Anda di halaman 1dari 1

Evolusi (Kekerabatan dengan kelompok lain)

Tumbuhan paku jenis Marattiopsida dianggap sebagai salah satu garis keturunan hidup paling primitif
dari pakis. Anggota keluarga paling awal muncul selama zaman Karbon , lebih dari 300 juta tahun yang
lalu. Kelompok ini memiliki catatan fosil yang luas membentang dari zaman Karbon sampai zaman
Jurassic. Tumbuhan paku sendiri sepanjang evolusinya pernah merajai hutan dunia di Zaman Karbon
sehingga zaman itu dikenal sebagai masa pembangunan paku. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini
yang memfosil dan mengalami mineralisasi sekarang ditambang orang sebagai sumber batu bara.
Menurut petunjuk-petunjuk paleontologi, banyak yang bersepakat bahwa dari suatu bentuk tumbuhan
paku purba terwujudlah tumbuhan berbunga, suatu kelompok tumbuhan yang mendominasi vegetasi
masa kini. Kelas Marattiopsida dengan tingkatan Ordo Marattiaceae termasuk juga dalam kekerabatan
dengan Angiopteridaceae, Christenseniaceae, Danaeaceae, Kaulfussiaceae. empat genusnya yakni
Angiopteris, Christensenia, Danaea, Marattia. Marattia adalah parafiletik, dibagi menjadi tiga elemen
yang membutuhkan nama genrik baru. Adapun juga Archangiopteris yang telah diakui oleh beberapa
orang tetapi tampaknya memiliki kesamaan dengan Angiopteris. Danaea adalah saudara dari tiga genus
lainnya dan mewakili tumbuhan neotropik. Angiopteris dan Christensenia terbatas Asia timur dan
tenggara, Australasia, dan Polinesia. Sementara Marattia s.l. bersifat pantropis.

Salah satu familia tumbuhan paku yang memiliki anggota paling besar di alam adalah Polypodiopsida
dengan tingkatan ordonya Polypodiaceae, yaitu sekitar 170 genera dan 7000 spesies. Para ahli
taksonomi menyatakan bahwa secara filogenetik familia Polypodiaceae merupakan kumpulan paku-
pakuan yang berbeda-beda. Familia tersebut mempunyai kesamaan pada annulus yang tidak lengkap
dan tangkai sporangiumnya yang panjang. Tumbuhan paku familia Polypodiaceae merupakan kelompok
polyphyletic, yaitu merupakan sekelompok paku-pakuan dengan anggota yang mempunyai jalur
keturunan yang berbeda-beda. Penelitian mengenai hubungan kekerabatan terhadap tumbuhan paku
familia Polypodiaceae sudah pernah dilakukan, tetapi hanya menggunakan karakter morfomogi sporofit
saja. Penelitian tersebut masih belum dilengkapi dengan karakter morfologi gametofit. Berdasarkan
penelitian Setyawan (2002) yang menyatakan bahwa selain sporofit, gametofit tumbuhan paku juga
mempunyai perbedaan karakter, maka dianggap perlu untuk mendeskripsikan dan meninjau tingkat
hubungan kekerabatan tumbuhan paku familia Polypodiaceae yang didasarkan pada karakter morfologi
sporofit dan gametofit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai