Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KMB III

NAMA : TRISDA
NIM : 1420119072
KELAS : SIANG (AMBON)
PRODI : KEPERAWATAN
SEMESTER : V (LIMA)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA


AMBON
2021
ASUHAN KEPERAWATAN

TUMOR OTAK

1. Data yang perlu dikaji :

a. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh nyeri kepala
b. Riwayat penyakit saat ini
Klien mengeluh nyeri kepala, muntah, papilledema, penurunan tingkat kesadaran,
penurunan penglihatan atau penglihatan double, ketidakmampuan sensasi (parathesia
atau anasthesia), hilangnya ketajaman atau diplopia.
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien pernah mengalami pembedahan kepala
d. Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada
hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan tumor
kepala.
e. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitanmengambil
keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur
pembedahan, adanya perubahan peran.
f. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review Of System )
Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak meliputi pemeriksaanfisik umum per
sistem dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing),
B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).

1. Pernafasan B1 (breath)
- Inspeksi :bentuk dada simetris, pola napas biasanYa tidak teratur, dyspnea,
batuk, terlihat adanya retraksi otot bantu napas.
- Auskultasi : suara napas vesikuler atau ada suara napas abnormal misalnya
rongkhi, stridor, dll.
2. Kardiovaskular B2 (blood)
- Auskultasi : irama jantung pada umumnya irregular, bunyi jantung
normal, tekanan darah meningkat
- Palpasi : akral hangat, nadi bradikardi
- Kaji adanya nyeri dada

3. Persyarafan B3 (brain)
- Penglihatan (mata), penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau
diplopia.
- Pendengaran (telinga), terganggu bila mengenai lobus temporal
- Penciuman (hidung), mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus
frontal
- Pengecapan (lidah), ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia)
- Afasia : kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif
atau kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkata-kata komprehensif,
maupun kombinasi dari keduanya.
- Ekstremitas : kelemahan atau paraliysis genggaman tangan tidak
seimbang, berkurangnya refleks tendon.
- GCS : skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien,
(apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon
pasien terhadap rangsangan yang diberikan.

4. Perkemihan B9 (bladder)
- Inspeksi : bentuk alat kelamin normal/tidak, uretra normal/tidak, produksi
urin normal/tidak.
- Kaji adanya kelainan seperti oliguria, hematuria, polyuria, nokturia, dll.

5. Pencernaan B5 (bowel)
- Nafsu makan menurun/tidak
- Kaji adanya mual dan muntah
- Keadaan mulut bersih atau tidak
- Mukosa bibir lembap/ tidak

6. Muskuloskeletal/Integument B5 (bone)
- Keadaan umum klien biasanya mengalami kelelahan, kaji kemampuan
pergerakan sendi bebas atau tidak, kaji kekuatan otot klien.
2. Diagnosa Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif b.d disfungsi neuromuskuler (hilangnya kontrol terhadap otot
pernafasan), ditandai dengan :perubahan kedalamam nafas, dyspnea, obstruksi jalan
nafas, aspirasi.
2. Nyeri akut b.d peningkatan TIK, ditandai dengan : nyeri kepala terutamapagi hari,
klien merintih kesakitan, nyeri bertambah bila klien batuk, mengejang, membungkuk
3. Gangguan perfusi serebral b.d hipoksia jaringan, ditandai dengan peningkatan TIK,
nekrosis jaringan, pembengkakakan jaringan otak, depresi SSP dan oedema
4. Perubahan proses pikir b.d perubahan fisiologi, ditandai dengandisorientasi,
penurunan kesadaran, sulit konsentrasi
5. Ansietas b.d perubahan status kesehatan
6. Resiko tinggi cidera b.d disfungsi otot sekunder terhadap depresi SSP, ditandai
dengan : kejang, disorientasi, gangguan penglihatan, pendengaran.

