Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA DENGAN TUBERCULOSIS (TBC)

Disusun oleh :

1. Adiningsih Kurnia Wardani Mattarang (0118003)


2. Fanny Okte Novita Sari (0118015)
3. Kiki Aprilia Mardiani (0118021)
4. Putri Diah Ningtyas (0118032)
5. Shike Yolandyta Amelga Putri (0118038)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran allah SWT yang maha mendengar lagi maha
melihat dan atas segala limpahan rahmat taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan pendahuluan ini.

penulis ini menyadari bahwa tugas asuhan keperawatan ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis harapkan saran dan kritik yang kontrukftif dari semua pihak
sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. semoga laporan pendahuluan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi kami mahasiswi ilmu keperawatan.

Mojokerto, 23 Maret 2021

(Penulis)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian
B. Etiologi
C. Gejala klinis
D. Manifestasi Klinis
E. Patofisiologi
F. Cara-cara pencegahan TBC
G. Pengobatan TBC
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis paru (TBC) adalah suatu penyakit infeksi kronik atau akut yang
menyerang organ paru. TBC ditandai dengan demam, batuk berdarah, sesak nafas,
nyeri dada, dan malaise (Nugroho 2011:244)
Berdasarkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Surakarta penyakit tuberkulosis
paru (TBC), masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hasil Suvey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2008 menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan
penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep TBC?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien TBC?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep TBC.
2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien TBC.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Tuberculosis (TBC) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi, kuman TBC ini
bisa juga menyerang otak, usus, kulit, tulang dan ginjal (Saputra 2006:340)
TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis), Sebagain besar kuman menyerang paru tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lain.(Dep Kes,2003)
Tuberculosis (TB) Merupakan suatu penyakit pada saluran pernafasan yang
disebabkan karena adanya infeksi pulmonary oleh bakteri Mycobacterium
Tuberculosis.TB Dikategorikan sebagai penyakit menular karna dapat menyebabkan
kerusakan yang progresif pada jaringan paru-paru atatau bahkan kematian jika
penyakit ini tidak di obati.
B. Etiologi
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali
ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang
jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-
paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Bakteri Mikobakterium tuberkulosa dapat menular lewat percikan dahak yang
keluar saat batuk, bersin atau berbicara karena penularannya melalui udara yang
terhirup saat bernapas (Rachmawati, 2007). Diperkirakan, satu orang menderita
TB paru BTA positif yang tidak diobati akan menulari 10-15 orang setiap tahunnya
(Aditama, 2006).

5
C. Gejala Klinis
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara
klinik.
1. Gejala sistemik/umum
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu atau lebih (dapat disertai dengan
darah).
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2. Gejala khusus
a. Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan
suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b. Jika ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
c. Gejala-gejala tersebut di jumpai pula pada penyakit paru selain TB Paru,Oleh
karena itu setiap orang yang dating ke unit pelayanan kesehatan dengan gejala
tersebut diatas ,harus di anggap sebagai seoarng “suspek TB Paru” atau
tersangka penderita TB Paru,dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis.
D. Manifestasi Klinis
Penderita TBC akan mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti batuk berdahak
kronis, keringat tampa sebab di malam hari, sesak napas, nyeri dada, dan penurunan
napsu makan. Semuanya itu dapat menurunkan produktifitas penderita bahakan
kematian. Gejala umum TBC adalah: batuk terus menerus dan berdahak selama 3
minggu atau lebih. Gejalah lain yang sering dijumpai adalah: dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak napas, dan rasa nyeri dada, badan lemah, napsu makan menurun,
berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun
tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari satu bulan. Gejala-gejala di atas dapat
dijumpai pula pada orang dengan penyakit paru selain TBC. Oleh karena itu, orang

6
yang datang dengan gejala di atas harus dianggap sebagai seorang yang ”suspek
tuberculosis” atau tersangka penyakit TBC, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak
secara mokroskopis langsung. Selain itu, semua kontak penderita TB paru BTA  
dengan gejala suma, harus diperiksa dahaknya.
E. Patofisiologi

Respons Inflamasi
(Fagosit oleh Jaringan
Mikobacterium
Alveolus granulomas
Neutropil,Makrofag.
Limfosit melisiskan)

Masa Fibrosa (bag Skar Sistem


sentral = Tuberkel Kalsifikasi kolagenosa Dorman
imun
ghon) t
menurun

7
TBC
Aktif

Risiko tinggi
kerusakan Pembentukan Respos Efek GI trak
pertukaran gas sputum Inflamasi

