit, salah satunya seperti yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu virus
campak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian virus campak?
2. Bagaimana struktur virus campak?
3. Penyakit apa saja yang ditimbulkan oleh virus campak?
4. Bagaimana gejala penyakit tersebut?
5. Dimana saja terjadi penyebaran virus campak?
6. Bagaimana cara penularannya?
7. Bagaimana cara pemeriksaan di laboratorium?
8. Bagaimana penanganan dan pencegahan penyakit tersebut?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami pengertian virus campak.
2. Untuk mengetahui struktur virus campak.
3. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan oleh virus campak.
4. Untuk mengetahui gejala penyakit yang ditimbulkan oleh virus campak.
5. Untuk mengetahui penyebaran virus campak.
6. Untuk mengetahui cara penularan virus campak.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan laboratorium dari virus campak.
8. Untuk mengetahui penanganan serta pencegahan penyakit yang ditimbulkan oleh
virus campak.
BAB II

PEMBAHASAN

a. PENGERTIAN VIRUS CAMPAK

1
Virus Campak / Virus Rubella adalah virus RNA beruntai tunggal. Virus ini berasal dari
keluarga Paramyxovirus dan genus Morbillivirus. Virus campak hanya menginfeksi manusia,
dimana virus campak ini tidak aktif oleh panas, cahaya, pH asam, eter, dan tripsin (enzim).
Virus ini memiliki waktu kelangsungan hidup singkat di udara atau pada benda dan
permukaan. (Wikipedia, 2017)

Virus campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi apabila berada di
luar tubuh manusia. Pada temperatur kamar selama 3-5 hari virus kehilangan 60% sifat
infektifitasnya. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperatur kamar, 15 minggu di dalam
pengawetan beku, minimal 4 minggu dalam temperatur 35˚C, beberapa hari pada suhu 0˚C,
dan tidak aktif pada pH rendah (Soegeng, 2002)

b. STRUKTUR VIRUS CAMPAK

Secara morfologi tidak dapat dibedakan dengan virus lain anggota family
paramyxoviridae. Virion campak terdiri atas nukleokapsid berbentuk heliks yang dikelilingi
oleh selubung virus (peplos) yang penuh dengan tonjolan-tonjolan serta mudah sekali rusak
karena pengaruh penyimpanan, pembekuan, dan pencairan atau pengolahan. Sifat infeksius
virus campak ditunjukkan dengan tingginya sensitivitas dan aktivitas hemolitiknya.
(Handayani, 2005)

Virus campak termasuk golongan paramyxovirus. Virus ini berbentuk bulat dengan
tepi yang kasar dan bergaris tengah 140 milimikron, dibungkus oleh selubung luar yang
terdiri dari lemak dan protein, yang dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong
terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan struktur heliks
nucleoprotein yang berada dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukan tonjolan
pendek, satu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin (Depkes RI,
1994).

Virus campak mempunyai 6 protein struktural :

 3 di antaranya tergabung dengan RNA dan membentuk nukleokapsid yaitu:


- Pospoprotein (P),
- protein ukuran besar (L)
- nukleoprotein (N).
2
 3 protein lainnya tergabung dengan selubung virus yaitu:
- protein fusi (F),
- protein hemaglutinin (H)
- protein matrix (M)

Virus campak mempunyai 1 tipe antigen (monotype), yang bersifat stabil. Virus campak
mempunyai sedikit variasi genetik pada protein F dan H, sehingga dapat menghindari
antibodi monoklonal yang spesifik terhadap protein tersebut. Namun sisa virus yang masih
ada, dapat dinetralisasi oleh sera poliklonal. Pada strain virus campak yang berbeda, variasi
genetik juga terjadi pada protein P dan N yang belakangan diketahui mengandung region
yang mengkode residu asam amino C terminal. Sifat infeksius virus campak ditunjukkan
dengan tingginya sensitivitas dan aktivitas hemolitiknya.

Struktur virus penyebab campak mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis dan
parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit, virus aktif dapat ditemukan pada secret
nasofaring, darah dan air kencing dalam waktu sekitar 34 jam pada suhu kamar. Virus
campak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperature 0°C dan selama 15 minggu
pada sediaan beku. Di luar tubuh manusia virus ini mudah mati. Pada suhu kamar sekalipun,
virus ini akan kehilangan infektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus campak mudah
campak oleh sinar ultraviolet (Widoyono, 2011).

3
Virion Bulat, pleomorfik, berdiameter 150-300 nm

komposisi RNA (1%), protein (73%), lemak (20%), karbohidrat (6%)

Genom RNA rantai tunggal, lurus, tidak bersegmen, negative-sense

Protein Enam protein struktural

Amplop Mengandung glikoprotein hemaglutinin dan glikoprotein fusi

Replikasi Sitoplasma; partikel bertunas dari membran plasma

Ciri khas Stabil secara antigen, partikel labil sangat infeksius

c. PENYAKIT YANG DITIMBULKAN

Campak (Measles) merupakan penyakit infeksi yang sangat menular dan disebabkan oleh
virus campak dengan gejala awal berupa demam, konjungtivitis, pilek, batuk dan bintik-
bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih atau putih kebiru-biruan dengan dasar
kemerahan di daerah mukosa pipi (bercak koplik), gejala khas bercak kemerahan di kulit
timbul pada hari ketiga sampai ketujuh, dimulai di daerah muka, kemudian menyeluruh,
berlangsung selama 4–7 hari, kadang-kadang berakhir dengan pengelupasan kulit berwarna
kecoklatan (Chin, 2000).