3. Rencana Tindakan Keperawatan


No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Dan Rasional
Keperawatan

1 Pola nafas tidak NOC : Respiratory status : airway NIC : Respiratory


efektif b.d disfungsi patency monitoring
neuromuskuler Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau frekuensi,
(hilangnya kontrol keperawatan selama 1x24 jam irama, dan
terhadap otot pola nafas tidak efektif dapat kedalaman nafas
pernafasan) teratasi dengan kriteria hasil : Rasional :
- Menunjukk memantau
an jalan keadaan umum
nafas yang klien
paten 2. Perhatikan
( klien tidak gambaran dinding
merasa dada dan
tercekik, kesimetrisan, kaji
irama nafas, adanya
frekuensi penggunaan otot
pernafasan bantuan
dalam pernapasan
rentang Rasional :
normal, mengetahui
tidak ada kemampuan
suara nafas pernapasan klien
(abnormal) NIC : Airway
- Tanda- Management
tanda vital 3. Berikan posisi
dalam yang nyaman:
rentang semofowler
normal Rasional :
( tekanan tindakan non
darah, nadi, invasif dalam
pernapasan) meringankan
. sesak nafas
dengan
maksimalkan
ventilasi
4. Lakukan suction
(bila perlu)
Rasional :
mengurangi
secret
5. Berikan terapi
nebulizer
Rasional :
mengencerkan
secret
NIC : Oxigen terapy.
6. Berikan oksigen
sesuai indikasi
Rasional :
memberikan
bantuan oksigen
2 Gangguan  perfusi NOC: circulation status Setelah NIC : management
serebral b.d hipoksia dilakukan tindakan keperawatan peripheral sensation
jaringan selama 2x24 jam  perfusi jaringan 1. Pantau keadaan
cerebral dapat teratasi dengan umum klien
kriiteria hasil: (GCS)
- Menunjukk Rasional:
an status memantau
sirkulasi keadaan umum
baik dengan klien
indikator 2. Pantau status
tekanan cairan termasuk
darah dalam intake dan output
batas Rasional:
normal. mencegah intake
- Menunjukk > output yang
an menyebabkan
kemampuan tekanan di dalam
kognitif tubuh meningkat
dengan NIC : intra-cranial
indikator pressure monitor (ICT)
mampu 3. Pantau tanda-
berkomunik tanda Vital
asi dengan Rasional:
jelas, memantau
mampu keadaan umum
berkonsentr klien
asi dan 4. Monitor tekanan
orientasi,ma perfusi serebral
mpu Rasional:
menginga,m memantau
enerima tekanan
informasi intrakranial agar
dan tidak meningkat
membuat 5. Posisikan kepala
keputusan lebih tinggi
Rasional:
mengurangi
aliran
darah ke otak
sehingga
menurunkan TIK
6. Pertahankan
keadaan tirah
baring
Rasional : '
meningkatkan
istirahat sebagai
upaya
menurunkan TIK
7. Kolaborasi dalam
pemberian Obat-
obatan
Rasional :
prosedur dan
tindakan medis
3 Resiko tinggi NOC: fall pre1ention NIC : fall prevetion
cidera b.d behavior 1. Identifikas
disfungsi otot Setelah dilakukan kelemahan fisik
sekunder terhadap indakan keperawatan atau kognitif
depresi SSP selama 1x24 jam resiko yang berpotensi
tinggi cidera dapat teratasi meningkatkan
dengan kriteria hasil : resiko cidera
- Klien Rasional:
mampumen mengetahui factor
jelaskan yang dapat
cara: menyebabkan
metode cidera klien
untuk 2. Pasang set rail di
mencegah samping kanan
cidera dan kiri bed klien
- 0rientasi Rasional :
orang, membantu
waktu, mencegah klien
dan tempat jatuh dari tempat
dengan baik tidur
- Klien NIC : Dementia
terbebas management
dari 3. Gunakan kontak
risikocidera mata saat
- Klien interaksi dengan
mampu klien
memodifika Rasional : kontak
si gaya mata
hidup untuk menunjukkanperh
mencegah atian
cidera 4. Bicara dengan
jelas dan pelan
Rasional:
membantu klien
berkonsentrasi
terhadap
informasi
5. Gunakan bahasa
yang
Sederhana
Rasional : bahasa
sederhana mudah
dicerna dan tidak
membingungkan
klien

DAFTAR PUSTAKA
1) Batticaca, fransisca B.2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
2) Goria M. Bulechek, Howard K. Butcher, Joanne M.Dochterman & Cheryl M. Wagner.
2013 Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth, Edition. Mosby : United States of
America.
3) Nanda International. 2013. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2012 – 2014.
Jakarta : EGC.
4) Nursing Care Plan. 2012. Nursing Management-Ineffective Cerebral Tissue Perfusion
related to Hidrorocephalus. [Serial0nline].http://nanda-nursingcare
plan.Blogspot.Com/2012/06/nursing-management-ineffective cerebral.html. [Diakses
Tanggal 06 juli 2014].
5) Zulkarnain, Nuzulul Haq. 2011. Asuhan Keperawatan (Askep) tumor otak.
[Serial 0nline]. http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikeldetail-35597-Kep
%20Neurobehaviour-askep%20Tumor%200tak.html. [Diakses 06 juli2014].
6) Satyanegara.2010.Ilmu bedah Saraf. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
7) Smeltzer, Suzanna C.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.jakarta:EGC.
8) Sue Moorhead, Maria Johnson, Meridean L. Maas, and Elisabeth Swanson.2013 Nursing
utcomes Classification (NOC) Fifth Edtion Measurement Of Health utcomes. Mosby:
United States of America

Anda mungkin juga menyukai