Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

EMBRIOLOGI SKELETAL
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

NAMA : YOSEPH FREINADEMETZ SOGEN


NIM : 2109010057
Embryologi sistem skeletal

Rangka adalah struktur kesatuan besar dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai alat
gerak sekaligus penopang tubuh. Fungsi rangka  adalah memberi bentuk tubuh, menegakkan
tubuh, melindungi organ tubuh yang penting, tempat melekatnya otot, dan tempat
pembentukan sel darah.
Sistem rangka berkembang dari mesenkim, yang berasal dari lapisan
germinativum mesoderm dan dari krista neuralis. Beberapa tulang, seperti tulang pipih
tengkorak, mengalami osifikasi intramembranosa; yaitu, sel-sel mesenkim secara
langsung berubah menjadi osteoblas.
pada sebagian besar tulang, seperti tulang-tulang panjang ekstremitas, mesenkim
memadat dan membentuk model kartilago hialin dari tulang.
Pusat osifikasi muncul di model kartilago ini, dan tulang secara bertahap
mengalami penulangan oleh osifikasi endokondral. Tengkorak terdiri dari neurokranium
dan viserokranium (wajah). Neurokranium mencakup bagian membranosa, yang
membentuk kubah kranium, dan bagian kartilaginosa, kondrokranium, yang membentuk
dasar tengkorak. Sel-sel krista neuralis membentuk wajah, bagian kubah kranium, dan
bagian prekorda kondrokranium (bagian yang terletak di sebelah rostral hipofisis).
Mesoderm paraksial membentuk bagian tengkorak sisanya.
Kombinasi ektoderm dan mesoderm, atau somatopleura,
membentuk amnion , korion, dan dinding tubuh lateral embrio. Tungkai yang terbentuk dari
sel mesoderm somatik yang diinduksi oleh gen hox dan ekspresi molekul lain
mengalami transisi dan epitel-mesenkim . Somatopleure embrionik kemudian dibagi menjadi
3 bagian, yaitu pembentukan tunas ekstremitas anterior, pembentukan tunas ekstremitas
posterior dan dinding pembentuk non ekstremitas. Bagian pembentuk kuncup tumbuh dalam
ukuran di mesoderm somatik di bawah ektoderm berkembang biak dalam bentuk mesenkim.
Kolumna vertebralis dan iga berkembang dari kompartemen sklerotom dari somit, dan
sternum berasal dari mesoderm di dinding tubuh ventral. Vertebra definitif dibentuk oleh
pemadatan separuh kaudal satu sklerotom dan penyatuan dengan separuh kranial
sklerotom yang terletak di bawahnya.
Kelainan kongenita ladalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun
metabolisme tubuh yang ditemukan pada neonatus. Kelainankongenitalmerupakan
kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul semenjak kehidupan hasil
konsepsi sel telur.adapun penyebab dari kelainan kongenitaladalah faktor usia, faktor
kromosom, faktor mekanik, faktor infeksi, faktor obat, faktor hormonal, faktor radiasi,
faktor fisik pada rahim, faktor gizi, riwayat kesehatan ibu, paritas, jarak kehamilan.