Ada beberapa pengertian tentang campak menurut beberapa ahli, yaitu :

4
a. Campak atau morbili adalah penyakit virus akut , menular yang di tandai dengan 3
stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang di
manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi
2, th 1991. FKUI ).
b. Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-
gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran
serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000).
c. Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari seseorang
yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3, 2001).
Penyakit Campak adalah yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah, penyakit ini
dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak. Tanpa program imunisasi, 90% dari
mereka yang mencapai usia 20 tahun pernah menderita Campak. Dengan cakupan Campak
yang mencapai lebih dari 90% dan merata sampai ke tingkat desa diharapkan jumlah kasus
Campak akan menurun oleh karena terbentuknya kekebalan kelompok (Depkes RI, 2010).

d. GEJALA PENYAKIT
 Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: – Panas badan
– nyeri tenggorokan – hidung meler ( Coryza ) – batuk ( Cough ) – Bercak Koplik – nyeri
otot – mata merah ( conjuctivitis )
 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam
(kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala
diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula
(ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan
dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam
menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai
memudar.
 Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu
tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai
merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
 Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari
diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada
selama 4 hari hingga 7 hari.
 Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam keluar
 Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik dengan
cepat pada saat pans menurun.
 Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan keradangan
disertai dengan keluhan fotofobia.

5
 Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak pada
saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.
 Munculnya Kopliks spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke
3-4) dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari. Kopliks spot adalah
sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal yang merah (a grain of salt in the sea
of red), yang merupakan tanda klinik yang pathognomonik untuk campak.
 Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul pertama pada daerah
batas rambut dan dahi, serta belakang telinga, menyebar ke arah perifer sampai pada kaki.
Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Ruam
ini membedakan dengan rubella yang ruamnya discrete dan tidak mengalami desquamasi.
Telapak tangan dan kaki tidak mengalami desquamasi.
 Adanya demam tinggi terus menerus 38,50 C atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri
menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare. Pada
hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi
dari semula. Pada saat ini anak dapat mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk
dan diare bertambah parah sehingga anak mengalami sesak nafas atau dehidrasi.

e. PENYEBARAN PENYAKIT

Campak lebih berat diderita oleh anak-anak usia dini dan yang kekurangan gizi, pada
penderita golongan ini biasanya ditemukan ruam dengan perdarahan, kehilangan protein
karena enteropathy, otitis media, sariawan, dehidrasi, diare, kebutaan dan infeksi kulit yang
berat. Anak-anak dengan defisiensi vitamin A subklinis atau klinis beresiko tinggi menderita
kelainan di atas. CFR di Negara berkembang diperkirakan sebesar 3-5% tetapi seringkali di
beberapa lokasi berkisar antara 10%-30%. Pada anak-anak dalam kondisi garis batas
kekurangan gizi, campak seringkali sebagai pencetus terjadinya kwasiorkor akut dan
eksaserbasi defisiensi vitamin A yang dapat menyebabkan kebutaan.

Campak endemis di masyarakat metropolitan dan mencapai proporsi untuk terjadi KLB
setiap 2-3 tahun. Pada kelompok masyarakat dan daerah yang lebih kecil, KLB cenderung
terjadi lebih luas dan lebih berat. Dengan interval antar KLB (honeymoon periode) yang lebih
panjang seperti yang terjadi di daerah Kutub Utara dan di beberapa pulau tertentu, KLB
campak sering menyerang sebagian penduduk dengan angka kematian yang tinggi. Dengan
program imunisasi yang efektif untuk bayi dan anak, kasus-kasus campak di Amerika Serikat,
Kanada dan negara-negara lainnya (seperti Finlandia, Republik Czech) turun sebesar 99%
6
dan pada umumnya campak hanya menyerang anak-anak yang tidak diimunisasi atau anak-
anak yang lebih besar, remaja atau dewasa muda yang hanya menerima vaksin satu dosis.
Di Amerika Serikat pada tahun 1989-1991, KLB yang berkepanjangan timbul pada
populasi anak sekolah diantara 2-5% dari mereka yang gagal membentuk antibodi, tidak
terjadi serokonversi setelah mendapat vaksinasi 1 dosis. Di daerah iklim sedang campak
timbul terutama pada akhir musim dingin dan pada awal musim semi. Di daerah tropis
campak timbul biasanya pada musim panas.

f. PENULARAN PENYAKIT

Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup
ercikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili atau
campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat
umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-
4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14
hari sebelum gejala muncul.

Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan
terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang
bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).

Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :


 Bayi berumur lebih dari 1 tahun
 Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
 Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

g. PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM
 Pemeriksaan Fisik

Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium:

- Stadium prodromal, berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang


diikuti dengan batuk, pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis, dan

7
konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar
tiga disebut bercak Koplik.
- Stadium erupsi, ditandai dengan timbulnya ruam makulo-papular yang
bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di belakang
telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan akhirnya ke ekstrimitas.
- Stadium penyembuhan (konvalesens), setelah 3 hari ruam berangsur-angsur
menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas
yang akan menghilang setelah 1-2 minggu.
 Pemeriksaan penunjang (Laboratorium)
- Darah tepi : jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi
infeksi bakteri
- Pemeriksaan antibodi IgM anti campak
- Pemeriksaan untuk komplikasi:
1) Ensefalopati/ensefalitis : dilakukan pemeriksaan cairan
serebrospinalis, kadar elektrolit darah dan analisis gas darah
2) Enteritis : feses lengkap
3) Bronkopneumonia : dilakukan pemeriksaan foto dada dan
analisis gas darah.

h. PENANGANAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT


 Pencegahan
a) Pencegahan Tingkat Awal (Primordial Preventation)
Pencegahan tingkat awal berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih dalam tahap
prepatogenesis atau penyakit belum tampak yang dapat dilakukan dengan memantapkan
status kesehatan balita dengan imunisasi dan memberikan makanan bergizi untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.

b) Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)


Pencegahan ini berupaya upaya untuk mencegah seseorang terkena penyakit campak.
1) Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pelaksanaan imunsasi
campak untuk semua bayi.
2) Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahka, yang diberikan pada semua
anak berumur 9 bulan sangat dianjurkan karena dapat melindungi sampai jangka
waktu 4 – 5 tahun.
c) Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)
Pencegahan tingkat kedua ditujukan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin untuk
mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan demikian pencegahan ini sekurang-kurangnya

8
dapat menghambat atau memperlambat progrefisitas penyakit, menceah komplikasi dam
membatasi kecacatan.
d) Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertier Prevention)
Pencegahan tingkat ketiga bartujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian.
Adapun tindaka yang dilakukan adalah:
1) Penanganan akibat lanjutan dari komplikasi.
2) Pemberian vitamin A dosis tinggi Karen cadangan vitamin A akan turun secara cepat
terutam pada anak yang kurang gizi yang akan menurunkan imunitas mereka

(Depkes RI, 1997).

 Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin
biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman
(vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
 Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk
MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada
usia 4-6 tahun.
 Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan
makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
 Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982,
angka cakupan imunisasi menurun 80% dalam 3 tahun terakhir sehingga masih
dijumpai daerah kantong risiko tinggi transmisi virus campak.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.Virus
merupakan organisme yang sangat sederhana. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein,
atau kombinasi ketiganya.
 Virus Campak / Virus Rubella adalah virus RNA beruntai tunggal yang berasal dari
keluarga Paramyxovirus dan genus Morbillivirus. Virus campak hanya menginfeksi
manusia, dimana virus campak ini tidak aktif oleh panas, cahaya, pH asam, eter, dan

9
tripsin (enzim). Virus ini memiliki waktu kelangsungan hidup singkat di udara atau
pada benda dan permukaan.
 Sebelum adanya era vaksin, setiap orang di dunia akan terkena penyakit campak
karena belum terbentuk kekebalan terhadap penyakit ini. Setelah era vaksin, angka
morbiditas dan mortalitas akibat campak dapat diturunkan.

B. SARAN

Sebagai pencegahan penyakit campak, maka perlu menerapkan pola hidup sehat yang
diutamakan untuk balita dan anak-anak sehingga mendapatkan asupan gizi yang cukup dan
status gizi anak pun menjadi lebih baik. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci
tangan sebelum makan. Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak atau
karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak
tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam dan jika sudah terkena
penyakit ini sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya
perlu dirujuk ke rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, P. 2014. BIOLOGI 1. Jakarta: Yudhistira.


Chin. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. USA: Centres for Disease Control
and Prevention Atlanta.
Departemen Kesehatan RI. 1994. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Bidang
Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 1997. Sistem Kearsipan Rekam Medis. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Handayani S. 2005. Deteksi Respiratory Syncytial Virus (RSV) Dan Human
Metapneumovirus (HMPV) Dengan Reserve Transcriptase Polymerase Chain
Reaction (RT-PCR). Buletin Cermin Dunia Kedokteran No. 148. Jakarta.
Jurnal Pediatri. 2016. Tanda dan Gejala Penyakit Campak atau Rubeola.
https://jurnalpediatri.com/2016/03/06/tanda-dan-gejala-penyakit-campak-atau-
rubeola/ diakses pada 1 Maret 2017.
Soegijanto, Soegeng. 2002. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan Penatalaksanaan. Jakarta :
Salemba Medika.
10
Tommy. 2000. Campak. Bahan Kuliah Fakultas Kedokteran. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis (Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya). Jakarta: Erlangga.
Wikipedia. 2017. Virus Rubela. https://id.wikipedia.org/wiki/Virus_Rubela diakses pada 1
Maret 2017

11

Anda mungkin juga menyukai