Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA KAYU

Dosen Pengampu :

Muflihati, S.Hut, M.Si

DISUSUN OLEH:

1. IKRAR FAJAR SHIDDIQ (G1011201268)


2. DELFINA SITANGANG (G1011201359)

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga penyusunan laporan
praktikum fisika kayu dapat terselesaikan dengan baik. Laporan praktikum ini kami susun
dengan tujuan sebagai syarat untuk menyelesaikan pembelajaran.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Muflihati, S.Hut, M.Si sebagai dosen
pembimbing mata kuliah Fisika Kayu yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan
praktikum ini. Dan tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada kakak Nikomendes Nantah
sebagai asisten dosen yang telah membimbing praktikum Fisika Kayu dan telah membantu
hingga terselesaikannya laporan praktikum ini.

Kami menyadari laporan praktikum ini jauh dari kata sempurna, namun kami berharap
semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca, Oleh karena itu, segala kritik
serta saran yang membangun dari para pembaca akan kami terima dengan lapang hati sehingga
bisa menjadi sebuah pelajaran bagi kami agar kelak penulis dapat membuat dengan baik lagi.

Pontianak, 29 September 2021

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................................3

BAB I ....................................................................................................................4

BAB II ..................................................................................................................6

BAB III ................................................................................................................8

BAB IV................................................................................................................9

BAB V.................................................................................................................14

KESIMPULAN ..................................................................................................14

SARAN...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................15


BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1  Latar Belakang

Kualitas kayu bisa dibedakan menurut sifat fisika kayu tersebut, selain kualitas
sifat fisika kayu juga menentukan fungsi dari sebuah kayu. Seperti halnya kayu lunak
atau soft wood digunakan sebagai bahan baku kertas sedanggkan hard wood sebagai
bahan baku bangunan. Sifat kayu ini merupakan sifat asli kayu yang dapat berubah-ubah
karena pengaruh lingkungannya. Sifat asli kayu dipengaruhi oleh ciri-ciri dari kayu
tersebut.

Setiap kayu memiliki ciri-ciri tersendiri baik kimia, fisika maupun meknikanya.
Faktor- faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu diantaranya factor bilgis
( mikroorganisme yang dapat menyerang kayu ) salah satu faktornya berupa kadar air.
Faktor tersebut pada dasarnya dapat memanipulasi kekuatan kayu sehingga
mempengaruhi kekuatan kayu yang dapat di pertahankan misanya pengawetan dengan zat
kimia pengeringan dan memanipulasi pertumbuhan. Pengembangan dan penyusutan kayu
di pengaruhi oleh faktor kadar air kayu.

Kadar air merupakan gambaran mengenai banyaknya air yang ada pada suatu
kayu. Kayu merupakan bahan yang mempunyai sifat higroskopis, dapat menyerap dan
melepaskan air, sehingga kadar air dapat berubah-ubah sesuai dengan suhu dan
kelembaban. Kandungan air ini diketahui dapat mempengaruhi karakteristik dari kayu
seperti berat, kekuatan, dan penyusutan. Kadar air kayu berhubungan erat dengan berat
kering tanur (BKT).
Kadar air kayu bisanya dinyatakan secara kuntitatif dalam persen (%) terhadap
berat kayu bebeas air atau berat kering tanur (BKT), namun dapat juga dipakai satuan
terhadap berat basahnya. Berat kering tanur dijadikan sebagai dasar karna berat kering
tanur merupakan indikasi dari jumlah substansi atau bahan solid yang ada. Praktikum
tentang kadar ilmu kayu ini sangat penting untuk dilakukan karna beberapa janis kayu
mengandung unsur – unsur yang pada waktu dikeringkan mudah menguap dan sering
mengancam hasil dengan nilai kadar air yang lebih tinggi yang akan mempengaruhi
kwalitas dan kekuatan dari kayu tersebut. Kemampuan kayu untuk menghisap atau
mengeluarkan air tegantung pada suhu dan kelembapan udara disekelilingnya. Sehingga
banyaknya air dalam kayu selalu berubah-rubah menurut keadaan udara atau atmosfer
disekelilingnya.

1.2.Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat lebih memahami pengertian kadar air (KA) kayu

2. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam KA kayu dan pengertiannya

3. Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung KA kayu menggunakan metode


gravimetris
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kayu merupakan bahan yang mempunyai sifat higroskopis, dapat menyerap dan
melepaskan air, sehingga kadar air dapat berubah-ubah sesuai dengan suhu dan
kelembaban. Kadar air merupakan gambaran mengenai banyaknya air yang ada pada
suatu kayu. Kadar air didefinisikan sebagai berat air yang dinyatakan sebagai persen (%)
berat  kayu  bebas  air  atau berat kering tanur (BKT) (Rivai, 2011).

