EMBRIOLOGI SKELETAL
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Rangka adalah struktur kesatuan besar dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai alat
gerak sekaligus penopang tubuh. Fungsi rangka adalah memberi bentuk tubuh, menegakkan
tubuh, melindungi organ tubuh yang penting, tempat melekatnya otot, dan tempat
pembentukan sel darah.
Sistem rangka berkembang dari mesenkim, yang berasal dari lapisan
germinativum mesoderm dan dari krista neuralis. Beberapa tulang, seperti tulang pipih
tengkorak, mengalami osifikasi intramembranosa; yaitu, sel-sel mesenkim secara
langsung berubah menjadi osteoblas.
pada sebagian besar tulang, seperti tulang-tulang panjang ekstremitas, mesenkim
memadat dan membentuk model kartilago hialin dari tulang.
Pusat osifikasi muncul di model kartilago ini, dan tulang secara bertahap
mengalami penulangan oleh osifikasi endokondral. Tengkorak terdiri dari neurokranium
dan viserokranium (wajah). Neurokranium mencakup bagian membranosa, yang
membentuk kubah kranium, dan bagian kartilaginosa, kondrokranium, yang membentuk
dasar tengkorak. Sel-sel krista neuralis membentuk wajah, bagian kubah kranium, dan
bagian prekorda kondrokranium (bagian yang terletak di sebelah rostral hipofisis).
Mesoderm paraksial membentuk bagian tengkorak sisanya.
Kombinasi ektoderm dan mesoderm, atau somatopleura,
membentuk amnion , korion, dan dinding tubuh lateral embrio. Tungkai yang terbentuk dari
sel mesoderm somatik yang diinduksi oleh gen hox dan ekspresi molekul lain
mengalami transisi dan epitel-mesenkim . Somatopleure embrionik kemudian dibagi menjadi
3 bagian, yaitu pembentukan tunas ekstremitas anterior, pembentukan tunas ekstremitas
posterior dan dinding pembentuk non ekstremitas. Bagian pembentuk kuncup tumbuh dalam
ukuran di mesoderm somatik di bawah ektoderm berkembang biak dalam bentuk mesenkim.
Kolumna vertebralis dan iga berkembang dari kompartemen sklerotom dari somit, dan
sternum berasal dari mesoderm di dinding tubuh ventral. Vertebra definitif dibentuk oleh
pemadatan separuh kaudal satu sklerotom dan penyatuan dengan separuh kranial
sklerotom yang terletak di bawahnya.
Kelainan kongenita ladalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun
metabolisme tubuh yang ditemukan pada neonatus. Kelainankongenitalmerupakan
kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul semenjak kehidupan hasil
konsepsi sel telur.adapun penyebab dari kelainan kongenitaladalah faktor usia, faktor
kromosom, faktor mekanik, faktor infeksi, faktor obat, faktor hormonal, faktor radiasi,
faktor fisik pada rahim, faktor gizi, riwayat kesehatan ibu, paritas, jarak kehamilan.
Faktor lingkungan
Kelainan kongenital akibat faktor lingkungan terjadi akibat infeksi, paparan zat kimia, atau
efek samping obat-obatan pada masa kehamilan. Faktor-faktor tersebut bisa menyebabkan
cacat lahir yang parah, bahkan sampai keguguran.
Jenis kelainan bawaan yang bisa dialami bayi akibat paparan faktor di atas pada masa
kehamilan adalah:
Katarak, tuli, dan kelainan jantung, akibat infeksi rubella atau campak Jerman.
Kepala bayi lebih kecil dari normal (mikrosefalus), akibat infeksi virus Zika.
Fetal alcohol syndrome, akibat konsumsi minuman beralkohol.
Neural tube defect, akibat kekurangan asupan asam folat.
Sebelum kehamilan
Pastikan mengikuti imunisasi sesuai jadwal.
Pastikan Anda dan pasangan tidak menderita penyakit menular seksual.
Penuhi asupan asam folat sebelum merencanakan kehamilan.
Lakukan konsultasi dan tes genetik, terutama jika Anda atau pasangan memiliki
penyakit yang dapat diturunkan kepada anak sebagai kelainan bawaan.
Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan
sebelum hamil.
Selama kehamilan
Jangan merokok dan hindari paparan asap rokok.
Hindari mengonsumsi minuman beralkohol.
Jangan menggunakan NAPZA.
Lakukan olahraga ringan dan cukupi waktu
Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.