Kelainan kongenital atau bawaan adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir
yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik. 11 Kadang-kadang
suatu kelainan kongenital belum ditemukan atau belum terlihat pada waktu bayi lahir,
tetapi baru ditemukan beberapa saat setelah kelahiran bayi. Selain itu, pengertian lain
tentang kelainan sejak lahir adalah defek lahir, yang dapat berwujud dalam bentuk
berbagai gangguan tumbuh-kembang bayi baru lahir, yang mencakup aspek fisis,
Embriogenesis11
menjadi organ yang dapat berfungsi. Embriogenesis normal merupakan proses yang
Tahap embrio (embryonic stage), awal minggu keempat sampai minggu ketujuh
kehamilan:
saraf (neural tube) dan fleksi dari segmen anterior membentuk bagian-
bagian otak.
c. Jantung mulai berdenyut, sehingga darah dapat bersirkulasi melalui
terbentuk sempurna.
Tahap fetus (fetal stage), dimulai minggu kedelapan sampai lahir. Pada tahap ini
khas untuk setiap jaringan atau struktur dan waktunya mungkin sangat singkat. Oleh
sebab itu meskipun terjadinya perlambatan proses diferensiasi sangat singkat, dapat
menyebabkan pembentukan yang abnormal tidak hanya pada struktur tertentu, tetapi
juga pada berbagai jaringan di sekitarnya. Sekali sebuah struktur sudah selesai
terbentuk pada titik tertentu, maka proses itu tidak dapat mundur kembali meskipun
struktur tersebut dapat saja mengalami penyimpangan, dirusak atau dihancurkan oleh
Embriogenesis Abnormal
bentuk atau kematian. Setiap proses yang menggangu janin dapat berakibat
pertumbuhan organ yang salah misalnya otak, jantung atau seluruh janin.18
menyebabkan terjadinya malformasi pada jaringan atau organ. Sifat dari kelainan
yang timbul tergantung pada jaringan yang terkena, penyimpangan, mekanisme
perkembangan, dan waktu pada saat terjadinya. Penyimpangan pada tahap implantasi
dapat merusak embrio dan menyebabkan abortus spontan. Diperkirakan 15% dari
struktur, dapat berkisar dari tidak terdapatnya ekstremitas sampai ukuran daun telinga
yang kecil. Abnormal atau tidak sempurnanya diferensiasi sel menjadi jaringan yang
matang mungkin akan menyebabkan lesi hamartoma lokal seperti hemangioma atau
kelainan yang lebih luas dari suatu organ. Kelainan induksi sel dapat menyebabkan
beberapa kelainan seperti atresia bilier, sedangkan penyimpangan imigrasi sel dapat
antara lain sindaktili dan atresia ani. Fungsi jaringan yang tidak sempurna akan
menyebabkan celah bibir dan langit-langit. Beberapa zat teratogen dapat mengganggu
perkembangan, tetapi efeknya sangat dipengaruhi oleh waktu pada saat aktivitas
Patofisiologi
berikut:
Malformasi
malformasi misalnya bibir sumbing dengan atau tanpa celah langit-langit, defek
penutupan tuba neural, stenosis pylorus, spina bifida, dan defek sekat jantung.9,19
Malformasi mayor adalah suatu kelainan yang apabila tidak dikoreksi akan
serius dan mungkin hanya berpengaruh pada segi kosmetik. Malformasi pada otak,
kelainan daun telinga, lipatan pada kelopak mata, kelainan pada jari, lekukan pada
kulit (dimple), ekstra putting susu adalah contoh dari malformasi minor.11
Deformasi
bagian tubuh yang disebabkan oleh gaya mekanik sesudah pembentukan normal
terjadi, misalnya kaki bengkok atau mikrognatia (mandibula yang kecil). Tekanan ini
dapat disebabkan oleh keterbatasan ruang dalam uterus ataupun faktor ibu yang lain
kehamilan kembar.11,20
Disrupsi
Disrupsi adalah defek morfologik satu bagian tubuh atau lebih yang
disebabkan oleh gangguan pada proses perkembangan yang mulanya normal. Ini
pita amnion, dapat terlepas dan melekat ke berbagai bagian tubuh, termasuk
Displasia
fungsi atau organisasi sel abnormal, mengenai satu macam jaringan di seluruh tubuh.
Sebagian kecil dari kelainan ini terdapat penyimpangan biokimia di dalam sel,
biasanya mengenai kelainan produksi enzim atau sintesis protein. Sebagian besar
disebabkan oleh mutasi gen. Karena jaringan itu sendiri abnormal secara intrinsik,
efek klinisnya menetap atau semakin buruk. Ini berbeda dengan ketiga patogenesis
Porsi terbesar dari kelainan kongenital terdiri dari kelainan yang hanya mengenai
satu regio dari satu organ (isolated). Contoh kelainan ini yang juga merupakan
kelainan kongenital yang tersering adalah celah bibir, club foot, stenosis pilorus,
dislokasi sendi panggul kongenital dan penyakit jantung bawaan. Sebagian besar
b. Asosiasi (Association)
antara satu kasus dengan kasus yang lain. Sebagai contoh “Asosiasi VACTERL”
fistula, renal anomalies, limbs defects). Sebagian besar anak dengan diagnosis ini
c. Sekuensial (Sequences)
Sekuensial adalah suatu pola dari kelainan multiple dimana kelainan utamanya
kontraktur pada sendi serta menekan wajah (Potter Facies). Oligoamnion juga
berefek pada pematangan paru sehingga pematangan paru terhambat. Oleh sebab
itu bayi baru lahir dengan “Potter Sequence” biasanya lebih banyak meninggal
d. Kompleks (Complexes)
embriologinya tetapi mempunyai letak yang sama pada titik tertentu saat
pembuluh darah tersebut. Sebagai contoh, absennya sebuah arteri secara total
mengakibatkan hipoplasia dari tulang dan otot yang diperdarahinya. Contoh dari
Kelainan kongenital dapat timbul secara tunggal (single), atau dalam kombinasi
tertentu. Bila kombinasi tertentu dari berbagai kelainan ini terjadi berulang-ulang
dalam pola yang tetap, pola ini disebut dengan sindrom. Istilah “syndrome”
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “berjalan bersama”. Pada pengertian
yang lebih sempit, sindrom bukanlah suatu diagnosis, tetapi hanya sebuah label
yang tepat. Apabila penyebab dari suatu sindrom diketahui, sebaiknya dinyatakan
Sampai tahun 1992 dikenal lebih dari 1.000 sindrom dan hampir 100 diantaranya
a. Kelainan mayor
Kelainan mayor adalah kelainan yang memerlukan tindakan medis segera demi
b. Kelainan minor
Menurut Bentuk/Morfologi2
terbentuknya organ atau sebagian organ saja yang terbentuk, seperti anensefalus,
atau terbentuk tapi ukurannya lebih kecil dari normal, seperti mikrosefali.
d. Gangguan invaginasi suatu jaringan, misalnya pada atresia ani atau vagina
Spina Bifida
Spina Bifida termasuk dalam kelompok neural tube defect yaitu suatu celah pada
tulang belakang yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal
menutup atau gagal terbentuk secara utuh. Kelainan ini biasanya disertai kelainan di
daerah lain, misalnya hidrosefalus, atau gangguan fungsional yang merupakan akibat
gangguan fungsi otot dan pertumbuhan tulang pada tungkai bawah serta gangguan
yang dapat terjadi secara terpisah atau bersamaan yang disebabkan oleh kegagalan
atau penyatuan struktur fasial embrionik yang tidak lengkap. Kelainan ini cenderung
Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh
kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu. Komplikasi
Hidrosefalus
cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi,
sehingga terdapat pelebaran ventrikel dan dapat diakibatkan oleh gangguan reabsorpsi
LCS (hidrisefalus komunikans) atau diakibatkan oleh obstruksi aliran LCS melalui
pembesaran kepala segera setelah bayi lahir, atau terlihat sebagai ukuran kepala
normal tetapi tumbuh cepat sekali pada bulan pertama setelah lahir. Peninggian
serebrospinal. 2,9,25
Anensefalus
dan otak tidak terbentuk. Anensefalus merupakan suatu kelainan tabung saraf yang
terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan
pembentuk otak. Salah satu gejala janin yang dikandung mengalami anensefalus jika
ibu hamil mengalami polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak).
Prognosis untuk kehamilan dengan anensefalus sangat sedikit. Jika bayi lahir hidup,
maka biasanya akan mati dalam beberapa jam atau hari setelah lahir.27
Gambar 2.4. Anensefalus28
Omfalokel
Omfalokel adalah kelainan yang berupa protusi isi rongga perut ke luar
dinding perut sekitar umbilicus, benjolan terbungkus dalam suatu kantong. Omfalokel
terjadi akibat hambatan kembalinya usus ke rongga perut dari posisi ekstra-abdominal
di daerah umbilicus yang terjadi dalam minggu keenam sampai kesepuluh kehidupan
janin. Terkadang kelainan ini bersamaan dengan terjadinya kelainan kongenital lain,
misalnya sindrom down. Pada omfalokel yang kecil, umumnya isi kantong terdiri atas
usus saja sedangkan pada yang besar dapat pula berisi hati atau limpa.9
subkutis menutupi benjolan herniasi pada defek tersebut, pada otot rektus abdominis
memerlukan tindakan dini, kecuali bila hiatus hernia cukup lebar dan lebih dari 5 cm.