Risiko Anoreksia
Batuk
Penularan Produksi Zat
Mediator nyeri pirogen
meningkat dalam Asupan nutrisi
darah tak adekuat
Kurang
pengetahuan Bersihan Nosiseptor Hipotalamus
jalan napas terangsang terangsang Cadangan
tak efektif Penurunan
energi
Risiko tinggi BB
menurun
terhadap Nyeri dada Demam
infeksi Sub Febris
Kelemahaan Perubahan
Nyeri akut Nutrisi
Kurang dari
Intoleransi Kebutuhan
Aktifitas

Pecahnya Penyebaran
tuberkel Limfohematogen

Hemoptisis

Kegawatan

8
F. Cara-cara pencegahan TBC sebagai berikut;
1. Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3 minggu,
merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa kepuskesmas atau ke
rumah sakit.
2.    Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
3.    Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya bercampur
darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
4.    Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh
penderita.
5.   Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG.
Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat bagus.
G. Pengobatan TBC
1.  Jenis Obat
Ø Isoniasid
Ø Rifampicin
Ø Pirasinamid
Ø Streptomicin
2.  Prinsip Obat\
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah
cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat dibunuh.
Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis
tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yangdigunakan
tidak adekuat, kuman TB akan berkembangmenjadi kuman kebal. Pengobatan TB
diberikan dalan 2 Tahap yaitu:
a)         Tahap intensif 
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari selama 2 -
3 bulan.
b)        Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali seminggu
selama 4 – 5 bulan.

9
3. Efek Samping Obat
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obat TB
bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa
berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh rifampisin.
Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual,
kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit gangguan
keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika pasien merasakan hal-hal tersebut,
pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih
lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga
delapan bulan.

10
A. Asuhan Keperawatan Tuberculosis
1. Pengkajian
a. Identifikasi diri klien :
a) Nama
b) Jenis kelamin
c) Umur
d) Tempat / tanggal lahir
e) Alamat
f) Pekerjaan
b. Riwayat kesehatan
a) Kesehatan sekaran
 Keadaan pernapasan (napas pendek)
 Nyeri dada
 Batuk dan,
 Sputum
b) Kesehatan dahulu
Jenis gangguan kesehatan yang baru saja dialami, cedera dan
pembedahan
c) Kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita emfisema, asma, alergi, dan
TB
c. Gejala yang berkaitan dengan masalah utama misalnya :
a) Demam
b) Menggigil
c) Lemah
d) Keringat dingin malam merupakan gejala yang berkaitan dengan TB
d. Status perkembangan, misalnya :
a) Ibu yang melahirkan bayi prematur pelu ditanyakan apakah sewaktu
hamil mempunyai masalah-masalah resiko dan apakah usia kehamilan
cukup
b) Pada usia lanjut perlu ditanya apakah ada perubahan pola pernapasan
cepat lelah sewaktunaik tangga, sulit bernapas sewaktu berbaring atau
apakah bila flu sembuhnya lama.

11
e. Data pola pemeliharaan kesehatan , misalnya :
a) Tentang pekerjaan
b) Obat yang tersedia di rumah
c) Pola tidur istirahat dan stress
f. Pola keterlambatan atau pola kekerabatan, misalnya :
a) Adakah pengaruh dari gangguan atau penyakitnya terhadap dirinya dan
keluarganya
b) Apakah gangguan yang dialami mempunyai pengaruh terhadap peran
istri/suami dan dalam melakukan hubungan seksual.
g. Pola aktivitas atau istirahat
a) Gejala :
a) Kelelahan umum
b) Napas pendek karena kerja
c) Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari,
menggigil dan atau berkeringat, mimpi buruk
h. Intgritas Ego
a) Gejala        :  Adanya / faktor stress lama
b) Tanda        :  Ansietas, ketakutan
i. Makanan / Cairan
a) Gejala        :  Kehilangan nafsu makan
b) Tanda        :  Turgor kulit buruk, kering / kulit bersisik
j. Nyeri / Kenyamanan
a) Gejala        :  Nyeri dada meningkat karena batuk berulang
k. Pernafasan
a) Gejala        :  
 Batuk produktif atau tidak produktif
 Nafas pendek
 Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinfeksi
 Kemanan
b) Gejala        : 
 Abdomen kondisi penekanan imun, contoh: AIDS, Kanker
c) Tanda        :  
 Demam rendah atau sakit panas akut

12
B. ANALISA DATA
SYMTOM ETIOLOGI PROBLEM
DS : Dispnea Penumpukan sekret Bersihan jalan napas tidak
DO : Batuk tidak efektif Batuk efektif
DS: mengeluh nyeri Produksi mediator nyeri Nyeri akut
DO : meningkat
- Tampak meringis Nosiseptor terangsang
- Gelisah
-Frekuensi nadi meningkat

DS: Nafsu makan Anoreksia Defisit nutrisi


menurun Asupan nutrisi tak adekuat
DO :
-Bising usus hiperaktif
-Membran mukosa pucat

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya penumpukan sekret
(D.0149)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)

3. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia (D.0019)

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Bersihan Jalan Napas -Tidak dipsnea Observasi
Tidak Efektif berhubungan -Batuk efektif menurun -Monitor pola napas
dengan adanya ( L.01001) -Monitor bunyi napas
penumpukan sekret -Monitor sputum
(D.0149) Terapeutik
-Pertahankan kepatenan jalan

13
napas dengan head-titl dan
chin-lift
-Posisikan semi fowler atau
fowler
-Berikan minuman hangat
-Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
Edukasi
-Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
-Anjurkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
(l.01011)

2.Nyeri Akut berhubungan -Keluhan nyeri menurun Observasi


dengan agen pencedera -meringis menurun -Identifikasi lokasi,
fisiologis (D.0077) -gelisah menurun karakteristik, durasi, frekuensi,
(L.08066) kualitas, intensitas nyeri
-Identifikasi skala nyeri
-Identifikasi respon nyeri non
verbal
-Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
-Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
Terapeutik
-Berikan teknik farmakologis

14
untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
-Fasilitasi istirahat dan tidur
-Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
-Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
-Jelaskan strategi meredakan
nyeri
-Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
-Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Kolaborasi
-Kolaborasi pepmberian
analgetik, jika perlu
(l.08238)
3. Defisit nutrisi -Porsi makanan yang Observasi
berhubungan dengan dihabiskan meningkat -Identifikasi status gizi
anoreksia (D.0019) -Frekuensi makan membaik -Identifikasi alergi dan
(L.03030) intoleransi makanan
-Identifikasi makanan yang
disukai
-Identifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrien
Terapeutik
-Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
-Fasilitasi menentukan
pedoman diet
-Sajikan makanan secara

15
menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Edukasi
-Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
-Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
-Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
(l.03119)

E. EVALUASI KEPERAWATAN

1.Tidak ada gangguan jalan napas

2. Keluhan nyeri menurun

3. Nutrisi meningkat

BAB III

16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan
oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk kedalam
tubuh manusia melalui udara pernafasan kedalam paru.kemudian kuman tersebut
menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya melalui system peredaran darah, system
saluran limfe melalui saluran nafas (bronchus) atau menyebar langsung kebagian-
bagian tubuh lainnya, TB dapat terjadi pada semua kelompok umur, baik paru
maupun luar paru (Rahmalia 2003:296)
Setelah melakukan asuhan keperawatan dan melakukan pengkajian baik secara
teoritis maupun secara tinjauan kasus didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Diagnosa keperawatan menurut doenges (2000) terdiri dari lima diagnosa setelah
dilakukan pengkajian dan analisa kasus yang muncul yaitu kurangnya
pengetahuan tentang penyakit TBC, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan
resiko terjadinya kekambuhan penyakit TBC pada anggota keluarga yang lain.

B. Saran
Setelah penulis melakukan studi kasus, penulis mengalami beberapa hambatan
dalam penulisan ini. Namun, dengan bantuan berbagai pihak penulis mampu
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Demi kemajuan
selanjutnya maka penulis menyarankan :
a. Bagi penulis
Memberikan asuhan keperawatan yang maksimal sehingga dapat bermanfaat bagi
keluarga dan dapat meningkatkan status kesehatan keluarga
b. Institusi Pendidikan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang benar – benar ilmiah dalam pengkajian maupun
pendokumentasian agar lebih ditingkatkan.
c. Klien dan Keluarga
Senantiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan memanfaatkan tempat–tempat
pelayanan kesehatan yang ada, semaksimal mungkin

17
DAFTAR PUSTAKA

Davey, Patrick. 2005. Medicine At A Glance. Alih Bahasa: Rahmalia. A, dkk. Jakarta:
Erlangga

Departemen Kesehatan RI, 2011. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. jakarta

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. jakarta: EGG

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Edisi 5.
jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC

Mansjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi III. jakarta: Media Aesculapius

18

Anda mungkin juga menyukai