Jenis dan Gejala Kelainan Kongenital


Kelainan kongenital dapat dibedakan menjadi kelainan fisik dan kelainan fungsional,
sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini:
Kelainan fisik
Cacat lahir yang memengaruhi fisik atau bagian tubuh bayi antara lain:
1. Bibir sumbing
Bibir sumbing adalah kondisi terbentuknya celah pada bibir bagian atas, langit-langit mulut,
atau keduanya.
2. Kelainan jantung bawaan
Kelainan jantung bawaan adalah pembentukan jantung atau pembuluh darah besar yang tidak
normal. Ada beberapa jenis kelainan jantung bawaan, yaitu:
 Kebocoran katup jantung
 Patent ductus arteriosus
 Penyempitan katup jantung
 Tetralogy of Fallot
3. Kelainan bentuk tangan atau kaki
Kelainan bawan pada bentuk tangan atau kaki dapat berupa:
 Satu tangan atau kaki lebih besar atau lebih kecil.
 Jumlah jari tangan atau jari kaki lebih banyak dari normal (polidaktili).
 Satu atau lebih jari tangan atau jari kaki menempel satu sama lain.
 Terlahir tanpa tangan atau kaki.
Perlu diketahui, cacat lahir pada bentuk tangan dan kaki merupakan kelainan yang jarang
terjadi.
4. Neural tube defect (NTD)
NTD adalah cacat lahir pada struktur otak, tulang belakang, atau ruas tulang belakang.
Beberapa contoh kelainan neural tube defect adalah anensefali, encephalocele, iniencephaly,
dan spina bifida.
Kelainan Fungsional
Kelainan fungsional merupakan kelainan bawaan yang terkait dengan kelainan sistem atau
fungsi organ tubuh.
Kelainan tersebut antara lain:
1. Kelainan fungsi otak dan saraf, yang terkait dengan aspek intelektual, perilaku,
bahasa, dan gerak tubuh. Contoh penyakit kelainan ini adalah sindrom Down dan
sindrom Prader-Willi.
2. Kelainan yang membuat tubuh tidak mampu membuang zat kimia sisa metabolisme.
Contoh kelainan ini adalah fenilketonuria dan kekurangan hormon tiroid (hipotiroid
kongenital).
3. Kelainan yang sering kali tidak terlihat saat lahir, namun memburuk secara bertahap.
Contohnya adalah distrofi otot atau gangguan pendengaran.

Penyebab dan Faktor Risiko Kelainan Kongenital


Pada banyak kasus, penyebab kelainan kongenital tidak diketahui. Namun, kelainan
kongenital atau kelainan bawaan dapat terkait dengan beberapa faktor berikut ini:
Faktor genetik
Cacat lahir akibat faktor genetik dapat diturunkan dari salah satu atau kedua orang tua,
namun bisa juga tidak diturunkan dari orang tua. Beberapa contoh kelainan kongenital akibat
faktor genetik adalah:
 Sindrom Down
 Sindrom Prader-Willi
 Sindrom Marfan

Faktor lingkungan
Kelainan kongenital akibat faktor lingkungan terjadi akibat infeksi, paparan zat kimia, atau
efek samping obat-obatan pada masa kehamilan. Faktor-faktor tersebut bisa menyebabkan
cacat lahir yang parah, bahkan sampai keguguran.
Jenis kelainan bawaan yang bisa dialami bayi akibat paparan faktor di atas pada masa
kehamilan adalah:
 Katarak, tuli, dan kelainan jantung, akibat infeksi rubella atau campak Jerman.
 Kepala bayi lebih kecil dari normal (mikrosefalus), akibat infeksi virus Zika.
 Fetal alcohol syndrome, akibat konsumsi minuman beralkohol.
 Neural tube defect, akibat kekurangan asupan asam folat.

Pencegahan Kelainan Kongenital


Kebanyakan kelainan bawaan tidak bisa dicegah, namun risiko terjadinya kelainan  tersebut
dapat dikurangi dengan melakukan langkah-langkah di bawah ini:

Sebelum kehamilan
 Pastikan mengikuti imunisasi sesuai jadwal.
 Pastikan Anda dan pasangan tidak menderita penyakit menular seksual.
 Penuhi asupan asam folat sebelum merencanakan kehamilan.
 Lakukan konsultasi dan tes genetik, terutama jika Anda atau pasangan memiliki
penyakit yang dapat diturunkan kepada anak sebagai kelainan bawaan.
 Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan
sebelum hamil.

Selama kehamilan
 Jangan merokok dan hindari paparan asap rokok.
 Hindari mengonsumsi minuman beralkohol.
 Jangan menggunakan NAPZA.
 Lakukan olahraga ringan dan cukupi waktu
 Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Anda mungkin juga menyukai