 Ini salah satu masalah pada kayu yang harus diketahui sebelum proses lebih
lanjut. Penyusutan kayu berbeda tergantung pada lokasi kayu pada log. Lebih dekat
posisinya ke arah hati kayu (pusat lingkaran tahun) lebih kecil pula penyusutannya. Akan
berguna sekali pada waktu kita ingin membuat pelebaran papan dengan melihat
penampang kayu dan mengaturnya sesuai dengan arah penyusutan sehingga walaupun
terjadi penyusutan bentuk pelebaran papan tidak terlalu jauh berbeda (Kasmujo, 2011).

 Kayu memiliki kadar air yang terkandung di dalamnya, yang kadang kala
beratnya lebih besar dari berat kayu itu sendiri. Kandungan air ini diketahui dapat
mempengaruhi karakteristik dari kayu seperti berat, kekuatan, dan penyusutan.
Kandungan air juga memungkinkan terjadinya serangan dari berbagai serangga dan jamur
yang dapat membuat kayu menjadi rapuh dan juga dapat merusak struktur penyusun kayu
tersebut (Suryoatmono, 2012).
Kadar air didefinisikan sebagai berat air dalam kayu yang dinyatakan dalam
pecahan, biasanya dalam Persen  ( % ) dari berat  kering tanur, berat penyusutan,
pengembembangan, kekuatan, dan sifat- sifat lainnya tergantung pada kadar air. Bila
kayu dengan kadar air maksumum di keringkan, air yang pertama –tama menguap adal
air bebas, Kadar air  ( KA ) akan turun sampai titik jenuh serat ( TJS ). Selama proses ini
tidak terjadi perubahan dimensi kayu, setelah tercapai titik jenuh serat, air terikat
menguap dari dinding sel dan KA ( Kadar Air ) turun di bawah TJS ( Titik jenuh Serat ).
Dalam fase ini terjadi penyusutan dimensi kayu. Penyusutan Kayu ini disertai dengan
pengurangan kadar air nol ( kering tanur ). Penyusutan kayu dari titik jenuh serat sampai
kondisi kering tanur di sebut penyusutan total (Basri, 2008).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat Dan Bahan

Alat : Timbangan manual, timbangan elektrik, oven, gergaji tangan, golok, dan cutter

Bahan : Sampel kayu dalam kondisi kering udara (2 buah), dan sampel kayu dalam
kondisi segar (fresh cut). Sampel kayu segar tersebut berupa potongan ranting atau
cabang.

3.2 Prosedur Praktikum

1. Siapkan sampel, rapikan dan beri kode (misalnya : nama kelompok, NIM, dll). Untuk
sampel segar, potong ranting hidup berdiameter 1–2 cm, kemudian dengan menggunakan
gergaji tangan, potong ranting tersebut kirakira sepanjang 2–3 cm. Sebelum diberi kode,
buang kulitnya menggunakan cutter.

2. Timbang masing-masing sampel menggunakan 2 macam timbangan (manual dan elektrik)


untuk mendapatkan berat awal (BA) masing-masing bahan.

3. Masukkan sampel ke dalam oven bersuhu 103± 2 °C selama kurang lebih 24 jam
(semalaman) atau sampai beratnya relatif konstan.

4. Keluarkan sampel dari oven, lalu masukkan ke dalam desikator selama 10– 20 menit.

5. Timbang kembali sampel tersebut menggunakan kedua macam timbangan tadi untuk
memperoleh berat kering tanur (BKT) masing-masing sampel

6. Hitung KA masing-masing sampel dengan menggunakan rumus :

KA = {(BA – BKT) / BKT} X 100 %


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Gambar 1. Sampel kayu pohon pepaya

Gambar 2. Sampel kayu pohon singkong

Gambar diatas adalah sample kayu yang akan digunakan pada praktikum
kali ini. Pada praktikum kali ini menggunakan kayu pohon pepaya dan kayu
pohon singkong. Lalu sample kayu dipotong sesuai dengan ukuran yang
diperintahkan di modul. Setelah itu bagian kulit luar di kupas sedikit dan diberi
tanda.

Gambar 3. Sampel kayu pohon pepaya

Gambar 4. Sampel kayu pohon singkong

Gambar diatas adalah sampel yang telah dikupas dan dipotong setelah itu
sampel ditimbang di timbangan dan dilihat berat awalnya serta catat secara detail
beratnya sebelum nanti sampel kayu dijemur selama 24 jam. Setelah ditimbang
sample lalu dijemur kurang lebih 24 jam di tempat yang teduh namun terkena
cahaya matahari dan jangan diletakan di terik matahari untuk mendapatkan BKT
(Berat kering tanur) masing masing sampel

Gambar 5. Sampel kayu pohon papaya

Gambar 6. Sampel kayu pohon singkong


Setelah sampel kayu dijemur selama 24 jam di tempat teduh yang terkena
Chaya matahari amati perubahan berat kayu. Timbang kayu yang sudah dijemur
tadi dan catat perbedaanya dengan sebelum dijemur seharian. Lalu sampel kayu
tersebut diamati apa saja yang berubah. Setelah itu catat dan masukan hasilnya ke
dalam tabel dan Hitung KA masing-masing sampel dengan menggunakan rumus
KA = {(BA – BKT) / BKT} X 100 %

Hasil :
Penimbangan dan perhitungan KA kayu
Sampel BA (g) BKT (g) KA (%)
manual elektrik manual elektrik manual elektrik
A 38gr 20gr 0,9%
B 30gr 15gr 1%
C

Perhitungan KA :

KA = {(BA – BKT) / BKT} X 100 %

 Sampel kayu pohon pepaya


KA = {(38 – 20) / 20} X 100 %
= 0,9%
 Sampel kayu pohon singkong
KA = {(30 – 15) / 15} X 100 %
= 1%
4.2 PEMBAHASAN

Kayu adalah bagian-bagian dari tumbuhan yang bersifat higrokopis artinya kayu
mempunyai daya tarik terhadp air, baik dalam bentuk uap atau cair, masuk dan keluarnya
air dari kayu membuat kayu basah atau kering, akibatnya kayu akan mengembang dan
menyusut. Berdasarkan pengertian secara umum kadar air adalah banyaknya air atau
presentase air yang dikandung oleh sepotong kayu terhadap berat kering kayu tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai kadar air menggunakan kayu pohon


pepaya dan pohon singkong. Indikator yang digunakan untuk mengetahui kadar air kayu
adalah berat kayu awal, berat kering udara (BKU) dan berat kering tanur (BKT). Pada
ketiga sample kayu terjadi penurunan berat kayu secara derastis yang terjadi pada kayu
awal menuju kayu kering udara ini dikarnakan kayu memiliki kandungan air lebih banyak
pada kayu muda atau hijau yang akan mengalami penyusutan yang besar dibandingkan
dengan kayu tua. Air terdapat pada seluruh dinding sel dan dinding kayu jika seluruh sel
kosong dan dinding sel jenuh air maka kondisi ini disebut titik jenuh serat (TJS), dimana
titik jenuh serat merupakan indikator dari penyusutan kayu. Penyusutan kayu merupakan
kayu yang kehilangan air dibawah titik serat seratnya. Kayu dari keadaan kering udara
menuju kering tanur mengalami penurunan yang sedikit.

Pada praktikum ini standar yang ditentukan untuk menentukan kadar air dengan
mengeringkan kayu dengan cara dijemur di tempat teduh yang terkena cahaya matahari.
Dengan cara ini dapat membuat penurunan kadar air di dalam kayu dan membuat kayu
mengalami penurunan berat dikarenakan keringnya kayu tersebut karna di jemur seharian
selama 24 jam di di tempat teduh yang terkena cahaya matahari. Setelah mendapatkan
hasil kita dapat mencatat lalu menghitung ba dari masing masing kayu tersebut
menggunakan rumus KA = {(BA – BKT) / BKT} X 100 % dan setelah mendapatkan
hasilnya masukan ke dalam tabel.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah banyak cara dalam menentukan BKT
(Berat kering tanur) sebuah kayu salah satunya dalah dengan cara dijemur selama 24 jam
di tempat teduh yang terkena cahaya matahari. Dari pengamatan yang dilakukan dapat
membedakan bahwsannya kadar air di dalam kayu sangat berpengaruh kepada berat
sebuah kayu. Kadar air merupakan gambaran mengenai banyaknya air yang ada pada
suatu kayu. Kayu merupakan bahan yang mempunyai sifat higroskopis, dapat menyerap
dan melepaskan air, sehingga kadar air dapat berubah-ubah sesuai dengan suhu dan
kelembaban. Kandungan air ini diketahui dapat mempengaruhi karakteristik dari kayu
seperti berat, kekuatan, dan penyusutan.

5.2 SARAN

Saran kami untuk praktikum kali ini agar sebaiknya ketika memotong sampel
lebih di panjangkan karena sangat berbahaya dan beresiko jika ukuran yang diminta
terlalu kecil pada saat pemotongan menggunakan gergaji tangan. Perintah yang diberikan
terlalu beresiko karena praktikum dilaksanakan mandiri sehingga tidak ada pemantauan
secara langsun tata cara memotong yang aman jelas sangat berbahaya jika tidak dengan
pemantauan secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Basri, E. 2008. Pengaruh Sifat Fisik Dan Anatomi Terhadap Sifat Pengeringan Enam Jenis Kayu.
Jurnal Penelitian Hasil Hutan 26(3): 1-17. 

Kasmujo, P. 2011. Identifikasi Kayu dan Sifat-sifat Kayu. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Suryoatmono, B. 2012. Analisis Kadar Air Pada Kayu. Universitas  Parahyangan. Bandung.

Rivai, R. 2011. Identifikasi Jenis Kayu Indonesia.l. Sains dan Teknologi Farmasi 16, (2): 180-
188.

Anda mungkin juga menyukai