Atresia Esofagus
Dari segi anatomi, khususnya bila dilihat bentuk sumbatan dan hubungannya
atresia esophagus, misalnya jenis fistula trakeo-esofagus. Dari bentuk esofagus ini
yang terbanyak dijumpai (lebih kurang 80%) adalah atresia atau penyumbatan bagian
dan terus meleleh atau berbusa, pada setiap pemberian minum terlihat bayi menjadi
duodenum sering kali diikuti kelainan pankreas anularis. Pada pemeriksaan fisis
tampak dinding perut yang memberi kesan skafoid karena tidak adanya gas atau
Jenis kelainan kongenital ini merupakan salah satu obstruksi usus yang
sering dijumpai pada bayi baru lahir. Angka kejadian berkisar 1 per 1.500-2.000
kelahiran hidup. Patofisiologi atresia usus halus diduga terjadi sejak kehidupan
intrauterine. Sisa kejadian inilah yang kemudian menyebabkan nekrosis usus halus
Salah satu obstruksi pada usus besar yang agak sering dijumpai adalah
gangguan fungsional pada otot usus besar yang dikenal sebagai Hirschsprung
Disease dimana tidak dijumpai pleksus auerbach dan pleksus meisneri pada kolon.
Umumnya kelainan ini baru diketahui setelah bayi berumur beberapa hari atau bulan.9
Atresia Ani
ectoderm dalam pembentukan rektum dan traktus urinarius bagian bawah. Secara
klinis letak sumbatan dapat tinggi, yaitu di atas muskulus levator ani, atau letak
rendah di bawah otot tersebut. Pada bayi perempuan umumnya (90%) ditemukan
adanya fistula yang menghubungkan usus dengan perineum atau vagina, sedangkan
pada bayi laki-laki umumnya fistula tersebut menghubungkan bagian ujung kolon
yang buntu dengan traktus urinarius. Bila anus imperforata tidak disertai adanya
fistula, maka tidak ada jalan ke luar untuk udara dan mekonium, sehingga perlu
Penyakit jantung bawaan ada beraneka ragam. Pada bayi yang lahir dengan
kelainan ini, 80% meninggal dunia dalam tahun pertama, diantaranya 1/3 meninggal
pada minggu pertama dan separuhnya dalam 1-2 bulan. Sebab PJB dapat bersifat
eksogen atau endogen. Faktor eksogen terjadi akibat adanya infeksi, pengaruh obat,
pengaruh radiasi, dan sebagainya. Pada periode organogenesis, faktor eksogen sangat
jantung terjadi sekitar kehamilan bulan kedua. Sebagai faktor endogen dapat
PJB kecil. Dalam satu keturunan tidak selalu ditemukan adanya PJB. 2,9
Diagnosis11
antara lain:
Penelaahan Prenatal
Riwayat ibu: usia kehamilan, penyakit ibu seperti epilepsi, diabetes melitus,
Riwayat Persalinan
Posisi anak dalam rahim, cara lahir, lahir mati, abortus, status kesehatan
neonatus.
Riwayat Keluarga
mental.
Pemeriksaan Fisik
Mulai dari pengukuran sampai mencari anomali baik defek mayor maupun
minor. Biasanya bila ditemukan dua kelainan minor, sepuluh persen diserai
Pemeriksaan Penunjang
teliti terhadap pemeriksaan fisis dan riwayat ibu serta keluarga kemudian
ditunjang dengan melakukan pemotretan terhadap bayi dengan kelainan
Epidemiologi
Distribusi Frekuensi
kelainan kongenital lebih tinggi pada anak laki-laki (8%; 99 dari 1.224) daripada anak
perempuan (7%; 81 dari 1.141), akan tetapi tidak ada perbedaan secara signifikan (p
= 0,4).6 Di Urmia, Iran (2008), kejadian kelainan kongenital lebih tinggi pada
perempuan (1,99%; 139 dari 6.979) dibandingkan laki-laki bayi baru lahir (1,68%;
120 dari 7.137), namun perbedaan itu tidak signifikan secara statistik (p = 0,65).34 Di
Sir T Hospital, Gujarat (Januari 2006 – Juni 2007) menunjukkan kejadian kongenital
secara signifikan lebih tinggi (6,1%) pada ibu yang berusia >30 tahun dibandingkan
bahwa sebanyak 101 kasus (65%) berjenis kelamin laki-laki dan 54 kasus (35%)
kejadian terbanyak pada ibu dalam kelompok umur >35 tahun yaitu sebanyak 64
kasus dari 2.871 persalinan (2,23%).36 Di RSIA Sri Ratu Medan (2009), dari 20 bayi
perempuan (40%).17
Lebih dari 90% dari semua bayi dengan kelainan kongenital serius
maju memiliki angka kematian perinatal sebesar lebih dari 1% dan sekitar 25% dari
jumlah ini meninggal sebagai akibat langsung dari suatu malformasi berat.37
Pertumbuhan embrional dan fetal dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor
genetik, faktor lingkungan atau kedua faktor secara bersamaan. Beberapa faktor yang
Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh
atas kelainan kongenital pada anaknya. Di antara kelainan-kelainan ini ada yang
mengikuti hukum Mendel biasa, tetapi dapat pula diwarisi oleh bayi yang
unsur resesif. Penyelidikan daIam hal ini sering sukar, tetapi adanya kelainan
selanjutnya.
tubuh ialah kelainan talipes pada kaki seperti talipes varus, talipes valgus, talipes
c. Infeksi.
terjadi pada periode organogenesis yakni dalam trimester pertama kehamilan. Adanya
infeksi tertentu dalam periode organogenesis ini dapat menimbulkan gangguan dalam
pertumbuhan suatu organ tubuh. Infeksi pada trimester pertama di samping dapat
Infeksi oleh virus Rubella. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita infeksi
Rubella pada trimester pertama dapat menderita kelainan kongenital pada mata
mikroftalmia. Ibu yang menderita infeksi toksoplasmosis berisiko 12% pada usia
kehamilan 6-17 minggu dan 60% pada usia kehamilan 17-18 minggu.
Infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, jika ditularkan kepada bayinya sebelum
Sindroma varicella kongenital disebabkan oleh cacar air dan bisa menyebabkan
terbentuknya jaringan parut pada otot dan tulang, kelainan bentuk dan
kelumpuhan pada anggota gerak, kepala yang berukuran lebih kecil dari normal,
d. Obat
Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester
kongenital pada bayinya. Salah satu jenis obat yang telah diketahui dapat
wanita hamil muda dengan tujuan yang kurang baik diduga erat pula hubungannya
dengan terjadinya kelainan kongenital, walaupun hal ini secara laboratorik belum
Umur
Usia ibu yang makin tua (> 35 tahun) dalam waktu hamil dapat meningkatkan
sindrom down lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang mendekati masa menopause. Beberapa faktor ibu yang dapat menyebabkan
Ras/Etnis
Angka kejadian dan jenis kelainan kongenital dapat berbeda-beda untuk berbagai
ras dan etnis, misalnya celah bibir dengan atau tanpa celah langit-langit
bervariasi tergantung dari etnis, dimana insiden pada orang asia lebih besar
daripada pada orang kulit putih dan kulit hitam. 38 Di Indonesia, beberapa suku
Batak Toba (pariban) dan Batak Karo (impal). Perkawinan pariban dapat disebut
akibat pada kesehatan fisik yang sangat berat dan memperbesar kemungkinan
anak cacat.39
Agama
Buddha, dan Kristen Advent. Pada saat hamil, ibu harus memenuhi kebutuhan
menemukan bahwa wanita dengan tingkat vitamin B12 (dapat ditemukan dalam
daging, telur, dan susu) yang rendah ketika hamil berisiko lebih besar untuk
memiliki anak dengan cacat tabung saraf. Wanita yang mungkin menjadi hamil
atau yang sedang hamil disarankan untuk mengonsumsi suplemen asam folat.42
Pendidikan
hamil.43
Pekerjaan
kurang baik pada ibu maupun bayi yang dikandung, pada ibu dapat terjadi
anemia, keguguran, perdarahan saat dan sesudah hamil, infeksi, persalinan
macet, sedang pada bayi dapat menyebabkan terjadi berat badan lahir rendah
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada faktor mediko obstetrik adalah umur
kehamilan, riwayat komplikasi, dan riwayat kehamilan terdahulu, dimana hal ini akan
Umur Kehamilan
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu, dihitung dari hari pertama haid
Partus prematurus, adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36
minggu, janin dapat hidup tetapi prematur. Berat janin antara 1.000-2.500
gram.
Partus matures atau aterm (cukup bulan), adalah partus pada kehamilan 37-40
Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
memperoleh informasi yang lengkap tentang riwayat kehamilan ibu pada masa
lalu diharapkan risiko kehamilan yang dapat memperberat keadaan ibu dan janin
Riwayat Komplikasi
Risiko terjadinya kelainan kongenital terjadi pada bayi dengan ibu penderita
diabetes melitus adalah 6% sampai 12%, yang empat kali lebih sering daripada
bayi dengan ibu yang bukan penderita diabetes melitus. Keturunan dari ibu
menderita kelainan kongenital terutama PJB, defek tabung saraf (neural tube
defect) dan agenesis sacral. Penyakit ibu lain yang dapat meningkatkan risiko
untuk timbulnya celah bibir dan PJB dari ibu penderita epilepsi.2,9,11,46
g. Faktor Hormonal
kelainan kongenital. Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita
h. Faktor Radiasi
kelainan kongenital pada janin. Adanya riwayat radiasi yang cukup besar pada orang
tua dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi pada gen yang mungkin sekali
dilahirkan oleh ibu yang kurang gizi lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi-bayi
yang lahir dari ibu yang baik gizinya. Pada binatang percobaan, adanya defisiensi
protein, vitamin A ribofIavin, folic acid, thiamin dan lain-Iain dapat menaikkan
j. Faktor-faktor Lain
janinnya sendiri dan faktor lingkungan hidup janin diduga dapat menjadi faktor
diketahui.
Pencegahan
Pencegahan Primer
Upaya pencegahan primer dilakukan untuk mencegah ibu hamil agar tidak
a. Tidak melahirkan pada usia ibu risiko tinggi, seperti usia lebih dari 35 tahun agar
b. Mengonsumsi asam folat yang cukup bila akan hamil. Kekurangan asam folat
pada seorang wanita harus dikoreksi terlebih dahulu sebelum wanita tersebut
hamil, karena kelainan seperti spina bifida terjadi sangat dini. Maka kepada
wanita hamil adalah 1 mg/hari. Asam folat banyak terdapat dalam sayuran hijau
daun, seperti bayam, brokoli, buah alpukat, pisang, jeruk, berry, telur, ragi, serta
aneka makanan lain yang diperkaya asam folat seperti nasi, pasta, kedelai,
sereal.2
menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Dianjurkan agar pada setiap
kehamilan dilakukan antenatal care secara teratur dan sesuai dengan jadwal yang
data kesehatan ibu hamil dan perkembangan bayi intrauterin sehingga dapat
persalinan prematuritas atau berat badan lahir rendah yang sangat rentan terkena
menyebabkan kelainan kongenital seperti atresia ani, celah bibir dan langit-
langit.
Pencegahan Sekunder
a. Diagnosis
(misalnya kista ginjal), kelainan pada paru sebagai kista paru, polidaktili,
Apabila serum ini meningkat maka pada janin dapat diketahui mengalami
defek tuba neural, spina bifida, hidrosefalus, dan lain-lain. Apabila serum ini
menurun maka dapat ditemukan pada sindrom down dan beberapa kelainan
kromosom.2
Biopsi korion
Fetoskopi/kordosentesis
Untuk mengenal kelainan kongenital setelah lahir, maka bayi yang baru lahir
perlu diperiksa bagian-bagian tubuh bayi tersebut, yaitu bentuk muka bayi,
besar dan bentuk kepala, bentuk daun telinga, mulut, jari-jari, kelamin, serta
anus bayi.2
b. Pengobatan
memerlukan tindakan bedah adalah hernia, celah bibir dan langit-langit, atresia ani,
spina bifida, hidrosefalus, dan lainnya. Pada kasus hidrosefalus, tindakan non bedah
bedah atau obat-obatan, bergantung pada jenis, berat, dan derajat kelainan.2
Pencegahan Tersier2
pada pengobatan dan rehabilitasi, membuat penderita cocok dengan situasi yang tak
pada jenis kelainan. Misalnya pada penderita sindrom down, pada saat bayi baru lahir
apabila diketahui adanya kelemahan otot, bisa dilakukan latihan otot yang akan
nantinya bisa dilatih dan dididik menjadi manusia yang mandiri untuk bisa
Banyak orang tua yang syok dan bingung pada saat mengetahui bayinya
lahir dengan kelainan. Memiliki bayi yang baru lahir dengan kelainan adalah masa-
masa yang sangat sulit bagi para orang tua. Selain stres, orang tua harus
mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu tim tenaga kesehatan yang dapat